Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Brahmayda Wiji Lestari
(151.0006)
1
DAFTAR ISI
No Hal
1 Cover . 1
2 Daftar isi 2
3 BAB I : LATAR BELAKANG . 3
4 BAB II : TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan Cairan .... 4
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Cairan .... 13
2.3 Patient Safety 17
5 2.4 Legal Etik pada Gangguan Kebutuhan Cairan ..... 17
6 BAB III : PEMBAHASAN 20
7 Daftar Pustaka ... 22
2
BAB I
LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan yang di buruhkan oleh semua
manusia dan kebutuhan tersebut essensial agar seseorang itu dapat bertahan hidup.
Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia dapat memenuhi secara mandiri
ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar seseorang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam
rentang sehat-sakit.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau
kekurangan. (tarwoto wartonah, 2004).
Diare adalah suatu gangguan tentang proses defekasi (Buang Air Besar)
dimana proses tersebut lebih dari 3 kali dan berbentuk encer. Buang air besar
encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut merupakan
diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Diare akut disebabkan oleh banyak
penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek
obat-obatan, dan lain-lain.
Probiotik adalah oligosakarida yang memiliki efek yang tidak biasa di
dalam usus. Mereka mengubah komposisi, atau keseimbangan, dari mikrobiota,
baik dalam lumen dan pada permukaan mukosa. Prebiotik juga bertindak sebagai
karbon dan sumber energi bagi bakteri yang tumbuh di usus besar, di mana
mereka difermentasi dan merupakan sumber energi untuk usus dan jaringan tubuh
lainnya.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
d) Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang
berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan
pengeluaran air. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dalam sistem
ini sekitar 100-200 ml/hari.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin,
seperti sistem hormonal, aldosterone, prostaglandin, glukokortikoid, dan
mekanisme rasa haus.
5
4. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hamper
90% dari total berat badan tubuh, sementara itu sisanya merupakan bagian
padat dari tubuh.
Kebutuhan cairan berdasarkan umur dan berat badan :
Kebutuhan air
Umur
Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
3 hari 250 - 300 80 100
1 tahun 1150 - 1300 120 135
2 tahun 1350 - 1500 115 125
4 tahun 1600 - 1800 100 110
10 tahun 2000 - 2500 70 85
14 tahun 2200 - 2700 50 60
18 tahun 2200 - 2700 40 50
Dewasa 2400 - 2600 20 - 30
6
Pembentukan urine terjadi di ginjal da dikeluarkan melalui
vesika urinaria (kandung kemih).
2) Keringat
Keringat terbentuk apabila tubuh menjadi panas akibat
pengaruh suhu panas.
3) Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk
padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan
yang paling sedikit jumlahnya.
1. Melalui urine 1400cc
2. Insensible (Kulit/keingat)
3. Melalui keringat/kulit 450cc
4. Melalui paru 350cc
5. Melalui pasien 100cc
Jumlah total 2300cc
6. Jenis Cairan
a) Cairan nutrient
Cairan nutrient terdiri atas :
- Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa),
invert sugar (1/2 dextrose dan 1/2 levulose)
- Asam amino, contoh : amigen, aminosol, dan travamin
- Lemak, contoh : lipomul dan liposyn.
7
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons
kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal, yaitu :
- Dehidrasi Isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan
dan elektrolit secara seimbang.
- Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air
daripada lektrolit.
- Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
cairan elektrolit daripada air.
Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
1) Dehidrasi berat, ciri-ciri :
- Pengeluaran atau kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt
- Serum natrium mencapai 159-166 mEq/1t
- Hipotensi
- Turgor kulit memburuk
- Oliguria
- Nadi dan pernapasan meningkat
- Kehilangan cairan mencapai >10% BB
8
b) Hipervolume (Overhidrasi)
Hipervolume (Overhidrasi) terdapat dua jenis manifestasi yang
ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan
volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
8. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat di seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung
oksigen, elektrolit an sisa metabolism seoerti karbondioksida, yang
semuanya disebut dengan ion. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion
yang dapat menghantarkan arus listrik. Ion bermuatan negative disebut
anion, sedangkan ion bermuatan positif disebut kation. Contoh anion :
klorida, bikarbonat dan fosfat, contoh kation : natrium, kalium, kalsium dan
magnesium.
Komposisi elektrolit dalam plasma darah sebagai berikut :
- Natrium : 135-145 mEq/lt
- Kalium : 3,5-5,3 mEq/lt
- Kalsium : 4-5 mEq/lt
- Magnesium : 1,5-2,5 mEq/lt
- Klorida : 100-106 mEq/lt
- Bikarbonat : 22-26 mEq/lt
- Fosfat : 2,5-4,5 mEq/lt
9
b) Hyponatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang
ditandai dengan adanya :
- Mukosa kering
- Rasa haus
- Turgor kulit buruk dan permukaan membengkak
- Kulit kemerahan
- Lidah kering dan kemerahan
- Konvulsi
- Suhu badan naik
- Kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/1
c) Hypokalemia
Suatu keadaan dimana kekurangan kalium dalam darah yang
ditandai dengan adanya :
- Denyut nadi lemah
- Tekanan darah menurun
- Tidak nafsu makan dan muntah-muntah
- Perut kembung
- Otot lemah dan lunak
- Denyut jantung tidak beraturan
- Penurunan bising usus
- Kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEgq/1
d) Hyperkalemia
Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi yang
ditandai dengan adanya :
- Mual
- Hiperaktivitas sistem pencernaan
- Aritmia
- Kelemahan
10
- Jumlah urine sedikit sekali
- Diare
- Kecemasan dan irritable
- Kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/1
e) Hipokalsemia
Kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai
dengan adanya :
- Kram otot dan kram perut
- Kejang
- Bingung
- Kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/1
- Kesemutan pada jari dan sekitar mulut
f) Hiperkalsemia
Suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang ditandai
dengan adanya :
- Nyeri pada tulang
- Relaksasi otot
- Batu ginjal
- Mual-mual
- Koma
- Kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/1
g) Hipomagnesia
Kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan :
- Iritabilitas
- Tremor
- Kram pada kaki dan tangan
- Takikardi
- Hipertensi
- Disoriensasi dan konvulasi
11
- Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq.1
h) Hipermagnesia
Kadar magnesium yang berlebihan dalam darah yang ditandai
dengan :
- Koma
- Gangguan pernapasan
- Kadar magnesium dalam darah lebih dari 2,5 mEq/1
12
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN
GASTROINTERITIS
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat keperawatan
a. Awalan serangan
Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh
meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
b. Keluhan utama
Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput
lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali
dengan konsistensi encer.
5. Kebutuhan dasar
- Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
- Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
13
- Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
- Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
6. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan
lemah, pernapasan agak cepat.
- Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan
bibir kering, berat badan menurun,anus kemerahan.
- Perkusi : adanya distensi abdomen.
- Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
- Auskultasi : terdengarnya bising usus.
- Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang : Pada anak diare akan
mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.
- Pemeriksaan penunjang.
B. Diagnoa Keperawatan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubuingan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan.
14
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit volume cairan dan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital.
elektrolit kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 jam 2. Observasi tanda-tanda dehidrasi.
tubuh berhubungan dengan diharapkan deficit volume cairan 3. Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan).
output cairan yang berlebihan. terasasi sebagian dengan kriteria 4. Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan
hasil : minum yang banyak kurang lebih 2000 ? 2500 cc per
1. Tanda-tanda dehidrasi tidak hari.
ada. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi
2. Mukosa mulut dan bibir cairan, pemeriksaan lab elektrolit.
lembab. 6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian cairan
3. Balance cairan seimbang. rendah sodium.
2 Gangguan kebutuhan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam 2. Timbang berat badan klien.
berhubuingan dengan mual dan diharapkan gangguan kebutuhan 3. Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
muntah. nutrisi teratasi sebagian dengan 4. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi, perkusi,
kriteria hasil : dan auskultasi).
1. Intake nutrisi pasien 5. Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi
meningkat. sering.
2. Diet habis 1 porsi yang 6. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
15
disediakan.
3. Mual, muntah tidak ada.
3 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Ganti popok anak jika basah.
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
iritasi,frekwensi BAB yang diharapkan gangguan integritas 3. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada
berlebihan. kulit teratasi sebagian dengan kulit.
kriteria hasil : 4. Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
1. Integritas kulit kembali 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi
normal. antipungi sesuai indikasi.
2. Iritasi tidak ada.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
16
2.3 PATIENT SAFETY
Keselamatan pasien (Pasient safety) adalah suatu sistem dimana
membuat asuhan keperawatan pada pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
(Paduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes R.I 2006).
Tujuan pasient safety menurut Joint Commission International :
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
2. Meningkatkan komunikasi secara efektif.
3. Meningkatkan keamanan dari obat yang perlu diwaspadai.
4. Memastikan benar tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien.
5. Mengurangi risiko infeksi dari pekerjaan kesehatan
6. Mengurangi risiko terjadinya kesalahan yang lebih buruk pada pasien.
17
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
3. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Non-maleficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/ cedera fisik dan
psikologis pada klien.
5. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
6. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
7. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
8. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
18
9. Informed Consent
Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu informed yang
berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan
consent yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi informed
consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian informed consent dapat
didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
dan oleh LPS (23-63%). Berbagai temuan penelitian juga menunjukkan
kemampuan Lactobacillus species dalam menstimulasi produksi IFN (interferon
gamma) dan IL-12 yang selanjutnya meningkatkan peran T Helper cell atau Th1-
type response dan memperbaiki keseimbangan Th1-Th2. Temuan lain
menunjukkan bahwa pemberian probiotik L. rhamnosus GG menurunkan kejadian
atopic eczema dan alergi makanan. Nampaknya selain efek down regulating
inflammation yang berhubungan dengan kejadian reaksi hipersensitivitas, juga
terjadi efek upregulate anti-inflammtory cytokines seperti interleukin yaitu IL-4
dan IL- 10 pada kasus atopik anak.
Penyakit diare pada anak sebagian besar merupakan diare akut yang akan
sembuh dalam waktu 3 5 hari. Lama rawat inap pada pasien dengan diare akut
tidak dipengaruhi oleh derajat klinis tetapi lebih dipengaruhi suplementasi zink,
probiotik, status gizi pasien serta tergantung pada lama diare, berat ringan
penyakit dan riwayat sakit yang berulang yang mempengaruhi proses
penyembuhan dan pengembalian fungsi mukosa usus
Beberapa strain spesifik dari probiotik, seperti misalnya Lactobacillus GG,
L. Reuteri, Saccharomyces boulardii, spesies Bifidobacteria, telah diketahui
secara signifikan berperan penting dalam mengatasi masalah diare akut pada anak,
terutama menurunkan durasi dan parahnya diare. Secara in-vivo, juga dibuktikan
bahwa suplementasi susu dengan probiotik jenis Lactobacillus casei strain DN-
114 001, secara signifikan menurunkan gejala klinis diare. Demikian juga secara
histopatologi, probiotik juga mampu menurunkan perubahan histopatologi yang
disebabkan karena virus rota.
Simpulannya Penggunaan probiotik efektif sebagai pencegahan dan
pengobatan diare.
21
DAFTAR PUSTAKA
Farid, Agus Fathul Muin. Ade Yonata. (2016). Penggunaan Probiotik Sebagai
Terapi Diare. Majority vol. 05 no.2.
Hidayat, A. A. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1. Jakarta : Salemba
Medika.
Leksana, Eri. (2015). Strategi Terapi Cairan Pada Dehidrasi. CDK-224 vol. 42
no. 1.
22