Oleh Kelompok 1
1. Dini Hayati 1210321006
2. Henita Eka Putri 1210322004
3. Amalia Hasana 1210322010
4. Fitria Ananda Putri 1210322012
5. Firsha Vellya Arda 1210323006
6. Livia Tessa Surya 1210323019
7. Dwi Noviyeni 1210323034
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka didapatkanlah rumusan masalah
sebagai berikut.
a. Bagaimanakah konsep keperawatan jiwa pada lansia?
b. Bagaimanakah gangguan-gangguan psikis/ mental yang biasanya terjadi
pada lansia?
c. Bagaimakah penerapan terapi kognitif pada lansia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan
Psikogeriatri, yaitu :
a) Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia
b) Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
c) Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
1) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan
orang lain).
2) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan
karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun,
setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup
dan lain-lain.
d) Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)
sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan
(deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak,
misalnya bingung, panik, depresif, apatis dan sebagainya. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling
berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga
dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
5
berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan
fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan
suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia
agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi
kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu
mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan
bekerja secara seimbang.
6
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat
bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga
mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.
7
b. Gangguan depresi
Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah
menurunnya konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya bangun pagi
terlalu cepat dan sering terbangun [multiple awakenings]), nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, dan masalah-masalah pada tubuh.
c. Gangguan kecemasan
Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan obsesif-
kompulsif, gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut, dan
gangguan stres pasca trauma.
Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat daripada
yang lebih muda, tetapi efeknya sama. Gangguan kecemasan mulai muncul
pada masa remaja awal atau pertengahan, tetapi beberapa dapat muncul
pertama kali setelah usia 60 tahun.
Pengobatan harus disesuaikan dengan penderita dan harus
diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang menghasilkan gangguan.
Farmakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan dalam penanganannya.
8
Terapi perilaku kognitif sering melibatkan pertemuan secara pribadi
dengan terapis dengan tujuan akhir untuk menyelesaikan proses berpikir
yang cacat yang menyebabkan gangguan tersebut. Rata-rata dalam studi,
peserta penelitian melalui 12 sesi terapi. Dibandingkan dengan jika tidak
menjalani terapi sama sekali, terapi perilaku kognitif memiliki efek sedang
untuk membantu mengobati kecemasan. Dibandingkan dengan obat atau
diskusi kelompok, terapi perilaku kognitif memiliki efek sedikit lebih baik.
Tim peneliti mencatat perbaikan atas perlakuan lainnya cukup kecil.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat
mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah penurunan kondisi fisik,
penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial,
perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan penyakit yang didderita.
Gangguan yang paling banyak diderita pada lansia adalah gangguan
depresi, demensia, fobia, dan gangguan terkait penggunaan alkohol.
Terapi perilaku kognitif merupakan terapi andalan untuk mengobati
gangguan kecemasan. Terapi kognitif pada lansia meliputi latihan
kemampuan social (menanyakan pertanyaan, memberikan salam, berbicara
dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain), Aversion
therapy (therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak diinginkan
tapi terus dilakukan), Contingency therapy (meliputi kontrak formal antara
klien dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau
konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan)
Perawat jiwa lansia mengkaji penyediaan perawatan pada lansia
untuk mengidentifikasi aspek tingkah laku dan kognitif pada perawatan
pasien.
3.2 Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada lansia tentu
perawat harus menerapkan asuhan keperawatan yang baik dan benar
berkaitan dengan penurunan fungsional pada lansia baik dari segi fisik
ataupun psikis. Oleh karena itu, penting bagi pemberi asuhan mengetahui
dengan baik konsep keperawatan jiwa lansia, gangguan, dan terapi yang
mungkin diberikan dalam mengatasi masalah mental atau kejiwaan pada
lansia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alpers, Ann. Buku Ajar Pediatri Rudolph Edisi 20 Volume 1. EGC : Jakarta. 2006
Darpianur, Winda. 2011. Latihan Kognitif Pada Lansia. Diakses pada tanggal 15
Mei 2014, dari: http://weenbee.wordpress.com/2011/09/28/latihan-kognitif-
pada-lansia/
Kaplan, H.I., Sadock B.J.: Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara,
Jakarta, 1997.
Sofa mubarok, Ahmad. (2012). Asuhan Keperawatan pada Lansia. Diakses pada
tanggal 14 mei 2014 dari
http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com/2012/12/asuhan-
keperawatan-jiwa-pada-lansia.html
11