Kode Biru Safety 2
Kode Biru Safety 2
Cerita kita.......
Salah satu hal penting dalam prosedur tanggap darurat adalah prosedur
pemberitahuan dalam sistem komunikasi internal di rumah sakit. Kemungkinan
terjadinya bencana di rumah sakit, setiap saat dapat terjadi. Keadaan darurat dalam
masyarakat, bencana eksternal ataupun bencana internal rumah sakit, dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pelayanan kesehatan.
Penilaian resiko dan kesiapsiagaan terhadap bencana di rumah sakit dapat diketahui
dari hasil assessment Hazard Vulnerability Analysis (HVA), yang setiap tahunnya
diassessment oleh Komite K3RS. HVA adalah cara untuk menganalisa bahaya atau
bencana, serta dampak dari hazard tersebut terhadap rumah sakit, baik langsung
maupun tidak langsung.
1. Kode Merah
Digunakan untuk memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran pada salah
satu lokasi di rumah sakit. Dengan penyebutan kode merah, petugas rumah sakit
yang sedang berjaga diharapkan tanggap terhadap terjadinya darurat kebakaran di
lingkungan rumah sakit. Petugas jaga dilokasi yang diinformasikan terjadi kode
merah, akan bersiap melakukan evakuasi pasien dan fasilitas, sedangkan petugas di
unit kerja lain sekitar lokasi akan bersiap membantu. Tim Keselamatan dari
Struktur Organisasi Tanggap Darurat dibawah kendali Koordinator
Keselamatan, Keamanan dan Pemantauan, segera menuju ke lokasi kejadian
untuk membantu Tim Kode Merah di Unit Kerja yang mengalami kebakaran. Dalam
standar akreditasi, pengetahuan dan ketrampilan dasar kode merah, diwajibkan
untuk seluruh petugas rumah sakit.
2. Kode Biru
3. Kode Hijau
Secara umum kode hijau adalah pemberitahuan kepada petugas untuk segera
melakukan evakuasi, baik untuk evakuasi manusia maupun evakuasi untuk
barang atau fasilitas rumah sakit. Kode hijau terdiri dari :
Bila bencana terus berlanjut maka pasien akan ditampung di ruang rawat inap
sesuai kriteria jenis pelayanannya. Dan apabila pasien membutuhkan penanganan
lebih lanjut, namun kondisi ruangan di rumah sakit tidak memungkinkan lagi, maka
evakuasi dilanjutkan ke daerah evakuasi lanjutan, yaitu rumah sakit terdekat yang
aman dari bencana.
Yang juga sangat penting untuk diperhatikan pada Kode hijau ini adalah data daftar
nama pasien dan petugas. Data ini digunakan untuk mengecek keberadaan pasien
dan petugas di tempat evakuasi. Pastikan bahwa semua pasien dan petugas telah
dievakuasi tanpa ada yang tertinggal.
4. Kode Coklat
5. Kode Ungu
Kode ungu berarti telah terjadi keributan di rumah sakit. Pemberitahuan kode
ungu akan menggerakkan Security yang bertugas jaga, untuk menuju ke lokasi
kejadian dan mengamankan sumber keributan.
6. Kode Pink
Kode ini berarti telah terjadi penculikan bayi. Sama seperti halnya kode
coklat dan kode ungu, kode pink akan membuat semua Security yang bertugas jaga
lebih waspada dan memperhatikan semua gerak gerik orang di sekitarnya. Pintu
masuk keluar akan segera ditutup dan monitor CCTV akan diperiksa. Semakin cepat
pemberitahuan kode pink, semakin besar kemungkinan pelaku akan tertangkap.
7. Kode Kuning
Untuk ancaman melalui telepon, dianjurkan penerima telepon tetap bersikap tenang
dan usahakan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai penelepon dengan
mengajaknya terus berbicara. Siapkan catatan atau rekaman dan tetap bersikap
sopan terhadap si penelepon. Untuk penemuan barang yang dicurigai bom,
Security harus berhati-hati. Isolasi lokasi barang yang dicurigai bom. Kemudian
segera dilaporkan kepada atasan. Direktur Tanggap Darurat atas persetujuan
Direktur Rumah Sakit dapat menghubungi pihak Kepolisian untuk penanganan
yang lebih profesional.
8. Kode Oranye
tumpahan atau kebocoran
Kode oranye memberitahukan adanya
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Ada banyak bahan yang
digolongkan B3 dan digunakan sehari-hari di rumah sakit, namun biasanya
penggunaannya dalam jumlah yang sedikit. Pemberitahuan kode oranye akan
diaktivasi apabila tumpahan atau kebocoran B3 membutuhkan penanganan khusus
dengan menggunakan spill kit B3, karena dapat membahayakan manusia dan
lingkungan sekitarnya.
9. Kode Putih
Kode hitam merupakan suatu kode dari Instalasi Rawat Darurat (IRD) yang
menyatakan bahwa jumlah pasien yang datang melebihi
kapasitas IRD, baik dari segi fasilitas maupun dari segi ketenagaan.
Keputusan untuk mengaktifkan kode hitam adalah kewenangan mutlak dari dokter
IRD yang sedang bertugas.
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Kategori
Cerita Kakaicko (24)
Cerita Doktericko (23)
Cerita Indonesiaku (20)
Cerita Mamaicko (18)
Google+ Badge
Popular Posts
Siapa bilang isi di dalam Ka'bah itu rahasia ? Kalau tidak di ijinkan masuk, yah
wajarlah. Bayangkan saja bila jutaan orang yan...
T iga tahun lamanya kami bertugas di sini, desa yang terletak di sebuah teluk Pulau
Seram Maluku. Sepanjang mata memandang ke depan, h...
T ertusuk jarum bekas yang telah digunakan pasien atau terpapar cairan tubuh pasien
merupakan kejadian yang tidak mengenakan bagi petug...
SEPEDA BARU
Ketika datang ke sini pada tahun 2002, Wakatobi belum setenar seperti saat ini.
Ketika itu Pulau Wangi-wangi,...
MAMA
Rumah sakit bukan saja memberikan pelayanan kesehatan seperti yang banyak
diketahui masyarakat. Rumah sakit adalah suatu org...
Blog Archive
2017 (19)
o September (3)
o August (6)
KODE BENCANA DI RUMAH SAKIT
CARA PENGGUNAAN APAR
K3RS & PPI DALAM PENANGANAN KAK & PAK
MENGENAL BAHAN BAKU APAR
BOTU LANGGELO (BATU PANDANG) BOTUTONUO
GORONTALO
ADAT KAHUWA DI NEGERI SALEMAN
o July (4)
o May (3)
o April (3)
2016 (6)
2015 (61)
Travel theme. Powered by Blogger.