Anda di halaman 1dari 78

NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

1. RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA - Tetap
NOMORTAHUN.
TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK
MASYARAKAT HUKUM ADAT

2. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA


ESA - Tetap
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
3. Menimbang Sejalan dengan Putusan
a. bahwa Negara mengakui dan - Tetap MK No. 35/PUU-X/2012
menghormati kesatuan-kesatuan Pasal 4 ayat (3) UU No 41
Masyarakat Hukum Adat beserta hak- Tahun 1999, Prasa
hak tradisionalnya sepanjang masih sepanjang kenyata-annya
hidup dan sesuai dengan masih ada dan diakui
perkembangan masyarakat dan prinsip keberadaannya, serta
Negara Kesatuan Republik Indonesia; tidak bertentangan
dengan kepentingan
nasional hapus, menjadi
sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan
perkembangan
masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang
diatur dalam undang-
undang;

1
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

4. b. bahwa Masyarakat Hukum Adat selama Ditambahkan kata b. bahwa dalam rangka pengakuan Frasa belum diakui dan
ini belum diakui dan dilindungi secara pengetahuan dan penghormatan keberadaan dilindungi secara
optimal dalam melaksanakan hak tradisional dan kearifan Masyarakat Hukum Adat beserta optimal, dapat
pengelolaan yang bersifat komunal, local sesuai dengan hak-hak tradisionalnya, Negara mengandung pengertian
baik hak atas tanah, wilayah, budaya, UU Nomor 11 Tahun memberi jaminan pengakuan dan bahwa masyarakat
dan sumber daya alam yang diperoleh 2013 tentang perlindungan atas masyarakat hukum adat belum diakui
secara turun-temurun, maupun yang Pengesahan Protokol hukum adat beserta hak-haknya dan dilindungi, padahal
diperoleh melalui mekanisme lain yang Nagoya. melalui pengaturan yang selama ini telah ada
sah menurut hukum adat setempat; berkeadilan dan berkepastian pengakuan dan
hukum; perlindungan Masyarakat
FrasaMasyarakat Hukum Adat, namun
belum optimal.

Disinkronkan dengan
konsiderans menimbang
huruf c.

5. c. bahwa belum optimalnya pengakuan kata konflik .. c. bahwa pengaturan pengakuan Hak Masyarakat Hukum
dan pelindungan hak Masyarakat dihilangkan, sementara dan pelindungan hak Adat yang selama ini
Hukum Adat yang bersifat komunal kata stabilitas Masyarakat Hukum Adat perlu lemah dalam prakteknya
mengakibatkan munculnya konflik di keamanan diganti adalah hak yang
diwujudkan untuk mingkatkan
Masyarakat Hukum Adat sehingga dengan kata ketahanan berkaitan dengan hak
menimbulkan ancaman stabilitas nasional yang kesejahteraan Masyarakat pengelolaan wilayah,
keamanan nasional; Hukum Adat, serta guna menjaga tanah, dan sumberdaya
dan memelihara ketahanan alam.

2
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

nasional; Kata ketahanan nasional


dipilih karena artinya
lebih luas.
- Rumusan lebih
diperkaya.
- Prinsipnya pada dasar
menimbang
dirumuskan konsepsi
yang positif.

6. d. bahwa pengakuan dan perlindungan Ditambahkan kata d. bahwa pelaksanaan pengakuan Sudah ada sepuluh UU
hak Masyarakat Hukum Adat dalam parsial. dan perlindungan hak yang mengatur ketentuan
peraturan perundang-undangan saat Masyarakat Hukum Adat selama tentang MHA, tapi hanya
ini belum diatur secara komprehensif ini tersebar dalam berbagai secara parsial.
sehingga perlu diatur secara khusus peraturan perundang-undangan
dalam satu Undang-Undang; dan masih bersifat parsial Terkandung maksud,
sehingga perlu diatur dalam RUU yang akan disusun
Undang-Undang tersendiri; bersifat lex generalis.
7. e. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, - Tetap
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu
membentuk Undang-Undang tentang
Pengakuan dan Perlindungan Hak
Masyarakat Hukum Adat;

8. Mengingat :
Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21, - Tetap
Pasal 28I ayat (3), dan Pasal 32 ayat (1)

3
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
9. Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK - Tetap
INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
10. MEMUTUSKAN:
Menetapkan : - Tetap
UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAKUAN
DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT
HUKUM ADAT.
11. BAB I
KETENTUAN UMUM - Tetap

12. Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud - Tetap
dengan:

13. 1. Masyarakat Hukum Adat adalah Ditambah kata 1. Masyarakat Hukum Adat Disesuaikan dengan :
sekelompok orang yang secara turun karasteristik, yang adalah kelompok masyarakat UU No 32/2009 tentang
temurun bermukim di wilayah geografis nanti akan diurai yang memiliki karakteristik PPLH.
tertentu di Negara Indonesia karena dalam norma serta tertentu, hidup secara harmonis UU No 41/1999 tentang
adanya ikatan pada asal usul leluhur, kalimat memiliki, atau sesuai hukum adatnya, memiliki Kehutanan;
hubungan yang kuat dengan tanah, menduduki, atau ikatan pada asal-usul leluhur UU No 18/2004 tentang
wilayah, sumber daya alam, memiliki memanfaatkan satu dan atau kesamaan tempat Perkebunan,
pranata pemerintahan adat, dan wilayah tertentu secara tinggal, terdapat hubungan yang UU. No. 6 / 2014 tentang
tatanan hukum adat di wilayah berkesinambungan. kuat dengan lingkungan hidup, Desa.

4
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

adatnya. serta adanya sistem nilai yang


menentukan pranata ekonomi,
politik, sosial, budaya, hukum
memiliki dan memanfaatkan
satu wilayah tertentu secara
turun-temurun.

14. 2. Pengakuan Hak Masyarakat Hukum Kata diberikan oleh 2. Pengakuan Hak Masyarakat Pernyataan tertulis
Adat adalah pernyataan tertulis atas Negara diganti dengan Hukum Adat adalah pernyataan mengandung makna
keberadaan Masyarakat Hukum Adat kata penerimaan dan Negara sebagai penerimaan dan pemberian dan
beserta hak-haknya yang diberikan oleh penghormatan. penghormatan atas keberadaan penerimaan keberadaan
Negara. Masyarakat Hukum Adat beserta Masyarakat Hukum Adat
hak-haknya. oleh negara.

15. 3. Perlindungan Hak Masyarakat Menghilangkan kata 3. Perlindungan Hak Masyarakat Kalimat terlindungi dari
Hukum Adat adalah suatu bentuk wajib dan kalimat Hukum Adat adalah suatu tindakan diskriminasi dan
pelayanan yang wajib diberikan oleh serta terlindungi dari bentuk pelayanan negara kepada kekerasan adalah hak
negara kepada Masyarakat Hukum Adat tindakan diskriminasi Masyarakat Hukum Adat dalam seluruh warga negara
dalam rangka menjamin terpenuhi hak- dan kekerasan. rangka menjamin kelangsungan sebagaimana diatur
haknya, agar dapat hidup tumbuh dan keberadaan serta terpenuhinya dalam Undang-Undang
berkembang sebagai satu kelompok Menambah kata hak dan kewajiban, agar dapat Dasar 1945, sehingga
masyarakat, berpartisipasi sesuai madani . hidup tumbuh dan berkembang tidak perlu dinyatakan
dengan harkat dan martabat sebagai satu kelompok kembali.
kemanusiannya serta terlindungi dari masyarakat yang madani, Perlindungan juga
5
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

tindakan diskriminasi dan kekerasan. berpartisipasi sesuai dengan menjamin (secara hukum)
harkat dan martabat keberadaan dan
kemanusiannya. pelaksanaan hak dan
kewajiban Masyarakat
Hukum Adat.
Menjadi masyarakat
madani adalah tujuan
tumbuh dan menguatnya
Masyarakat Hukum Adat.

16. 4. Pemberdayaan Masyarakat Hukum Rumusan baru 4. Pemberdayaan Masyarakat Diuraikan agar lebih jelas
Adat adalah proses pembangunan Hukum Adat adalah upaya proses dan tujuannya.
dimana Masyarakat Hukum Adat terencana untuk Pemberdayaan adalah
berinisiatif memulai proses kegiatan mengembangkan kemandirian proses dari tidak berdaya
sosial untuk memperbaiki situasi dan dan kesejahteraan masyarakat. menjadi berdaya sehingga
kondisi diri sendiri. berdampak pada
kemandirian,
kesejahteraan, dan
pemenuhan kebutuhan.
Definisi ini sesuai dengan
UU Nomor 6/2014
tentang Desa.
17. Menambah pengertian 4.a Hak ulayat adalah hak komunal
baru yaitu angka 4.a. masyarakat hukum adat untuk
memiliki, memanfaatkan dan,
melestarikan tanah adatnya

6
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

beserta sumber daya alam di


atasnya sesuai dengan tata nilai
dan hukum adat yang berlaku
serta tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-
undangan.

18. 5. Wilayah Adat adalah satu kesatuan Wilayah adat diganti 5. Tanah Adat adalah suatu Kata dimiliki kriteria
geografis dan sosial yang secara dengan tanah adat wilayah berupa tanah, air, dan atau bentuknya apa ?
turun temurun dihuni dan dikelola dengan rumusan baru atau perairan beserta sumber
oleh Masyarakat Hukum Adat daya alam yang ada di atasnya
sebagai penyangga sumber-sumber dengan batas-batas tertentu,
penghidupan yang diwarisi dari dimiliki, dimanfaatkan, dan
leluhurnya atau melalui kesepakatan dilestarikan secara turun-
dengan Masyarakat Hukum Adat temurun dan secara
lainnya. berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat,
dan atau dihuni, diperoleh
melalui pewarisan dari leluhur
mereka atau gugatan
kepemilikan, berupa tanah
7
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

ulayat atau hutan adat.


19. Menambah pengertian 6a. Hutan Adat adalah hutan yang Untuk menjaga
baru yaitu angka 6a. berada dalam Tanah Adat, yang kelestarian hutan adat,
di atasnya terdapat hak ulayat, pengelolaannya harus
dikelola bersama-sama secara sesuai dengan RTRW.
lestari sesuai dengan fungsi
kawasan sebagaimana
ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah.
20. 6. Tanah Ulayat adalah bidang tanah Rumusan baru 6. Tanah Ulayat atau penyebutan Uraiannya sudah masuk
yang diatasnya terdapat hak ulayat lain yang dimaknai sama dari dalam definisi tanah adat.
dari suatu Masyarakat Hukum Adat suatu Masyarakat Hukum Adat
tertentu. tertentu adalah bidang tanah
yang di atasnya terdapat hak
ulayat.

21. 7. Hukum Adat adalah seperangkat Ditambahkan 7. Hukum adat adalah seperangkat Apabila tidak dirumuskan
norma dan aturan, baik yang tertulis pengertian sumber dari norma atau aturan, baik yang sumbernya dikhawatirkan
maupun tidak tertulis, yang hidup hukum adat tersebut tertulis maupun tidak tertulis, hukum adat dapat
dan berlaku untuk mengatur yaitu bersumber dari yang hidup dan berlaku untuk bersumber dari nilai yang
kehidupan Masyarakat Hukum Adat, nilai budaya Bangsa mengatur tingkah laku manusia tidak sesuai dengan
dan atas pelanggarannya dikenakan Indonesia serta kata yang bersumber pada nilai budaya Bangsa Indonesia.
sanksi adat. sebagian besar tidak budaya nilai luhur bangsa
tertulis, senantiasa Indonesia, yang diwariskan Diuraikan secara lebih
ditaati dan dihormati, secara turun-menurun, yang lengkap untuk
serta memiliki sanksi; senantiasa ditaati dan dihormati memudahkan
dalam beberapa hal untuk keadilan dan ketertiban pemahaman.

8
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

dan dibeberapa tempat masyarakat, dan mempunyai


hukum adat akibat hukum (sanksi).
dipengaruhi pula oleh
norma agama.

22. 8. Lembaga Adat adalah perangkat Ditambahkan kalimat 8. Lembaga Adat adalah perangkat Penambahan kalimat
organisasi yang tumbuh dan proses pengambilan organisasi yang terbentuk, tersebut dimaksudkan
berkembang bersamaan dengan keputusan lembaga tumbuh dan berkembang dan untuk mengantisipasi
sejarah suatu Masyarakat Hukum dilakukan secara berfungsi bersamaan dengan munculnya lembaga adat
Adat untuk mengatur, mengurus, musyawarah dan sejarah suatu Masyarakat yang otoriter.
dan menyelesaikan berbagai mufakat. Hukum Adat untuk mengatur,
permasalahan kehidupan sesuai mengurus, dan menyelesaikan
dengan hukum adat. berbagai permasalahan
kehidupan sesuai dengan
hukum adat dan nilai-nilai
kearifan lokal dalam proses
pengambilan keputusan.
melalui musyawarah dan
mufakat.

23. 9. Panitia masyarakat hukum adat Rumusan baru 9. Panitia Masyarakat Hukum Adat Identifikasi boleh
kabupaten/kota adalah lembaga Kabupaten/Kota adalah dilakukan masyarakat
bersifat ad hoc yang dibentuk untuk lembaga bersifat ad hoc yang (MHA, LSM, perg tinggi),
melakukan verifikasi terhadap hasil keanggotaannya terdiri dari para juga oleh inisiatif
identifikasi sendiri masyarakat pihak yang punya kompetensi di PemKab/Kota yang
hukum adat yang berada di satu bidangnya, ditetapkan dengan dilaksanakan oleh Panitia

9
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

wilayah kabupaten/kota. Keputusan Bupati/Walikota Para pihak ini harus


untuk melakukan, identifikasi, dijelaskan: jumlah, siapa
validasi, verifikasi dan mencatat saja, tugas dan
klaim/ sengketa, hasil tanggungjawabnya.
identifikasi masyarakat hukum Jumlahnya ganjil, terdiri
adat yang berada di satu dari SKPD terkait, Perg
wilayah kabupaten/kota. Tinggi, LSM pendamping,
representasi MHA ybs,
wakil MHA atau
komunitas tetangganya
24. 4. Panitia Masyarakat Hukum Adat Rumusan baru 10. Panitia Masyarakat Hukum Adat sda
Provinsi adalah lembaga yang Provinsi adalah lembaga
bersifat ad hoc yang dibentuk untuk bersifat ad hoc yang
melakukan verifikasi terhadap hasil keanggotaannya terdiri dari para
identifikasi sendiri masyarakat pihak yang punya kompetensi di
hukum adat di wilayah paling sedikit bidangnya, ditetapkan dengan
dua kabupaten/kota dalam satu Keputusan Gubernur untuk
provinsi. melakukan identifikasi, validasi,
dan verifikasi, mencatat
klaim/sengketa hasil identifikasi
Masyarakat Hukum Adat di
wilayah paling sedikit dua
kabupaten/kota dalam satu
provinsi.

25. 5. Panitia Masyarakat Hukum Adat Rumusan baru 11. Panitia Masyarakat Hukum Adat -
Nasional adalah lembaga yang Nasional adalah lembaga
bersifat bersifat ad hoc yang dibentuk bersifat ad hoc yang

10
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

untuk melakukan verifikasi terhadap keanggotaannya terdiri dari para


hasil identifikasi sendiri masyarakat pihak yang punya kompetensi
hukum adat di wilayah paling sedikit dibidangnya, ditetapkan dengan
dua provinsi. Keputusan Menteri yang
bertugas dan membidangi
urusan pemerintahan, untuk
melakukan identifikasi, validasi
dan verifikasi, mencatat
klaim/sengketa hasil identifikasi
Masyarakat Hukum Adat di
wilayah paling sedikit 2 (dua)
provinsi serta mendeklarasikan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;

26. 6. Pemerintah Pusat yang selanjutnya Prasa Pemerintah 12. Pemerintah adalah Presiden
disebut Pemerintah adalah Presiden Pusat yang Republik Indonesia yang
Republik Indonesia yang memegang selanjutnya disebut memegang kekuasaan
kekuasaan Pemerintah Negara Pemerintah adalah Pemerintah Negara Republik
Republik Indonesia sebagaimana diubah menjadi Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Pemerintah adalah dimaksud dalam Undang-
Dasar Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik
Tahun 1945. Indonesia Tahun 1945.
27. 7. Pemerintah Daerah adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota dan - Tetap
perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.

11
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

28. Usulan pengertian baru 14.Pemerintah Desa adalah


yaitu angka 14 penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam
sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
29. Pasal 2
Pengakuan dan perlindungan hak - Tetap
Masyarakat Hukum Adat berasaskan:
30. a. partisipasi; - Tetap

31. b. keadilan; - Tetap

32. c. transparansi; - Tetap

33. d. kesetaraan; - Tetap

34. e. kepentingan umum; Kata umum diganti e. kepentingan nasional; Kepentingan nasional
dengan nasional dimaksudkan untuk
menjaga persatuan dan
kesatuan NKRI serta
terjaminya kelanjutan
Pembangunan Nasional.
35. f. keselarasan; dan - Tetap

36. g. keberlanjutan lingkungan. Kata keberlanjutan g. kearifan lokal dan kelestarian


diganti dengan lingkungan;
kelestarian
37. Pasal 3
Pengaturan pengakuan dan perlindungan - Tetap
12
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

hak Masyarakat Hukum Adat bertujuan


untuk:

38. a. melindungi hak Masyarakat Hukum Kalimat serta a. melindungi hak Masyarakat Bebas tindakan
Adat agar dapat hidup aman, tumbuh, terlindungi dari Hukum Adat agar dapat hidup diskriminasi telah dijamin
dan berkembang sebagai kelompok tindakan diskriminasi aman, tumbuh, dan berkembang dalam Undang-Undang
masyarakat sesuai dengan harkat dan dihilangkan; sebagai kelompok masyarakat Dasar.
martabat kemanusiannya serta sesuai dengan harkat dan
terlindungi dari tindakan diskriminasi; - martabatnya;

39. b. memberikan kepastian hukum bagi Menambahkan kalimat b.memberikan kepastian hukum Memberi penegasan hak-
Masyarakat Hukum Adat dalam termasuk dalam hal bagi Masyarakat Hukum Adat hak Masyarakat Hukum
melaksanakan haknya; ini hak ulayat, serta dalam melaksanakan hak- Adat yang harus
hak untuk haknya, termasuk dalam hal ini mendapatkan kepastian
melestarikan dan hak ulayat, hak untuk hukum.
mengembangkan mendapatkan lingkungan yang Hak mendapatkan
kebudayaan, tradisi baik dan sehat, hak pengetahuan lingkungan yang baik dan
dan adat mereka. tradisional, serta hak untuk sehat merupakan hak
melestarikan dan asasi sebagaimana dalam
mengembangkan kebudayaan, UUD, hak pengetahuan
tradisi dan adat mereka; tradisional diatur dalam
UU No. 11/2013 tentang
Pengesahan Protokol
Nagoya.
40. c. menjadikan pengakuan dan Dihapus - Pengakuan dan
perlindungan terhadap hak Masyarakat perlindungan bukan satu-

13
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Hukum Adat sebagai dasar dalam satunya landasan penye-


penyelenggaraan pemerintahan dan lenggaraan pemerintahan.
pengembangan program pembangunan; Pengembangan program
dan pembangunan
merupakan bagian dari
kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan.

41. d. melaksanakan pemberdayaan bagi Kalimat melaksanakan d. memberdayakan Masyarakat


Masyarakat Hukum Adat. pemberdayaan diubah Hukum Adat.
menjadi
memberdayakan.

42. Pasal 4 Pasal 4


Masyarakat Hukum Adat memiliki Ditambahkan kata Masyarakat Hukum Adat memiliki
karakteristik: meliputi untuk karakteristik, meliputi:
memberikan pengertian
karekteristik bersifat
komulatif.

43. a. sekelompok masyarakat secara turun Rumusan baru a. komunitas tertentu yang hidup -
temurun; dalam kelompok dalam satu
bentuk paguyuban, memiliki
keterikatan karena kesamaan
keturunan dan/atau territorial;
44. b. bermukim di wilayah geografis Rumusan baru b. mendiami satu wilayah dengan
tertentu; batas-batas tertentu;
45. c. adanya ikatan pada asal usul Rumusan baru c. memiliki identitas budaya yang Seperti bahasa lokal.

14
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

leluhur; sama;
46. d. adanya hubungan hukum yang kuat Rumusan baru d. memiliki kekayaan immaterial
dengan tanah, wilayah, sumber daya berupa kearifan lokal,
alam; pengetahuan tradisonal dan
budaya dan atau harta kekayaan
dan atau benda adat; dan

47. e. memiliki pranata pemerintahan adat; Rumusan baru e. memiliki perangkat kelembagaan Adanya perangkat
dan adat yang masih diakui dan kelembagaan adat yang
berfungsi; masih aktif dan berperan
merupakan ciri utama
yang harus ada. Tidak
ada MHA tanpa ada
struktur kelembagaan
adat yg masih aktif dan
diakui. Kata depan dan
berfungsi untuk
menunjukkan kriteria
akumulatif.
Pemimpin adat yg
menduduki perangkat
kelembagaan adat
tersebut, dan masih
berperan.

15
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

48. f. adanya tatanan hukum adat di Rumusan baru. f. memiliki tata nilai serta hukum
wilayah adatnya. adat yang memiliki sanksi, dan
ditaati kelompoknya sebagai
pedoman dalam kehidupan
mereka; dan

49. Menambah Pasal baru, Pasal 4a Bukti-bukti kepemilikan


yaitu Pasal 4a Kriteria Tanah Adat: meliputi:
a. dikuasai berdasarkan bukti-bukti a. penguasaan secara
kepemilikan oleh masyarakat fisik oleh anggota
hukum adat; Masyarakat Hukum
Adat secara terus
menerus dan
berkesinambungan
terhitung sejak
sebelum
diproklamasikannya
Kemerdekaan Repubik
Indonesia, yang
dikuatkan oleh
keterangan masyarakat
yang ada disekitarnya.
16
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

b. bukti-bukti tertulis
yang diterbitkan oleh
pejabat yang
berwenang dan belum
dalam penguasaan
pemerintah.
Yang dimaksud pejabat
yang berwenang antara
lain Pejabat
Pemerintah Republik
Indonesia, Pejabat
Pemerintah Kolonial
Belanda, Sultan/Raja
atau dengan sebutan
lain.
c. tidak ada klaim dari
masyarakat lain
disekitarnya.
d. batas yang jelas.

50. b. memiliki batas-batas tertentu


yang diakui oleh komunitas atau
pemegang hak yang berbatasan
dengan tanah adat;

51. c. dimanfaatkan dan dilestarikan


secara berkelanjutan dan turun
menurun; dan

17
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

52. d. merupakan bagian kekayaan


materiil Masyarakat Hukum Adat.

53. BAB II Judul BAB kata BAB II


RUANG LINGKUP PENGAKUAN DAN Ruang Lingkup diganti TATA CARA PENGAKUAN DAN
PERLINDUNGAN Tata Cara. PERLINDUNGAN
54. Pasal 5
Pengakuan dan perlindungan hak - Tetap
Masyarakat Hukum Adat dilakukan dengan
cara:
55. a. identifikasi Masyarakat Hukum Adat; - Tetap

56. b. Validasi

57. c. verifikasi Masyarakat Hukum Adat; dan Menambah kata b. validasi dan verifikasi Masyarakat
validasi Hukum Adat; dan

58. d. penetapan Masyarakat Hukum Adat. Menambah kata dan c. penetapan Masyarakat Hukum Pernyataan keberadaan
deklarasi Adat. termasuk pengakuan dan
perlindungan terhadap
hak dan wilayah
Masyarakat Hukum Adat.
59. Pasal 6 Pasal 6 Dalam kondisi tertentu
(1). Identifikasi Masyarakat Hukum Adat Penunjukan Pasal 4 (1) Identifikasi Masyarakat Hukum identifikasi dapat juga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diganti Pasal 5 Adat sebagaimana dimaksud dilakukan oleh
huruf a dilakukan sendiri oleh dalam Pasal 5 huruf a dilakukan Pemerintah Daerah
Masyarakat Hukum Adat dan/atau Menambahkan kalimat sendiri oleh Masyarakat Hukum bersama kelompok
Pemerintah Daerah. atau oleh kelompok Adat, lembaga penelitian, masyarakat serta tim
18
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

masyarakat bersama perguruan tinggi, Pemerintah pakar atau pemerintah


Pemerintah Daerah. Daerah, dan/ atau Pemerintah daerah dapat melakukan
bersama kelompok masyarakat. pendampingan.

Identifikasi termasuk
pendaftaran merupakan
bentuk self identification,
namun juga harus
identification by others
(pemerintah dan pihak
lain). Identitas seseorang
ditentukan oleh
pengakuan dari dirinya
dan orang lain (by others).

60. Menambah ayat baru (1)a Dalam hal Identifikasi dilakukan Pendampingan dilakukan
yaitu ayat (1)a oleh Masyarakat Hukum Adat, atas permintaan
Pemerintah Daerah dapat masyarakat.
melakukan pendampingan.

61. (2). Identifikasi sendiri Masyarakat Hukum Rumusan baru (2) Identifikasi paling sedikit memuat
Adat sebagaimana dimaksud pada ayat data dan informasi mengenai:
(1) paling sedikit memuat data dan
informasi mengenai:
62. a. sejarah Masyarakat Hukum Adat; - a. sejarah Masyarakat Hukum Adat Apakah sudah menetap
paling tidak selama 4 (empat) secara turun-temurun
generasi atau lebih; setidaknya sebelum
Indonesia merdeka atau

19
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

sedikitnya 4 generasi.
63. Menambah huruf baru a.1. keberadaan kelompok yang Dimaksudkan untuk
a.1. memiliki keterikatan karena menunjukan ada tidaknya
kesamaan keturunan dan atau kelompok dimaksud
teritorial; (dapat ditelusuri melalui
silsilah).

64. Masyarakat yang warganya memiliki


perasaan bersama dalam kelompok
65. b. Wilayah Adat; Rumusan baru b. letak, perkiraan luas, titik Untuk kepastian hukum
koordinat, dan batas-batas alam atas tanah adat, perlu
tanah adat; kejelasan letak, luas dan
batas-batas tanah adat
(penetapan batas
sebaiknya menyertakan
pemilik atau pengelola
wilayah di sekitarnya).

66. c. Hukum Adat; Rumusan baru c. tata nilai, kearifan lokal, dan Tertulis maupun tidak
hukum adat yang masih berlaku; tertulis.
Tata nilai dimaksud
meliputi kearifan lokal.
67. d. harta kekayaan dan/atau benda- Rumusan baru d. kekayaan baik kekayaan materiil
benda adat; dan maupun immateriil, termasuk
pengetahuan tradisional dan
folklore;

20
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

68. e. kelembagaan/sistem pemerintahan Rumusan baru e. keberadaan pranata Masih hidup dan
adat. pemerintahan adat atau berfungsi penting utk
kelembagaan adat yang masih mencegah upaya
hidup dan berfungsi; membuat yg sudah tidak
ada.
69. Menamah huruf baru f. pemenuhan kebutuhan hidup
yaitu huruf f sehari-hari;
70. Menambah huruf baru g. ada atau tidak ada sengketa. Apabila ada sengketa
yaitu huruf g. maka sengketa tersebut
dijelaskan bentuk, para
pihak yang bersengketa
dll.
71. Pasal 7 Pasal 7
(1). Masyarakat Hukum Adat yang Menambakan kalimat (1) Masyarakat Hukum Hasil Identifikasi karena
berada dalam satu wilayah Kabupaten hasil identifikasi Adat yang berada dalam satu sesuatu hal dapat berupa
menyampaikan hasil identifikasi dan berupa usulan wilayah Kabupaten/kota laporan sengketa/klaim
usulan keberadaan dirinya kepada pengakuan atau klaim menyampaikan hasil identifikasi Masyarakat Hukum Adat.
Panitia Masyarakat Hukum Adat Masyarakat Hukum berupa usulan pengakuan
Kabupaten/Kota. Adat. dan/atau klaim Masyarakat
Hukum Adat kepada Panitia
Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota.

21
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

72. (2). Masyarakat Hukum Adat yang Menambakan kalimat (2) Masyarakat Hukum Adat yang -
berada di wilayah paling sedikit 2 (dua) hasil identifikasi berada di wilayah paling sedikit 2
kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi berupa usulan (dua) kabupaten/kota dalam 1
menyampaikan hasil identifikasi dirinya pengakuan atau klaim (satu) Provinsi menyampaikan
kepada Panitia Masyarakat Hukum Adat Masyarakat Hukum hasil identifikasi berupa usulan
Provinsi. Adat. pengakuan dan/atau klaim
Masyarakat Hukum Adat kepada
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Provinsi.

73. (3) Masyarakat Hukum Adat yang berada Menambakan kalimat (3) Masyarakat Hukum Adat yang -
di minimal 2 (dua) Provinsi hasil identifikasi berada di minimal 2 (dua)
menyampaikan hasil identifikasi dirinya berupa usulan Provinsi menyampaikan hasil
kepada Panitia Masyarakat Hukum pengakuan atau klaim identifikasi berupa usulan
Adat Nasional. Masyarakat Hukum pengakuan dan/atau klaim
Adat. Masyarakat Hukum Adat kepada
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Nasional.

74. Pasal 7a Ditambahkan Pasal 7a


Menambah Pasal baru (1) Validasi dan verifikasi sebagai konsekwensi
yaitu Pasal 7a ayat (1). Masyarakat Hukum Adat ditetapkannya Pasal 5
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
Pasal 5 huruf b, dilakukan oleh
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota, Panitia
Masyarakat Hukum Adat Provinsi
atau Panitia Masyarakat Hukum

22
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Adat Nasional sesuai


kewenangannya.

75. Menambah Pasal baru (2) Validasi meliputi kegiatan


yaitu Pasal 7a ayat (2). pemeriksaan administrasi atas
keabsahan informasi dan data
yang digunakan dalam kegiatan
identifikasi, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf a sampai dengan huruf g.

76. Menambah Pasal baru (3) Verifikasi meliputi kegiatan Pemetaan definitif tanah
yaitu Pasal 7a ayat (3). pemeriksaan fisik lapangan atas adat dilaksanakan oleh
kebenaran informasi dan data Panitia guna menghindari
hasil identifikasi termasuk konflik.
sengketa/klaim yang diajukan
para pihak, dan melakukan
pemetaan tanah adat.

77. Menambah Pasal baru Pasal 7b


yaitu Pasal 7b ayat (1) (1) Deklarasi pengakuan dan
perlindungan masyarakat hukum
adat dilaksanakan oleh Panitia
Nasional.
78. Menambah Pasal baru (2) Penetapan Pengakuan dan Sebagai konsekwensi
yaitu Pasal 7b ayat (2) Perlindungan Masyarakat Hukum ditetapkannya Pasal 5
Adat dilakukan oleh Menteri yang huruf c.

23
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

bertugas dan membidangi bidang


pemerintahan, yang memuat
pengakuan dan perlindungan
terhadap tanah adat, hak
masyarakat hukum adat, dan
kelembagaannya.
79. Pasal 7c
Masyarakat dapat mengajukan
keberatan terhadap hasil
identifikasi, validasi, verifikasi serta
deklarasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7a dan Pasal 7b.
80. Menambah Pasal baru Pasal 7d
yaitu Pasal 7d Tata cara identifikasi, validasi,
verifikasi dan pengajuan
keberatan/sengketa/ klaim hasil
validasi dan verifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7a, Pasal 7b
dan Pasal7c diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
81. Pasal 8 Pasal 8 s/d 12 -
(1) Panitia Masyarakat Hukum Adatdipindahkan ke Bagian
Kabupaten/Kota melakukan verifikasi Ketiga (Tugas dan
terhadap usulan keberadaan Fungsi) Pasal 39 s/d
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana Pasal 41.
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
82. (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda - -
Provinsi melakukan verifikasi terhadap

24
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

usulan keberadaan Masyarakat Hukum


Adat yang disampaikan oleh
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).
83. (3) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda - -
Nasional melakukan verifikasi terhadap
usulan keberadaan Masyarakat Hukum
Adat yang disampaikan oleh
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
84. Pasal 9
(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda - -
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
memberitahukan dan/atau
mengumumkan hasil verifikasi yang
telah dilakukan melalui pengumuman di
media massa, kantor-kantor
Pemerintah, dan sarana publik lainnya.
85. (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda -
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi, dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
memberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk mengajukan keberatan
selama 90 (sembilan puluh) hari setelah
hasil verifikasi diberitahukan dan/atau

25
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

diumumkan.

86. (3) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda -


Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
melakukan pemeriksaan terhadap
pengajuan keberatan yang dilakukan
oleh pihak lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
87. Pasal 10 Sda -
(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota mengajukan hasil
akhir proses verifikasi kepada Bupati.

88. (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda


Provinsi mengajukan hasil akhir proses
verifikasi kepada Gubernur.
89. (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat sda -
Nasional mengajukan hasil akhir
proses verifikasi kepada Presiden

90. Pasal 11
(1). Bupati menetapkan hasil akhir - -
verifikasi Masyarakat Hukum Adat Sda
yang disampaikan oleh Panitia
Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota dengan Keputusan

26
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Bupati.

91. (2). Gubernur menetapkan hasil akhir Sda - -


verifikasi Masyarakat Hukum Adat
yang disampaikan oleh Panitia
Masyarakat Hukum Adat Provinsi
dengan Keputusan Gubernur.

92. (3). Presiden menetapkan hasil verifikasi Sda


Masyarakat Hukum Adat yang
disampaikan oleh Panitia Masyarakat
Hukum Adat Nasional dengan
Keputusan Presiden.

93. Pasal 12 - -
(1) Masyarakat dapat mengajukan Sda
keberatan terhadap keputusan Bupati,
keputusan Gubernur, dan keputusan
Presiden sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11.
94. (2) Pengajuan keberatan masyarakat Sda -
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
95. BAB III - Tetap
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT
27
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

96. Bagian Kesatu - Tetap


Hak Masyarakat Hukum Adat
97. Paragraf 1 - Paragraf 1
Hak atas Tanah Ulayat, Wilayah Adat, Hak Atas Tanah Adat
dan Sumber Daya Alam
98. Pasal 13 Pasal 13 Diringkas karena definisi
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak atas Rumusan baru Masyarakat Hukum Adat berhak hak ulayat/tanah adat
Tanah Ulayat, Wilayah Adat, dan mengelola tanah adat sesuai dengan sudah mencakup
sumber daya alam yang mereka miliki hukum adatnya. semuanya, termasuk
atau tempati secara turun temurun a. dalam hal ini proses
yang diperoleh melalui mekanisme lain perolehannya.
yang sah menurut hukum adat
setempat.
99. (2) Sumber daya alam sebagaimana Dihapus - Pengertian sumber daya
dimaksud pada ayat (1) mencakup alam sudah tersirat/
segala sesuatu, baik yang berada di digabungkan pada
permukaan tanah maupun di dalam pengertian mengenai
tanah termasuk perairan. tanah adat Pasal 1 angka
5.
100. Pasal 13a
Menambah satu Pasal (1) Masyarakat Hukum Adat berhak
baru yaitu Pasal 13a mendapatkan kompensasi atas
ayat (1) hilangnya hak masyarakat
sebagaimana di maksud dalam
Pasal 13 yang dilakukan atas
izin pemerintah atau pemerintah
daerah sesuai kewenangannya.
101. (3) Masyarakat Hukum Adat berhak untuk Rumusan baru (2) Masyarakat Hukum Adat berhak

28
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

menentukan dan mengembangkan berpartisifasi dalam


prioritas, serta strategi untuk menentukan pengembangan
pengembangan atau penggunaan Tanah atau penggunaan dan
Ulayat, perairan, wilayah, dan sumber pemanfaatan secara
daya alam dengan menggunakan cara berkelanjutan tanah adat
yang sesuai dengan kearifan lokal serta sesuai dengan kearifan lokal
inovasi yang berkembang dalam dan inovasi yang berkembang.
Masyarakat Hukum Adat.

102. Menambah Pasal baru (3) Pengelolaan tanah Adat


yaitu Pasal 13a ayat (4) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilakukan sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
103. Menambah Pasal baru Pasal 13b
yaitu Pasal 13b Masyarakat Hukum Adat berhak
mendapat fasilitasi dan
pemberdayaan dari pemerintah
untuk mewujudkan tujuan
pengeloaan tanah adatnya.
104. Pasal 14 Pasal 14
Kata Tanah Ulayat (1)Hak mengelola Tanah Adat dapat Pendalaman Usulan BPN
(1) Hak atas Tanah Ulayat dapat bersifat diganti dengan Tanah bersifat komunal dan bersifat menghilangkan hak tanah
komunal dan bersifat perseorangan Adat. perseorangan sesuai dengan adat menjadi hak
sesuai dengan Hukum Adat yang Hukum Adat yang berlaku. mengelola tanah adat.
berlaku.

29
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

105. (2) Hak atas Tanah Ulayat yang bersifat (2) Hak mengelola sebagaimana
komunal sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (1) dapat
ayat (1) tidak dapat dipindahtangankan dipindahtangankan kepada pihak
kepada pihak lain. lain .
106. (3) Hak atas Tanah Ulayat yang bersifat Dihapus -
perseorangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dipindahtangankan
kepada pihak lain sepanjang masih
dalam satu keturunan Masyarakat
Hukum Adatnya.
107. (4) Pemanfaatan Tanah Ulayat yang Kata Tanah Ulayat Pemanfaatan Tanah Adat oleh pihak -
bersifat komunal dan bersifat diganti Tanah Adat, lain hanya dapat dilakukan melalui
perseorangan di dalam Wilayah Adat dan menghilangkan mekanisme pengambilan keputusan
oleh pihak lain hanya dapat dilakukan kalimat dan bersifat bersama Masyarakat Hukum Adat
melalui mekanisme pengambilan perseorangan. berdasarkan Hukum Adat.
keputusan bersama Masyarakat
Hukum Adat berdasarkan Hukum Adat.
108. Pasal 15 - Masuk ketentuan
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak Dihapus peralihan, mengingat
mendapatkan restitusi dan kompensasi ketentuan ini mengatur
yang layak dan adil atas Tanah Ulayat, permasalahan yang
perairan, Wilayah Adat, dan sumber terjadi sebelum adanya
daya alam yang dimiliki secara turun UU ini.
temurun yang diambil alih, dikuasai,
digunakan atau dirusak tanpa
persetujuan dari Masyarakat Hukum
Adat.
109. (2) Ketentuan mengenai mekanisme Rumusan baru Pasal 15

30
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

pelaksanaan restitusi dan kompensasi Ketentuan mengenai mekanisme


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaan kompensasi
diatur dengan Peraturan Pemerintah. sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13a ayat (1), diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
110. Paragaraf 2 Tetap
Hak Atas Pembangunan -
111. Pasal 16 Pasal 16
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak Kata mengakses (1) Masyarakat Hukum Adat
mengakses layanan pendidikan, diganti kata mendapat berhak mendapat layanan
kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, pelayanan dan pendidikan, kesehatan,
hukum, dan politik. menambah kalimat ekonomi, sosial, budaya,
dan informasi dari hukum, politik dan informasi
pemerintah/pemerintah dari pemerintah/pemerintah
daerah. daerah.
112. (2) Masyarakat Hukum Adat berhak Diakhir kalimat (2) Masyarakat Hukum Adat berhak
menentukan dan mengembangkan ditambah kata di mengembangkan pembangunan
bentuk pembangunan yang sesuai tanah adat yang yang sesuai dengan kebutuhan
dengan kebutuhan dan kebudayaan bersangkutan. dan kebudayaan mereka di tanah
adat yang bersangkutan.
mereka.

113. Pasal 17 Pasal 17


(1) Masyarakat Hukum Adat berhak Rumusan baru (1) Masyarakat Hukum Adat berhak
terlibat secara penuh dalam program berpartisipasi dalam kegiatan

31
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

pembangunan Pemerintah sejak tahap pembangunan Pemerintah di


perencanaan, pelaksanaan, sampai wilayah hukum adatnya sejak
dengan pengawasan. tahap perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan pengawasan.
114. (2) Masyarakat Hukum Adat memiliki hak Setelah kata informasi (2) Masyarakat Hukum Adat berhak
untuk mendapatkan informasi yang ditambah kata awal untuk mendapatkan informasi
lengkap dan akurat mengenai program awal mengenai rencana
pembangunan yang direncanakan oleh pembangunan yang akan
Pemerintah dan pihak-pihak lain di dilaksanakan di wilayahnya oleh
luar Pemerintah yang akan berdampak Pemerintah/pihak lain, yang
pada tanah, wilayah, sumber daya akan berdampak pada keutuhan
alam, budaya, dan sistem wilayah, kelestarian sumber daya
pemerintahan adat. alam, budaya, dan sistem
pemerintahan adat.

115. (3) Masyarakat Hukum Adat berhak Diakhir kalimat


(3)Masyarakat Hukum Adat berhak
menolak bentuk pembangunan yang menambah kata di menyampaikan usulan
tidak sesuai dengan kebutuhan dan wilayah hukum adat perubahan terhadap rencana
kebudayaannya. yang bersangkutan. pembangunan yang akan
dilaksanakan di wilayahnya
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)
116. (4) Masyarakat Hukum Adat berhak Diakhir kalimat (4)Masyarakat Hukum Adat berhak
mengusulkan bentuk pembangunan menambah kata di mengusulkan bentuk
yang lain yang sesuai dengan aspirasi wilayah hukum adat pembangunan yang lain yang
dan kebutuhan mereka. yang bersangkutan. sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan mereka di tanah adat
yang bersangkutan.

32
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

117. Menambah Pasal baru Pasal 17a Kesepakatan bersama


yaitu Pasal 17a (1) Tata cara mendapat informasi (mutually agreed terms)
awal, menyampaikan usulan
perubahan rencana
pembangunan dan
mengusulkan bentuk
pembangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2), ayat (3) dan ayat (4)
ditetapkan dengan Peraturan
Presiden.
118. (2) Masyarakat hukum adat
berhak mendapatkan
pembagian keuntungan atas
pemanfaatan pengetahuan
tradisional terkait dengan
sumber daya genetik.
119. (3) Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota melakukan
penataan kesatuan
masyarakat hukum adat dan
ditetapkan menjadi desa adat
sesuai peraturan peraturan
perundangan.
120. Paragraf 3 Tetap
Hak atas Spiritualitas dan Kebudayaan -

33
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

121. Pasal 18 Pasal 18


(1) Masyarakat Hukum Adat berhak Pasal 18 ayat (1), ayat Hak untuk mewujudkan,
menganut dan melaksanakan sistem (2) dan ayat (3) mempraktekkan, mengembangkan
kepercayaan dan ritual yang diwarisi digabung menjadi 1 dan mengajarkan tradisi, kebiasaan
dari leluhurnya. (satu) ayat dengan dan upacara spiritual dan religi
rumusan baru. mereka serta hak untuk
memperbarui, menggunakan dan
mengembangkan serta mewariskan
kepada generasi yang akan datang,
sejarah, tradisi lisan, filsafat dan
mengontrol sistem pendidikan
mereka sesuai dengan budayanya.
122. (2) Masyarakat Hukum Adat berhak untuk Digabung ke Pasal 18, -
melestarikan dan mengembangkan rumusan baru -
tradisi, adat istiadat, serta
kebudayaannya.
123. (3) Masyarakat Hukum Adat memiliki hak Digabung ke Pasal 18, -
untuk menjaga, mengendalikan, rumusan baru -
melindungi, dan mengembangkan
pengetahuan tradisional serta
kekayaan intelektual.
124. Paragraf 4
Hak atas Lingkungan Hidup - Tetap
125. Pasal 19 Pasal 19
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak atas Rumusan baru (1) Masyarakat Hukum Adat berhak Hak terhadap lingkungan

34
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

perlindungan lingkungan hidup. atas lingkungan hidup yang baik yg baik dan sehat juga
dan sehat. terdapat pada UUD 1945,
dan UU No 32/2009
tentang PPLH.

126. (2) Dalam rangka pemenuhan hak atas Rumusan baru (2) Dalam rangka pemenuhan hak
lingkungan hidup sebagaimana atas lingkungan hidup
dimaksud pada ayat (1) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
Hukum Adat mempunyai hak untuk (1) Masyarakat Hukum Adat
mendapatkan pendidikan lingkungan mempunyai hak untuk
hidup, akses atas informasi, akses mendapatkan pendidikan
partisipasi yang luas dan lingkungan lingkungan hidup, akses atas
hidup sesuai dengan kearifan lokal. informasi, akses partisipasi yang
luas dan akses keadilan dalam
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan
kearifan lokal.
127. Usulan ayat baru yaitu (2)a Berhak mengajukan usul
ayat (2)a dan/atau keberatan terhadap
rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diperkirakan
dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.
128. Usulan ayat baru yaitu (2)b Berhak melakukan pengaduan
ayat (2)b akibat dugaan pencemaran
dan/atau perusakan
lingkungan hidup.

35
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

129. Usulan ayat baru yaitu (2)c Berhak mendapatkan


ayat (2)c pembagian keuntungan dari
pemanfaatan pengetahuan
tradisional terkait dengan
sumber daya genetik secara
adil dan seimbang.
130. (3) Masyarakat Hukum Adat berhak atas Rumusan baru (3) Masyarakat Hukum Adat berhak
pemulihan lingkungan hidup di wilayah atas pemulihan lingkungan
adat yang mengalami kerusakan. hidup di tanah adat yang
mengalami kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
131. Paragraf 5
Hak untuk Menjalankan Hukum dan - Tetap
Peradilan Adat
132. Pasal 20
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak untuk - Tetap
menjalankan hukum dan peradilan
adat dalam penyelesaian sengketa
terkait dengan hak-hak adat dan
pelanggaran atas Hukum Adat.
133. (2) Ketentuan mengenai hak untuk - Tetap
menjalankan hukum dan peradilan
adat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
134. Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat Hukum Adat - Tetap
135. Pasal 21 Tetap

36
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Masyarakat Hukum Adat berkewajiban: -


136. a. berpartisipasi dalam setiap proses Tetap
pembangunan; -
137. b. melestarikan nilai-nilai budaya Sebelum kata b. mengembangkan dan
Indonesia; melestarikan melestarikan nilai-nilai
ditambah kata budayanya dalam kerangka
mengembangkan dan Negara Kesatuan Republik
dan diakhir kalimat Indonesia.
ditambah kalimat
dalam kerangka
Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

138. c. melaksanakan toleransi antar- Tetap


Masyarakat Hukum Adat; -
139. d. mematuhi ketentuan peraturan - Tetap
perundang-undangan; dan
140. e. bekerja sama dalam proses identifikasi - Tetap
dan verifikasi Masyarakat Hukum Adat.
141. Menambah huruf baru f. memelihara kelestarian fungsi Sesuai UU No 32/2009
yaitu huruf f. lingkungan hidup serta ttg PPLH
mengendalikan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan
142. Menambah huruf baru g. menjaga keseimbangan ekologi
yaitu huruf g. bagi kelestarian flora/fauna dan
kelestarian lingkungan hidup di
hutan adat.
143. Menambah huruf baru h. memulihkan hutan adat yang

37
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

yaitu huruf h. mengalami kerusakan;


144. Menambah huruf baru i. menjaga keberlanjutan program
yaitu huruf i. nasional/program daerah yang
ada di hutan adat;
145. Menambah huruf baru j. melaksanakan kegiatan sesuai
yaitu huruf j. dengan perutukan ruang/
wilayah ( RTRW);
146. Menambah huruf baru j. menjaga kelestarian hutan adat
yaitu huruf j. dengan mengoptimalkan aneka
fungsi hutan yang meliputi fungsi
konservasi, fungsi lindung dan
fungsi produksi untuk mencapai
manfaat lingkungan, sosial,
budaya dan ekonomi yang
seimbang.
147. BAB IV
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HUKUM - Tetap
ADAT
148. Pasal 22
(1) Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat - Tetap
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat.
149. (2) Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Kalimant dengan (2) Pemberdayaan Masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan diganti Hukum Adat sebagaimana
dilakukan secara terencana, dengan kata bersama dimaksud pada ayat (1)
terkoordinasi, dan terpadu dengan dilakukan secara terencana,
melibatkan Masyarakat Hukum Adat. terkoordinasi, dan terpadu
bersama Masyarakat Hukum

38
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Adat.
150. Pasal 23 Pasal 23
(1) Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Setelah kata (1) Pemberdayaan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 kelembagaan ditambah Hukum Adat sebagaimana
mencakup aspek kelembagaan, kalimat dan perluasan dimaksud dalam Pasal 22
pendampingan, dan penyediaan akses melalui mencakup aspek kelembagaan,
fasilitas. dan perluasan akses melalui
kegiatan pendampingan, dan
penyediaan fasilitas.
151. (2) Ketentuan mengenai pemberdayaan
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana - Tetap
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
152. BAB V
TUGAS DAN WEWENANG - Tetap
153. Bagian Kesatu Judul Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Tugas diubah dari Tugas Wewenang
menjadi Wewenang.
154. Usulan baru yaitu Pasal 23a
Pasal 23a ayat (1) (1) Negara menyelenggarakan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat untuk
sebesar-besar kemakmuran
Masyarakat Hukum Adat.
155. Usulan baru yaitu (2) Dalam pelaksanaan
Pasal 23a ayat (2) huruf penyelenggaraan pengakuan dan
a sampai dengan huruf perlindungan Masyarakat Hukum
c. Adat sebagaimana dimaksud

39
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

pada ayat (1), negara


memberikan kewenangan kepada
Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
untuk:
156. a. mengatur dan mengurus segala
sesuatu yang berkaitan dengan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;
157. b. menetapkan wilayah tertentu
sebagai tanah adat;
158. c. mengatur dan menetapkan
hubungan-hubungan hukum
antara Masyarakat Hukum Adat
dengan tanah adat, dalam hal
pemanafaatan tanah adat untuk
kepentingan umum;
159. d. mengevaluasi keberadaan
Masyarakat Hukum Adat.
160. Usulan baru yaitu (3) Penyelenggaraan pengakuan dan
Pasal 23a ayat (3) perlindungan Masyarakat Hukum
Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan
tetap menghormati hak-hak yang
telah ada sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
161. Pasal 24 Rumusan baru Pasal 24
Pemerintah bertugas: Kewenangan penyelenggaraan

40
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

pengakuan dan perlindungan


Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23a ayat (2), Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota,
bertugas:
162. Menambah huruf baru, aa. menetapkan kebijakan
yaitu huruf aa. keberadaan Masyarakat Hukum
Adat;
163. a. mengembangkan dan melaksanakan Tetap
program pemberdayaan Masyarakat
Hukum Adat dengan
mempertimbangkan kearifan lokal;
164. b. menyediakan sarana dan prasarana Kata diperlukan b. menyediakan sarana dan
yang diperlukan Masyarakat Hukum diganti dengan terkait prasarana yang terkait dengan
Adat; dengan upaya upaya pemberdayaan Masyarakat
pemberdayaan. Hukum Adat;
165. c. melakukan sosialisasi dan informasi
program pembangunan kepada - Tetap
Masyarakat Hukum Adat; dan
166. d. melakukan pembinaan kepada Masyarakat Tetap
Hukum Adat. -
167. Menambah huruf baru e membangun wadah koordinasi
yaitu huruf e dan harmonisasi hubungan
antara masyarakat hukum adat
dengan masyarakat lokal di
sekitarnya;

41
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

168. Menambah huruf baru f. melakukan fasilitasi dan


yaitu huruf f pendampingan dalam
penyusunan peta partisipatif
tanah adat;
169. Menambah huruf baru g. melakukan fasilitasi dan mediasi
yaitu huruf g kalau terjadi konflik antar
Masyarakat Hukum Adat;
170. Menambah huruf baru h. mengembangkan prinsip prinsip
yaitu huruf h kearifan lokal untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat hukum adat; dan

171. Menambah huruf baru i. mengesahkan dan mencatatkan


yaitu huruf i dalam peta tanah Indonesia peta
partisipatif yang disusun
masyarakat sebagai tanah adat.

172. Bagian Kedua Dihapus Sudah diatur dalam Pasal


Wewenang 23 b.
173. Pasal 25 Dihapus
Pemerintah berwenang untuk:
174. a. menetapkan keberadaan Masyarakat Dihapus -
Hukum Adat;
175. b. menetapkan kebijakan mengenai Dihapus -
program pemberdayaan Masyarakat
Hukum Adat dengan
mempertimbangkan kearifan lokal;
176. c. menetapkan kebijakan sarana dan Dihapus -

42
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

prasarana yang diperlukan Masyarakat


Hukum Adat;
177. d. menetapkan kebijakan perlindungan Dihapus -
terhadap karya seni, budaya, dan
bahasa masyarakat hukum adat;
178. e. menetapkan kebijakan sosialisasi dan Dihapus -
informasi program pembangunan
kepada Masyarakat Hukum Adat; dan

179. f. menetapkan kebijakan mengenai Dihapus -


pembinaan kepada Masyarakat Hukum
Adat.

180. BAB VI - -
LEMBAGA ADAT
181. Pasal 26 Rumusan baru Pasal 26 Dalam kenyataan ada
Lembaga Adat bersinergi secara dinamis Lembaga adat merupakan pranata lembaga adat yg sudah
dalam mendukung upaya pelestarian, adat yang masih hidup dan mati dan tidak berfungsi
pengembangan, dan pemberdayaan berfungsi sesuai kedudukan dan lagi, namun belakangan
Masyarakat Hukum Adat beserta kearifan perannya, yang dalam ada upaya sekelompok
lokalnya. pelaksanaannya berkoordinasi masyarakat untuk
dengan Pemerintah Desa, menghidupkan untuk
Pemerintah Kabupaten/Kota, atau kepentingan tertentu, dan
Pemerintah Provinsi. ini menuai konflik dan
merusak lingkungan.
182. Pasal 27 Tetap
(1) Lembaga Adat berfungsi dan berperan
mengatur, mengurus, dan

43
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

menyelesaikan berbagai permasalahan


kehidupan Masyarakat Hukum Adat
dengan mengacu kepada Hukum Adat.
183. (2) Lembaga Adat dalam melaksanakan Dihapus digabung ke -
fungsi dan peran sebegaimana Pasal 26
dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi
dengan Pemerintah Daerah.
184. (3) Ketentuan mengenai fungsi dan peran - Tetap
Lembaga Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Daerah.
185. BAB VII - Tetap
KELEMBAGAAN

186. Bagian Kesatu - Tetap


Umum
187. Pasal 28 Tetap
Panitia Masyarakat Hukum Adat -
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
merupakan lembaga yang bersifat ad hoc.

188. Bagian Kedua - Tetap


Pembentukan dan Keanggotaan
189. Paragraf 1 - Tetap
Pembentukan
190. Pasal 29 Pasal 29

44
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Panitia Masyarakat Hukum Adat Rumusan baru (1)Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat Kabupaten/Kota atau Panitia
Hukum Adat Provinsi dan Panitia Masyarakat Hukum Adat Provinsi
Masyarakat Hukum Adat Nasional dibentuk Pemerintah Daerah.
dibentuk Pemerintah Daerah dan/atau
Pemerintah dalam melakukan verifikasi
atas hasil identifikasi Masyarakat Hukum
Adat.
191. Menambah ayat baru (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat
yaitu ayat (2) Nasional dibentuk oleh Menteri
yang bertugas dan membidangi
urusan pemerintahan.

192. Pasal 30 Rumusan baru Pasal 30


(1) Pembentukan Panitia Masyarakat (1) Pembentukan Panitia Masyarakat
Hukum Adat Kabupaten/Kota Hukum Adat Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Bupati/Walikota. dilakukan dengan Keputusan
Bupati/Walikota.
193. (2) Pembentukan Panitia Masyarakat Rumusan baru (2) Pembentukan Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dilakukan oleh Hukum Adat Provinsi dilakukan
Gubernur. dengan Keputusan Gubernur.
194. (3) Pembentukan Panitia Masyarakat Rumusan baru (3) Pembentukan Panitia Nasional
Hukum Adat Nasional dilakukan oleh Masyarakat Hukum Adat
Presiden. dilakukan dengan Keputusan
Menteri yang bertugas dan

45
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

membidangi urusan
pemerintahan.
195. Menambah Pasal baru Pasal 30a
yaitu Pasal 30a Ketentuan mengenai tata cara
Pembentukan Panitia Masyarakat
Hukum Adat diatur dengan
Peraturan Menteri yang bertugas
dan membidangi urusan
pemerintahan.
196. Paragraf 2 - Tetap
Keanggotaan Panitia Masyarakat Hukum
Adat Kabupaten/Kota
197. Pasal 31 Tetap
(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat -
Kabupaten/Kota berjumlah 5 (lima)
orang yang berasal dari unsur
Pemerintah Daerah dan unsur
masyarakat.
198. (2) Unsur Pemerintah Daerah sebagaimana - Tetap
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 2
(dua) orang dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota.
199. (3) Unsur masyarakat sebagaimana Setelah kata (3) Unsur masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 akademisi ditambah dimaksud pada ayat (1) terdiri
(satu) orang akademisi, 1 (satu) orang kalimat dibidang atas 1 (satu) orang akademisi
tokoh Masyarakat Hukum Adat, dan 1 hukum adat atau dibidang hukum adat atau sosial,
(satu) orang dari organisasi yang bidang sosial. 1 (satu) orang tokoh Masyarakat
memiliki pengalaman dan kompetensi Setelah kalimat Hukum Adat di Kabupaten/Kota

46
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

dalam hal Masyarakat Hukum Adat. Masyarakat Hukum yang bersangkutan, dan 1 (satu)
Adat ditambah Kalimat orang dari organisasi masyarakat
di Kabupaten/Kota yang memiliki pengalaman dan
yang bersangkutan. kompetensi dalam hal
Masyarakat Hukum Adat.
200. (4) Panitia Masyarakat Hukum Adat Dihapus -
Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipilih dan
disahkan oleh Bupati.

201. Pasal 32 -
Anggota Panitia Masyarakat Hukum Adat Digabung dalam Pasal
Kabupaten/Kota dari unsur masyarakat 36, dengan rumusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 baru
ayat (3) adalah Warga Negara Indonesia
yang memenuhi persyaratan:
202. a. mendapatkan rekomendasi dari sda -
organisasi Masyarakat Hukum Adat dan
atau komunitas masyarakat adat;
203. b. memiliki pengalaman dalam upaya sda
pembelaan, perlindungan, dan -
pelayanan masyarakat hukum adat di
Kabupaten/Kota;
204. c. tidak terindikasi pernah atau sedang sda -
terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi
manusia;
205. d. tidak menjadi anggota dan/atau sda -
pengurus partai politik; dan

47
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

206. e. tidak pernah dipidana penjara sda -


berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.

207. Paragraf 3
Keanggotaan Panitia Masyarakat Hukum - Tetap
Adat Provinsi

208. Pasal 33
(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat - Tetap
Provinsi berjumlah 7 (tujuh) orang yang
berasal dari unsur Pemerintah Daerah
dan unsur masyarakat.

209. (2) Unsur Pemerintah Daerah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 - Tetap
(tiga) orang dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah Provinsi.
210. (3) Unsur masyarakat sebagaimana Setelah kata (3) Unsur masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 akademisi ditambah dimaksud pada ayat (1) terdiri
(satu) orang akademisi, 2 (dua) orang kalimat dibidang atas 1 (satu) orang akademisi
tokoh Masyarakat Hukum Adat, dan 1 hukum adat atau dibidang hukum adat atau
(satu) orang dari organisasi yang bidang sosial. bidang sosial, 1 (satu) orang
memiliki pengalaman dan kompetensi Setelah kalimat tokoh Masyarakat Hukum Adat
dalam hal Masyarakat Hukum Adat. Masyarakat Hukum di Provinsi yang bersangkutan,

48
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Adat ditambah kalimat dan 1 (satu) orang dari


di Provinsi yang organisasi masyarakat yang
bersangkutan. memiliki pengalaman dan
kompetensi dalam hal
Masyarakat Hukum Adat.
211. (4) Anggota Panitia Masyarakat Hukum Dihapus -
Adat Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipilih dan disahkan oleh
Gubernur.

212. Pasal 34 Digabung dalam Pasal -


Anggota Panitia Masyarakat Hukum Adat 36, dengan rumusan
Provinsi dari unsur masyarakat baru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
ayat (3) adalah Warga Negara Indonesia
yang memenuhi persyaratan:
213. a. mendapatkan rekomendasi dari sda -
organisasi Masyarakat Hukum Adat dan
atau komunitas Masyarakat Adat;

214. b. memiliki pengalaman dalam upaya sda -


pembelaan, perlindungan, dan
pelayanan masyarakat hukum adat di
Provinsi;
215. c. tidak terindikasi pernah atau sedang sda -
terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi
Manusia;

49
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

216. d. tidak menjadi anggota dan/atau sda -


pengurus partai politik; dan
217. e. tidak pernah dipidana penjara sda -
berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
218. Paragraf 4 sda -
Keanggotaan Panitia Masyarakat Hukum
Adat Nasional

219. Pasal 35 Rumusan baru (1) Panitia Masyarakat Hukum Adat


(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat Nasional berjumlah paling sedikit
Nasional berjumlah 9 (Sembilan orang) 5 (lima) orang yang berasal dari
orang yang berasal dari unsur unsur Pemerintah dan unsur
Pemerintah dan unsur masyarakat. masyarakat.
220. (2) Unsur Pemerintah sebagaimana - Tetap
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1
(satu) orang dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang urusan dalam
negeri, 1 (satu) orang dari kementerian
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang hukum dan hak
asasi manusia. 1 (satu) orang dari
kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang sosial.

50
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

dan 1 (satu) orang dari Komisi Nasional


Hak Asasi Manusia.
221. (3) Unsur masyarakat sebagaimana Rumusan baru (3) Unsur masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 dimaksud pada ayat (1) terdiri
(satu) orang akademisi, 2 (dua) orang atas 1 (satu) orang akademisi
tokoh Masyarakat Hukum Adat, dan 2 dibidang hukum adat atau sosial,
(satu) orang dari organisasi yang 1 (satu) orang tokoh Masyarakat
memiliki pengalaman dan kompetensi Hukum Adat Nasional, 1 (satu)
dalam hal Masyarakat Hukum Adat. orang dari organisasi masyarakat
yang memiliki pengalaman dan
kompetensi dalam hal
Masyarakat Hukum Adat, serta
satu orang dari unsur
masyarakat adat setempat
sebagai anggota tidak tetap.
222. (4) Anggota Panitia Masyarakat Hukum Dihapus -
Adat Nasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipilih dan disahkan oleh
Presiden.
223. Menmbah Paragraf Paragraf 4a
Baru Persyaratan Keanggotaan Panitia
Masyarakat Hukum Adat
224. Pasal 36 Rumusan baru, Pasal 36
Anggota Panitia Masyarakat Hukum Adat penggabungan Anggota Panitia Masyarakat Hukum
Nasional adalah warga Negara Indonesia persyaratan Panitia Adat Kabupaten/Kota, Panitia
yang memenuhi persyaratan: Masyrakat Hukum Adat Masyarakat Hukum Adat Provinsi
dan Panitia Masyarakat Hukum
Adat Nasional adalah warga Negara

51
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Indonesia yang memenuhi


persyaratan:
225. a. mendapatkan rekomendasi dari - Tetap
organisasi Masyarakat Hukum Adat dan
atau komunitas masyarakat adat;
226. b. memiliki pengalaman dalam upaya - Tetap
pembelaan, perlindungan, dan
pelayanan Masyarakat Hukum Adat di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional;
227. c. tidak terindikasi pernah atau sedang - Tetap
terlibat dalam pelanggaran Hak Asasi
Manusia;
228. d. tidak menjadi anggota dan/atau Kata anggota d. tidak menjadi pengurus partai
pengurus partai politik; dan dan/atau di hapus politik; dan

229. e. tidak pernah dipidana penjara - Tetap


berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
230. Paragraf 5 - Tetap
Pemberhentian
231. Pasal 37 Tetap
Anggota Panitia Masyarakat Hukum Adat -
Kabupaten/Kota, anggota Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan anggota Panitia
52
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5
Masyarakat Hukum Adat Nasional berhenti
atau diberhentikan karena:
232. a. meninggal dunia; - Tetap

233. b. penggantian personel oleh Satuan Kerja - Tetap


Perangkat Daerah atau kementerian yang
bersangkutan;

234. c. sakit jasmani atau rohani yang - Tetap


mengakibatkan anggota tidak dapat
menjalankan tugas selama 3 (tiga) bulan
secara terus menerus;
235. d. mengundurkan diri secara tertulis; - Tetap
dan/atau
236. e. dipidana karena bersalah melakukan - Tetap
tindak pidana kejahatan atau perbuatan
yang mencemarkan Masyarakat Hukum
Adat.
237. Bagian Ketiga - Tetap
Tugas dan Fungsi
238. Paragraf 1 - Tetap
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota

239. Pasal 38 Dihapus -


Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota bertugas melakukan
verifikasi terhadap hasil identifikasi sendiri
Masyarakat Hukum Adat.

53
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

240. Pasal 39 Rumusan baru Pasal 39


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Panitia Masyarakat Hukum Adat
dimaksud dalam Pasal 38, Panitia Kabupaten/Kota bertugas:
Masyarakat Hukum Adat Kabupaten/Kota
menyelenggarakan fungsi:
241. a. menerima pendaftaran Masyarakat Rumusan baru a. memvalidasi dan memverifikasi Panitia di semua level
Hukum Adat; hasil identifikasi yang seharusnya juga dapat
disampaikan masyarakat di melakukan identifikasi
wilayah kabupaten/kota; sesuai inisiatif dari
Pemerintah Kab/Kota ybs
242. b. melakukan verifikasi terhadap Rumusan baru b. mencatat klaim/sengketa yang
keberadaan Masyarakat Hukum Adat; disampaikan masyarakat sesuai
dan hasil indentifikasi di wilayah
kabupaten/kota;
243. c. mengajukan hasil verifikasi kepada Rumusan baru c. melakukan verifikasi lapangan
Bupati untuk ditetapkan. bersama para pihak atas
klaim/sengketa yang
disampaikan masyarakat di
wilayah kabupaten/kota;

244. Menambah huruf huruf d. mengumumkan hasil validasi dan


baru yaitu huruf d verifikasi melalui media di
kabupaten/kota serta mencatat
keberatan para pihak dalam hal
terdapat pihak pihak yang
keberatan terhadap data dan
informasi yang dipakai dalam

54
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

identifikasi;
245. Menambah huruf huruf e. melaksanakan fasilitasi
baru yaitu huruf e penyelesaian secara musyawarah
terhadap sengketa/keberatan
para pihak terhadap hasil validasi
dan verifikasi di wilayah
kabupaten/kota dengan
mengundang Pemerintah
Kabupaten/Kota, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah dan Pakar;
246. Menambah huruf huruf f. memfasiliasi pengajuan gugatan
baru yaitu huruf f ke Pengadilan Negeri dan
memantau Putusan Pengadilan
sampai mempunyai kekuatan
hukum tetap, atas sengketa/
klaim yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah;
247. Menambah huruf huruf g. meneruskan hasil validasi dan
baru yaitu huruf g verifikasi tanpa sengketa serta
hasil Putusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum
tetap atas sengketa/klaim kepada
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Nasional melalui Bupati/
Walikota.
248. Paragraf 2 - Tetap
Panitia Masyarakat Hukum Adat Provinsi
249. Pasal 40 Dihapus -

55
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Panitia Masyarakat Hukum Adat Provinsi


bertugas melakukan verifikasi terhadap
hasil identifikasi sendiri Masyarakat
Hukum Adat.
250. Pasal 41 Rumusan baru Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Panitia Masyarakat Hukum Adat
dimaksud dalam Pasal 40, Panitia Provinsi, bertugas:
Masyarakat Hukum Adat Provinsi
menyelenggarakan fungsi:
251. a. menerima pendaftaran Masyarakat Rumusan baru a. memvalidasi dan memverifikasi Panitia di semua level
Hukum Adat; hasil identifikasi yang seharusnya juga dapat
disampaikan masyarakat di melakukan identifikasi
wilayah lintas kabupaten/kota; sesuai inisiatif dari
Pemerintah Prov ybs
252. b. melakukan verifikasi terhadap Rumusan baru b. mencatat klaim/sengketa yang
keberadaan Masyarakat Hukum Adat; disampaikan masyarakat sesuai
dan hasil indentifikasi wilayah lintas
kabupaten/kota;
253. c. mengajukan hasil verifikasi kepada Rumusan baru c. melakukan verifikasi lapangan
Gubernur untuk ditetapkan. bersama para pihak atas klaim/
sengketa yang disampaikan
masyarakat di wilayah lintas
kabupaten/kota;
254. Menambah huruf huruf d. mengumumkan hasil validasi dan
baru yaitu huruf d verifikasi melalui media di
provinsi serta mencatat
keberatan para pihak dalam hal
ada pihakpihak yang keberatan

56
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

terhadap data dan informasi yang


dipakai dalam identifikasi
Masyarakat Hukum Adat di
wilayah lintas kabupaten/kota;
255. Menambah huruf huruf e. melaksanakan fasilitasi
baru yaitu huruf e penyelesaian secara musyawarah
terhadap sengketa/klaim para
pihak lintas kabupaten/kota
terhadap hasil validasi dan
verifikasi dengan mengundang
Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah
dan Pakar;
256. Menambah huruf huruf f. memfasiliasi pengajuan gugatan
baru yaitu huruf f ke Pengadilan Negeri atas
sengketa/klaim di wilayah lintas
kabupaten/kota, dan memantau
Putusan Pengadilan sampai
mempunyai kekuatan hukum
tetap yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah;
257. Menambah huruf huruf g. meneruskan hasil validasi dan
baru yaitu huruf g verifikasi tanpa sengketa serta
hasil Putusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum
tetap atas sengketa/klaim di
wilayah lintas kabupaten/kota
kepada Panitia Masyarakat

57
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Hukum Adat Nasional melalui


Gubernur.
258. Paragraf 3 - Tetap
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Nasional
259. Pasal 42 Dihapus -
Panitia Masyarakat Hukum Adat Nasional
bertugas melakukan verifikasi terhadap
hasil identifikasi sendiri Masyarakat
Hukum Adat.

260. Pasal 43 Rumusan baru Pasal 43


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Panitia Masyarakat Hukum Adat
dimaksud dalam Pasal 42, Panitia Nasional, bertugas:
Masyarakat Hukum Adat Nasional
menyelenggarakan fungsi:
261. a. menerima pendaftaran Masyarakat Rumusan baru a. memvalidasi dan memverifikasi Panitia di semua level
Hukum Adat; hasil identifikasi yang seharusnya juga dapat
disampaikan masyarakat di melakukan identifikasi
wilayah lintas provinsi; sesuai inisiatif dari
Pemerintah
262. b. melakukan verifikasi terhadap Rumusan baru b. mencatat klaim/sengketa yang
keberadaan Masyarakat Hukum Adat; disampaikan masyarakat sesuai
dan hasil indentifikasi Masyarakat
Hukum Adat di wilayah lintas
provinsi;
263. c. mengajukan hasil verifikasi kepada Rumusan baru c. melakukan verifikasi lapangan
Presiden untuk ditetapkan. bersama para pihak atas

58
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

sengketa/klaim di wilayah lintas


provinsi;

264. Menambah huruf huruf d. mengumumkan hasil validasi dan


baru yaitu huruf d verifikasi melalui media nasional
serta mencatat keberatan para
pihak dalam hal ada pihakpihak
yang keberatan terhadap data
dan informasi yang dipakai dalam
identifikasi di wilayah lintas
provinsi;
265. Menambah huruf huruf e. melaksanakan fasilitasi
baru yaitu huruf e penyelesaian secara musyawarah
terhadap sengketa/klaim para
pihak di wilayah lintas provinsi
terhadap hasil validasi dan
verifikasi dengan mengundang
Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah
dan Pakar;
266. Menambah huruf huruf f. memfasiliasi pengajuan gugatan
baru yaitu huruf f ke Pengadilan Negeri atas
sengketa/klaim di wilayah lintas
provinsi, dan memantau Putusan
Pengadilan sampai mempunyai
kekuatan hukum tetap, yang

59
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

tidak dapat diselesaikan secara


musyawarah;
267. Menambah huruf huruf g. mendeklarasikan Pengakuan dan
baru yaitu huruf g Perlidungan Masyarakat Hukum
Adat hasil validasi dan verifikasi
tanpa sengketa serta hasil
Putusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum
tetap, di wilayah
kabupaten/Kota, di wilayah lintas
kabupaten/kota dan di wilayah
lintas provinsi.
268. h. menyampaikan Deklarasi
Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat kepada
Menteri yang bertugas dan
membidangi urusan
pemerintahan untuk ditetapkan
dengan Keputusan tentang
Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat, serta
diundangkan dalam Berita
Negara.
269. BAB VIII - Tetap
MEKANISME PENYELESAIAN
SENGKETA
270. Bagian Kesatu - Tetap
Umum

60
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

271. Pasal 44 Pasal 44


(1) Penyelesaian Sengketa Masyarakat Kalimat dan/atau (1) Penyelesaian Sengketa Dalam struktur sistem
Hukum Adat dapat diselesaikan melalui Peradilan adat diganti Masyarakat Hukum Adat dapat peradilan negara sudah
lembaga adat dan/atau Peradilan Adat. Pengadilan Negeri diselesaikan melalui lembaga tidak dikenal lagi
adat dan/atau Pengadilan Negeri peradilan adat.

272. (2) Lembaga Adat memiliki kewenangan Dihapus -


menyelesaikan sengketa Masyrakat
Hukum Adat.

273. (3) Peradilan Adat tidak berwenang Kata Peradilan Adat (3)Lembaga Adat sebagaimana Semua tindak pidana
mengadili tindak pidana berat dan diganti dengan dimaksud pada ayat (1) merupakan kewenangan
tindak pidana khusus. Lembaga Adat. menangani sengketa adat yang peradilan umum.
Menghapus kata berat bukan merupakan tindak pidana.
dan tindak pidana
khusus.
274. (4) Peradilan Adat dapat dibentuk oleh Rumusan baru (4) Pengadilan Negeri sebagaimana
Lembaga Adat secara berjenjang dari dimaksud pada ayat (1)
Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat menanganai sengketa
Provinsi. masyarakat hukum adat yang
tidak dapat diselesaikan oleh
lembaga adat, dan sengketa yang
merupakan tindak pidana.
275. Bagian Kedua - Tetap
Sengketa Internal

276. Pasal 45 - Tetap


(1) Sengketa internal dalam Masyarakat

61
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Hukum Adat diselesaikan melalui


Lembaga Adat.

277. (2) Lembaga Adat mengeluarkan putusan - Tetap


Lembaga Adat sebagai hasil
penyelesaian sengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

278. (3) Dalam hal terdapat keberatan terhadap Kata Peradilan adat (3) Lembaga adat dapat melibatkan
putusan Lembaga Adat sebagaimana diganti Pengadilan Pemerintahan Desa dalam
dimaksud pada ayat (2), sengketa Negeri menyelesaikan sengketa di
diselesaikan melalui Peradilan adat. wilayahnya.

279. (4) (4) Dalam hal sengketa tidak dapat


diselesaikan atau terdapat
keberatan terhadap putusan
Lembaga Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sengketa
diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri.
280. (5) Peradilan adat mengeluarkan putusan Dihapus -
sebagai hasil penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
281. (6) Putusan sebagaimana dimaksud pada Dihapus -
ayat (4) bersifat final dan mengikat.
282. Bagian Ketiga - Tetap
Sengketa antar-Masyarakat Hukum Adat

62
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

283. Pasal 46 - Tetap


(1) Sengketa antar-Masyarakat Hukum
Adat diselesaikan melalui musyawarah
antar-Lembaga Adat.

284. (2) Dalam hal musyawarah antar-Lembaga Kata Peradilan adat (2) Dalam hal musyawarah antar-
Adat sebagaimana dimaksud pada ayat diganti Pengadilan Lembaga Adat sebagaimana
(1) tidak dapat menyelesaikan sengketa, Negeri dimaksud pada ayat (1) tidak
sengketa diselesaikan melalui peradilan dapat menyelesaikan sengketa,
adat. sengketa diselesaikan melalui
Pengadilan Negeri.
285. (3) Peradilan adat mengeluarkan putusan Dihapus -
sebagai hasil penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

286. (4) Dalam hal terdapat keberatan terhadap Dihapus -


putusan peradilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sengketa dapat
diselesaikan di tingkat Mahkamah
Agung.
287. Bagian Keempat - Tetap
Sengketa antara Masyarakat Hukum
Adat dan pihak lain
288. Pasal 47 Rumusan baru Pasal 47
(1) Sengketa antara Masyarakat Hukum (1) Sengketa antara Masyarakat
Adat dan pihak lain yang menyangkut Hukum Adat dan pihak lain,
hak Masyarakat Hukum Adat diutamakan dapat diselesaikan
diselesaikan melalui peradilan adat. melalui musyawarah Lembaga

63
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Adat, pihak lain dan pihak


pemerintahan.
289. (2) Peradilan adat mengeluarkan putusan Rumusan baru (2) Musyawarah Lembaga Adat
sebagai hasil penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (1) mengeluarkan putusan
penyelesaian sengketa.
290. (3) Dalam hal terdapat keberatan terhadap Rumusan baru (3)Dalam hal terdapat keberatan
putusan peradilan sebagaimana terhadap putusan Musyawarah
dimaksud pada ayat (2), sengketa dapat Lembaga Adat sebagaimana
diselesaikan di tingkat Mahkamah dimaksud pada ayat (2), sengketa
Agung. diselesaikan di Pengadilan Negeri.
291. Usulan Pasal baru Pasal 47a
Pasal 47a Pemeriksaan perkara sengketa
Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45, Pasal 46 dan Pasal 47,
dilakukan oleh Majelis Hakim yang
berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Hakim Karier dan
2 (dua) orang Hakim Ad Hoc.
292. Usulan Pasal baru Pasal 47b
Pasal 47b ayat (1) s/d (1) Pengangkatan Hakim Ad Hoc
ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) dilakukan oleh
Presiden atas usulan Ketua
Mahkamah Agung Republik
Indonesia melalui Keputusan
Presiden.

64
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

293. (2) Dalam mengusulkan calon


Hakim Ad Hoc sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Ketua
Mahkamah Agung Republik
Indonesia wajib mengumumkan
kepada masyarakat.
294. (3) Syarat menjadi Hakim Ad Hoc:

295. a. Warga Negara Indonesia;

296. b. bertaqwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa;
297. c. berusia paling rendah 40
(empat puluh) tahun pada saat
pengangkatan;
298. d. berizasah Sarjana Hukum atau
sarjana lain yang memiliki
keahlian dan pengalaman
sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun dalam bidang
sosiologi;

299. e. tidak pernah dijatuhi pidana


penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam
pidana 5 (lima) tahun atau
65
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

lebih;
300. f. tidak pernah melakukan
perbuatan tercela;
301. g. cakap, jujur serta memiliki
integritas moral yang tinggi
dan memiliki reputasi yang
baik;
302. h. tidak menjadi pengurus salah
satu partai politik; dan
303. i. melepaskan jabatan struktural
dan jabatan lainnya selama
menjadi Hakim Ad Hoc,
304. Pasal 48 - Tetap
Perwakilan Masyarakat Hukum Adat yang
menjadi pihak dalam penyelesaian sengketa
atau menjadi saksi di pengadilan harus
merepresentasikan seluruh kepentingan
Masyarakat Hukum Adat.

305. Pasal 49 Pasal 49


Hakim dan/atau hakim agung dalam Kalimat dan/atau Hakim dalam memutuskan perkara
memutuskan perkara yang berkaitan hakim agung dihapus. yang berkaitan dengan Masyarakat
dengan Masyarakat Hukum Adat wajib Diakhir kalimat Hukum Adat wajib memperhatikan
memperhatikan Hukum Adat dan ditambah kalimat serta Hukum Adat dalam Masyarakat

66
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

kebiasaan yang berlaku dalam Masyarakat kepentingan strategis Hukum Adat, serta kepentingan
Hukum Adat. nasional. strategis nasional.
306. Pasal 50 Pasal 50
Putusan peradilan adat sebagaimana Kata peradilan adat Putusan Lembaga Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (4), Pasal 46 diganti lembaga adat dimaksud dalam Pasal 45 ayat (4),
ayat (3), dan Pasal 47 ayat (2) dilaksanakan Pasal 46 ayat (3), dan Pasal 47 ayat
oleh Masyarakat Hukum Adat dan/atau (2) dilaksanakan oleh Masyarakat
pengadilan negeri. Hukum Adat dan/atau Pengadilan
Negeri.
307. Bagian Kelima Dihapus -
Kewenangan Mengadili
308. Pasal 51 Dihapus - Disesuaikan dengan Pasal
Peradilan Umum tidak berwenang 46 ayat (4) dan Pasal 47
mengadili kasus yang berhubungan dengan ayat (3)
sengketa Masyarakat Hukum Adat.
309. Bagian Keenam Dihapus -
Sanksi
310. Pasal 52 Dihapus -
Dalam hal terjadinya pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50, putusan
tersebut batal demi hukum.

311. Menambah BAB baru, BAB VIII A


yaitu BAB VIII A HAPUSNYA MASYARAKAT HUKUM
ADAT
312. Menambah Pasal baru Pasal 52a

67
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

yaitu Pasal 52a Ayat (1)


(1)Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi, atau
Pemerintah dapat melakukan
evaluasi terhadap penetapan
Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat yang
telah ditetapkan dengan
Keputusan Menteri yang bertugas
dan menyelenggrakan urusan
Pemerintahan.
313. Menambah Pasal baru (2)Dalam pelaksanaan evaluasi
yaitu Pasal 52a Ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi atau
Pemerintah membentuk Panitia
Evaluasi Pengakuan dan
Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat yang beranggotakan unsur
Pemerintah
Kabupaten//Kota,Pemerintah
Provinsi, Pemerintah dan unsur
masyarakat.
314. Menambah Pasal baru (3)Evaluasi dilakukan apabila
yaitu Pasal 52a Ayat (3) diperoleh informasi tidak
dipenuhinya lagi karakteristik
Masyarakat Hukum Adat, atau
dapat dilakukan paling lama 10

68
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

(sepuluh) tahun sekali sejak


ditetapkannya Pengakuan dan
Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat.
315. Menambah Pasal baru (4)Panitia evaluasi Masyarakat
yaitu Pasal 52a Ayat (4) Hukum Adat melakukan evaluasi
atas Pengakuan dan
Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan kriteria
Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.
316. Menambah Pasal baru Pasal 52b
yaitu Pasal 52b Ayat (1) (1)Berdasarkan hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 52a, Panitia Evaluasi
melaporkan hasil evaluasi
Masyarakat Hukum Adat kepada
Bupati/Walikota, Gubernur atau
Menteri yang bertugas dan
menyelenggarakan urusan di
bidang pemerintahan.
317. Menambah Pasal baru (2)Berdasarkan laporan Panitia
yaitu Pasal 52b Ayat (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dalam hal sudah
tidak memenuhi kriteria
Masyarakat Hukum Adat:

69
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

318. a. Bupati/Walikota, Gubernur atau


Menteri yang bertugas dan
menyelenggarakan urusan di
bidang pemerintahan, melakukan
pembinaan terhadap Masyarakat
Hukum Adat;
319. b. dalam hal pembinaan telah
dilaksanakan dan kriteria
Masyarakat Hukum Adat tidak
dapat dipenuhi Menteri yang
bertugas dan menyelenggarakan
urusan di bidang pemerintahan
menetapkan hapusnya
Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat.
320. (3)Dengan hapusnya Pengakuan
dan Perlindungan Masyarakat
Hukum Adat, maka tanah adat
menjadi tanah negara yang
peruntukannya ditetapkan
Pemerintah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi atau
Pemerintah sesuai
kewenangannya.
321. BAB IX - Tetap

70
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

PENDANAAN
322. Pasal 53 Rumusan baru Pasal 53 Sesuai UU No 6 /2014
Pendanaan bagi Masyarakat Hukum Adat Dana yang diperlukan untuk menjamin tentang Desa
bertujuan untuk menjamin pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas serta wewenang
serta wewenang Pemerintah dan Pemerintah Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Daerah dalam melakukan identifikasi, dalam melaksanakan perlindungan dan
verifikasi, dan penetapan serta melaksanakan pengakuan Masyarakat Hukum Adat
program untuk memberikan pelayanan dalam dibebankan pada Anggaran
peningkatan kapasitas dan kemampuan Pendapatan dan Belanja Desa, dan
Masyarakat Hukum Adat. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara serta Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
323. Pasal 54 Dihapus
(1) Sumber pendanaan dalam melakukan
identifikasi, verifikasi, dan penetapan
Masyarakat Hukum Adat serta
pelaksanaan program untuk
memberikan pelayanan dalam
peningkatan kapasitas dan
kemampuan masyarakat hukum adat
dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.

324. (2) Selain sumber pendanaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), sumber - Tetap
pendanaan dalam upaya Pengakuan
Hak Masyarakat Hukum Adat dan
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat
71
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

dapat berasal dari sumber lain yang


sah.
325. (3) Masyarakat dapat memberikan - Tetap
dukungan dana dalam upaya
Pengakuan Hak Masyarakat Hukum
dan perlindungan Masyarakat Hukum
Adat.

326. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai - Tetap


pendanaan dalam upaya Pengakuan
dan perlindungan hak Masyarakat
Hukum Adat diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
327. BAB X - Tetap
PERAN SERTA MASYARAKAT
328. Pasal 55
(1) Peran serta masyarakat dapat - Tetap
dilakukan dengan cara:
329. a. memberikan informasi terkait - Tetap
identifikasi Masyarakat Hukum
Adat;
330. b. memberikan saran, pertimbangan,
dan pendapat kepada Pemerintah; - Tetap

331. c. menjaga, memelihara, dan Rumusan baru c. menjaga, memelihara, dan


meningkatkan kelestarian meningkatkan kelestarian fungsi
lingkungan Masyarakat Hukum lingkungan hidup Masyarakat
Adat; Hukum Adat;

72
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

332. d. menyampaikan laporan terjadinya


bahaya, pencemaran, dan/atau - Tetap
perusakan lingkungan di Wilayah
Adat;
333. e. memantau pelaksanaan rencana
pembangunan dan pemberdayaan - Tetap
Masyarakat Hukum Adat;
334. f. memberikan bantuan tenaga, dana,
fasilitas, serta sarana dan - Tetap
prasarana dalam perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;
335. g. melestarikan adat istiadat milik - Tetap
Masyarakat Hukum Adat;
336. h. menciptakan lingkungan tempat
tinggal yang kondusif bagi - Tetap
Masyarakat Hukum Adat;
337. i. melaporkan tindakan kekerasan - Tetap
yang dialami oleh Masyarakat
Hukum Adat; dan
338. j. membantu pemerintah dalam
memberikan sosialisasi mengenai - Tetap
pentingnya Pengakuan dan
Perlindungan Hak Masyarakat
Hukum Adat kepada masyarakat.
339. (2) Dalam melaksanakan peran serta
masyarakat sebagaimana dimaksud - Tetap
pada ayat (1) tetap memperhatikan
kearifan lokal.

73
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

340. Menambah BAB baru BAB XA


yaitu BAB XA KETENTUAN PERALIHAN

341. Pasal 55a


Menambah Pasal baru Dengan berlakunya Undang-Undang
yaitu Pasal 55a ini:
342. Menambah Pasal baru a. Peraturan Daerah tentang
yaitu Pasal 55a huruf Keberadaan Masyarakat Hukum
a. Adat yang telah ada dinyatakan
tetap berlaku.
343. Menambah Pasal baru b. hasil penelitian mengenai
yaitu Pasal 55a huruf Keberadaan Masyarakat Hukum
b. Adat yang telah ada dinyatakan
tetap berlaku dan disesuaikan
proses selanjutnya sesuai dengan
Undang-Undang ini.
344. Menambah Pasal baru c. dalam hal kawasan hutan
yaitu Pasal 55a huruf c ditetapkan sebagai tanah adat
tetap dipertahankan fungsinya
sesuai fungsi hutan sebelumnya.
345. Menambah Pasal baru d. Izin pemanfaatan atau izin
yaitu Pasal 55a huruf d penggunaan kawasan hutan, dan
atau izin-izin lainnya di bidang
kehutanan yang telah ada
sebelum kawasan hutan
ditetapkan sebagai tanah adat,
dinyatakan tetap sah dan berlaku
sampai dengan izinnya berakhir.

74
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

346. Menambah Pasal baru Pasal 55b


yaitu Pasal 55b ayat (1) (1) Dalam hal kawasan hutan telah
dibebani izin sebelum adanya
Penetapan Pengakuan dan
Perlindungan Masyarakat
Hukum Adat, maka pemegang
izin wajib:
347. Menambah Pasal baru a. melaksanakan bagi hasil atau
yaitu Pasal 55b ayat (1) kemitraan atas hasil kegiatan
huruf a setelah berlakunya penetapan
Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;

348. Menambah Pasal baru b. merencanakan kegiatan di areal


yaitu Pasal 55b ayat (1) izinnya bersama dan atas
huruf b persetujuan Masyarakat Hukum
Adat;
349. Menambah Pasal baru c. melaksanakan pemberdayaan
yaitu Pasal 55b ayat (1) terhadap Masyarakat Hukum
huruf c Adat yang ada di areal izinnya;
350. Menambah Pasal baru d.melaksanakan pemulihan
yaitu Pasal 55b ayat (1) terhadap wilayah Masyarakat
huruf d Hukum Adat yang telah
dieksploitasi.
351. Menambah Pasal baru e. melaksanakan perlindungan dan
yaitu Pasal 55b ayat (1) pelestarian tanah adat antara
huruf f lain situs Masyarakat Hukum

75
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

Adat;
352. Menambah Pasal baru (2) Kewajiban sebagaimana
yaitu Pasal 55b ayat (2) dimaksud ayat (1) dituangkan
dalam bentuk perjanjian yang
dibuat kedua belah pihak dan
diketahui pemberi izin.
353. BAB XI Tetap
KETENTUAN PENUTUP -
354. Pasal 56
Pada saat Undang-Undang ini mulai - Tetap
berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai
Masyarakat Hukum Adat dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Undang-Undang
ini.
355. Pasal 57 - Tetap
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini
harus telah ditetapkan dalam waktu 1
(satu) tahun sejak Undang-Undang ini
diundangkan.
356. Pasal 58 Pasal 58 Dasar UU Nomor 12
Undang-undang ini berlaku pada tanggal Diantara Kata Undang-Undang ini mulai berlaku Tahun 2011 tentang
diundangkan, Undang-Undang ini pada tanggal diundangkan. Pembentukan Peraturan
dan kata berlaku Perundang-undangan.
disisipkan kata Mulai:,
dan diakhiri tanda baca
titik.
76
NO DRAF RUU INISIATIF DPR TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN

USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN

1 2 3 4 5

357. Agar setiap orang mengetahuinya, - Tetap


memerintahkan pengundangan Undang-
Undang ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
358. Disahkan di Jakarta - Tetap
pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


359. Diundangkan di Jakarta - Tetap
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDDIN
360. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK - Tetap
INDONESIA TAHUN NOMOR.

77
TERBATAS

KEMENTERIAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH


RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT
Draf RUU PPHMA-DIM Tanggal 20 Maret 2014

78

Anda mungkin juga menyukai