DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat untuk
mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan flavonoid
yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas
enzim reverse trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus berinti RNA.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM)
bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair)
Surabaya, yang sejak 2003 meneliti ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap
awal penelitian dimulai dengan pengujian preklinik. Hasil penelitian dipaparkan oleh Kepala
Badan POM Drs Sampurno MBA di Jakarta, Rabu (10/3).
Ide penelitian berasal dari Badan POM dan mereka menunjuk Dr Drs Suprapto Maat MS.
apoteker dari Patologi FK Unair untuk meneliti daun jambu biji.
Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka
kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat
suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh
darah kapiler.
Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FK Unair yang menggunakan hewan model
mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitas
pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti
dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada preparat dan kultur
sumsum tulang mencit. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang
praktis tidak toksik.
Daun jambu biji memang mengandung berbagai macam komponen. Berkaitan dengan itu telah
dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji di mana ekstrak tersebut terbukti dapat menghambat
pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak
daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue.
Juga telah dilakukan uji awal berupa penelitian open label di beberapa rumah sakit di Jawa Timur
(RS Jombang dan RS Petrokimia Gresik) pada penderita DBD dewasa dan anak-anak.
"Hasil penelitian dibagi-bagikan ke RS Jombang dalam bentuk 30 kapsul dan 30 sirup, lalu RS
Petrokimia Gresik 20 kapsul dan 20 sirup. Ada yang sukarela mau mencoba," kata Suprapto.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dapat
mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti, misalnya
sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik untuk membuktikan
khasiat dengan evidence based yang lebih kuat.
Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian
ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme
kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-Alfa
olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas pembuluh darah.
Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr Soetomo Surabaya/FK Unair, yang akan
dipimpin oleh Prof Dr dr Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M Nasirudin dengan Dr
Ugrasena untuk pasien DBD anak dan Prof dr Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD
dewasa.
Badan POM dalam waktu dekat juga akan melakukan kajian-kajian intensif dengan para pakar
untuk mendukung tata laksana yang sekarang ini ada. Sampurno optimis karena daun jambu biji
bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan proses teknologinya sederhana. (LOK)
1
Penggunaan untuk pengobatan secara tradisional (empirik) dan penelitian sembilan tanaman obat
unggulan diuraikan dalam tabel berikut:
Sumber: Biro
Hukum dan Humas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), 2004
Jambu biji (Guava, psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini
dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan
dan di ladang-ladang. Pohon jambu biji merupakan tanaman perdu yang banyak bercabang,
tingginya dapat mencapai 12 m. Besarnya buah bervariasi dari yang yang berdiameter 2,5 cm
sampai dengan lebih dari 10 cm.
Jambu yang digemari oleh masyarakat umumnya yang berdaging lunak dan tebal,
rasanya manis, berbiji sedikit dan buahnya berukuran besar. Beberapa jenis jambu biji yang
diunggulkan antara lain jambu Pasar Minggu, Jambu Bangkok, jambu Palembang, jambu sukun,
jambu apel, jambu sari, jambu merah dan jambu merah getas.
Diantara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi dan
cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-buahan lainnya seperti jeruk manis yang
2
mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100 gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali
lipat. Vitamin C ini sangat baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji
terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Kandungan vitamin C
jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Selain pemasok andal vitamin C, jambu biji
juga kaya serat, khususnya pectin (serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat
gel atau jeli. Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat
kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya. Penelitian yang
dilakukan Singh Medical Hospital and Research center Morrabad, India menunjukkan jambu biji
dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita
hipertensi essensial.
Kandungan gizi dalam 100 gram jambu biji disajikan pada tabel 1 sbb :
Jambu biji juga mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga
berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang
virus.
Jambu biji juga mengandung kalium yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut
jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh,
mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh serta menurunkan kadar
kolesterol total dan trigliserida darah, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Menurut Dr. James Cerda dengan memakan jambu biji 0,5 - 1 kg /hari selama 4 minggu resiko
terkena penyakit jantung dapat berkurang sebesar 16 %.
Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat nirgizi potensial lain selain serat.
Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol
per liter darah) serta memiliki aktivitas anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi
yang dilakukan peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan,
lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada
jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai
efek memberikan perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.
Disamping manfaat jambu biji untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
serta mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,
meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu penyerapan zat besi
dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti radang, anti diare dan menghentikan
pendarahan, misalnya pada penderita demam berdarah dengue (DHF).
3
melalui penyembuhan dengan jus -- buah-buahan yang dihaluskan dengan
alat bernama blender. Jus saat ini telah menjadi konsumsi minuman yang
akrab dalam kehidupan sehari-hari di berbagai tingkat masyarakat.
Penyembuhan dengan jus merupakan solusi yang tepat untuk menyiasati
agar jus yang dibuat dengan pemanfaatan tanaman obat tetap enak
dinikmati, tanpa mengurangi khasiat obatnya.
Hal-hal yang perlu dperhatikan dalam mengkonsumsi bahan-bahan alami
untuk jus adalah sebelum digunakan, sebaiknya semua alat dan buah dicuci
bersih, kecuali bahan-bahan kering yang dibeli di toko obat (Tionghoa). Untuk
bahan-bahan yang akan direbus, sebelumnya dipotong/diiris-iris terlebih
dahulu, agar zat yang terkandung lebih cepat meresap ke dalam rebusan.
Sedangkan untuk bahan yang berbentuk bubuk yang didapatkan dari proses
pengeringan dengan sinar matahari, oven, atau diangin-anginkan kemudian
digiling hingga menjadi bubuk.
Terapi jus untuk penyembuhan, antara lain, untuk mengobati demam
berdarah. Caranya, gunakan 30 gram buah jambu biji/klutuk yang matang
diblender tambahkan air panas secukupnya hingga tertampung satu gelas dan
diminum selagi hangat.
Selain itu bisa gunakan 15 Butir angeo (dibuang bijinya), 1 buah kesemek
diblender dengan air secukupnya dan diminum. Atau ambil 30 gram
temulawak, 10 butir angeo dibuang bijinya, 100 gr akar teratai, 1 buah jambu
biji diblender dengan air secukupnya lalu diminum. Bahan lainnya adalah 40
gram umbi daun dewa (tien chi) segar diblender dengan air secukupnya dan
diminum.
Mengobati kolesterol tinggi dengan menggunakan 75 r kacang tanah
(direndam hingga lembut), 50 gr biji jagung, dikukus hingga matang
kemudian kedua bahan tersebut diblender dan tambahkan air secukupnya lalu
diminum. Selain itu, bisa menggunakan 30 gram jamur kuping hitam
direndam hingga lembut dan dikukus hingga matang, kemudian diblender
dengan air secukupnya dan diminum.
Cara lain dengan menggunakan 100 gram kulit kacang kering dan 5 lembar
daun salam segar direbus dengan 200 cc hingga tersisa 100 cc saring airnya,
200 gr buah anggur diblender dan tambahkan air rebusan tadi serta
tambahkan 1 sendok makan madu, lalu aduk rata dan diminum.
Atasi ejakulasi dini dengan menggunakan 10 Buah ginkgo biloba dikupas
kulitnya dan disaring hingga berwarna kekuningan, 1 buah delima kupas
kulitnya, 1 buah jambu klutuk/biji setengah matang (bijinya dibuang) di
blender dan tambahkan air secukupnya lalu diminum.
Selain itu bisa menggunakan 60 gram sulur pohon beringin direbus dengan
300 cc air hingga tersisa 150 cc, kemudian disaring airnya dan gunakan untuk
memblender 5 butir lakci yang telah disangrai hingga berwarna kekuningan
lalu diminum. Cara lain adalah ambil 150 gram daun kacang tanah yang telah
dikukus hingga matang, 10 butir ginkgo biloba (pak ko) dikupas kulitnya dan
direndam hingga lembut kemudian disaring hingga kekuningan, semua bahan
diblender dengan air secukupnya.
Mengobati frigiditas dengan menggunakan 20 gram kie cie dikukus hingga
matang, 10 butir angco (dibuang bijinya), 6 butir buah lengkeng, 15 gr jahe,
1 butir bunga lawang, 1 buah delima dikupas kulitnya, kemudian diblender
dan tambahkan air secukupnya lalu diminum.
Cara lain adalah dengan menggunakan 5 gram jinten, 10 gr kencur, 10 gr
bangle, 10 gr lempuyang, 1 buah delima di buang kulitnya diblender dengan
air secukupnya dan tambahkan 1 sendok makan dan diminum. Atau gunakan
65 gram seledri kecil dan 10 gr jahe, diblender dengan air secukupnya lalu
diminum.
Untuk meningkatkan stamina, gunakan 100 gram kacang tanah (kukus
hingga matang), 50 gr kuaci biji labu kuning/parang kupas kulitnya, diblender
dengan air secukupnya, kemudian tambahkan madu secukupnya, aduk rata
dan diminum.
Cara lain adalah ambil 150 gram buah anggur, 40-50 gr lengkeng kering,
diblender dengan air secukupnya. Tambahkan 1 sendok makan madu aduk
rata dan diminum. Atau gunakan 10 butir buah lengkeng dibuang bijinya
diblender dengan air secukupnya. Tambahkan madu secukupnya aduk rata
dan diminum.
Bisa juga menggunakan 10 butir angco dibuang bijinya, 2 buah kiaboi/sun boi
dibuang bijinya, 25 gr kencur, 3 gr jahe diblender dengan air secukupnya lalu
diminum.
Catatan:
4
Untuk penyakit yang serius dianjurkan tetap konsultasi ke dokter. Lakci dan
ginkgo biloba dapat dibeli di toko obat Tionghoa. Saat ini telah tersedia buku
berjudul "Penyembuhan dengan Jus" yang ditulis oleh Prof Hembing
Wijayakusuma.
[ Prof HM Hembing Wijayakusuma, ahli pengobatan tradisional
dan akupunktur; Ketua Umum Himpunan Pengobat Tradisional
& Akupunktur se-Indonesia (Hiptri)
Jambu Biji: mengandung beta karoten & kaya vit C, sehingga dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Saat menjelang masak, jambu biji mengandung vit C 3-6x lebih tinggi dari jeruk.
Alpukat: sedikit mengandung gula buah, namun berlimpah serat. Cocok untuk mengendalikan
kadar gula darah.
Pare: menurut Prof.Dr.dr. Susilo Wibowo, M.S.Med., S. dari UnDip, Semarang, pare bisa
menyusutkan jumlah sperma hingga tdk ada sama sekali (sperma nol). Bahkan dapat merusak
testis dan mengurangi produksi hormon kelakilakian. Hal ini dikuatkan dengan hasil riset
terhadap tikus jantan yg diberi sari pare selama 35 hari terus menerus, yg dimuat dalam salah 1
edisi Journal of Ethnopharmacology.
Es nata de coco, air kelapa muda: mengandung banyak kalium yg berguna menyeimbangkan
cairan tubuh, sehingga baik utk menurunkan tekanan darah tinggi.
Belimbing & Stawberry: mengandung banyak serat & vit C. Keduanya bersifat antioksidan yg
membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Daun Sambiloto: mengandung zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sbg hepatoprotektor
(melindungi) sel hati dari zat tosik.
Jahe: khasiat umumnya menghangatkan badan, penambah nafsu makan, peluruh keringat, usir
masuk angin, juga dapat merangsang ereksi & mengatasi ejakulasi dini.
Akar pule pandak: berkhasiat sbg penenang, obat tidur, penurun hipertensi, melancarkan aliran
darah, analgesik, antipiretik & antiradang.
Tapak Dara: mengandung alkaloid yg berkhasiat sbg antikanker, hipoglikemik, diuretik, sedatif, &
penghilang racun.
Terung ungu:Daun tembelekan: bersifat pahit, sejuk, berbau, sedikit beracun (toksik).
Menghilangkan gatal (anti pruitus), anti toksik, anti bengkak & perangsang muntah.
Pisan Ambon: mengandung zat ion potasium (K+) & B6 yg bermanfaat utk mengurangi rasa
sakit persendian & nyeri otot.
Comprey (Symphytum officinale): mengandung allantoin yg berkhasiat sbg anti radang & anti
rematik.
Semangka: minum segelas jus semangka (tanpa biji) pagi & malam hari akan membantu
mendorong keluarnya kelebihan akumulasi asam urat.
Apel: mengandung karoten & pektin yg merupakan serat larut dalam air. Pektin merupakan tipe
serat kasar yg punya beberapa keuntungan. Salah 1nya sbg anti kolesterol, bila berinteraksi dg
Vit C.
Daun Sirih: memiliki efek mencegah ejakulasi prematur, mematikan jamur candida albicans,
analgesik, anestetik & pereda kejang pd otot polos.
Kangkung: bersifat anti racun, anti radang, menghentikan perdarahan juga bersifat menyejukan
& menenangkan. Kangkung mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan &
sitosterol.
Tomat: rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Klorin & sulfur adl trace element
yg berkhasiat detoksian. Klorin alamiah menstimulir kerja hati utk membuang racun tubuh &
sulfur melindungi hati dari terjadinya sirosis hati & penyakit hati lainnya. Likopen adl pigmen
kuning beta karoten pd tomat. Tomatin berkhasiat anti biotik.
Kacang panjang: bersifat hipoglikemik yg mampu menurunkan kadar glukosa darah yg tinggi.
Anti kanker, kanker payudara, leukemia, anti bakteri, anti virus, anti oksidan, gangguan saluran
kencing, peluruh kencing, batu ginjal, mencegah kelainan anti bodi. Meningkatkan fungsi limpa,
meningkatkan penyatuan DNA & RNA. Meningkatkan fungsi sel darah merah, beri-beri, demam
berdarah, kurang darah, sakit pinggang, rematik, pembengkakan. Meningkatkan nafsu makan &
5
sukar buang air besar.
Pohon Cakar Ayam: berkhasiat utk menghilangkan panas & lembab, melancarkan aliran darah,
anti toksik, anti neoplasma, penghenti pendarahan & menghilangkan bengkak.
Kunyit putih: berkhasiat anti kanker, meningkatkan efektifitas pengobatan radiasi & kemoterapi
pd penderita kanker, mengatasi pembesaran hati & limpa, memulihkan gangguan pencernaan.
Kunyit, kencur & cengkeh: kurkumin dalam kunyit efektif utk luka lambung. Kencur & cengkeh
berkhasiat menghangatkan, hilangkan rasa sakit, keluarkan angin & anti bakteri.
Daun Kecubung: mengandung alkaloid yg berkhasiat sbg obat pereda kejang. Dg begitu dpt
meringankan derita asma, karena dapat memperlebar saluran pernapasan yg menyempit shg
memperlancar pernapasan yg terganggu akibat serangan asma.
http://nicegreen.multiply.com/reviews/item/5
Segar dan nikmat. Itulah kesan kita saat melihat jambu yang dijajakan dengan cara
dibelah untuk menunjukkan warna daging buahnya yang beragam warnanya; putih,
kuning sampai kemerah-merahan.
Umumnya, buah jambu biji ( Psidium guajava ) bentuknya bulat, agak bulat, sampai
sedikit lonjong. Buah yang diduga berasal dari Meksiko Selatan ini mempunyai kulit
yang tipis sehingga bisa dimakan tanpa perlu dikupas.
Sesuai dengan namanya, jambu ini mengandung biji yang keras, berukuran kecil-kecil
dan banyak jumlahnya. Jika Anda mau mencoba menghitung, jumlah bijinya bisa
berkisar antara 112 sampai 600. Jumlah biji yang banyak dan keras itu ternyata cukup
mengganggu kenikmatan mengkonsumsi jambu biji. Makanya, para ahli budidaya
jambu biji kini sedang berusaha mengembangkan varietes yang tidak berbiji, atau
setidaknya mengandung biji dalam jumlah sedikit.
Jika akan dikonsumsi atau diolah lebih lanjut, jambu biji perlu dikeluarkan dari lemari es
dan ditaruh di suhu kamar selama 15 hari sampai diperoleh jambu dengan tekstur empuk
dan matang. Jika Anda tidak menghendaki jambu yang matang, maka bisa diambil
langsung dari lemari es tanpa perlu harus ditaruh dalam suhu kamar terlebih dulu.
Jika sudah mencapai matang, jambu biji hanya akan bertahan satu sampai sua hari saja.
Salah satu cara untuk memanfatkan jambu biji yang sudah matang; atau terlalu matang,
adalah dengan cara melumatkan menjadi bubur atau puree (bisa digunakan blender ), lalu
simpan dalam freezer . Bubur jambu biji bisa digunakan sebagai bahan untuk minuman
dan dicampur dengan yoghurt atau minuman lainnya.
6
jus jambu biji terbukti sebagai obat diare; bahkan dianggap cukup aman dan disukai bagi
anak-anak. Untuk-anak, satu gelas jus jambu biji per hari dianggap cukup untuk
mengatasi diare.
Bukan cuma buahnya, ekstrak atau rebusan daun jambu buji pun terbukti mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ini
artinya, rebusan daun jambu biji mempunyai sifat antidiare; terutama yang disebabkan
infeksi.
Komponen aktif dalam daun jambu yang diduga memberikan khasiat itu adalah zat tanin
yang cukup tinggi. Daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui mempunyai
kandungan tanin sampai sekitar 17%. Senyawa yang rasanya pahit ini mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, tanin juga menjadi penyerap
racun dan dapat menggumpalkan protein.
Pembuatan pertama dilakukan oleh Dinasti Ming yang berkuasa pada abad ke-14 sampai
abad ke-17. Dalam teks tradisional The Ancient Chinese Pharmacopoeia disebutkan
bahwa angkak digunakan sebagai obat untuk melancarkan pencernaan dan sirkulasi
darah.
Angkak juga telah digunakan sebagai makanan suplemen yang dapat dikonsumsi setiap
hari. Beberapa spesies kapang telah digunakan untuk memproduksi angkak, di antaranya
adalah Monascus purpureus, M pilosus, dan M anka. Negara-negara Taiwan, Jepang,
Korea, dan Hongkong memproduksi angkak untuk keperluan sebagai pewarna alami
makanan.
Hasil uji toksisitas menunjukkan, pigmen angkak cukup aman digunakan dalam
pangan/makanan, mengurangi penggunaan nitrit dalam memperbaiki warna merah daging
olahan seperti sosis dan ham daging sapi, serta menghambat pertumbuhan bakteri
patogen dan perusak berspora seperti Bacillus cereus dan Bacillus stearothermophilus.
Sedangkan Timotius menggunakan beras dan jagung sebagai substrat padat untuk
menghasilkan pigmen Monascus.
Disebutkan juga oleh Timotius bahwa ada beberapa warung makan di Kota Salatiga telah
menggunakan pigmen Monascus sebagai zat pewarna pada makanannya.
Khasiat angkak
* Akhir-akhir ini usaha untuk mencari komponen bioaktif dari sumber pangan, baik
tanaman, hewan, dan mikroorganisme telah menjadi upaya dari para peneliti yang
bergelut di bidang pangan dan gizi.
7
Salah satu upaya tersebut adalah penemuan angkak yang telah terbukti sebagai bahan
alami yang dapat mengurangi gejala-gejala penyakit akibat gizi lebih.
Wang, et al, (2000) berhasil membuktikan bahwa angkak dapat menurunkan jumlah
lemak darah tikus Sprague Dawley (SD), percobaan ini dilakukan selama enam bulan.
Tepung angkak dengan jumlah 2 persen ditambahkan pada pakan kontrol dengan
kandungan fruktosa tinggi, dapat menurunkan kandungan trigliserida, kolesterol, very
low density lipoprotein (VLDL), dan low density lipoprotein cholesterol (LDL-C).
Hsieh dan Tai (2003) berhasil membuktikan bahwa penambahan seduhan angkak dapat
menurunkan tekanan darah pada tikus SD yang diinjeksi dengan fruktosa. Tsuji, et al
(1992) juga menyebutkan bahwa salah satu produk fermentasi beni-koji yang
menggunakan kapang Monascus pilosus diketahui dapat menurunkan tekanan darah pada
tikus spontaneously hypertensive rat (SHR) dan manusia (sebagai volunteer) yang
mengalami hipertensi.
Mevinolin dan lovastatin adalah dua komponen biaoktif yang diketahui terdapat di dalam
angkak sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa ini
diketahui sangat efektif dalam terapi hiperkolesterolemia karena kemampuannya untuk
menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA
reductase); enzim yang bertanggung jawab dalam proses sintesis (pembentukan)
kolesterol.
Dengan terhambatnya kerja enzim ini, maka dapat dipastikan dapat mengontrol
pembentukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Senyawa gamma-aminobutyric acid
(GABA) dan acetylcholine chloride adalah dua komponen aktif yang terkandung di
dalam angkak diketahui dapat sebagai hypotensive agent sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan darah.
Makanan suplemen
* Meskipun penelitian-penelitian di atas diperoleh dari percobaan menggunakan
hewan, data yang diperoleh dapat diekstrapolasikan ke manusia.
Data yang didapatkan sebagai informasi awal dijadikan bahan kajian lebih lanjut tentang
pemanfaatan angkak sebagai bahan untuk menurunkan jumlah lemak pada penderita
hiperlidemia dan hipertensi.
Penyajian angkak dengan cara diseduh menggunakan air panas dapat dijadikan saran
yang paling sederhana cara penyajian/konsumsinya. Selain itu, komponen-komponen
bioaktif yang terkandung di dalam angkak dapat diformulasikan sebagai makanan
suplemen dalam bentuk kapsul atau tablet yang dengan mudah setiap saat bisa
dikonsumsi. Semoga!
Penggunaan Angkak
*William Adi Teja, MD, M.Med, seorang peminat pengobatan ala Cina, mencoba
menjelaskan apa itu angkak.
Dari literatur yang dibacanya, angkak sebenarnya berasal dari beras putih yang diolah
sedemikian rupa hingga menjadi merah warnanya. Bila diolah dengan tape akan menjadi
arak. Arak ini biasa dipakai untuk memasak tim ayam, sifatnya hangat, manis, dan tidak
beracun.
"Nah, saya melihat angkak ini mempunyai sifat hangat dan manis, yang berarti
mempunyai fungsi tonifikasi atau menyejukkan. Padahal, penyakit menular, dalam hal ini
demam berdarah, bersifat panas lembab," kata William.
Menurutnya, dalam pengobatan ini ada kontradiksi. Karena itu, untuk mengobati demam
berdarah seharusnya dicari obat yang sifatnya berlawanan, yaitu sejuk, agak pedas, dan
pahit untuk menghilangkan hawa panas dan lembab yang mengganggu pencernaan.
"Dengan kata lain, pemakaian angkak untuk pengobatan tidak bisa digunakan sendiri,
8
harus didukung oleh obat tradisional lainnya yang mempunyai sifat yang telah disebutkan
di atas. Menyejukkan dan menghilangkan hawa lembab," lanjutnya.
Beberapa keluhan yang bisa diredakan dengan menggunakan angkak, menurut William,
di antaranya memperlancar dan menstabilkan darah, memperkuat fungsi pencernaan,
mencegah penyakit menular. Angkak juga dipakai untuk mengobati luka dalam akibat
pukulan, benturan, atau jatuh, serta membantu memperlancar dan mengurangi rasa sakit
perut ketika haid.
Menurut William, takaran ramuan yang digunakan untuk keluhan di atas hampir sama.
Biasanya, 30 sampai 100 gram angkak dimasak dengan 200 - 400 ml air (sekitar dua
gelas). Tunggu hingga sekitar 20 menit dan mendidih atau hingga air tinggal setengahnya.
Biarkan dingin, minum airnya.
http://www.eplusx.com/forum/viewtopic.php?pid=951
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan
angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat
supporatif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permiabilitas
pembuluh darah kapiler dan sebagai akibat perdarahan, pada kasus-kasus tertentu pemberian
tranfusi darah diperlukan.
Sejak tahun 2003 Badan POM bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
melakukan penelitian pengembangan ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap
awal penelitian dimulai dengan pengujian preklinik.
Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang
menggunakan hewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat
menurunkan permiabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa
ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik pada kultur sumsum
tulang tungkai tikus. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang
praktis tidak toksik.
Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen diantaranya yang mungkin berkhasiat
mengatasi DBD adalah kelompok senyawa tanin dan kelompok flavonoid yang dinyatakan sebagai
quersetin. Dilaporkan bahwa senyawa tanin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat
aktivitas
enzim reverse transcriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus yang berinti RNA, dalam
kaitan dengan itu telah dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji dimana ekstrak tersebut terbukti
dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue.
Telah dilakukan uji pemula berupa penelitian open label di beberapa rumah sakit di Jawa Timur
pada penderita DBD dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun jambu biji dapat mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai
efek samping yang berarti, misalnya sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan
dengan uji klinik untuk membuktikan kasiat dengan evidence base yang lebih kuat/bukti bukti
ilmiah.
Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian ekstrak
daun jambu biji terhadap :
o Sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme kerjanya pada trombopoiesis
9
o Aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-a oleh monosit dalam hubungannya dengan
mekanisme terjadinya penurunan permeabilitas pembuluh darah.
Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr. Soetomo/Fakultas Kedokteran Unair Surabaya yang
akan dipimpin oleh Prof. DR. Dr. Sugeng Sugijanto DSA dan dr M. Nasrudin untuk pasien DBD anak, Prof.
dr. Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa.BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANANKEPALA,H. S A M P U R N O
Posted by D'n'L at 7:47 PM 0 comments
Labels: health
Bukan cuma buahnya, ekstrak atau rebusan daun jambu buji pun
terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus. Daun jambu biji tua ternyata
mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat untuk
mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Komponen
aktif dalam daun jambu yang diduga memberikan khasiat itu
adalah zat tanin yang cukup tinggi. Kelompok senyawa tanin dan
flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun
jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse
trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus berinti
RNA
Daun jambu biji bisa dibuat semacam teh. Khasiat minuman ini
10
adalah sebagai obat antidiare. Teh daun jambu biji bisa disiapkan
dengan mudah. Caranya:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Rebus sekitar 15-30 g
daun kering jambu biji dalam air sebanyak 150 - 300 ml.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Perebusan dilakukan
selama 15 menit setelah air mendidih.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Hasil rebusan disaring,
dan siap untuk diminum sebagai obat diare.
Labels: health
Pada tahap awal penyakit dan tahap pemulihan, jambu biji bisa
dikonsumsi untuk membantu mengatasi kekurangan cairan dan
trombosit, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Maka boleh
dikatakan bahwa jambu biji berpotensi menyembuhkan Demam
Berdarah.
11
Sebagai makanan buah segar maupun olahan, jambu yang
memiliki banyak nama ini (antara lain, jambu klutuk, jambu siki,
dan jambu batu), mempunyai banyak zat gizi. Bahkan, kandungan
vitamin A dan vitamin C-nya. Tahukah Anda bahwa kandungan
vitamin C buah ini 4 kali lipat lebih tinggi dari jeruk.
Nutrient Kandungan
per 100 gram
12
setiap 100 g jambu biji mengandung sekitar 183 mg vitamin C,
sedangkan jeruk hanya mengandung 50 mg vitamin C.
Memilih, Manyimpan dan Mengkonsumsi
Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang lazim digunakan masyarakat
Indonesia sebagai obat. Dari studi klinis telah dibuktikan bahwa ekstrak daun jambu
biji dapat digunakan untuk pengobatan demam berdarah. BPOM juga mengem-
13
bangkan ekstrak daun jambu biji untuk mengatasi penyakit demam berdarah.
Dari pengembangan jambu biji yang telah mencapai tahap studi klinis dengan hasil
yang menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah
trombosit pasien DBD secara efektif, dan didukung dengan penelitian sebelumnya
yang membuktikan bahwa kuersetin mampu menurunkan permeabilitas vaskular
(Skaper, 1997; Zhang, 2003) maka diharapkan daun jambu biji yang juga
mengandung kuersetin, dapat menurunkan permeabi-litas vaskular, sehingga bisa
digunakan untuk pengobatan DBD. Hal ini akan menjadi terobosan yang sangat
bermakna karena DBD masih belum ada obatnya.
Pada penelitian ini, daun jambu biji yang digunakan diekstraksi dengan tiga pelarut
yang berbeda yaitu etanol 50%, 70% dan 96%. Hal ini didasarkan pada kandungan
senyawa markernya yartu kuersetin dan tanin. Disamping itu karena daun jambu biji
mempunyai kandungan senyawa yang kompleks dengan kelarutan yang berbeda-
beda. Untuk itu maka ketiga ekstrak tersebut dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif
berdasarkan senyawa markernya untuk mengetahui perbedaan kandungan dari
ketiga ekstrak tersebut. Setelah itu ketiga ekstrak tersebut digunakan untuk uji
permeabilitas vascular dengan metode induksi asam asetat menggunakan mencit.
Pada penelitian ini digunakan mencit putih (Mus musculus), jantan, strain BALB/c.
Hewan coba tersebut dibagi menjadi 7 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang
diberi suspensi cab-O-sil dalam 0,5% CMC Na, kelompok kontrol positif I yang diberi
suspensi indometasin 0,090 mg / 20 g berat badan mencit, kelompok kontrol positif
II yang diberi suspensi kuersetin (dalam 0,5% CMC Na) dengan dosis 0,019 mg / 20
g berat badan mencit, kelompok kontrol positif III yang diberi suspensi Asam galat
(dalam 0,5% CMC Na) dengan dosis 0,1 mg / 20 g berat badan mencit dan tiga
kelompok uji yang diberi suspensi ekstrak etanol 96% daun jambu biji (dalam 0,5 %
CMC Na) dengan dosis 0,742 mg / 20 g berat badan mencit, yang diberi suspensi
ekstrak etanol 70% daun jambu biji (dalam 0,5 % CMC Na) dengan dosis 0,777 mg /
20 g berat badan mencit dan yang diberi suspensi ekstrak etanol 50% daun jambu
biji (dalam 0,5 % CMC Na) dengan dosis 0,952 mg / 20 g berat badan
Setelah hewan coba diberi perlakuan seperti diatas secara peroral maka empat puluh
menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian 4% larutan Trypan Blue melalui vena
ekor. Tiga puluh menit kemudian mencit diinjeksi intraperitoneal dengan larutan 1%
asam asetat lalu setelah 20 menit mencit dibunuh dan rongga perutnya dicuci
dengan 5 mL NaCl 0,9%, cairan pencuci tersebut diambil dan disentrifugasi,
supernatannya dipisahkan. Kemudian absorbansi dari supernatan tersebut diukur
pada 583 nm menggunakan spektrofotometer.
Dari hasil analisa statistik dapat dilihat bahwa rata-rata kadar Trypan Blue dari
kelompok yang diberi perlakuan kuersetin tidak berbeda bermakna dengan kelompok
yang diberi perlakuan ekstrak etanol 70%, tapi berbeda bermakna dengan kelompok
yang diberi ekstrak etanol 96% dan ekstrak etanol 50%. Jadi dengan kandungan
kuersetin yang sama, kelompok yang diberi ekstrak etanol 96% mampu menurunkan
kadar Trypan Blue sebesar 56,601 %. Penurunan ini sama dengan kelompok yang
diberi asam galat dengan dosis yang sama.
Kelompok yang diberi ekstrak etanol 70% mampu menurunkan rata-rata kadar
Trypan Blue sebesar 48% yang tidak berbeda bermakna dengan kelompok yang
diberi perlakuan kuersetin, sedangkan kelompok yang diberi perlakuan ekstrak
etanol 50% mampu menurunkan rata-rata kadar Trypan Blue hanya sebesar 12,465
%.
14
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa aktivitas penurunan permeabilitas
vascular dari ekstrak etanol daun jambu biji tidak hanya disebabkan oleh satu
senyawa saja (kuersetin saja atau asam galat saja), tapi merupakan aktivitas dari
seluruh senyawa yang terkandung di dalamnya. Dilihat dari aktivitasnya dalam
menurunkan permeabilitas vascular, maka disarankan untuk menggunakan ekstrak
etanol 96% daun jambu biji pada pengobatan demam berdarah, tetapi perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitasnya pada hal-hal lainnya yang
terkait dengan patofisiologis demam berdarah.
Copyrights:
JAMBU BIJI, baik daun dan buahnya dikenal secara umum sebagai bahan manjur untuk menyembuhkan
DB. Adakah ramuan tradisional lain untuk menyembuhkan DB?
Tulisan artikel di website Tempointeraktif.com memaparkan beberapa obat tradisional bisa membantu melawan
demam berdarah. Resep-resep tradisional dan cara pemberiannya antara lain sebagai berikut, jambu biji atau
jambu klutuk secukupnya, 10 gram kunyit, 10 gram temu lawak dijus dan diminum.
Ramuan lainnya adalah daun dewa segar dan daun sambiloto segar masing-masing 30 gram direbus dengan 600
cc air hingga tersisa 300 cc lalu airnya disaring dan diminum selagi masih hangat.
Kemudian, kerikan kayu secang 30 gram direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc disaring ditambah
madu secukupnya kemudian diminum. Cara ini juga dapat menyembuhkan DB.
Seperti diungkap Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang (Balai Pustaka 1987) ada beberapa bahan alami dapat
digunakan untuk menyembuhkan demam akibat gigitan nyamuk. Misal daun beluntas dan rimpang temulawak.
Ambil 1 ggm (genggam) daun beluntas, cuci dan rebus dengan 3 gelas air bersih hingga menjadi 2 gelas.
Setelah dingin dan disaring hasilnya diminum 3 kali sehari.
Sementara bila di rumah terdapat sediaan temulawak, ambil rimpang itu 3/4 jari, dicuci dan diparut, peras
dengan 2 sdm (sendok makan) air bersih matang, aduk dengan 4 sendok makan madu. Minum hasilnya 3 kali
sehari masing-masing 2 sendok makan. (W-3/Jbo)
http://www.koranmerapi.com/article.php?sid=4142
Sebagai obat alternatif antidiare, daun jambu biji dan buahnya hanya salah satu dari sekian banyak
tetanaman yang berkhasiat serupa. Selain mudah didapat, jambu biji, daun salam, lempuyang gajah, atau
daun katu termasuk yang sudah terbukti khasiatnya lewat berbagai penelitian. Simak pula cara mengolah
dan mengkonsumsinya sebagai obat.
Ketika musim hujan tiba dan banjir melanda, biasanya muncul wabah diare di kawasan itu.
Penderita jadi gelisah dan sebentar-sebentar ke kamar kecil. Tetapi yang lebih mengkhawatirkan,
banyak cairan ikut terbuang bersama hajat besar itu. Apalagi kalau "insiden" ini berlangsung
lama, bisa-bisa penderita mengalami kekurangan cairan tubuh atau dampak lain yang lebih fatal.
Menurut catatan, setiap tahun terjadi kematian akibat diare sekurang-kurangnya pada 135.000
anak balita dan 40.000 kematian dari kelompok umur di atas lima tahun, termasuk dewasa.
Diare merupakan gejala infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya, disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja.
Pada keadaan sehat, buang air besar tapi kecil ini maksimal tiga kali dengan jumlah feses
berkisar 100 - 300 g per hari. Bila jumlahnya lebih dari itu akibat banyaknya air dalam tinja, itu
tandanya diare terjadi.
15
Menurut gangguan faalnya, diare bisa terjadi akibat dorongan
di dalam usus normal yang terlalu cepat gara-gara
rangsangan saraf yang tidak normal (umpamanya pada
keracunan mecholyl), pengaruh zat kimia terhadap gerakan
usus yang abnormal (seperti pada sindroma karsinoid), atau
iritasi pada usus (misalnya akibat pemakaian oleum resini
atau minyak jarak). Diare bisa pula terjadi akibat gangguan
pencernaan makanan gara-gara hilangnya fungsi Daun jambu biji. (Foto-foto: Ibas)
penyimpanan dari lambung, misalnya insufisiensi sepanjang
usus. Atau, akibat penyerapan yang tidak normal pada pencernaan makanan, misalnya kalau
terjadi penyakit pada usus.
Sedangkan berdasarkan serangannya, diare dibedakan atas diare akut dan kronis. Yang akut
gejalanya berlangsung kurang dari dua minggu, yang kronis lebih dari itu.
Diare yang tak berkesudahan bisa menyebabkan penderita kehilangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Akibatnya, terjadi dehidrasi, bahkan shock (tidak sadarkan diri) bila penurunan
bobot badannya lebih dari 15%.
Untuk menanggulanginya dikenal dua bentuk pengobatan, yakni spesifik dan nonspesifik.
Pengobatan spesifik dilakukan dengan memberikan antibiotik spesifik setelah diketahui
penyebabnya lewat pemeriksaan laboratorium. Sedangkan pengobatan nonspesifik ditempuh
dengan memberikan cairan dan elektrolit, serta pemberian zat kimia bukan antibiotik yang
bekerja nonspesifik dalam pengobatan infeksi akut, misalnya dengan memberikan kaolin, pektin,
atau loperamid.
Mengingat harga obat-obatan yang selangit, pengobatan juga bisa dilakukan menggunakan
tanaman tertentu. Tercatat ada 117 tanaman yang digunakan masyarakat, terutama di pedesaan,
untuk menyetop diare. Namun, hanya 21 tanaman yang telah diteliti daya antidiarenya, 33
tanaman diteliti daya antibakterinya, dan 29 tanaman telah diteliti pengaruhnya terhadap usus.
Hasilnya, tanaman-tanaman itu berkhasiat dan aman. Sebagian di antaranya adalah jambu biji,
daun salam, lempuyang gajah, dan daun katu. Beberapa zat aktif yang mampu menghentikan
diare ditemukan di dalamnya. Di antaranya, minyak asiri, alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin.
Zat aktif itu berperan sebagai antibakteri, absorbent (pengelat atau penetral racun), astrengent
(melapisi dinding mukosa usus terhadap rangsangan isi usus), dan antispasmolitik (kontraksi
usus).
Berkat tanin
Dari keempat tanaman tadi, jambu biji atau jambu batu (Psidium guajava L.) termasuk yang
mudah didapat. Selain buahnya sebagai sumber vitamin C, hampir semua bagian tanaman ini,
terutama daun dan buah muda, dapat mengobati mencret lantaran sifat mengelat yang
dimilikinya. Begitu juga akarnya. Bahkan bagian ini dikatakan sebagai obat ampuh untuk disentri
awal stadium dua.
Hasil penelitian in vitro terhadap kontraksi usus dengan menggunakan usus marmut
menunjukkan, rebusan daun jambu biji konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dapat mengurangi
kontraksi usus halus (Natsir, 1986). Sedang penelitian terhadap kemampuan rebusan daun
jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia colli dan Staphylococcus aureus
menunjukkan, kadar terendah 2% dapat menghambat pertumbuhan S. aureus dan dalam kadar
10% dapat menghambat pertumbuhan E. colli. Hasil penelitian itu dapat digunakan sebagai dasar
penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare akibat infeksi (Yuniarti, 1991).
Zat aktif dalam daun jambu yang dapat mengobati diare adalah tanin. Dalam penelitian terhadap
daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui, kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin
halus serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya. Senyawa itu bekerja sebagai
astrengent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar. Tanin juga menjadi penyerap
racun dan dapat menggumpalkan protein.
Untuk memanfaatkan jambu biji sebagai obat diare dapat dilakukan dengan merebus 15 - 30 g
daun kering jambu biji dalam air sebanyak 150 - 300 ml. Perebusan dilakukan selama 15 menit
setelah air mendidih. Hasil rebusan disaring dan siap untuk diminum sebagai obat diare. Bila
ingin memanfaatkannya dalam bentuk segar, diperlukan 12 lembar daun segar, dicuci bersih,
ditumbuk halus, ditambah cangkir air masak dan garam secukupnya. Hasil tumbukan diperas,
disaring, lalu diminum. Supaya terasa enak, ke dalamnya bisa ditambahkan madu.
16
Selain sebagai bumbu dapur, daun salam
juga berkhasiat sebagai obat diare.
dengan sitral dan eugenol di dalamnya, serta flavonoid. Selain daun, kulit pohon dan buah juga
bisa digunakan sebagai obat diare.
Dalam penelitian menggunakan hewan percobaan kelinci terbukti, rebusan daun salam dapat
menurunkan kontraksi otot polos usus. Penelitian menggunakan tikus yang sengaja dibuat diare
dengan pemberian minyak jarak oleh Adjirni (1996) juga membuktikan, infus 90 dan 270 mg/100g
bobot badan (BB) telah menunjukkan efek antidiare. Efek ini sebanding dengan loperamid 0,12
mg/100 g BB. Efek antidiare daun salam ini muncul berkat kandungan tanin di dalamnya.
Penelitian lain menguji daya antibakteri minyak asiri daun salam dengan menggunakan bakteri E.
colli dan S. aureus. Dari penelitian diketahui, pengaruh buruk E. colli bisa dihambat dengan
konsentrasi minimal 40% dan terhadap S. aureus pada kadar 50%.
Untuk membuat obat diare dari daun salam diperlukan 10 lembar dauan setengah tua dan dua
jari tangan kulit pohonnya. Bahan dicuci dan direbus di dalam dua gelas air hingga tinggal dua
per tiganya. Sesudah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Dosisnya, 2 - 3 kali sehari,
masing-masing gelas.
Menghambat bakteri
Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet SM) berkhasiat serupa. Tumbuhan basah yang tingginya
sampai 1,5 m ini, di Indonesia dikenal juga dengan nama lempuyang kerbau, lempuyang kapur,
atau lempuyang paek. Bagian yang digunakan sebagai obat diare adalah rimpangnya. Rimpang
lempuyang gajah termasuk besar, pucat bagian luarnya dan kuning muda bagian dalamnya.
Rimpang itu mengandung alkaloid, flavonoid, minyak asiri, dan saponin.
Menurut hasil penelitian, seduhan (infusum) lempuyang gajah dapat menurunkan kontraksi otot
polos usus kelinci. Penurunan kontraksi otot polos usus itu menunjukkan, lempuyang gajah dapat
dipakai sebagai obat diare yang disebabkan oleh kontraksi otot polos usus yang kuat, misalnya
akibat rangsangan zat kimia, protein asing, atau mikroba (Sumastuti, 1996).
Penelitian antidiare menggunakan tikus yang dibuat diare dengan memberikan minyak jarak, juga
dilakukan oleh Saroni dkk. Hasilnya menunjukkan, infus 37,6 mg/100 g BB telah menunjukkan
efek antidiare. Sedangkan pada dosis 376 mg/100 g BB efeknya sebanding dengan loperamid
0,12 mg/100 g BB (Saroni dkk., 1997).
Sedangkan penelitian daya antibakteri dari minyak asiri lempuyang gajah terhadap bakteri
penyebab diare, yaitu E. colli dan Vibrio cholera, menunjukkan lempuyang gajah dapat
menghambat pertumbuhan bakteri itu, sehingga penggunaan rimpang ini beralasan sebagai obat
diare (Sabu, E.K. dkk., 1996).
Daun katu tak hanya berkhasiat sebagai pelancar ASI (air susu ibu), tetapi juga memiliki
kemampuan mengobati diare. Daun katu mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,
vitamin A, B, dan C, senyawa steroid, polifenol. Ekstrak alkoholik daun katu dengan konsentrasi
25%, 30%, 35%, dan 40% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi, sehingga
dapat dikatakan daun katu mempunyai khasiat sebagai obat diare. Penelitian lain dengan
menggunakan hewan tikus putih yang dibuat diare dengan minyak jarak membuktikan adanya
efek antidiare pada dosis 85, 225, dan 850 mg/100 g bobot badan (Wien, 1997).
Sayangnya, cara menggunakan dan dosis penggunaan lempuyang gajah dan daun katu untuk
manusia secara pasti masih belum ditemukan. Kalau pun ada, biasanya dosis itu ditemukan
berdasarkan pengalaman menggunakan cara rebusan atau seduhan.
Yang perlu diingat, tanaman obat apa pun yang dipilih untuk menyembuhkan diare sebaiknya
penggunaannya dilakukan dengan bijaksana. Penggunaannya juga diutamakan hanya untuk
orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Bila setelah mengupayakan penyembuhan dengan
tanaman obat selama tiga hari belum menunjukkan hasil, sebaiknya penderita segera dibawa ke
dokter atau ke rumah sakit. (M. Wien Winarno, peneliti pada Puslitbang Farmasi, Balitbang
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI)
http://www.indomedia.com/intisari/1998/november/alternatif.html
17
Vitamin C Terbaik dari Jambu Biji
Oleh: Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Jambu biji, buah ajaib yang akrab dalam kehidupan kita, punya multimanfaat
bagi kesehatan.
Buah ini sangat kaya vitamin C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkal
berbagai jenis penyakit degeneratif, serta menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit
batangnya mengandung zat antibakteri, yang dapat menyembuhkan beberapa jenis
penyakit.
Jambu biji secara taksonomi tergolong ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies
guajava. Karena itu, dlam bahasa Latin disebut Psidium guajava. Dalam bahasa Inggris
jambu biji dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu batu,
jambu klutuk, atau jambu Siki.
Jambu biji dikatakan buah yang sangat istimewa karena memiliki kandungan zat gizinya
yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan besi. Selain itu, juga kaya zat nongizi,
seperti serat pangan, komponen karotenoid, dan polifenol. Buah jambu biji bebas dari
asam lemak jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat pangan.
Kandungan vitamin C buah jambu biji sekitar 87 mg, dua kali lipat dari jeruk manis (49
mg/100 g), lima kali lipat dari orange, serta delapan kali lipat dari lemon (10,5 mg/100
g). Dibandingkan jambu air dan jambu bol, kadar vitamin C pada jambu biji jauh lebih
besar, yaitu 17 kali lipat dari jambu air (5 mg/100 g) dan empat kali lipat dari jambu bol
(22 mg/100 g).
Disamping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan memacu
kesehatan pembuluh kapiler: mencegah anemia gizi, sariawan, gusi yang bengkak dan
berdarah (penyakit skorbut); serta mencegah tanggalnya gigi. Vitamin C dosis tinggi
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai infksi. Dengan
demikian, kita tidak mudah menjadi sakit, seperti flu, batuk, demam, dan lain-lain.
Vitamin C membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi nitrosamin,
suatu zat pemicu kanker. Vitamin C juga berperan untuk pembentukan kolagen yang
sangat bermanfaat untuk penyembuhan luka. Ketersediaan vitamin C, yang cukup dalam
darah dapat mendorong ke selenium dalam menghambat sel kanker, terutama kanker
paru-paru, prostat, payudara, usus besar, empedu, dan otak.
Pada intinya, jambu biji dapat dijadikan sebagai sumber utama bagi kebutuhan vitamin C
tubuh. Konsumsi jambu biji seberat 90 gram setiap hari sudah mampu memenuhi
kebutuhan vitamin harian orang dewasa, sehingga mampu menjaga kesehatan dan
kebugaran tubuh.
18
Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Sebagian
besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging bagian luarnya
yang lunak dan tebal. Karena itu, jambu biji sebaiknya dikonsumsi beserta kulitnya.
Jambu biji juga mengandung potasium sekitar 14 mg/ 100 gram buah. Potasium berfungsi
meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur
pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel- sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan
pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Cara kerja potasium di dalam tubuh adalah kebalikan dengan natrium (pemicu
hipertensi). Karena itu, di dalam menu harian sangat dianjurkan untuk mengonsumsi
natrium dan kalium dalam rasio 1:1. Proses pengolahan makanan dengan menggunakan
garam cenderung untuk menaikkan natrium jauh melebihi kalium.
Jambu biji juga merupakan sumber serat pangan ( dietary fiber). Serat pangan bermanfaat
untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif, seperti kanker usus besar (kanker kolon),
divertikulosis, aterosklerosis, gangguan jantung, diabetes melitus, hipertensi, dan
penyakit batu ginjal.
Konsumsi serat pangan masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah, yaitu sekitar
10 gram/orang/hari. Padahal, konsumsi serat pangan yang dianjurkan adalah 20-30
gram/orang/hari.
Jambu biji mengandung serat pangan sekitar 5,6 gram per 100 gram daging buah. Jenis
serat yang cukup banyak terkandung di dalam jambu biji adalah pektin, yang merupakan
jenis serat yang bersifat larut di dalam air. Serat yang bersifat larut di dalam air memiliki
peran besar dalam menurunkan kadar kolesterol, yaitu mengikat kolesterol dan asam
empedu dalam tubuh, serta membantu pengeluarannya melalui proses buang air besar.
Dengan demikian, serat yang bersifat larut di dalam air berguna untuk mencegah
aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner dan stroke). Serat sejenis itu juga berperan dalam menurunkan kadar glukosa
darah, sehingga sangat berperan dalam mencegah penyakit diabetes melitus. ***
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0607/28/150317.htm
Artikel-artikel populer :
daftar artikel
Sekitar 200 orang pakar dari berbagai penjuru dunia yang terdiri dari ahli
farmasi, biokimia, kimia, gizi dan pangan berkumpul di Guh Moon Go Hall,
salah satu ruang yang megah di Temf Hotel, Seoul, Korea Selatan beberapa
waktu lalu.
19
Mereka bukan nonton bareng sepakbola Piala Dunia, melainkan membahas
mengenai komponen bioaktif pangan yang mempunyai efek kesehatan yang
amat menakjubkan, salah satunya fito-kimia.
Fito-kimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman
dalam berintegrasi dengan lingkungan, dan salah satu yang menyebabkan
manusia memilihnya. Sebagai komponen bioaktif, fito-kimia memberi dampak
faali, metabolisme secara endogen dan eksogen melalui berbagai mekanisme
reaksi tubuh.
Bagi mereka yang senang atau doyan buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-
bijian, dalam seharinya sudah mengkonsumsi sekitar 1,5 gram fito-kimia. Bagi
vegetarian tentu lebih tinggi lagi. Warna yang menarik dari buah-buahan dan
sayuran berasal dari senyawa fito-kimia, juga aroma khas dari teh dan kopi
berasal dari senyawa fito-kimia.
Bersifat Antikanker
Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah timbulnya
kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti lebih jauh
ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu adalah vitamin,
mineral, serat dan fito-kimia.
Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National Cancer
Institute dan European School of Oncology Task Force on Diet, Nutrition and
Cancer merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang
cukup untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Fito-kimia sudah terbukti
dapat mencegah timbulnya kanker kolon, payudara dan usus dan lambung.
Isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat
menurunkan risiko mendapatkan kanker payudara.
Senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekhin dari teh bersifat
protektif terhadap kanker lambung dan usus. Fito-estrogen selain diduga dapat
menunda menopause pada wanita, juga sangat ampuh dalam mencegah
kanker.
Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan penyerapan protein,
ternyata dapat mencegah timbulnya kanker. Bowman-Birk Inhibitor (BBI)
merupakan salah satu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, dapat
mencegah terjadinya kanker kolon dan hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang
dapat mencegah terjadinya kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya.
Sebagai Antioksidan
20
Namun, jika radikal bebas berlebihan dan antioksidan seluler tetap jumlahnya
atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan
akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi stres oksidatif yang
berakibat pada kerusakan sel, dapat menyebabkan terjadinya percepatan
proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker dan diabetes
mellitus.
Menurunkan Kolesterol
Antimikroba
Jenis-jenis fito-kimia :
1. Karotenoid
21
doyan makan sayur dan buah adalah sekitar 6 mg. Khasiatnya adalah
sebagai antioksidan.
2. Fito-sterol
3. Saponin
4. Polifenol
5. Fito-estrogen
6. Sulfida
Sulfida lebih identik dengan senyawa sulfur pada bawang putih. Selain
pada bawang putiih sulfida juga terdapat pada bawang merah. Sulfida
dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
7. Monoterpen
8. Protease Inhibitor
22
Sayur-sayuran seperti pecai (kubis putih), bayam, kangkung dan sebagainya
juga mengandung fito-kimia cukup banyak. Biji-bijian dan kacang-kacangan
seperti kacang kedelai, kacang koro, kacang ijo juga mengandung fito-kimia
cukup baik.
http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100397943&2
D alam kasus demam berdarah, ada baiknya kita berhenti menyalahkan dan meminta
tanggung jawab pemerintah yang memang selalu lamban dan terlambat itu. Pemerintah
yang anggarannya cekak ini sedang repot mengurus aneka bencana alam, kecelakaan
transportasi umum, dan wabah flu burung--semuanya datang beruntun dan bertubi-tubi.
Menambah satu lagi kerepotan tidak hanya membuat pemerintah kian tak berdaya, tapi
juga membikin publik malah makin frustrasi.
Wabah demam berdarah selalu merebak setiap kali musim hujan datang dan pemerintah
nyaris tak banyak membantu membasmi wabah atau minimal menekan angka insiden.
Sebagai gambaran, sepanjang Januari ini saja jumlah penderita demam berdarah di Jawa
Barat mencapai 1.903 orang, yang 46 di antaranya meninggal. Di Jakarta, ada 1.752
pasien dan delapan di antaranya meninggal. Data tersebut hampir sama dengan data pada
bulan yang sama tahun lalu.
Kesibukan mengobati pasien demam berdarah sudah menjadi kegiatan rutin dan
tampaknya masih belum akan selesai. Penyebabnya, setelah gelombang penyakit berlalu,
publik melupakan tindakan pencegahan yang harus terus dilakukan, yakni gerakan
menguras, menutup, dan mengubur (3M). Mereka menunggu saja kapan perlu
memadamkan "kebakaran" itu jika wabah tersebut datang lagi. Walhasil, lebih dari 30
tahun perang melawan demam berdarah belum juga tuntas.
Membersihkan rumah dan melaksanakan 3M itu cara paling murah dan sederhana.
Singapura berhasil menekan jumlah penderita demam berdarah sampai nol dengan cara
ini.
Apalagi nyamuk demam berdarah tidak berkembang biak di rawa, got terbendung, sungai
23
berlumpur, atau di air jernih yang berada langsung di atas permukaan tanah. Nyamuk itu
bermukim di genangan air jernih dalam wadah.
Metode 3M perlu diingatkan kembali secara terus-menerus karena banyak yang belum
juga menyadari bahwa satu keluarga saja alpa membersihkan lingkungan rumahnya, satu
kampung bisa celaka. Karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Transaksi gelap yang ditemukan PPATK itu ada kemungkinan berkaitan dengan tindak
pidana, seperti korupsi, penggelapan pajak, penipuan, kejahatan perbankan, pemalsuan
dokumen, penyuapan, dan perjudian. Menurut Yunus Husein, kepala lembaga itu, dari
433 kasus, 178 kasus diduga merupakan transaksi keuangan hasil korupsi atau
penggelapan uang. Nilainya mencapai Rp 400 triliun.
Kalau memang mau serius memberantas korupsi, pemerintah mesti makin lekas dan
agresif membersihkan aparatnya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kini
banyak pejabat negara yang tersandung kasus korupsi, dari yang setingkat kepala dinas,
gubernur, hingga menteri.
Temuan itu seperti memberi konfirmasi terhadap pandangan bahwa Indonesia adalah
negeri yang sangat korup. Kejahatan korupsi di Indonesia melibatkan nama-nama besar
dan angka-angka triliunan rupiah. Modus korupsi pun makin canggih.
Untuk melibas kejahatan korupsi yang sudah di luar batas normal ini, jelas diperlukan
tindakan nonkonvensional, tindakan ekstra yang berani. Hanya, harus diakui, upaya
melacak transaksi gelap itu cukup sulit. Selain memerlukan tenaga, kemampuan dan
biaya yang besar, kegiatan ini akan menabrak banyak rambu hukum, seperti Undang-
Undang Perbankan.
Itu sebabnya, suruh saja para pejabat melakukan pembuktian terbalik (omkering van de
bewijslast). Artinya, si pemilik harta harus mempunyai bukti kehalalan kekayaannya itu.
Sistem pembuktian terbalik penting dijalankan karena membuat seseorang harus
membuktikan asal kekayaannya.
Memang ketentuan pembuktian terbalik itu saja pun tidak akan efektif membasmi korupsi
bila sistem pelaporan kekayaan tidak dilanjutkan secara periodik, misalnya setahun sekali
atau setiap periode masa jabatan. Hasilnya pun harus dibuka kepada masyarakat luas atau
minimal lembaga publik yang independen, tepercaya, dan masa kepengurusannya
dibatasi--agar orang ramai dapat ikut mengawasi.
Ditambah lagi, sanksi resmi terhadap mereka yang memberi laporan palsu atau tidak
lengkap harus cukup keras--sepatutnya hukuman kurungan dan denda yang tinggi, selain
pemecatan--dan dijalankan dengan konsisten, tanpa pandang bulu.
Karena itu, aturan yang mewajibkan para penyelenggara negara melaporkan harta
kekayaan mereka ke Komisi Pemberantasan Korupsi harus diteruskan. Kewajiban ini--
bila dilakukan dengan benar--akan segera memunculkan deretan nama mereka yang
banyak harta, karena itu layak dicermati lebih lanjut.
24
Tentu bukan untuk secara otomatis menuding mereka korup, melainkan untuk mencari
tahu halal atau haramnya cara mereka meraih harta itu.
http://wicak-tempo.blogspot.com/2007_01_01_archive.html
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=123643
Indikator "Kompas"
DBD Terus Berkembang di Malang
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Malang meningkat dari tahun ke tahun.
Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi jumlah penderita, tetapi juga dari "insiden rate"-
nya atau jumlah kejadian tiap 100.000 penduduk. Baik kota maupun kabupaten, keduanya
menunjukkan kecenderungan yang sama.
Kenaikan jumlah penderita tertinggi terjadi di tahun 2004. Baik di kabupaten ataupun Kota
Malang terjadi kenaikan pasien DBD lebih dari 100 persen, bahkan untuk kabupaten
meningkat 400 persen dibandingkan tahun 2003. Meski demikian, jumlah tersebut masih
jauh lebih kecil dari penderita DBD di Jawa Timur (Jatim).
Pada tahun 2005 jumlah penderita DBD di Kabupaten Malang hanya 1,99 persen dari Jatim,
sedangkan wilayah kota 3,24 persennya. Untuk tahun berikutnya meningkat menjadi 3,16
persen untuk kabupaten dan 3,26 persen untuk kota.
25