Anda di halaman 1dari 4

Nama : Feni Bendelina Otemusu

Nim : 00000003090

Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (ke6) Memberikan Pendidikan


Kesehatan (EDUKASI) Tentang Penyakit Hipertensi Pada Tn. H

Nama Klien: Tn. H

Umur: 46 Tahun.

Diagnosa Medis: Hipertensi

1. Diagnosa Keperawatan:
kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit berhubugan dengan kurangnya
mendapatkan informasi ditandai dengan ketidakakuratan mengikuti instruksi.
2. Data subjektf: pasien menyatakan bagaimana mengobati penyakitnya.
3. Data objektif: pasien tampak lemah, pucat, wajah tampak tegang. Tanda- tanda vital
pasien: TD: 150/90 mmHg; N:95x/menit; S: 36,80 c: P:20 x/menit; spo2: 94%. GCS:
E4/M6/V5, Capillary refil < 2 detik dan akral dingin, nadi teraba kuat, jelas dan cepat.
Palpasi: ekspansi dada pasien tidak simetris.
Inspeksi: tampak ekspansi dada pasien tidak simetris, tidak ada luka dan kemerahan.
Perkusi: terdengar bunyi paru dullness.
Auskultasi: suara jantung pasien: terdengar suara murmur.
4. Langkah-langkah Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu:
1. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
2. Melakukan kontrak waktu dengan pasien sekitar 20-41 menit.
3. Mengkaji pasien dan rencanakan tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan
tujuan yang diberikan.
4. Mempersiapkan alat: Stetoskop, Sfigmomanometer/tensi, termometer digital, jam
tangan, dan leaflet.
5. Menjaga privasi pasien
6. Mengatur posisi klien yang nyaman (supine/terlentang)
7. Melakukan pemeriksaan fisik jantung pada pasien.
8. Memberikan edukasi tentang bagaimana mengobati penyakit hipertensi.
9. Mengevaluasi respon klien.
10. Merapihkan pasien
11. Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
5. Dasar pemikiran:

Penyakit hipertensi merupakan Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan


peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) yaitu 140mmHg maupun tekanan darah diastolik
(TDD) 90 mm Hg (Tedjasukmana, 2012). Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah. Hal ini membuat
menyebabkan perubahan struktur jantung, ginjal dan otak. Elevasi tekanan darah merusak
lapisan intima pembuluh darah, fibrin terakumulasi di pembuluh, edema lokal berkembang dan
penggumpulan intramuskular akan terjadi. Hal ini mengakibatkan: penurunan suplai darah
kejaringan jantung, otak, retina dan ginjal dan terjadi gangguan fungsional progresif organ-
organ ini sehingga terjadi iskemia kronis, infark jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah.
Penyebab hipertensi adalah keturunan, usia, gaya hidup (kegemukan, merokok dan alkohol),
stres, asupan natrium tinggi dengan retensi cairan. Tanda dan gejala hipertensi yaitu sakit
kepala seperti berputar, penglihatan kabur, pusing, bergemetar, jantung berdebar-debar dan
berkeringat berlebihan. Diet hipertensi (Makanan yang dianjurkan hipertensi) adalah Sumber
karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca, nasi. Sumber protein nabati
seperti tahu, temped an kacang-kacangan. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah
jeruk, pisang, melon, tomat. Sumber protein hewani: penggunaan daging/ ayam/ ikan paling
banyak 100 gram/ hari. Telur ayam/ bebek 1 butir/ hari. Susu segar 200 ml/ hari. (Makanan
yang dibatasi) adalah: Garam dapur; makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin,
asinan; Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol. Pencegahan (Modifikasi gaya hidup) yaitu:
Penuruna berat badan dengan target indeks massa tubuh dalam rentang normal, untuk orang
asia-pasifik 18,5-22,9kg/m2. Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension(DASH). DASH
mencakup komsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk susu rendah lemak
jenuh/lemak total. Istirahat yang cukup; Periksa tekanan darah secara teratur kepelayanan
kesehatan terdekat; Aktivitas fisik yang ditargetkan minimal 30 menit/hari, dilakukan selama
3 hari dalam seminggu. Tidak merokok dan minum alkohol. Komplikasi hipertensi yaitu:
Serebrovaskular: stroke, demensia vaskular. Mata: retinopati hipertensif. Kardiovaskular:
penyakit jantung koroner. Ginjal: nefropati hipertensif, penyakit ginjal kronis.

6. Prinsip-prinsip tindakan: Bersih karena bukan tindakan invasif dan memonitor


tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
7. Analisa tindakan keperawatan:
Menurut Mamangkey et al. (2014), menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan
semakin besar kepedulian terhadap kesehatan. Hal ini, tidak bisa dipungkiri karena
masih banyak orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi mengabaikan kesehatan
dengan berbagai alasan yang menyebabkannya, salah satunya berhubungan dengan
pekerjaan dimana dengan adanya kesibukan yang tinggi sehingga pola hidupnya yang
tidak teratur dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan
kematian untuk itu perlunya edukasi pada pasien untuk mengjaga pola hidupnya sehari-
hari. Dengan memberikan edukasi pasien dapat menambah pengetahuan, mengerti dan
memahami bagaimana mengobati penyakitnya yang sekarang dialaminya.
8. Bahaya dan pencegahan:
Apabila edukasi atau pelajaran yang diberikan tidak tepat dan sesuai dengan apa yang
diharapakn maka dapat menyebabkan seseorang salah mengerti dan pahan dengan apa
yang di jelaskan. Sehingga apa yang diharapkan untuk dilakukan tidak sesuai dengan
instruksi minta dan tidak sesuai apa yang diharapakan, hal ini akan berdampak negatif
pada oarang yang menerima pesan atau penjelasan. Untuk itu perlu adanya edukasi
yang jelas, baik, benar, komprehensif dan efektif sehingga apa yang diharapakan pada
pasien dengan proses pengobatannya dapat teratasi dengan baik dan pasien merasa
nyaman.
9. Hasil yang didapat:
S: pasien menyatakan bahwa saat memahami, mengerti dan dapat menambah
pengetahuannya.
O: Wajah pasien tampak rileks, pasien tampak tenang. TTV: vital: TD: 150/90 mmHg;
N: 85x/menit; S: 36,80c: P:18x/menit; spo2: 96%. Tampak pasien tampak rileks, akral
pasien teraba hangat, nadi pasien teraba kuat. Pasien tampak mengerti dan memahami
hal ini dilihat dari pasien dapat mengerti penjelasan yang diberikan dan pasien dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
A: kurang pengetahuan pada pasien teratasi.
P: intervensi selesai
10. Evaluasi diri
Kelebihan: saya dapat memberikan edukasi pada pasien dengan baik. Karena pasien
menyatakan bahwa setelah saya memberikan tindakan tersebut pasien sekarang merasa
memahami, mengerti dan dapat menambah pengetahuannya, serta pasien tampak
pasien tampak rileks.
Kelemahan: saya harus belajar lebih baik dalam menjelaskan tentang materi yang
diberikan kepada pasien.

11. Daftar Pustaka

Black, J, M., & Hawks, J, H. (2009). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan (Eds 8) buku 2. Singapore: Elsevier

Mamangkey, I, V., Kapantow, N, H., Ratag, B, T. (2014). Hubungan antara tingkat


pendidikan dan riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian DM tipe 2
pada pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam BLU RSUP Prof. Dr. dr. Kandou
Manado. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado, 1.

Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. (2008). Klien gangguan kardiovaskular seri asuhan
keperawatan. Jakarta: EGC.

Nurarif, A, H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan nanda nic-noc. Jogjakarta: Mediaction.

Tedjasukmana, P. (2012). Tata laksana hipertensi. Departemen Kardiologi RS Premier


Jatinegara dan RS Grha Kedoya, 4, 251-5.

Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita selekta kedokteran edisi
4. Jakarta: Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai