Anda di halaman 1dari 36

GEOKIMIA PANAS BUMI

PENGENALAN EKSPLORASI
GEOKIMIA

Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi


fisis dan kimia dari tiga unsur utama yaitu air, gas, dan tanah

Survei geokimia bertujuan :


1 memprediksi suhu bawah permukaan
2 memperoleh informasi mengenai asal-usul fluida panas bumi
3 mengetahui arah aliran fluida bawah permukaan

Filosofi dasar penggunaan survei geokimia dalam eksplorasi


adalah konsentrasi komponen fluida panas bumi, unsur terlarut,
dan kandungan gas di dalam uap mencerminkan kondisi bawah
permukaan.
Kandungan unsur terlarut didalam fluida panas bumi
dihasilkan dari interkasi antara fluida dengan batuan selama
perjalanannya menuju ke permukaan ataupun adanya
masukan dari fluida magmatik.

Oki, fluida panas bumi mempunyai variasi komposisi kimia


yang sangat variatif yang mencerminkan tatanan geologinya.

Konsentrasi unsur-unsur terlarut di dalam fluida panas bumi,


berdasarkan hasil dari beberapa studi lapangan dikontrol oleh
kesetimbangan mineral di reservoar.

Kesetimbangan antara fluida dengan mineral sangat


tergantung pada suhu konsentrasi unsur terlarut akan
berubah dengan adanya perubahan suhu.
Lebih lanjut dalam perjalanan fluida panasbumi akan
mengalami berbagai macam proses seperti pendidihan
(boilling) ataupun percampuran (mixing) dengan fluida lainnya
yang dapat merubah komposisi kimianya.

PARAMETER PENTING DALAM PENYELIDIKAN GEOKIMIA :


PERKIRAAN BESARNYA SUMBERDAYA
PREDIKSI TEMPERATUR RESERVOAR
PERMEABILITAS FORMASI RESERVOAR
JENIS FLUIDA DIDALAM RESERVOAR
TINGKAT KEASAMAN FLUIDA
JUMLAH KANDUNGAN GAS
POTENSI PENGERAKAN
PREDIKSI DAMPAK PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PANASBUMI BAGI
LINGKUNGAN SEKITARNYA
ASAL USUL DAN KOMPOSISI KIMIA
PANAS BUMI

Fluida panasbumi mengandung komponen isotop, gas, dan unsur


terlarut dalam berbagai variasi konsentrasi.

Banyak komponen yang merupakan komponen penyusun utama


fluida panasbumi walaupun mereka bukan penyusun utama
batuan, bahkan mereka hanya dalam jumlah kecil sekali sabagai
unsur penjejak (trace element), seperti klorin (Cl) dan boron (B)

Proses yang sangat penting mempengaruhi komposisi fluida


panasbumi meliputi pelarutan mineral utama batuan.

Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu, kandungan gas asal air,
masukan dari magmatik, tipe batuan, kondisi dan durasi interaksi
antara batuan air, serta proses boiling dan mixing.
Pada awalnya magma diyakini sabagai asal panas, air, dan unsur
terlarut di dalam sistem panas bumi. Namun dari hasil penelitian
Craig (1963), menggunakan isotop alam (stabel isotop),
mengungkapkan bahwa asal air sistem panasbumi adalah
dominan berasal dari air meteorik karena mempunyai ciri-ciri
kandungan deuterium (2H) yang sama antara fluida panasbumi
dengan air meteorik lokal (Gb)

Selain itu jenis air yang mungkin menjadi asal air panasbumi
adalah air laut, air formasi (conate water), dan kemungkinan
kontribusi air magmatik dalam jumlah yang kecil.

Sedangkan unsur yang terlarut didalam fluida panasbumi seperti


yang dikemukakan oleh Ellis dan Mahon (1967) berasal dari
pelarutan batuan reservoar.
KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS
BUMI
Cl- Na+ Cs+
HCO3- K+ Mn+
S0 Ca++ Fe++
F- Li+ A1+++
Br- Mg++ Rb+
I-

As Boron
Si02 Ammonia
HCO3- Non condensible gas
DATA KANDUNGAN KIMIA FLUIDA
PANAS BUMI
Parameter ORKEI KAROKO CERRO PRIETO
(NZ) (Mexico)
SPG 22 SPG 664 SPG 49 SPG 54
Temp. oC 99 64 57 98
pH 9.2 8.2 6.5 7.4
SiO2 280 150 45 92
Ca 0.8 4.6 283 492
Mg - 0.6 20 38
Na 370 135 1350 3700
K 34 10 233 400
Li 3.4 1.2 4.4 8
HCO3 113 201 128 42
SO4 185 12 960 130
C1 404 78 2930 6700
F 10.8 2.9 - -
B 3.4 5.4 - -
Parameter ORAKEI KARAKO (NZ)
WEEL 2 @ depth SPG 22 SPG 664
Depth (m) 1150 - -
Temp. oC 260 99 64
pH ? 9.2 8.2
SiO2 327 280 150
Ca <1 0.8 4.6
Mg - - 0.6
Na 550 370 135
K 54 34 10
Li 3.1 3.4 1.2
HCO3 290 113 201
SO4 142 185 12
C1 546 404 78
F 5.7 10.8 2.9
B 7.7 3.4 5.4
KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI DI SATU
TEMPAT DENGAN TEMPAT LAIN BERBEDA.

Kosentrasi ion yang berbeda-beda dapat disebabkan


karena perbedaan
1. Temperatur
2. Kandungan gas
3. Sumber air
4. Jenis batuan
5. Kondisi dan lamanya interaksi air batuan
6. Adanya percampuran antara air dari satu sumber
dengan air dari sumber lainnya.
KOMPONEN REAKTIF DAN KONSERVATIF

Komponen kimia dan isotop di dalam fluida panasbumi


diklasifikasikan menjadi dua yaitu

1. Reaktif
komponen reaktif disebut juga sebagai geoindikator,
cenderung untuk mencapai kesetimbangan dengan
komponen reaktif lainnya dan atau mineral batuan
didalam sistem panasbumi. Komponen reaktif ini berguna
untuk memperoleh informasi kondisi fisika reservoar
panas bumi (suhu reservoar, rasio uap terhadap air)
2. Konservatif
komponen ini disebut juga dengan non
reaktif/inert/incompatible atau secara sederhana sebagai
komponen tracers. Komponen ini masuk menjadi
penyusun fluida pansbumi maka mereka akan tetap
tinggal disana. Oki, komponen konservatif menyediakan
informasi tentang asal-usul air dan juga asal
komponen itu sendiri. Contoh : Cl, B, Br, dan Li.
JENIS-JENIS AIR PANAS BUMI

1. Air Klorida (Chloride Water)


- Cl tinggi (400-1800 ppm)
- Na dan K tinggi bersama dengan Ca, Mg sebagai Kation
- Si02 cukup tinggi
- pH netral-sedikit asam
- ciri khas : endapan silika sinter
- Umumnya mengandung S04, HCO3-
- Sejumlah kecil F, As, Li, Rb, Cs, Mg, dan NH -
3
2. Air Asam Sulfat (Acid Sulphate Water)
- S04 tinggi
- HCO3- dan Cl sangat rendah (kadang-kadang nol)
- Mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe
- pH rendah (pH <2 3)

3. Air Bikarbonat
- Kaya akan C02
- Cl rendah
- pH sekitar 5-6
- dibeberapa tempat tercampur karena adanya
batuan limestone dibawah permukaan, sehingga
muncul endapan travertin
Pengukuran parameter pada contoh
air di lapangan
Temperatur manifestasi dan udara di sekitarnya, dengan
menggunakan thermocouple atau thermometer maksimum
pH air, dengan menggunakan pH meter digital
debit air panas/dingin, dengan cara volumetric (V-nocht
meter)
daya hantar listrik dengan (DHL) air panas/dingin, dengan
konduktivitimeter
koordinat dan ketinggian lokasi pengambilan contoh dengan
GPS Receiver
kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air,
fumarol dan solfatara dengan detector gas
luas manifestasi
PENENTUAN JENIS AIR
BERDASARKAN KANDUNGAN Cl, S04,
HCO3-
TAHAPAN DALAM MENGHITUNG
PROPORSI ION
1. Jumlahkan konsentrasi klorida (ppm), sulfat (ppm)
dan bikarbonat (ppm)
Konsentrasi = Cl + S04 + HCO3-

2. Hitung proporsi relatif dari masing-masing


komponen jumlah di atas dalam persen
% Cl = (Cl / Konsentrasi) x 100
% S04 = (S04 / Konsentrasi) x 100
% HCO3- = (HCO3- / Konsentrasi) x 100

3. Plot masing-masing nilai proporsi relatif pada


diagram
SURVAI PENDAHULUAN GEOKIMIA

Survey geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan


informasi fisis dan kimia dari tiga unsur utama (air, udara, gas).
Kegiatan ini terdiri atas studi literatur dan survei lapangan.
Survey lapangan meliputi kegiatan pengamatan pengukuran dan
pengambilan sampel terhadap air, gas, dan tanah.

KEGIATAN LAPANGAN
meliputi : studi literatur, analisa data sekunder, penyiapan
peralatan dan pereaksi, serta penentuan titik ukur. Studi literatur
dan analisis data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan
dan analisis data pustaka melalui identifikasi terhadap hasil
penyelidikan terdahulu yang berkaitan dengan geokimia,
berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto
udara, citra satelit, dan geografi daerah penyelidikan yang ada
atau pernah dilakukan di daerah yang akan diselidiki.
Persiapan peralatan dan pereaksi dilakukan dengan cara
kalibrasi peralatan dan standarisasi pereaksi yang akan
digunakan. Titik-titik ukur yang telah ditentukan pada lokasi
penyelidikan harus diketahui ketinggian dan koordinatnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan titik


ukur :
1. penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi
dan keberadaan manifestasi panas bumi, misalnya posisi
lintasan titik ukur memotong arah struktur geologi dengan
mempertimbangkan faktor kesulitan medan (togografi)
2. sebaran titik ukur dapat berbentuk grid atau acak dengan
spasi antara 250-2000m

3. penentun titik ukur dapat dilakukan dengan menggunakan


alat ukur topografi yang dapat memenuhi akurasi ketinggian
maksimal 1 meter dan akurasi koordinat maksimal 5 meter,
seperti Theodolite, GPS

4. sistem koordinat titik ukur harus diproyeksikan ke dalam


sistem geodetic yang umum dipakai di Indonesia, misalnya
UTM.
KEGIATAN LABORATORIUM
kegiatan laboratorium meliputi preparasi conto dan analisis.
Preparasi contoh sebelum dianalisa kandungan unsure-
unsurnya perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Preparasi contoh
siap analisis ditempuh melalui kegiatan mulai dari penyusunan
contoh agar tidak terjadi kesalahan sistematis penyontohan
dan penyediaan duplikat untuk memantau presisi analisis
kimia. Penyusunan contoh berikut duplikat dilakukan secara
random dalam tempat yang tersedia.

Analisa untuk menentukan, konsentarasi unsure-unsur dalam


contoh air, gas, tanah, dan udara tanah dilaakukan di
laboratorium. Beberapa parameter diukur di lapangan,
terutama pH, temperature, daya hantar listrik dan debit air.
ANALISA CONTOH AIR

Pengambilan contoh air dilakukan pada mata air panas, dan


sebagai pembanding dilakukan juga terhadap mata air dingin.
Pengambilan contoh air panas dilakukan pada tempat dimana
temperatur dan debitnya paling tinggi, sehingga kontaminasi
oleh lingkungannya dapat dihindari seminimal mungkin.
Pengambilan contoh air dilakukan untuk dua tujuan, yaitu
untuk analisa unsur dan analisa isotop (18O dan 2H).
a) Peralatan dan preparasi yang digunakan
Botol polyethylene bervolume 500 ml, yang tahan terhadap
asam, panas, korosif
Botol isotop 18O dan 2H bervolume 15 ml terbuat dari gelas
yang berlapis alumunium foil
Syringe plastic tahan panas bervolume minimal 50 ml.
Filter Holder diameter 25 mm.
Kertas filter porositas 0,45 m
GPS Receiver, altimeter
Stop Wacth
pH meter digital, kertas pH, konduktivitimeter
Sarung tangan karet tahan panas
Kamera
Peta kerja
HNO3 1:1
b) Pengukuran parameter pada contoh air di lapangan
Temperatur manifestasi dan udara di sekitarnya, dengan
menggunakan thermocouple atau thermometer maksimum
pH air, dengan menggunakan pH meter digital
debit air panas/dingin, dengan cara volumetric (V-nocht
meter)
daya hantar listrik dengan (DHL) air panas/dingin, dengan
konduktivitimeter
koordinat dan ketinggian lokasi pengambilan contoh dengan
GPS Receiver
kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air,
fumarol dan solfatara dengan detector gas
luas manifestasi
c) Cara pengambilan contoh air untuk analisa sumur
Contoh Air yang akan diambil harus disaring menggunakan
kertas saring (porous fiver) berukuran 0,45 m.
Botol yang akan digunakan untuk menyimpan contoh dibilas
dengan menggunakan contoh air yang sudah disaring.
Contoh air dibagi menjadi dua botol bervolume minimal 500
ml.
Botol pertama langsung dikemas dan diberi kode lokasi
sebagai bahan untuk analisa anion (Cl, HCO3, SO4, F, CO3).
Botol kedua sebelum dikemas diasamkan dengan
penambahan HNO3 1:1 sampai pH 2, sebagai contoh air untuk
analisa kation (Na, K, Li, B, Ca, Fe, Al, As), SiO2 dan NH4.
d) Cara pengambilan contoh air untuk analisa isotop
Harus dihindari kontaminasi oleh udara luar

Botol yang digunakan untuk menyimpan contoh air, botol kecil


bervolume 15 ml
Botol dibilas dengan menggunakan contoh air yang akan
diambil
Botol harus diisi dengan contoh air sampai penuh dan tidak
terbentuk gelembung udara dalam botol, apabila terdapat
gelembung maka pengambilan contohh harus diulang.
Pengisian dan penutupan botol dilakukan di dalam air dan
ditutup rapat serta diisolasi
Botol contoh diberi label sesuai lokasi pengambilan dan nomor
contoh.
e) Analisis Air
Contoh air yang diperoleh dari lapangan dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
Analisa contoh isotop 18O dan 2H

Contoh isotop 18O dan 2H air yang diperoleh dari lapangan,


dianalisis di laboratorium dengan menggunakan metode mass
spectrophometer. Analisis contoh isotop 18O dan 2H air ini
dapat menggunakan cara Gonviantini (1981).
Pengamatan Manifestasi

Pengamatan manifestasi antara lain dilakukan terhadap :


Jenis manifestasi : tanah panas, tanah panas beruap, kolam
lumpur panas, mata air panas, fumarol dan solfatara.
Keterdapatannya pada suatu daerah penyelidikan dapat
langsung diaamati di lapangan dengan kasat mata.

Jenis endapan pada manifestasi seperti sinter koordinat, sinter


silica, belerang dan oksida besi.

Sifat fisika air yang muncul pada manifestasi dengan


membedakan diantaranya : rasa (tawar, asin, pahit, asam),
bau (bau belerang/H2S) dan warna (jernih, keruh, putih, dll).
Pengukuran Data Manifestasi

Data yang diukur pada manifestasi antara lain :


Temperatur manifestasi dan udara disekitarnya,
pH air,
debit air panas atau dingin,
Daya hantar listrik (DHL) air panas/dingin,
Koordinat dan lokasi pengambilan contoh,
Kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap
air, fumarol dan solfatara.
Luas manifestasi.
Penentuan Temperature Reservoir

Penyelidikan geothermal yang digunakan untuk menentukan


temperature reservoir antara lain adalah geothermometer
silika, Na-K-Ca, Na/K dan isotop oksigen sulfat 180 (SO4H2O).

1. Silika Geothermometer
Mohan (1966) menunjukkan bahwa konsentrasi silika pada air
disumur panasbumi di selandia baru dikontrol oleh daya larut
kwarsa. Geothermometer kwarsa (Quarts) bekerja baik pada
mata air panas yang temperatur permukaannya diatas 150OC.
Fournier dan Trusdel (1970), telah menunjukkan bahwa
kwarsa telah bekerja baik pada air panas.
2. Na-K Geothermometer
Metoda Na/K pada umumnya mampu memberikan hasil yang
meyakinkan untuk lingkungan air yang bertemperatur
dibawah 100OC. Kusus air yang bertemperatur rendah yang
kaya akan kalsium memberikan penyimpangan pada hasil
perhitungan dengan metode Na/K. Keuntungan dari metoda
ini adalah sedikit dipengaruhi oleh pemisahan uap dan cairan
daripada geothermometer yang lain serta sedikit Na+ dan K+
yang mengalami dilusi pada air.
3. Na-K-Ca Geothermometer
Geothermometer Na-K-Ca dari Fournier dan Truesdell
dikembangkan secara kusus untuk membagi kadar kalsium
pada kadar air yang memberikan kenormalan perhitungan
temperatur reservoir yang tinggi oleh metoda Na/K. Peubahan
konsentrasi hasil pendidihan dan pencampuran dengan air
dingin akan mempengaruhi geothermometer Na-K-Ca. Akibat
utama dari pendidihan adalah hilangnya CO2 dengan cepat
dan mengendapnya CaCO3. hilangnya Aquaeous
Ca2+umumnya kan menghasilkan perhitungan temperatur Na-
K-Ca sangat tinggi.
4 Isotop Geothermometer
Geothermometer isotop yang biasa digunakan untuk
mengukur temperatur pada reservoir panasbumi yaitu oksigen
sulfat. Komposisi oksigen dan air akan berubah, fraksinasi O16
dan O18 antara air dan uap pada temperatur tergantung pada
kesetimbangan dan akan menuju pada kesetimbangan yang
agak cepat pada temperatur dibawah 100 OC. Keadaan
mendidih akan berbeda komposisinya yang mana semua uap
itu bertemperatur akhir 100 OC (Trusdel, 1979). Meskipun
pendidihan membuat interprestasi lebih komplek, tetapi tidak
mengubah geothermometer O18 (SO4 - H2O).
Mc Kanzel dan Trusdel (1977) telah menunjukkan, bahwa
sulfat /oksigen isotop geothermometer dapat dihitung pada 3
model ahir yaitu :
Penyelidikan konduktive
Kehilangan temperature satu tingkat pada berbagai
temperature tertentu.
Kehilangan uap secara tetap.
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai