Geokimia Panas Bumi
Geokimia Panas Bumi
PENGENALAN EKSPLORASI
GEOKIMIA
Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu, kandungan gas asal air,
masukan dari magmatik, tipe batuan, kondisi dan durasi interaksi
antara batuan air, serta proses boiling dan mixing.
Pada awalnya magma diyakini sabagai asal panas, air, dan unsur
terlarut di dalam sistem panas bumi. Namun dari hasil penelitian
Craig (1963), menggunakan isotop alam (stabel isotop),
mengungkapkan bahwa asal air sistem panasbumi adalah
dominan berasal dari air meteorik karena mempunyai ciri-ciri
kandungan deuterium (2H) yang sama antara fluida panasbumi
dengan air meteorik lokal (Gb)
Selain itu jenis air yang mungkin menjadi asal air panasbumi
adalah air laut, air formasi (conate water), dan kemungkinan
kontribusi air magmatik dalam jumlah yang kecil.
As Boron
Si02 Ammonia
HCO3- Non condensible gas
DATA KANDUNGAN KIMIA FLUIDA
PANAS BUMI
Parameter ORKEI KAROKO CERRO PRIETO
(NZ) (Mexico)
SPG 22 SPG 664 SPG 49 SPG 54
Temp. oC 99 64 57 98
pH 9.2 8.2 6.5 7.4
SiO2 280 150 45 92
Ca 0.8 4.6 283 492
Mg - 0.6 20 38
Na 370 135 1350 3700
K 34 10 233 400
Li 3.4 1.2 4.4 8
HCO3 113 201 128 42
SO4 185 12 960 130
C1 404 78 2930 6700
F 10.8 2.9 - -
B 3.4 5.4 - -
Parameter ORAKEI KARAKO (NZ)
WEEL 2 @ depth SPG 22 SPG 664
Depth (m) 1150 - -
Temp. oC 260 99 64
pH ? 9.2 8.2
SiO2 327 280 150
Ca <1 0.8 4.6
Mg - - 0.6
Na 550 370 135
K 54 34 10
Li 3.1 3.4 1.2
HCO3 290 113 201
SO4 142 185 12
C1 546 404 78
F 5.7 10.8 2.9
B 7.7 3.4 5.4
KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI DI SATU
TEMPAT DENGAN TEMPAT LAIN BERBEDA.
1. Reaktif
komponen reaktif disebut juga sebagai geoindikator,
cenderung untuk mencapai kesetimbangan dengan
komponen reaktif lainnya dan atau mineral batuan
didalam sistem panasbumi. Komponen reaktif ini berguna
untuk memperoleh informasi kondisi fisika reservoar
panas bumi (suhu reservoar, rasio uap terhadap air)
2. Konservatif
komponen ini disebut juga dengan non
reaktif/inert/incompatible atau secara sederhana sebagai
komponen tracers. Komponen ini masuk menjadi
penyusun fluida pansbumi maka mereka akan tetap
tinggal disana. Oki, komponen konservatif menyediakan
informasi tentang asal-usul air dan juga asal
komponen itu sendiri. Contoh : Cl, B, Br, dan Li.
JENIS-JENIS AIR PANAS BUMI
3. Air Bikarbonat
- Kaya akan C02
- Cl rendah
- pH sekitar 5-6
- dibeberapa tempat tercampur karena adanya
batuan limestone dibawah permukaan, sehingga
muncul endapan travertin
Pengukuran parameter pada contoh
air di lapangan
Temperatur manifestasi dan udara di sekitarnya, dengan
menggunakan thermocouple atau thermometer maksimum
pH air, dengan menggunakan pH meter digital
debit air panas/dingin, dengan cara volumetric (V-nocht
meter)
daya hantar listrik dengan (DHL) air panas/dingin, dengan
konduktivitimeter
koordinat dan ketinggian lokasi pengambilan contoh dengan
GPS Receiver
kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air,
fumarol dan solfatara dengan detector gas
luas manifestasi
PENENTUAN JENIS AIR
BERDASARKAN KANDUNGAN Cl, S04,
HCO3-
TAHAPAN DALAM MENGHITUNG
PROPORSI ION
1. Jumlahkan konsentrasi klorida (ppm), sulfat (ppm)
dan bikarbonat (ppm)
Konsentrasi = Cl + S04 + HCO3-
KEGIATAN LAPANGAN
meliputi : studi literatur, analisa data sekunder, penyiapan
peralatan dan pereaksi, serta penentuan titik ukur. Studi literatur
dan analisis data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan
dan analisis data pustaka melalui identifikasi terhadap hasil
penyelidikan terdahulu yang berkaitan dengan geokimia,
berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto
udara, citra satelit, dan geografi daerah penyelidikan yang ada
atau pernah dilakukan di daerah yang akan diselidiki.
Persiapan peralatan dan pereaksi dilakukan dengan cara
kalibrasi peralatan dan standarisasi pereaksi yang akan
digunakan. Titik-titik ukur yang telah ditentukan pada lokasi
penyelidikan harus diketahui ketinggian dan koordinatnya.
1. Silika Geothermometer
Mohan (1966) menunjukkan bahwa konsentrasi silika pada air
disumur panasbumi di selandia baru dikontrol oleh daya larut
kwarsa. Geothermometer kwarsa (Quarts) bekerja baik pada
mata air panas yang temperatur permukaannya diatas 150OC.
Fournier dan Trusdel (1970), telah menunjukkan bahwa
kwarsa telah bekerja baik pada air panas.
2. Na-K Geothermometer
Metoda Na/K pada umumnya mampu memberikan hasil yang
meyakinkan untuk lingkungan air yang bertemperatur
dibawah 100OC. Kusus air yang bertemperatur rendah yang
kaya akan kalsium memberikan penyimpangan pada hasil
perhitungan dengan metode Na/K. Keuntungan dari metoda
ini adalah sedikit dipengaruhi oleh pemisahan uap dan cairan
daripada geothermometer yang lain serta sedikit Na+ dan K+
yang mengalami dilusi pada air.
3. Na-K-Ca Geothermometer
Geothermometer Na-K-Ca dari Fournier dan Truesdell
dikembangkan secara kusus untuk membagi kadar kalsium
pada kadar air yang memberikan kenormalan perhitungan
temperatur reservoir yang tinggi oleh metoda Na/K. Peubahan
konsentrasi hasil pendidihan dan pencampuran dengan air
dingin akan mempengaruhi geothermometer Na-K-Ca. Akibat
utama dari pendidihan adalah hilangnya CO2 dengan cepat
dan mengendapnya CaCO3. hilangnya Aquaeous
Ca2+umumnya kan menghasilkan perhitungan temperatur Na-
K-Ca sangat tinggi.
4 Isotop Geothermometer
Geothermometer isotop yang biasa digunakan untuk
mengukur temperatur pada reservoir panasbumi yaitu oksigen
sulfat. Komposisi oksigen dan air akan berubah, fraksinasi O16
dan O18 antara air dan uap pada temperatur tergantung pada
kesetimbangan dan akan menuju pada kesetimbangan yang
agak cepat pada temperatur dibawah 100 OC. Keadaan
mendidih akan berbeda komposisinya yang mana semua uap
itu bertemperatur akhir 100 OC (Trusdel, 1979). Meskipun
pendidihan membuat interprestasi lebih komplek, tetapi tidak
mengubah geothermometer O18 (SO4 - H2O).
Mc Kanzel dan Trusdel (1977) telah menunjukkan, bahwa
sulfat /oksigen isotop geothermometer dapat dihitung pada 3
model ahir yaitu :
Penyelidikan konduktive
Kehilangan temperature satu tingkat pada berbagai
temperature tertentu.
Kehilangan uap secara tetap.
Maturnuwun