Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga Kami dapat meyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun makalah ini Kami buat sebagai salah satu
penugasan dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil kerja kelompok dan disusun dengan
sedemikian rupa agar pembaca dapat mengetahui tentang Pengembangan
Kepemimpinan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini Kami menghadapi banyak kendala,
namun semua itu dapat diatasi dengan baik karena mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
meningkatkan pengetahuan berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI. 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang. 4
Tujuan.. 5
Rumusan Masalah 5
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kepemimpinan
6
Peran dan Fungsi
Kepemimpinan..
9
Teori
Kepemimpinan
. 12
Gaya
Kepemimpinan
15
Masalah dalam
Kepemimpinan
20
Kesimpulan
.. 23
DAFTAR PUSTAKA
.. 24
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan keadaan sistem ekonomi dan politik yang terjadi saat ini
telah membawa perubahan pada sistem kesehatan. Kondisi ini memberikan
peran yang sangat vital bagi Dinas Kesehatan baik terkait dengan
pengelolaan program ataupun pengelolaan sumber daya, di antaranya
pengembangan kepemimpinan SDM kesehatan. Sebagai institusi
kesehatan yang strategis, Dinas Kesehatan harus mengelola dan
mengembangkan kegiatannya sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan. Untuk mengoptimalkan terlaksananya fungsi pengembangan
SDM kesehatan, pemimpin mempunyai program kesehatan yang harus
dikembangkan. Kemampuan dan kompetensi SDM akan menentukan
tercapainya tujuan normatif pembangunan kesehatan, yaitu: (1) quality, (2)
accessability, (3) equity, (4) sustainability, dan (5) cost-effective. Kelima
tujuan normatif ini yang seharusnya merupakan acuan dasar
pengembangan dan pembinaan SDM kesehatan. Walaupun demikian tidak
Pengembangan kepemimpinan SDM kesehatan juga harus memperhatikan
tantangan dan kendala pembangunan kesehatan baik yang datang dari luar
organisasi ataupun perubahan di dalam organisasi kesehatan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui segala hal dan penjelasan yang dibahas
mengenai pengembangan kepemimpinan SDM kesehatan.
2. Untuk memenuhi tugas kuliah Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
PEMBAHASAN
Charles W. Marrifield
Kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana memutilasi,
memobilisasikan, mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif
dan kesetiaan orang - orang yang terlibat dalam usaha bersama secara
sukarela. (Leadership is somehow closely realeted to stimulating,
mobilizing, directing and coordinating the motivies anda loyaltie to
eyeged in voluntary enterprise).
M Stogdill
Dalam bukunya Miftah Thoha (2007:260) berpendapat bahwa dalam
kepemimpinan terdapat unsur kekuasaan yang merupakan sarana
pemimpin untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
Robert Dubin
Dalam bukunya Miftah Thoha (2007:259) berpendapat bahwa
kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan
pembuatan keputusan.
Wirawan (2002:98)
Kepemimpinan merupakan interaksi sosial antara pemimpin dan
pengikut dalam interaksi sosial kedua belah pihak dapat saling
memberikan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya untuk
mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi masing-masing.
Northouse, P.G. (2003:3)
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi
kelompok untuk mencapai tujuan umum.
Dubrin, A.J. (2001:3)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan
memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
George R. Terry
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerja
lebih sukarela, guna mencapai tujuan bersama. (Leadership is the
activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives).
Dr. Sarwono Prawiroharjo
Kepemimpinan adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain
agar mereka memberikan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang
menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan bermanfaat.
Field manual (22-100)
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan mengerakkan
orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan
kepercayaan, respek,dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan
tugas.
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi
anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,
piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka
merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat
salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan
hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi
ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan
dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun
hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain:
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik
orang diluar organisasi.
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
Teori Kepemimpinan
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi
di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan
gaya-gaya kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu:
Kelebihan:
Kelemahan:
Kelebihan:
Kekurangan:
Kelebihan:
Kekurangan:
1. Kurangnya Koordinasi
2. Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat
dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat
bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan
kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah
program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab.
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang
buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah
program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali
terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja
seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik
diantaranya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kader berarti : (1) perwira atau
bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting
di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka,
istilah pengkaderan bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan
orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di pemerintahan, partai,
dsb.
1. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah
pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat
organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan keinginan yg
kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika
masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang
lebih sukses.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode
dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya
ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena
kelemahan tau bahkan tidak adanya kader penerus.
1. Mempertahankan kader
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali
kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha
mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmennya.
2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama
didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun
belanja barang. Di dalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor
kesehatan dianggarkan melalui dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten, serta
sumber lainnya (sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
http://leadhership.blogspot.com/
teori-msdm.blogspot.com/2009/04/kepemimpinan-motivasi-kerja-dan-
kinerja.html
http://ockymcr-goesgoes.blogspot.com/
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalahkepemimpinan.html?showCo
mment=1386637826646
http://industrialteknik09.blogspot.com/2011/10/makalah-kepemimpinan-
msdm.html
http://libraez.blogspot.com/2012/12/makalah-kepemimpinan_842.html