Anda di halaman 1dari 15

2. Kemiskinan masih menjadi persoalan utama di wilayah paling timur Indonesia.

Padahal di sisi lain,


wilayah ini adalah memiliki kekayaan alam yang melimpah-ruah. Papua adalah penghasil emas
terbesar di dunia. Ini belum termasuk mineral dan tambang lainnya, serta hasil hutan. Ketimpangan
inilah yang mendorong sebagian rakyat Papua menginginkan kemerdekaannya

Munculnya semangat distintegrasi di berbagai daerah ini tak lepas dari sistem politik
demokrasi. Demokrasi memberikan jaminan kepada semua warganya untuk menyatakan
pendapatnya, berserikat dan berkumpul, bahkan melepaskan diri dari sebuah wilayahhak
menentukan nasibnya sendiri. Contoh yang paling nyata adalah lepasnya Timor Timur dari
NKRI.

Di sisi lain, sistem kapitalisme dan liberalisme di bidang ekonomi menjadi biang terjadinya
kemiskinan struktural. Alih-alih meningkatan kesejahteraan rakyat, sistem kapitalisme justru
memunculkan kesenjangan yang kian menganga antara di kaya dan si miskin. Orang-orang
kayapemilik modalmendapatkan akses yang lebih luas untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan, sementara kaum miskin justru kian sulit mendapatkan penghidupan.

Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak asing dan kalangan tertentu untuk
mendorong munculnya disintegrasi. Sudah menjadi pengetahuan umum, keinginan referendum
di Papua mendapat dukungan dari dunia internasional dan gereja. Bahkan sebagian anggota
Kongres Amerika pun secara nyata menyatakan dukungan tersebut dan pernah berkunjung ke
Papua. Demikian pula LSM-LSM internasional ada di balik aksi tuntutan referendum
Papua. Dukungan gereja terlihat ketika hasil sidang sinode GKI (Gereja Kristen Indonesia)
Oktober 2011 yang mendorong Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi orang Papua. Pesan ini
sejalan dengan rekomendasi World Allinance of Reform Church 2004.

Berbagai peristiwa di Papua dan tuntutan referendum ala Cornelis memunculkan benang merah
peran kalangan Kristen untuk mengobok-obok Indonesia dan menancapkan kukunya. Ini
mengingatkan pada peristiwa pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta pada masa awal
kemerdekaan Indonesia. Mereka pun mengancam akan memisahkan diri dari NKRI jika ada
tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Gereja ini tidak berjalan sendiri. Mereka mendapat dukungan
imperialis, kapitalis dan LSM asing yang notabene seagama, serta suasana yang kondusif bagi
sebuah pemisahan diri, yakni adanya hak menentukan nasib sendiri dalam demokrasi

syarat-syarat antara lain :

1. Mempunyai wilayah/ daerah tertentu. Untuk mendirikan suatu negara dengan


kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai
satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di
wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan
pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Adanya Rakyat, bahwa di dalam daerah/ wilayah tersebut terdapat masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu. Diperlukan adanya kumpulan orang-orang
yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya
orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat
juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
3. Adanya pemerintahan, yaitu pemerintah yang berdaulat atas daerah dan
rakyatnya. Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti
lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Adanya Pengakuan negara dari negara-negara lain. Untuk dapat disebut sebagai
negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata)
maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang
terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui
dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.
5. Adanya Tujuan negara. Tujuan bersama dalam suatu negara menentukan setiap
gerak dan tingkah laku, seperti lazimnya sebuah organisasi yang mempunyai tujuan
tertentu. Sebagai suatu organisasi kekuasaan, ketentuan mengenai tujuan negara
menjadi penting karena pada hakekatnya tujuan negara menentukan bagaimana cara
mengatur dan menyusun negara yang bersangkutan.

1.Unsur-Unsur Terbentuknya Negara


Wilayah
Pasal 25A UUD 1945, negara kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan Undang-Undang. Wilayah negara Indonesia berdasarkan
Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949 yang ditandatangani
oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda, meliputi seluruh daerah bekas
jajahan Hindia Belanda. Sedang batas-batasnya ditentukan dengan perjanjian
antarnegara tetangga, baik yang diadakan sebelum maupun sesudah merdeka. Derah
yang merupakan tempat tinggal rakyat dan tempat pemerintah melakukan kegiatan
merupakan wilayah negara dengan batas-batas tertentu. Batas-batas wilayah yang
ditempati rakyat Indonesia sebagai berikut ini :

Wilayah Daratan
Negara satu dengan yang lain sering terjadi perang dikarenakan masalah batas
wilayah. Untuk menetapkan wilayah batas daratan pada umumnya ditentukan
berdasarkan perjanjian antarnegara tetangga.
Perbatasan antara 2 negara dapat berupa :
1. Perbatasan alam, seperti sungai, danau, pegunungan atau lembah.
2. Perbatasan buatan, seperti pagar tembok, pagar kawat berduri, tiang-tiang tembok.
3. Perbatasan menurut ilmu pasti, yakni dengan menggunakan garis lintang atau bujur
pada peta bumi.
Memasuki wilayah negara bangsa lain tanpa ijin negara yang bersangkutan
merupakan pelanggaran wilayah. Untuk menghindari terjadinya pelanggaran, suatu
negara memiliki suatu lembaga keimigrasian.

Wilayah Lautan
Laut yang merupakan wilayah suatu negara disebut teritorial negara itu. Laut di luar
teritorial disebut laut terbuka atau bebas. Tidak semua negara mempunyai wilayah
laut seperti Swiss dan Mongolia. Pada umumnya batas wilayah laut teritorial 3 mil
laut yang diukur dari garis pantai wilayah daratan suatu negara pada saat pantai surut.
Untuk negara Indonesia batas wilayah laut teritorial mulai 21 Maret 1980 dengan
batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah selebar 200 mil dihitung dari garis dasar
laut wilayah Indonesia.
Wilayah Udara
Wilayah udara suatu negara ada diatas wilayah daratan dan lautan negara yang
bersangkutan. Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara diatur dalam perjanjian
Paris tahun 1919.

Daerah Ekstrateritorial
Berdasarkan hukum internasional, kapal-kapal laut yang berlayar di laut terbuka
berbendera suatu negara tertentu juga merupakan wilayah negara yang bersangkutan.
Tempat perwakilan yang disebut ekstrateritorial berarti tempat itu meskipun berada di
wilayah negara lain tetapi dianggap wilayah negara yang diwakili, misalnya kantor
kedutaan besar.
Kedutaan adalah wakil suatu negara di negara lain yang mengurusi masalah politik,
orangnya disebut duta.
Konsulat adalah wakil suatu negara di negara lain yang mengurusi masalah ekonomi
perdagangan, orangnya disebut konsuler.

Rakyat
Rakyat merupakan unsur terpenting dari negara. Rakyatlah yang pertama-tama
berkepentingan supaya organisasi negara berjalan dengan lancar dan baik serta
mampu mewujudkan tujuannya.
Penduduk ialah orang-orang yang bertempat tinggal dan menetap di wilayah suatu
negara. Orang-orang yang berstatus penduduk dan warganegara Indonesia berhak dan
berkewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara sesuai dengan bidangnya.

Bukan penduduk ialah orang-orang yang berada dalam suatu wilayah negara untuk
sementara waktu, misalnya wisatawan asing yang sedang berlibur di suatu negara lain
atau para jemaah haji yang sedang melaksanakan rukun Islam ke-5 di Mekah.
Orang-orang yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara disebut
warganegara. Sedangkan orang-orang yang tidak termasuk warganegara disebut orang
asing. Pasal 26 UUD 1945 menyatakan tentang warganegara sebagai berikut ini :

yang menjadi warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warganegara.
penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
Hal-hal mengenai warga negara dan mengenai penduduk diatur dengan undang-
undang.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur kewarganegaraan sampai saat ini ialah
Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958. jo. UU No. 3 tahun 1976.

Pemerintah yang berdaulat


Unsur konstitutif yang ketiga dari negara ialah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah
adalah pemegang dan penentu kebijakan yang berkaitan dengan pembelaan negara.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan ke dalam dan ke luar. Kekuasaan ke
dalam berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat
dalam negara itu. Kekuasaan ke luar berarti bahwa kekuasaan pemerintahan itu dihormati
dan diakui oleh negara-negara lain. Masalah kedaulatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam suatu negara, karena kedaulatan merupakan sesuatu yang membedakan
antara negara yang satu dengan yang lain. Kedaulatan artinya kekuasaan tertinggi. Di
negara diktaktor, kedaulatan didasarkan atas kekuatan. Di negara-negara demokrasi
kedaulatan didasarkan atas persetujuan.

Pengakuan negara lain


Selain rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat, masih ada satu unsur lagi bagi
negara, yaitu pengakuan dari negara-negara lain. Pengakuan dari negara-negara lain
bukanlah merupakan unsur pembentuk negara, tetapi sifatnya hanya menerangkan
saja tentang adanya negara. Dengan kata lain pengakuan dari negara lain hanya
bersifat deklaratif saja.

Pengakuan negara lain ada dua macam, yaitu :


a. Pengakuan de facto
Adalah pengakuan secara kenyataan, berdasar fakta bahwa negara itu ada.

b. Pengakuan de jure
Adalah pengakuan secara resmi sesuai dangan hukum internasional.

Adanya pengakuan dari negara-negara lain merupakan tanda bahwa negara baru itu
telah diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antarnegara. Walaupun tanpa
pengakuan negara lain, suatu negara tetap berdiri asalkan memenuhi tiga unsur pokok,
yaitu:
1. Rakyat yang mendiami wilayah negara.
2. Wilayah negara dengan batas-batas tertentu.
3. Pemerintah yang berdaulat.
Ketiga unsur tersebut diatas disebut juga unsur konstitutif sedang unsur pengakuan
negara lain disebut unsur deklaratif maksudnya agar negara itu dapat mengadakan
hubungan internasional harus mendapat pengakuan dari negara lain.
Sumber : http://gmcrime.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-terbentuknya-
negara.html
3. Dalam kerangka perlindungan hak asasi manusia, pada hakikatnya,
perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu perwujudan
hak untuk hidup, hak untuk bebas dari perhambaan servitude atau perbudakan
slavery. Hak asasi ini bersifat langgeng dan universal, artinya berlaku untuk
setiap orang tanpa membeda-bedakan asal-usul, jenis kelamin, agama, serta usia
sehingga, setiap negara berkewajiban untuk menegakkannya tanpa terkecuali.
Upaya perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak, salah satunya
melalui pencegahan dan pemberantasan perdagangan manusia, perlu secara
terus menerus dilakukan demi tetap terpeliharanya sumber daya manusia yang
berkualitas
Undang-undang dasar 1945 Amandemen ke-4 sebagai landasan konstitusional secara tegas telah
mengatur tentang pentingnya perlindungan terhadap hak asasi manusia, termasuk didalamnya hak-
hak perempuan dan anak-anak, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 B ayat (2), yang
menyebutkan: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Perdagangan orang atau istilah Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat sulit
diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat internasional sebagai bentuk perbudakan modern
dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus berkembang secara
nasional maupun internasional.

Perdagangan orang adalah bentuk modern dari perbudakan manusia. Perdagangan orang juga
merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk dari pelanggaran harkat dan martabat manusia.
Dalam berbagai studi dan laporan dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menyatakan
bahwa Indonesia merupakan daerah sumber, di samping juga sebagai daerah transit dan
penerima Perdagangan Orang. Tindak pidana perdagangan orang (TPPO), khususnya perempuan
dan anak (trafficking in persons, especially women and children), telah meluas dalam bentuk
jaringan kejahatan yang terorganisasi maupun yang tidak terorganisasi. Tindak pidana
perdagangan orang bahkan melibatkan tidak hanya perorangan tetapi juga korporasi dan
penyelenggara negara yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya. Jaringan pelaku
tindak pidana perdagangan orang memiliki jangkauan operasi tidak hanya antar wilayah dalam
negeri tetapi juga antar negara (trans national organised crime).

4. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdik NASIONALISMEbud, 1997:648), Nasionalisme


didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual
bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris
nation) dengan mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu
kelompok.
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap kesetiaan
tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan (nation state) atau sebagai
sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas dan
pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya

D. PERTUMBUHAN NASIONALISME INDONESIA

Unsur nasionalisme yang di tunjukkan dalam diri bangsa Indonesia sudah ada sejak lama. Hal
ini dapat dilihat adanya rasa kecintaan terhadap tanah kelahiran, perlawanan rakyat bersama
rajanya untuk menghadapi kelicikan dan kekejaman penjajah,khususnya Belanda. Pada masa
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah muncul dan berkembang kecintaan terhadap tanah
kelahirannya. Kedua kerajaan besar itu menyatukan wilayah-wilayah kecil disekitarnya.
Perlawanan fisik terhadap penjajah belanda adalah wujud nasionalisme bangsa untuk
mempertahankan wilayahnya Pada awalnya perlawanan itu masih bersifat kedaerahan dan
terpisah-pisah, karena belum ada koordinasi antara perlawanan satu dengan yang lainnya. Hal
ini disebabkan karena nasionalisme perlawanan tersebut sudah dipatahkan oleh Belanda.
Disamping itu karena minimnya teknologi dan persenjataan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Penjajah memiliki studi sosial yang lebih maju, mampu memetakan kondisi masyarakat
nusantara. Dengan pemetaan tersebut digunakan untuk politik pecah belah yaitu mengadu
domba antar kelompok masyarakat nusantara satu dengan yang lainnya.
Dari pengalaman itu, para pemimpin merubah strategi perlawanan yaitu dengan perjuangan
melalui jalur pendidikan, menumbuhkan persatuan dan kesatuan, penyadaran perlawanan
yang terorganisir. Dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan, dapat diketahui pada awal
tahun 1990-an melahirkan pemuda yang cukup memadai untuk mewujudkan nasionalisme
yaitu membentuk organisasi-organisasi sebagai wadah perlawanan terhadap penjajah.
Organisasi modern pertama kali muncul adalah Budhi Utomo (1908). Kemudian disusul
dengan berdirinya Serikat Dagang Islam(SDI) pada tahun 1909 yang berubah nama menjadi
Serikat Islam (SI) pada tahun 1911. Bahkan pada tahun 1913 lahir Indiche Partij yang
menginginkan perjuangan kemerdekaan dilakukan secara radikal. Pada tahun 1927 didirikan
PNI yang mempunyai tujuan perjuangan Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan
nasional. Selain organisasi-organisasi politik, muncullah organisasi sosial kemasyarakatan
lainnya seperti Muhammadiyah. Didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Akhmad Dahlan.
Wujud nasionalisme Indonesia adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang
berisikan Satu Bahasa, Satu Bangsa, Satu Tanah Air Indonesia. Didalam konggres itu
melahirkan sumpah pemuda dengan mengumandangkan Lagu Indonesia Raya untuk
pertamakalinya. Hal tersebut menunjukkan nasionalisme satu tanah air, bangsa dan satu
bahasa untuk bersama-sama membentuk Negara dan tanah air Indonesia.
Dengan semangat nasionalisme yang berkobar disusul dengan datangnya penjajah Jepang
yang berhasil mengalahkan Belanda. Ketika Jepang memberi janji kemerdekaan pada bangsa
Indonesia maka dibentuklah BPUPKI yang kemudian berhasil merumuskan rancangan dasar
negara dan undang-undang dasar negara. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan nasional Indonesia untuk mendirikan negara
merdeka. Kemudian dilanjutkan berdirinya PPKI dengan menetapkan UUD 1945 sebagai
peraturan dasar penyelenggaraan Indonesia merdeka, yang didalamnya juga terdapat Dasar
Negara Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang itu itu juga telah di tetapkan
presiden dan wakil presiden Indonesia merdeka. Nasionalisme Indonesi menampakkan wujud
formalnya yaitu dengan berdiri dan terpenuhinya persyaratan sebagai negara merdeka dan
berdaulat.

Konsep nasionalisme Indonesia yang bersumber dari kedua landasan tersebut dikonkretkan
menjadi bentuk dan struktur negara Indonesia yang berbentuk republik. Konsep-konsep
nasionalisme sesuai dengan perkembangan dan dinamika saat ini antara lain:
1) Negara Bangsa
Konsep negara bangsa adalah konsep tentang negara modern yaitu negara yang memiliki
bangunan politik seperti batas teritorial, pemerintahan sah, pengakuan negara lain, kedaulatan
ke dalam negaranya sendiri. Syarat adanya negara adalah terpenuhinya syarat-syarat pokok
tersebut yang sekaligus sebagai modal sebuah bangsa menjadi negara. Menurut UUD 1945
Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik. Bentuk pemerintahan republik dipimpin oleh kepala pemerintahan yaitu presiden,
yang dipilih melalui pemilihan umum. UUD 1945 memuat juga pasal-pasal tentang unsur-
unsur kelengkapan Negara Indonesialainnya seperti badan legislatif, eksekutif, yudikatif,
pemerintahan daerah dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan konsep negara bangsa.
2) Warga Negara
Warga negara menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini sesuai UUD 1945 pasal 26 ayat
2 yang berbunyi Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Dirumuska juga dalam UU No.12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1
menyatakan Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Sesuai
kedua rumusan tersebut, mereka yang termasuk dalam warga negara Indonesia semestinya
memiliki kecintaan dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
3) Dasar Negara Pancasila
Sehari setelah Indonesia merdeka terjadi perdebatan tentang Dasar Negara Indonesia
merdeka. Perdebatan itu terjadi dalam sidang BPUPKI antara kelompok nasionalis islami dan
nasionalisme sekuler yang terjadi sebelum kemerdekaan.

F. NASIONALISME MENJAGA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA

M. PERANAN DAN PENTINGNYA NASIONALISME

Nasionalisme adalah hasil presepsi identitas seseorang terhadap suatu kolektivitas politik
yang terorganisasi secara teritorial. Sebagai hasil dari presepsi tersebut nasionalisme
digambarkan sebagai cinta tanah air, sebagai rasa kebangsaan. Menurut Frankel,
nasionalisme adalah keadaan pikiran, sedangkan menurut Stuert Mill nasionalisme
merupakan perasaan simpati yang sama diantara anggota suatu bangsa. Sentimen nasional
tumbuh dari adanya kebutuhan yang bersifat psikologis akan keanggotaannya dalam suatu
masyarakat tertentu. Nasionalisme berhubungan erat dengan bangsa dan negara. Bangsa
merupakan konsep yang mengartikan identitas etnik dan kultur yang sama yang dimiliki oleh
orang-orang tertentu. Sedangkan, negara merupakan unit politik yang didefinisikan menurut
teritorial, populasi dan otonomi pemerintah (Colombus & Wolfe,1995).
Nasionalisme dapat menjadi pemersatu bangsa dan juga pemecah suatu bangsa. Nasionalisme
dapat menyatukan bangsa apabila seluruh warga negara mencintai bangsanya. Namun dapat
menjadi pemecah bangsa apabila ada pihak yang lebih mementingkan etnis atau
kelompoknya dibandingkan negara tersebut. Contohnya apabila etnis Jawa lebih
mementingkan etnisnya dibandingkan bangsa Indonesia itu sendiri. Nasionalisme juga
berperan sebagai ideologi dan identitas. Ideologi berarti sebagai pedoman bagi warga negara
agar memiliki nasionalisme. Jika seorang warga negara tidak memiliki sikap nasioalisme
maka sama saja ia tidak memiliki identitas dan tidak akan diakui oleh dunia internasional.
Nasionalisme berperan dalam suatu negara karena nasionalisme memperkenalkan identitas
negara serta sebagai tali pengikat antara jati diri bangsa dengan warga negaranya. Dalam
memenuhi kepentingannya, negara membutuhkan nasionalisme sebagai landasan. Selain
berperan dalam mempertahankan jati diri bangsa, nasionalisme turut memiliki peranan besar
dalam globalisasi. Globalisasi dapat menyatukan sebuah bangsa dengan nasionalismenya
untuk memperkenalkan jati diri dan identitas bangsa serta memajukan negaranya di kancah
dunia, itulah mengapa nasionalisme memiliki peranan penting dalam kancah internasional.
Dasar untuk berinteraksi antar negara satu dengan yang lain adalah nasionalisme. Seseorang
akan menjunjung dan bangga akan identitas negaranya, dimana seluruh sektor kehidupan baik
dalam aspek politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
Bangsa dan nasionalisme berfokus pada nilai-nilai kebudayaan bangsa secara menonjol dan
termasuk bahasa di dalamnya. Dalam tujuan-tujuan politik, nasionalisme dapat menjadi
alasan untuk mencapai kepentingan aktor-aktor politik. Dengan menggunakan alasan
nasionalisme, pada umumnya masyarakat awam akan tergerak untuk bersama membantu
sang aktor menggapai kepentingannya. Terlepas dari pada efek negatif karena kepentingan
tersebut ialah kepentingan pribadi aktor tersebut ataupun efek positif dari kepentingan
tersebut.
Nasionalisme dapat menjadi ekspansionis dan mendorong perluasan wilayah negara yang
ada. Secara harfiah, nasionalisme memiliki arti sebagai suatu perasaan mencintai bangsa dan
negara dari seluruh aspek yang ada. Perasaan cinta negara bukanlah masalah pribadi,
melainkan untuk diserahkan kepada pilihan individu: jika individu tidak aktif mencintai
negara tempat ia berada dan tinggal, maka ia harus meninggalkannya atas kemauan sendiri
atau dibuang dari negara ia berasal.
Nasionalisme bersangkutan dengan politik dan merupakan sikap yangdidukung oleh tubuh
doktrin-doktrin dalam suatu negara. Suatu klaim moral yangabstrak menyatakan bahwa setiap
anggota bangsa memiliki kewajiban yang kuat untuk mempromosikan budaya, bekerja untuk
pemeliharaan, dan menghadiri kemurniannya, menjadi bahasa emosional untuk melakukan
suatu tindakan dengan segera. Nasionalisme lebih dari sekedar pola perilaku individu dan
kolektif, namun meliputi, mengatakan, memperjuangkan kemerdekaan, dan tindakan sosial
dan budaya lainnya seperti kecenderungan untuk berbaur dengan kerabat sendiriataupun etnis
seseorang.
Terdapat dua aspek yang mempengaruhi nasionalisme yaitu civic (sivis) dan ethnic (etnis).
Sivis adalah suatu keadaan dimana suatu bangsa bersifat homogeny dan heterogen, memiliki
rasa kebangsaan yang diaktualisasikan atau yang baru tumbuh. Sivis cenderung
mengedepankan kepentingan negara dibandingkan dengan kepentingan golongan-golongan.
Menjadi pemersatu bangsa dan menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi merupakan cirri
khas dari sivis. Lain halnya dengan etnis. Etnis adalah suatu keadaan dimana suatu bangsa
terdiri dari etnis-etnis yang berbeda dengan kepentingan yang beragam pula. Rasa kecintaan
terhadap bangsa dan negara cenderung minimalis dan tidakdiimplementasikan secara utuh.
Etnis cenderung memiliki rasa primordialisme dan hanya memikirkan kepentingan kelompok
masing-masing. Etnis akan menimbulkan keretakan dan perpecahan bagi suatu negara jika
tidak ada integrasi antar kelompok yang dibina secara utuh. Jadi nasionalisme merupakan
identitas bagi setiap individu agar dapatdiakui baik dalam negara tersebut ataupun dalam
kancah hubungan internasional.

Nasionalisme merupakan sebuah identitas suatu negara, dimana identitas tersebut mempunyai
peranan yang tertinggi, hal itu dikarenakan identitas menjadi suatu pembeda antara siapa
saya dan siapa mereka, selain itu identitas mempunyai salah satu fungsi yaitu untuk
memperlancar interaksi (Dugis, 2012). Pengertian nasionalisme di negara eropa dan asia
memiliki konotasi yang berbeda. Di negara eropa nasionalisme memiliki konotasi negatif dan
identik dengan perang, sedangkan di negara asia nasionalisme diindikasikan sebagai rasa
cinta tanah air, loyalitas bangsa sebagai warga negara dan hal itu berkonotasi positif.
Contohnya di Indonesia memiliki konstruktif positif tentang nasionalisme, dimana
nasionalisme adalah sebuah motif self belonging yaitu satu bangsa, bangsa Indonesia
(Wardhani, 2012). Nasionalisme memiliki tiga peranan yaitu nasionalisme sebgai identitas
atau pembeda, nasionalisme sebagai ideologi contohnya nazi jerman yang memberantas
penduduk bukan asli jerman atas dasar ideologinya, dan yang terakhir nasionalisme sebagai
pergerakan contohnya titik awal pergerakan nasional Indonesia dengan adanya sumpah
pemuda.
Nasionalisme menimbulkan pertanyaan tentang apakah nasionalisme mengarah pada bangsa
atau pada negara. Dalam review ini penulis akan memberikan pengertian dari bangsa dan juga
negara. Bangsa merupakan konsep yang mengartikan identitas etnik dan kultur yang sama
yang dimiliki orang-orang tertentu, sedangkan negara merupakan unit politik yang
didefinisikan menurut teritorial, populasi, dan otonomi pemerintah yang secara efektif
mengontrol wilayah dan penghuninya tanpa menghiraukan homogenitas etnis (Couloumbis &
Wolfe 1999, 66). Dalam hal ini dikelompokkan menjadi empat yaitu : nation-state, state-
nation, state without nation, dan nation without state. Nation-state adalah dimana bangsa
telah terbentuk sebelum terbentuk negara yangh berdaulat, contohnya adalah bangsa
Indonesia yang telah menyatakan sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang isinya
mengaku sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, padahal saat itu negara Indonesia
belum terbentuk. State-Nation merupakan terbentuknya negara setelah adanya sekelompok
bangsa yang terintegrasi, contohnya adalah Amerika Serikat, Uni Soviet. State without nation
adalah suatu negara tanpa bangsa atau bangsa asli yang berdiam dalam negara tersebut
mayoritas sedikit, contohnya adalah Australia dimana penduduk aslinya yakni suku aborigin
menjadi minoritas atas penduduk pendatang yang berasal dari eropa. Sedangkan nation
without state adalah bangsa yang mendiami suatu wilayah namun bangsa tersebut tidak
memiliki suatu bentuk negara yang berdaulat, contohnya adalah Kurdistan yang dihuni oleh
suku kurdi.

Dalam nasionalisme terdapat bentuk loyalitas masyarakat terhadap negaranya dimana hal
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu civic nationalism dan etnic nationalism. Civic
nationalism merupakan loyalitas masyarakat terhadap negara lebih tinggi daripada loyalitas
terhadap suku, sedangkan etnic nationalism merupakan kebalikan dari civic nationalism
dimana loyalitas terhadap negara lebih rendah dari loyalitas terhadap suku. Selain itu
nasionalisme dapat menghasilkan dua hal, yaitu hal yang positif dan hal yang negatif. Hal
yang positif atau lebih disebut dengan unification adalah suatu bentuk persatuan bangsa
karena rasa nasionalisme mereka, contohnya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
bangsa (jawa, sumatera, kalimatan, sulawesi, papua, dll) melebur atau bersatu menjadi bangsa
Indonesia. Sedangkan hal yang negatif atau disebut dengan Secession/fragmentation adalah
terpecah belahnya suatu bangsa akibat rasa nasionalisme (sindrom primordialisme) yang ada,
contonya adalah nazi Jerman yang memberantas penduduk bukan asli Jerman yang mendiami
wilayahnya.

Dapat disimpulkan dari review diatas bahwa nasionalisme merupakan sebuah identitas
dimana identitas dikatakan sebagai suatu pembeda antara bangsa satu dengan bangsa lainnya.
Selain itu nasionalisme berperan penting mengingat peranan dari nasionalisme sendiri
menyangkut hal-hal yang bersifat fundamental meskipun hasil yang didapat dari adanya
nasionalisme tidak selalu berkonotasi positif tapi juga berkonotasi negatif.

Apa Perbedaan Bangsa dan Negara

Dari segi pengertiannya, bangsa merupakan sekelompok manusia dalam jumlah yang sangat
besar yang mendiami suatu wilayah tertentu. Sedangkan negara adalah suatu organisasi yang
terdiri atas sekelompok orang pada suatu wilayah yang berfungsi mengatur dan memiliki
kekuasaan atas wilayah tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bangsa merupakan
individu beserta keturunannya yang mendiami suatu wilayah negara dan mengakui adanya
kekuasaan dari negara yang didiaminya.
Sedangkan negara dapat juga dikatakan suatu tempat yang memiliki pemerintahan yang mutlak
dan menaungi berbagai macam individu yang berada di tempat tersebut. Perbedaan keduanya
juga dapat dicermati dari ciri cirinya, dimana bangsa hanyalah merupakan suatu kumpulan
individu, sedangkan negara merupakan suatu organisasi yang sangat besar dan terstruktur
secara rapi.

Selain itu, bangsa tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur secara mutlak, namun negara lah
yang memiliki kekuasaan dan berhak mengatur masyarakatnya secara mutlak. Dengan
demikian, kedudukan negara memang lebih tinggi dibandingkan bangsa karena negara dapat
mengatur bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh bangsanya.
Selain itu, bangsa dapat terikat pada satu bahasa, ras, adat istiadat, dan berbagai macam
identitas tertentu yang membuat satu bangsa memiliki suatu kesamaan. Sementara itu, negara
tidak terikat hanya pada satu bahasa, ras, adat istiadat ataupun identitas tertentu. Dengan
demikian dalam suatu negara dapat memiliki berbagai macam ras, bahasa, adat istiadat dan
identitas tertentu. Hal ini menyebabkan suatu negara menjadi sangat kaya akan berbagai
macam bahasa, ras, adat istiadat, budaya dan berbagai macam identitas lainnya. Hal ini dapat
kita lihat dari negara kita sendiri yang memiliki banyak suku bangsa, budaya, bahasa, serta
beragam identitas lainnya.

Perbedaan Negara dan Bangsa

Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan secara sederhana mengenai perbedaan antara bangsa
dan negara, di bawah ini:

1. Negara merupakan suatu organisasi besar yang teratur, sementara bangsa hanya sekum- pulan
masyarakat.

2. Negara memiliki legitimasi dalam mengatur dan memaksa masyarakat secara abash, se-mentara
bangsa tidak.

3. Negara tidak terikat pada satu ras, bahasa, adat istiadat, atau identitas tertentu. Sementara bangsa
terikat dalam satu identitas tertentu.

4. Negara pasti memiliki suatu bangsa, sementera suatu bangsa belum tentu memilki negara.
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang
memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang
sama, mitos leluhur bersama.
Menurut Hans Kohn, bangsa terbentuk karena unsur atau nasionalisme yaitu
kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, perasaan,
agama. Menurut Joseph Stalin, unsur terbentuknya bangsa adalah adanya
persamaan sejarah, persamaan cita-cita, bahasa, ras, agama, dan adat-istiadat.
Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang
permanena,pemerintahan yang berdaulat kedalam atau keluar.
Menurut George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu. Menurut R.
Djokosoentono, Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang
berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Unsur terbentuknya Negara adalah unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur
konstitutif meliputi rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat, deklaratif
adalah pengakuan dari Negara lain. Pengakuan dari Negara lain itu dapat berupa
de facto dan de jure.
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah suatu
Negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan Negara tersebut. Rakyat terdiri
dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk terdiri dari warganegara dan
bukan warganegara.
Wilayah suatu Negara dapat berupa daratan, lautan dan udara. Lautan terdiri
dari laut teritorial, zona bersebelahan, landas continental, Zona ekonomi
eksklusif, landas benua.
Wilayah ekstrateritorial terdiri dari gedung perwakilan diplomatic dan kapal
asing yang berlayar dilaut bebas dibawah bendera suatu Negara.
Pemerintah suatu Negara berdaulat kedalam maupun keluar. Sifat kedaulatan
menurut Jean Bodin adalah asli, permanen, bulat atau tunggal, dan tidak terbatas.

5. A.PENGERTIAN IDEOLOGI
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata,
yaitu idea dan logi. Ideaberarti melihat(idean), sedangkan logi berasal dari
kata logos yang berarti pengetahuan atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan
hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori. Ideologi
dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas,
pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.

Pengertian Ideologi : Apa itu Ideologi| Apa sih itu Pengertian Ideologi yang sebenarnya
?...Ada banyak definisi para ahli tentang pengertian ideologi, dimana dari pendapat-pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian ideologi sesungguhnya. Lalu apasih
itu Pengertian ideologi ?.. Secara umum, Pengertian Ideologi adalah suatu kumpulan
gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan
tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Istilah ideologi
berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan
kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan.

Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan,


pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari "idea" yang berarti 'cita-cita'. Cita-cita yang dimaksud adalah
cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi mencakup pengertian tentang ide-
ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas,
sebagai cara memandang segala sesuatu. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga pembuat konsep ini
menjadi intisari politik.
A.IDEOLOGI TERBUKA

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi


ini memiliki ciri sebagai berikut.

Merupakan kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi


bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan
masyarakat.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia
milik seluruh rakyat, dan bisa digali serta ditemukan dalam kehidupan mereka.
Isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi kekinian mereka.
Tidak pernah membatasi kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab
sesuai dengan falsafah itu.
Mengahargai pluralitas, sehingga dapat diterima masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

B.IDEOLOGI TERTUTUP

Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak, ideologi ini


memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan


cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah
masyarakat.
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma dan berbagai segi
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
Bersifat Totaliter, artinya mencakup / mengurusi semua bidang kehidupan.
Karena itu ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai
bidang informasi dan pendidikan sebab kedua bidang tersebut merupakan
sarana efektif untuk memengaruhi perilaku masyarakat.
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi juga tuntutan konkret dan
operasional yang keras,mutlak dan total.

PANCASILA MASIH RELEVANKAH DI MASA INI?


Banyak masyarakat yang meragukan bahwa Pancasila masih relevankah di masa ini.
Dengan adanya persoalan tersebut kita bisa sekilas melihat sejarah Pancasila di zaman
dulu. Pancasila merupakan alat untuk keamanan dan kemakmuran untuk masyarakat
Indonesia dari segala suku, agama dan golongan dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila juga merupakan kepribadian seluruh rakyat Indonesia. Pancasila diterapkan
sebagai dasar negara dan sumber hukum. Tetapi semenjak Orde Baru berakhir,
Pancasila yang sebagai ideologi bangsa Indonesia telah kehilangan posisinya. Dan
sejak saat itulah banyak yang mempertanyakan relevansi Pancasila di saat ini.
Pancasila yang dirumuskan pada 1 Juni 1945 oleh Presiden Soekarno. Dalsm Pancasila
terdapat tindakan dan keputusan yang ditunjukkan dalam peraturan perundang-
undangan masyarakat, sistem penyelenggaraan negara yang terdiri ekonomi, politik,
social dan budaya serta tindakan-tindakan pribadi warga negara. Dalam pancasila juga,
setiap orang diakui keberadaannya dan kedudukannya sebagai penyelenggaraan
kehidupan bangsa. Dengan begitu, masyarakat dapat melahirkan sebuah kebudayaan
modern yang berasal dari kebudayaan Pancasila. Dasar negara Indonesia harus
ditemukan sendiri dari pikiran, kebudayaan dan pengalaman sejarah Indonesia.
Pancasila dapat berfungsi sebagai koreksi, pengarah bahkan sebagai kritik dalam
sebuah kebijakan pembangunan. Pancasila digunakan sebagai acuan pembaruan dan
pendobrak. Dengan begitu, Pancasila akan tetap relevan bagi pembangunan. Namun,
dari pelaksanaan yang seharusnya relevan, banyak terjadi penyelewengan dan
implementasi yang belum maksimal. Sehingga nilai-nilai yang luhur itu mulai pudar,
karena terkikis oleh perilaku yang hanya mementingkan aspek Ekonomi dan gaya hidup
modern yang buruk. selama masih ada orang-orang yang mata duitan dan gila
kekuasaan, maka Pancasila belum bisa dibilang relevan.
Saat ini Pancasila hampir terlupakan dan moral bangsa semakin menurun. Hal tersebut
dikarenakan bangsa Indonesia sudah tidak lagi memperdulikan Pancasila. Padahal
Pancasila adalah bentuk kepribadian bangsa kita sejak dahulu. Sebenarnya Pancasila
itu masih relevan digunakan sebagai dasar negara, pandangan hidup serta sebagai
ideology bangsa. Tetapi masyarakat belum mengetahui makna relevan yang
sebenarnya.untuk lebih jelas tentang kerelevanan Pancasila, kita dapat mengupas satu
per satu dari kelima sila tersebut. Sila yang pertama KETUHANAN YANG MAHA
ESA. Sila ini menggambarkan bahwa bangsa kita untuk memilih agama sesuai dengan
yang dipercayainya. Tak menyebutkan satu agama saja seperti di beberapa negara lain.
Sila yang kedua KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Dalam sila ini
terdapat dua hal pokok yang dicatat. Satu, yaitu nilai kemanusiaan. Nilai yang sekarang
malah lagi gencar-gencarnya dituntut oleh beberapa bangsa kepada pemerintahnya.
Lalu, nialai yang kedua yaitu tingkah laku yang beradab. Dengan tingkah laku yang
beradab, kita akan meminimalis hasil-hasil buruk dari kemajuan teknologi.
Sila yang ketiga PERSATUAN INDONESIA. Di negara Indonesia tidak ada yang
menginginkan perang. Masyarakat lebih memilih keadaan kita yang seperti ini nyaman
dan tentram. Banyak teroris yang seharusnya dipertanyakan sebabnya. Karena dengan
melakukan pemberontakan tidak akan membuat teroris kaya, malahan bisa
membahayakan keluarganya sendiri. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tetap bersatu.
Sila yang keempat KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN. Di sila ini
ditekankan bahwa pemerintah seharusnya menjalankan tugasnya dengan cara yang
bijaksana. Dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi lebih mengedepankan
sebuah musyawarah dalam mengambil keputusan, agar tidak terjadi konflik.
Sila yang kelima KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
Dan pada sila terakhir ini lebih ditekankan pada nilai keadilan, kesetaraan, perlakuan
yang sama terhadap seluruh warga negara indonesia. Tidak ada pembedaan perlakuan,
utamanya di lembaga hukum terhadap warga yang miskin, kaya, besar, kecil, kulit
putih, kulit kuning, kulit hitam.
Begitu indahnya sila-sila tersebut dan sila-sila tersebut masih relevan dengan kehidupan
yang ada di masa ini. Oleh karena itu, mari kembali lagi kita junjung pancasila ini dalam
berkehidupan. Kita sebagai generasi muda harus berusaha dan berupaya sekuat tenaga
dan bersungguh-sungguh untuk kembali membangkitkan semangat Pancasila di masa
ini. Agar negara kita lebih makmur, lebih tentram, dan lebih baik dari sebelumnya.
Dengan mengamalkan pesan-pesan yang terdapat di dalam Pancasila dan menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup serta ideologi bangsa.
Rumusan Pancasila, dengan lima dasarnya, tentu saja sangat relevan untuk menjawab
tantangan jaman. Kebangsaan Indonesia, karena dikawinkan dengan kemanusiaan
atau internasionalisme, menjadi tidak chauvinis, tidak mengisolasi diri, dan sangat
dinamis.
nilai-nilai Pancasila sendiri adalah sesuatu yang universal, yang pada dasarnya merupakan
penjelmaan dari suara nurani tentang kewajiban ber-Tuhan sebagai sesuatu hak yang paling
asasi, penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, indahnya kebersamaan dengan
persatuan, menghargai dan mendahulukan atau pro-kerakyatan dan hikmah serta
mendeklarasikan pula penghargaan, penghormatan dan perjuangan untuk keadilan yang
egalitarian. Nilai-nilai seperti ini sangat berharga untuk membangun suatu komunitas sosial
bersama.Dalam masalah ini, Pancasila menemukan momentumnya. Pancasila kembali harus
dimunculkan sebagai suatu nilai yang sedapat mungkin masih diterima bersama selama
Indonesia masih ada. Sesungguhnya Pancasila masih bisa diupayakan menjadi acuan nation
state kita yang meletakkan seluruh kepentingan pada posisi yang sama yakni kesetaraan
sebagai hal yang utama bagi eksistensi Indonesia. Di tengah situasi politik dan ekonomi yang
teramat rentan, nilai-nilai multikulturalisme yang ada pada Pancasila menjadi faktor
penyelamat negara-bangsa. SekarangPancasila seharusnya kembali menjadi suatu milik
bersama mulai dari pengkajian sebagai wacana bersama, pengembangan kembali Pancasila
sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus-menerus sampai merumuskan
paradigma baru pemikiran dan pemaknaan Pancasila sehingga tetap relevan dalam
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pancasila menjadi penting bagi bagi pluralisme
Indonesia.

6. Baca lagi no 4 untuk pengertian nasionalisme

Anda mungkin juga menyukai