Anda di halaman 1dari 84

STRUKTUR

BETON 1

ELLY TJAHJONO
SEPTEMBER 2017
Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa


mengetahui konsep desain, beban yang
bekerja pada struktur, sistem struktur
beton bertulang dan mampu
memproporsikan structural members
beton bertulang sesuai dengan tata cara
dan standar yang berlaku.
Silabus:
Pengantar perancangan dan analisis sistem struktur:
Tujuan, step perancangan, LRFD, faktor reduksi dan
Tegangan izin; Beban dan Pembebanan: Bentuk beban,
tipe beban, penempatan beban, distribusi beban, faktor
beban dan kombinasi beban; Sistem struktur untuk
struktur beton;
Material dan properti potongan struktur beton bertulang,
tegangan beban kerja, serviceability;
Proporsi structural member dengan LRFD terhadap gaya
tarik, lentur, gaya tekan, dan kombinasi lentur dan gaya
tekan (beam-column, uniaxial) atau tarik untuk elemen
struktur beton bertulang sesuai standar yang berlaku;
DAFTAR PUSTAKA
Reinforced Concrete: Mechanics and Design, 6th
Edi<on James G. MacGregor, James K. Wight,
Pearson, 2012.
Design of Concrete Structures, 14th Edi<on Arthur
H. Nilson, David Darwin, Charles W. Dolan, McGraw-
Hill, 2010.
2.__________, Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung , SNI 2847:2013, BSN, 2013
3.__________, Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727:2013,
BSN, 2013
Pengantar Perancangan

Pengantar sistem struktur


Struktur Beton Bertulang
Proper< Material dari Beton
Baja Tulangan
(Baja Polos)

(Baja Ulir)
Tujuan Perancangan
Struktur harus memenuhi empat kriteria utama:
Kelayakan (appropriatness):
Struktur harus pas dengan lingkungannya dan
menjadi bagian estitika
Ekonomis
Struktur harus mampu:
a. Struktur menahan beban yang direncanakan
b. Struktur tidak boleh berdefleksi, tilt, vibrasi,
atau crack yang merusak penggunaan
Maintainability: Minimum dan simple
maintenance
Limit States dan perancangan beton
bertulang Limit States:

Ketika sebuah struktur atau elemen struktur


menjadi tidak layak untuk penggunaannya,
dikatakan mencapai limit state.

Untuk struktur beton bertulang dapat dibagi


kedalam tiga grup:
1. Ultimate limit states
2. Serviceability limit states
3. Special limit states
1. Ultimate limit states:
Keruntuhan sebuah struktur sebagian atau
keseluruhan. Kemungkinan terjadinya harus
kecil, sebab dapat menyebabkan kehilangan
nyawa dan kehilangan finansial
(a) Kehilangan kesetimbangan
(b) Rupture: flexure, shear failure
(c) Progressive collapse
(d) Terbentuknya mekanisme plastis
(e) Instability
(f) Fatigue
2. Serviceability limit states:
Meliputi gangguan penggunaan fungsi struktur
tetapi tidak runtuh, tidak menyebabkan
kehilangan nyawa, kemunginan terjadinya lebih
besar dapat ditoleransi
(a) Defleksi berlebihan: menyebabkan malfuction
dari mesin, secara visual tidak dapat diterima,
kerusakan non structural element, tidak
berfungsinya drainage di atap sehingga dapat
menyebabkan keruntuhan
(b) Lebar retak berlebihan: kebocoran, korosi dan
gradual deterioration beton
(c) Vibrasi yang tidak diinginkan: Vibrasi pelat
lantai, lateral dan torsional vibrasi dari bangunan
tinggi dapat mengganggu pengguna
3. Special limit states:
damage atau failure akibat kondisi abnormal
atau beban abnormal, dan mencakup:
(a) Kerusakan atau keruntuhan gempa besar
(b) Efek struktur akibat kebakaran, ledakan, atau
tabrakan kenderaan
(c) Efek struktur akibat Korosi atau deterioration
(d) Long-term physical or chemical instability
Limit States Design
Proses perancangan dengan Limit States:

1. Identifikasi semua moda keruntuhan yang potensial


2. Penentuan tingkat safety yang dapat diterima
terhadap setiap limit states: Code atau peraturan,
Load Factor, Loading combination, Resistance
factor
3. Pertimbangan perancang terhadap limit state yang
significant:
(a) Proporsi member terhadap Ultimate limit states
(b) Pengecekan terhadap Serviceability limit states
Basic Design Relation ship

Re sis tan ce loadeffect


Rn 1S1 + 2 S 2 + !
M M n D M D + L M L + !
V Vn DVD + LVL + !
P Pn P PD + L PL + !
Bending moment and shear force:

wL

wD

A
B C

L L
Live Load
Dead Load

Bending Moment
M

Shear Force
V
Keamanan Struktur
Variability dalam tahanan
(a) Variability dalam kekuatan beton dan tulangan
(b) Perbedaan dimensi as-built dan gambar
(c) Effek penyederhanaan anggapan dalam penurunan
tahanan
Variability dalam beban
Konsekwensi keruntuhan
(a) Biaya pembersihan dan pembangunan kembali dan isinya
(b) Potensil kehilangahn nyawa
(c) Biaya sosial terhadap kehilangan waktu, revenue dan loss
secara tidak langsung
(d) Type keruntuhan
Probabilistic calculation of safety factors
R, distribusi dari populasi tahanan (resistance)
S, distribusi maksimum dari efek beban
Garis 45 sehubungan dengan efek beban =
Kombinasi S dan R yang jatuh diatas garis 45
meyebabkan keruntuhan
S1 dan R1 menyebabkan keruntuhan
S2 dan R2 menunjukkan kombinasi yang aman
Probability keruntuhan dapat dikurangi dengan
memperbesar tahanan, meggeser R kekanan atau
memperkecil dispersi
Safe and unsafe combinations of loads and
resistances

R
re

S =
ia lu
R : F
S >

afe
1 : S
< R
S1 S
Load effects, S

S2 2

R2

R1

Resistance, R
Safety margin, probability of failure, safety index

y
y
Frequency

0 Y = R - S
P[(R - S) < 0 ] = shaded area = Pf Safety margin
Y=R-S, Safety margin
Keruntuhan terjadi jika bernilai negative,
ditunjukkan shaded area pada gambar
Probability of failure, Pf = probability [Y <0]
Mean value dari Y, dan standard deviation y
=0+y, dimana =/y =safety index
Allowable Stress Design
Kekuatan struktur dijamin dengan penggunaan
Faktor keamanan (FS)
FS > 1,0
Design Equation: Rn
Qi FS
Dinyatakan dengan stress
Prosedur perancangan ultimate limit states sesuai
SNI 2847:2013
SNI pasal 9.1.1 dan 9.1.2 mengatur tentang limit states design:

9.1.1 Struktur dan komponen struktur harus di


desain agar mempunyai kekuatan desain di semua
penampang paling sedikit sama dengan kekuatan
perlu yang dihitung untuk beban dan gaya
terfaktor dalam kombinasi sedemikian rupa
seperti ditetapkan dalam standar ini.
9.1.2 Komponen struktur juga harus memenuhi
semua ketentuan Standar ini yang lainnya untuk
menjamin kinerja yang mencukupi pada tingkat
beban layan.
Beban Terfaktor, Kuat Perlu
(SNI 2847:2013)
U=1,4 D
U=1,2D+1,6L+0,5(Lr atau R)
U=1,2D+1,6(Lr atau R) +(1,0L atau 0,5W)
U=1,2D+1,0W+1,0L+0,5(Lr atau R)
U=1,2D+1,0E+1,0L
U=0,9D+1,0W
U=0,9D+1,0E
Note:
1. Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil
sama dengan 0,5 kecuali untuk ruangan garasi, ruangan
pertemuan dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya lebih
besar dari pada 500 kg/m2.
2. Bila W didasarkan beban angin tingkat layan, 1,6W harus
digunakan sebagai penggantti 1,0W pada Persamaan (9-4) dan
(9-6), dan 0,8W digunakan sebagai pengganti 0,5W pada
Persamaan (9-3).
Faktor reduksi Kekuatan:

Faktor reduksi kekuatan, , dikerjakan pada


kekuatan nominal
untuk mendapatkan kekuatan rencana yang
disediakan oleh sebuah
elemen beton bertulang. Faktor untuk lentur,
gaya aksial, geser,
dan torsi adalah sebagai berikut [3][4]:
= 0.90 untuk terkendali tarik,
= 0.75 untuk terkendali tekan, dengan
tulangan spiral sesuai 10.9.3;
= 0.65 untuk komponen struktur lainnya
=0.75 untuk geser dan torsi,
=0.65 untuk tumpuan beton.
=0.85 untuk daerah pengangkuran pasca tarik
=0.75 Model strat pengikat, dan strat, pengikat, daerah
pertemuan (nodal), dan daerah tumpuan dalam model
tersebut
Variasi dengan regangan tarik neto dalam baja tarik terluar, t,
dan c/dt untuk tulangan Mutu 420 dan untuk baja prategang

=0,75+(t-0,002)(50)
0,90

Spiral
0,75
=0,65+(t-0,002)(250/3)
Lainnya
0,65
Terkontrol Transisi Terkontr
tekan tarik

t=0,002 t=0,005
c/dt=0,600 c/dt=0,375
Interpolasi pada c/di : Spiral =0,75+0,15[(1/(c/dt)-(5/3)]
Lainnya =0,65+0,25[(1/(c/dt)-(5/3)]
Structural Members:
Komponen: Member

Gaya dalam dan momen dari member:


(1)Space frame
(2)Grid
(3)Frame 2/D
(4)Balok/Girder
(5)Truss 3/D atau 2/D
Gaya Dalam:

Space Frame

Grid
Gaya Dalam:

Frame 2/D

Balok/Girder

I
Truss
Type dari elemen struktur:
Elemen utama;
Batang tarik
Batang tekan (kolom)
Balok
Balok-kolom (beam-column)
Komponen Sekunder:
Bracing members
Sambungan (connection)
Sistim lantai dan atap
Dinding (walls)
Pre-Engineered Elements:
Open web steel joist
Sistim lantai pracetak
Prosedur Analisis dan Perancangan
Start

Architectural
Lay out
Investigasi
Material
Seleksi Preliminart
ry
Preliminari
Height, Story
Selection Structural
StructuralSystem
Systems
Span, Loading, Soil Cond.
Alternative
Design Criteria
Appropriatness Selected Structural
Economy System
Maintainability

Preliminary size

Code Loading Case 1 Structural


Modelling BC

2
1
1

Structural Analysis 2
Static
Dynamic

Loading
Combinations

Aesthetics
Design Criteria Members Construcability
Code design Maintainability
Economically

Code, design criteria, simple Connections


Design

Tender Documents:
Drawing
Specifications
BQ, List, Cost

Construction
Prosedur Analisis dan
Perancangan, Seismic Start

Resistance
Architectural
Lay out



Investigasi
Material
Seleksi Preliminary Height, Story
Selection Structural Systems
Span, Loading, Soil Cond.

Alterna<ves

Design Criteria
Appropriatness Selected Structural
Economy System
Maintainability

Preliminary size

Code Loading Case 1 Structural


Modelling BC

2
1
1

2
Structural Analysis
Static
Dynamic

Loading
Combinations

Aesthetics
Design Criteria Members
Code design Construcability
Maintainability

Strong-Column-weak-Beam Capasity
Ductile Design

Tender Documents:
Drawing
Specifications
BQ, List, Cost

Construction
Standard dan Code:
Standard dan code of practice mempunyai dua peranan yang penting:

(a) Mengamankan masyarakat terhadap dua hal:


Safety (keamanan)
Ekonomis: code dan profesionalisme
(b) Menyatukan, jika mungkin menyederhanakan engineering
design
Pengamanan dilakukan dengan:
(a) Menentukan beban minimum, metode menilai beban, kombinasi
(b) Menentukan tegangan maksimum, load factor dan faktor
reduksi kekuatan
(c) Menentukan metode design member dan sambungan
(d) Menentukan kualitas material, tenaga kerja yang diperlukan,
pelaksanaan, toleransi dalam fabrikasi dan asumsi yang
digunakan
Daftar Referensi:

1. James MacGregor: Reinforced Concrete, Mechanics and Design,


Third Edition, Prentice-Hall International, 1997
2. Syahril A. Rahim: Perancangan Struktur Gedung, 2003, Jurusan Sipil
FTUI
3. __________, Persysratan beton struktural untuk bangunan gedung , SNI
2847:2013, BSN, 2013
4. __________, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain, SNI 1727:2013, BSN 2013
Beberapa standard/code/peraturan:

Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung


SKBI-1.3.53.1987, Departemen Pekerjaan Umum.
____________________, Persysratan beton struktural untuk
bangunan gedung , SNI 2847:2013, BSN, 2013
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, PUBI-1982
____________________, Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727:2013, BSN
2013
____________________, Building Code Requirements for
Reinforced Concrete, ACI 318M-11, and Commentary
Metode Analisa Struktur:

Analisa elastis atau


Analisa plastis
Struktur beraturan dapat dianalisis sebagai rangkaian suatu
rangka dua dimensi, dan analisa struktur dilakukan masing-
masing untuk dua arah saling tegak lurus.
Konsistensi analysis dan design

Support condition and member fixity


Member stiffness

sambungan

Analysis dan design harus konsisten

Distribusi gaya dalam

Design pondasi

Anda mungkin juga menyukai