Bagian Kesehatan Gigi Masyarakat 2 (Repaired)
Bagian Kesehatan Gigi Masyarakat 2 (Repaired)
Pembimbing : drg.RiniPratiwi,M.Kes
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PENDAHULUAN
Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit tetapi juga dari
sejumlah orang yang berada di rumah sakit baik yang berinteraksi langsung maupun
tidak langsung dengan pasien yang dirawat di rumah sakit. Keadaan ini akan
mempermudah terjadinya penularan penyakit infeksi terutama infeksi silang baik dari
pasien ke pasien yang dirawat di rumah sakit, maupun antar pasien. Infeksi yang
terjadi pada pasien yang sedang dalam proses perawatan ini disebut infeksi
pathogen ke pasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkungan
rumah sakit.1
yang tinggi merupakan indikator pentingnya suatu usaha pengendalian infeksi dengan
precaution meliputi beberapa macam prosedur salah satunya adalah dengan mencuci
Cuci tangan juga merupakan salah satu prosedur paling penting untuk
menganjurkan cuci tangan sebagai salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial.5
Mencuci tangan dengan prosedur yang benar dan tepat harusnya dilakukan oleh
tenaga pelayanan kesehatan karena dengan mencuci tangan, efektif menurunkan dan
mematikan bakteri di tangan, namun pengaruhnya tidak sama bergantung pada cara
Adapun prosedur dalam mencuci tangan yaitu: melepaskan perhiasan dan jam
permukaan tangan termasuk jempol dan jemari selama 30-60 detik, membilas tangan
Metode yang dipilih untuk kebersihan tangan bergantung jenis prosedur dan
tingkat kontaminasi. Metode routine hand wash menggunakan air dan sabun non
selama 15 detik dan diindikasikan sebelum dan sesudah merawat pasien misalnya
sebelum memakai sarung tangan dan setelah memakai sarung tangan. Metode
dengan hand hygiene masih sangat kurang karena tidak ada mata kuliah khusus
mengenai hand hygiene, tidak adanya promosi berkala di rumah sakit mengenai hand
hygiene serta kurangnya ketersediaan sabun untuk mencuci tangan. Oleh sebab itu,
kedokteran gigi.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
adalah karena mencuci tangan merupakan salah satu bagian yang paling utama dari
operator kepada pasien. Berdasarkan teori ini peneliti ingin melakukan penelitian.
desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa
kepaniteraan kedokteran gigi di RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati di Bagian Klinik
Integrasi. Klinik Integrasi merupakan klinik gigi rawat jalan yang dilayani oleh
dikategorikan masuk di Klinik Integrasi yaitu mahasiswa yang telah melewati enam
bagian dengan catatan telah menyelesaikan satu kasus cekat dan satu lepasan pada
bagian prosthodonsi, lulus ilmu kesehatan gigi masyarakat serta menyelesaikan salah
satu kasus endodontik pada bagian konservasi gigi. Penelitian ini dilaksanakan pada
yang terdaftar di Bagian Klinik Integrasi RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati sebanyak
119 orang.
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
Klinik Integrasi yang tidak bersedia untuk ikut serta dalam penelitian
Variabel Penelitian
Variabel sebab
Variabel akibat
b. Perilaku Hand hygiene adalah suatu aktivitas tindakan mencuci tangan yang
dikerjakan oleh individu yang dapat diamati tidak langsung yang diukur
dengan kuesioner
dikerjakan oleh individu yang dapat diamati tidak langsung yang diukur
dengan kuesioner
Kriteria penilaian
10
Sebuah kuesioner berdasarkan kuesioner serupa dari S Sulaiha dkk
a. Tiap gambar untuk jawaban semua benar dikatakan benar dan jika responden
b. Penilaian berdasarkan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban
salah lalu di jumlah jawaban yang benar yang didapatkan dari respon
distribusi
2. Lembar kuisioner
3. Alat tulis
Prosedur Penelitian
kuisioner
primer dianalisis menggunakan SPSS 18.0 dan disajikan dalam bentuk table.
tingkat pengetahuan Hand hygiene dengan perilaku dan praktek Hand hygiene
HASIL PENELITIAN
pengetahuan hand hygiene dengan perilaku dan praktek hand hygiene mahasiswa
Sikati. Penelitian ini dilakukan di Bagian Klinik Integrasi di RSGMP Hj. Halimah
Kuisioner terdiri dari empat pertanyaan yang tiap pertanyaan hanya memiliki jawaban
benar. Sampel akan dinilai berdasarkan benar atau salahnya tiap pertanyaan. Hasil
artinya urutan cuci tangan yang salah, dari 111 responden sebanyak 101 responden
(90.9%) menjawab benar mencuci tangan dapat mengurangi risiko penyakit menular
atau infeksi pada diri sendiri. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa 103
infeksi antara pasien dan 86 responden (77.5%) yang mengetahui penyakit flu, batuk
dan diare merupakan penyebaran infeksi yang ditularkan dari kontak tangan ke
sangat setuju mencuci tangan efektif menggunakan sabun dan air atau alcohol
sanitizer dengan tindakan menggosok setiap bagian tangan secara sistematis. Adapun
pertanyaan mengenai Penggunaan air saja tanpa sabun untuk mencuci tangan tidak
(22.5%) tergolong dalam kategori praktek sedang dan 3 responden (2.7%) tergolong
setuju mencuci tangan sangat diperlukan bahkan hanya setelah melakukan anamnesis.
Adapun pertanyaan mengenai Mencuci tangan perlu dan wajib sebelum melakukan
memilih sangat setuju pada pertanyaan Mencuci tangan perlu dan wajib sebelum
melakukan perawatan. Pada pertanyaan terakhir Mencuci tangan perlu dan wajib
setelah melakukan perawatan, sebanyak 80 responden (72.03%) memilih sangat
setuju. Secara keseluruhan, 101 responden (91%) tergolong dalam kategori praktek
yang baik, 5 responden (4.5%) tergolong dalam kategori praktek sedang dan 5
Praktek P
Baik Sedang Buruk Total Value
Tingkat Baik Count 10 3 0 13
pengetahuan % within
Tingkat (76.9%) (23.1%) (0.0%) (100.0%)
Pengetahuan
0.001
Sedang Count 72 22 2 96
% within
Tingkat (75.0%) (22.9%) (2.1%) (100.0%)
Pengetahuan
Buruk Count 1 0 1 2
% within
Tingkat (50.0%) (0.0%) (50.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Total Count 83 25 3 111
% within
Tingkat (74.8%) (22.5%) (2.7%) (100.0%)
Pengetahuan
responden (2.1%) praktek buruk. Pada tingkat pengetahuan buruk ada 2 responden
praktek buruk. Berdasarkan hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p=0.001 (p<0.05),
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
praktek.
Tabel 6. Hubungan pengetahuan dengan perilaku Hand Hygiene
Perilaku P
Baik Sedang Buruk Total Value
Tingkat Baik Count 13 0 0 13
Pengetahuan % within
Tingkat (100.0%) (0.0%) (0.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Sedang Count 88 5 3 96
% within
Tingkat (91.7%) (5.2%) (3.1%) (100.0%)
Pengetahuan 0.000
Buruk Count 0 0 2 2
% within
Tingkat (0.0%) (0.0%) (100.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Total Count 101 5 5 111
% within
Tingkat (91.0%) (4.5%) (4.5%) (100.0%)
Pengetahuan
Pada tabel 6 menunjukkan hubungan pengetahuan dengan perilaku Hand Hygiene.
responden (5.2%) perilaku sedang dan 3 responden (3.1%) praktek buruk. Pada
perilaku buruk. Berdasarkan hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p=0.000 (p<0.05),
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
perilaku
PEMBAHASAN
hand hygiene dengan perilaku hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi
dan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan praktek
hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi. Populasi pada penelitian ini
RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati sebanyak 119 orang, dengan metode Total sampling
dengan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan sample sebanyak 111 orang. Secara
Hygiene tergolong sedang. Pada tabel 2 mengenai pengetahuan tentang Hand Hygiene, masih
sedikit mahasiwa yang menjawab benar pada pertanyaan mengenai urutan gambar
cucitangan yang benar yaitu hanya 14 responden (12.6%) dari 111 responden. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Sulaika dkk11 juga menemukan hasil yang sama untuk urutan gambar
cuci tangan hanya 23 responden (8.6%) dari 268 mahasiswa yang menjawab dengan benar
masih sedang dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 responden (1.8%). Dari
analisa hasil jawaban mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi masih banyak yang
pelaksanaan Hand Hygiene sudah baik, tetapi untuk pelaksanaan Hand Hygiene harus
mengacu pada World hearth organization (WHO) seperti sebelum kontak dengan
pasien setelah kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan masih
prosedure alternative cuci tangan dengan alkohol based hand rub dan dari hasil
alternative cuci tangan belum sesuai dengan waktu yang direkomendasikan yaitu
berkisar 20-30 detik. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak menunjukkan waktu
dalam pelaksanaan 12 langkah Hand Hygiene, dari 111 responden ada 97 responden
sedang juga ikut mempengaruhi dalam melakukan Hand Hygiene. Selain itu faktor
yang mengakibatkan dalam melaksanakan Hand Hygiene adalah aktivitas yang terlalu
sibuk, pasien yang banyak, mementingkan pasien terlebih dahulu, panduan dan
pengetahuan Hand Hygiene tidak memadai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Atti dkk12 bahwa Hand Hygiene dapat dipengaruhi oleh kebiasan setiap
secara tepat prosedur pelaksanaan Hand Hygiene dan pada saat kapan Hand Hygiene
dilakukan. Hal ini sesuai dengan panduan Wilsos J13 ,program edukasi perlu
memberikan panduan yang jelas pada situasi apa hand hygiene harus dilakukan.
Namun, untuk meningkatkan pelaksanaan Hand Hygiene ada tiga hal yang perlu di
ketahui sepenuhnya yaitu pengetahuan, kebiasaan setiap individu dan fasilitas untuk
SIMPULAN
Halimah Dg. Sikati tergolong sedang serta memiliki praktek dan perilaku
yang sedang.
Dg. Sikati.
SARAN
Hand Hygiene yang tepat dan lebih memotivasi peserta melaksanakan Hand
kedokteraan gigi.
1. Putri RH, Asfawi S. hubungan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dan
air dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan perawata diruang rawat
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/6169/5222.
http://www.who.int/gpsc/5may/tools/who_guidelines-
53.
6. Kohn W., Collins A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D. Guidelines
for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003; pp. 7-12, 14-8, 20-
http://www.rcdso.org/save.aspx?id=ab90c89d-dcf4-4a2c-9a8a-bb91a316b6a0.
http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_Broch
ure.pdf
10. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : PT. Rineka
Cipta 2007.
11. Sulaiha S, et al. The Lack Of Effective Hand Washing Practice Despite High
2458
https://books.google.co.id/books?id=YTktpMWytE0C&pg=PA60&lpg=PA60
&dq=infection+control+in+clinical+practice+wilson+j&source=bl&ots=2Uu
Egafc62&sig=p5h3s3PyMT8IT_kWrrCAcE9CJX8&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwiR7Ij1q4LKAhVBGY4KHayTAbMQ6AEIITAA#v=onepage&q=infecti
on%20control%20in%20clinical%20practice%20wilson%20j&f=false.