Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HAND HYGIENE DENGAN


PERILAKU DAN PRAKTEK HAND HYGIENE MAHASISWA
KEPANITERAAN KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN DI
RSGMP HJ. HALIMAH DG. SIKATI

Nama : Reisintiya Reski Gumelar

Stambuk : J111 10 103

Pembimbing : drg.RiniPratiwi,M.Kes

BAGIAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks.

Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit tetapi juga dari

sejumlah orang yang berada di rumah sakit baik yang berinteraksi langsung maupun

tidak langsung dengan pasien yang dirawat di rumah sakit. Keadaan ini akan

mempermudah terjadinya penularan penyakit infeksi terutama infeksi silang baik dari

pasien ke pasien yang dirawat di rumah sakit, maupun antar pasien. Infeksi yang

terjadi pada pasien yang sedang dalam proses perawatan ini disebut infeksi

nosokomial.Infeksinosokomial merupakan infeksi akibat transmisi organisme

pathogen ke pasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkungan

rumah sakit.1

Infeksinosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting saat ini,

mengingat terjadinya infeksinosokomial di rumah sakit.2 Kejadian infeksinosokomial

yang tinggi merupakan indikator pentingnya suatu usaha pengendalian infeksi dengan

menerapkan standar kewaspadaan infeksi (standar precaution). Penerapan standar

precaution meliputi beberapa macam prosedur salah satunya adalah dengan mencuci

tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa dengan mencuci tangan dapat

menurunkan jumlah kuman di tangan hingga 58%.3

World hearth organization (WHO) mendefinisikan kebersihan tangan

merupakan komponen terpenting dari kewaspadaan standar dan merupakan salah


satu metode yang paling efektif dalam mencegah penularan patogen yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan. 4

Cuci tangan juga merupakan salah satu prosedur paling penting untuk

mencegah infeksi nosokomial. Centers for Disease Control (CDC) juga

menganjurkan cuci tangan sebagai salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial.5

Mencuci tangan dengan prosedur yang benar dan tepat harusnya dilakukan oleh

tenaga pelayanan kesehatan karena dengan mencuci tangan, efektif menurunkan dan

mematikan bakteri di tangan, namun pengaruhnya tidak sama bergantung pada cara

dan kebiasaan mencuci tangan serta bahan yang sering di gunakan. 6

Adapun prosedur dalam mencuci tangan yaitu: melepaskan perhiasan dan jam

tangan, membasahi tangan, menuangkan sabun secukupnya, menggosokkan

permukaan tangan termasuk jempol dan jemari selama 30-60 detik, membilas tangan

untuk menghilangkan sabun, mengeringkan tangan dengan handuk atau tissu.

Metode yang dipilih untuk kebersihan tangan bergantung jenis prosedur dan

tingkat kontaminasi. Metode routine hand wash menggunakan air dan sabun non

antimikroba bertujuan menghilangkan dan membunuh mikroorganisme dengan durasi

selama 15 detik dan diindikasikan sebelum dan sesudah merawat pasien misalnya

sebelum memakai sarung tangan dan setelah memakai sarung tangan. Metode

antiseptic handwash menggunakan air dan sabun antimikroba, misalnya :

chlorhexidine, iodine dan iodophors bertujuan menghilangkan dan membunuh

mikroorganisme dan mengurangi resident flora dengan durasi 15 detik dan

diindikasikan setelah menyentuh benda yang terkontaminasi dengan darah atau


saliva. Metode antiseptic handrub menggunakan alcohol based hand rub bertujuan

menghilangkan dan membunuh mikroorganisme dan mengurangi resident flora

dengan cara digosokkan di tangan dan diindikasikan sebelum meninggalkan ruangan

pelayanan kesehatan gigi, sebelum dan sesudah mamakai sarung tangan.7

Pengetahuan, perilaku dan praktek mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

dengan hand hygiene masih sangat kurang karena tidak ada mata kuliah khusus

mengenai hand hygiene, tidak adanya promosi berkala di rumah sakit mengenai hand

hygiene serta kurangnya ketersediaan sabun untuk mencuci tangan. Oleh sebab itu,

peneliti merasa tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Hand

hygiene dengan perilaku dan praktek Hand hygiene mahasiswa kepaniteraan

kedokteran gigi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan perilaku

hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

2. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan praktek

hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan

perilaku hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi


2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan

praktek hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

Pertimbangan peneliti melakukan penelitian mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

adalah karena mencuci tangan merupakan salah satu bagian yang paling utama dari

proses pengendalian infeksi untuk mengurangi risiko penularan mikroorganisme dari

operator kepada pasien. Berdasarkan teori ini peneliti ingin melakukan penelitian.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan

desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi di RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati di Bagian Klinik

Integrasi. Klinik Integrasi merupakan klinik gigi rawat jalan yang dilayani oleh

mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang sedang melaksanakan program

pendidikan profesi kedokteran gigi. Mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang

dikategorikan masuk di Klinik Integrasi yaitu mahasiswa yang telah melewati enam

bagian dengan catatan telah menyelesaikan satu kasus cekat dan satu lepasan pada

bagian prosthodonsi, lulus ilmu kesehatan gigi masyarakat serta menyelesaikan salah

satu kasus endodontik pada bagian konservasi gigi. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 14 18 Desember 2015.


Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

yang terdaftar di Bagian Klinik Integrasi RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati sebanyak

119 orang.

Kriteria Subyek Penelitian

1. Kriteria inklusi

a. Mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang terdaftar di Bagian

Klinik Integrasi periode November Desember 2015 di RSGMP Hj.

Halimah Dg. Sikati

b. Mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang bersedia berpartisipasi

dalam penelitian ini dan menandatangani informed consent

2. Kriteria eksklusi

a. Mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang terdaftar di Bagian

Klinik Integrasi yang tidak bersedia untuk ikut serta dalam penelitian

Variabel Penelitian

Variabel sebab

Pengetahuan hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

Variabel akibat

Perilaku hand hygiene, praktek hand hygiene


Definisi Variabel Operasional

a. Pengetahuan adalah pemahaman mengenai Hand hygiene, cara mencuci

tangan yang benar, pencegahan penyakit menular serta infeksi yang

ditimbulkan dari kontak tangan yang diukur dengan kuesioner

b. Perilaku Hand hygiene adalah suatu aktivitas tindakan mencuci tangan yang

dikerjakan oleh individu yang dapat diamati tidak langsung yang diukur

dengan kuesioner

c. Praktek Hand hygiene suatu aktivitas tindakan mencuci tangan yang

dikerjakan oleh individu yang dapat diamati tidak langsung yang diukur

dengan kuesioner

Kriteria penilaian

10
Sebuah kuesioner berdasarkan kuesioner serupa dari S Sulaiha dkk

Kuesioner ini digunakan untuk menilai pengetahuan mahasiswa kepaniteraan

kedokteran gigi terhadap hand hygiene.

Indikator penilaian untuk tingkat pengetahuan (Gambar)

a. Tiap gambar untuk jawaban semua benar dikatakan benar dan jika responden

menjawab ada jawaban yang salah dianggap salah.

b. Penilaian berdasarkan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban

salah lalu di jumlah jawaban yang benar yang didapatkan dari respon

mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi.


Indikator penilaian untuk tingkat pengetahuan (Pertanyaan)

1. Penilaian berdasarkan skor 1 untuk jawaban benar, skor 0 untuk jawaban

salah dan jawaban yang dikosongkan responden dianggap tidak mengetahui

jawaban yang benar diberi skor 0

Kategori nilai pengetahuan :

a. Nilai pengetahuan baik jika standar pencapaian >75% dari

jumlah jawaban benar yaitu skor 4

b. Nilai pengetahuan sedang jika standar pencapaian 50-75% dari

jumlah jawaban benar yaitu skor 2- 3.

c. Nilai pengetahuan buruk jika standar pencapaian <50% dari

jumlah jawaban benar yaitu skor < 2.11

Maka hasil pengkategorian dapat dijelaskan dalam

distribusi

Indikator penilaian untuk kategori praktek dan perilaku menggunakan

lima titik skala Likert:

a. Sangat setuju dengan skor : 5

b. Setuju dengan skor :4

c. Ragu-ragu dengan skor :3

d. Tidak setuju dengan skor : 2

e. Sangat tidak setuju :1


Kategori penilaian perilaku hand hygiene

a. Nilai perilaku baik jika standar pencapaian >75% dari jumlah

jawaban benar yaitu skor > 15

b. Nilai perilaku sedang jika standar pencapaian 50-75% dari

jumlah jawaban benar yaitu skor 10-15.

c. Nilai perilaku buruk jika standar pencapaian <50% dari jumlah

jawaban benar yaitu skor < 10.

Kategori penilaian perilaku hand hygiene

a. Nilai perilaku baik jika standar pencapaian >75% dari jumlah

jawaban benar yaitu skor >18

b. Nilai perilaku sedang jika standar pencapaian 50-75% dari

jumlah jawaban benar yaitu skor 13-18.

c. Nilai perilaku buruk jika standar pencapaian <50% dari jumlah

jawaban benar yaitu skor < 13.

Alat dan Bahan

1. Lembar informed consent

2. Lembar kuisioner

3. Alat tulis
Prosedur Penelitian

a. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian secara singkat

b. Responden bersedia menandatangi informed consent sebelum mengisi

kuisioner

c. Kuisioner diberikan kepada responden dan dihimbau untuk

merahasiakan identitas pada setiap bagian kuisioner

d. Komunikasi antar perseorangan tidak diperbolehkan dan diberitahukan

mengenai pentingnya untuk menjawab pertanyaan secara jujur.

Semua data dimasukkan ke dalam database pada Microsoft Excel. Data

primer dianalisis menggunakan SPSS 18.0 dan disajikan dalam bentuk table.

Analisis statistik uji chi square digunakan untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan Hand hygiene dengan perilaku dan praktek Hand hygiene

mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi. Seluruh hasil penelitian

dikumpulkan dan data ditampilkan dalam table.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan tingkat

pengetahuan hand hygiene dengan perilaku dan praktek hand hygiene mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi universitas hasanuddin di rsgmp hj. Halimah dg.

Sikati. Penelitian ini dilakukan di Bagian Klinik Integrasi di RSGMP Hj. Halimah

Dg. Sikati pada tanggal 14 18 Desember 2015. Populasi mencakup mahasiswa

kedokteran gigi Bagian


Klinik Integrasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel Total sampling

Tabel 1. Distribusi Jenis kelamin dan Usia

Jenis kelamin n = 111 %


Laki laki 14 12.6
Perempuan 97 87.4
Total 111 100.0
Usia
22 tahun 1 0.9
23 tahun 21 18.9
24 tahun 48 43.2
25 tahun 16 14.4
26 tahun 8 7.2
27 tahun 10 9.0
28 tahun 4 3.6
29 tahun 3 2.7
Total 35 100.0

Table 1 menunjukkan distribusi jenis kelamin dan usia. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa jumlah responden perempuan jauh lebih banyak

dibandingkan jumlah responden laki-laki yaitu 97 responden perempuan (87.4%) dan

14 responden laki-laki (12.6%). Adapun pada kategori usia, responden terbanyak

yaitu pada usia 24 tahun sebanyak 48 responden (43.2%).


Pada table 2 menunjukkan gambaran dan kategori pengetahuan Hand Hygiene

responden berdasarkan jawaban pertanyaan kuisioner pengtahuan Hand Hygiene.

Kuisioner terdiri dari empat pertanyaan yang tiap pertanyaan hanya memiliki jawaban

benar. Sampel akan dinilai berdasarkan benar atau salahnya tiap pertanyaan. Hasil

penelitian memperlihatkan bahwa 98 responden (88.3%) menjawab tidak yang

artinya urutan cuci tangan yang salah, dari 111 responden sebanyak 101 responden

(90.9%) menjawab benar mencuci tangan dapat mengurangi risiko penyakit menular

atau infeksi pada diri sendiri. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa 103

responden (92.8%) yang mengetahui mencuci tangan dapat mengurangi penyebaran

infeksi antara pasien dan 86 responden (77.5%) yang mengetahui penyakit flu, batuk

dan diare merupakan penyebaran infeksi yang ditularkan dari kontak tangan ke

tangan. Secara keseluruhan, 96 responden (86.5%) tergolong dalam kategori

pengetahuan sedang, 13 responden (11.7%) tergolong dalam kategori pengetahuan

baik dan 2 responden (1.8%) tergolong dalam kategori pengetahuan buruk.


Tabel 2. Gambaran dan kategori pengetahuan Hand Hygiene

No. Pertanyaan pengetahuan n (%)


1. Silahkan mengatur urutan cuci tangan berikut
dalam urutan yang tepat (1-12) ?
Ya 13 (11.7%)
Tidak 98 (88.3%)
2. Apakah mencuci tangan dapat
mengurangi risiko penyakit menular atau
infeksi pada diri sendiri ?
Ya 101 (90.9%)
Tidak 10 (9.1%)
3. Apakah mencuci tangan dapat
mengurangi penyebaran infeksi antara
pasien ?
Ya 103 (92.8%)
Tidak 8 (7.2%)
4. Apakah penyakit flu, batuk dan diare
merupakan penyebaran infeksi yang
ditularkan dari kontak tangan ke tangan ?
86 (77.5%)
Ya
25 (22.5%)
Tidak
Kategori pengetahuan
Baik 13 (11.7%)
Sedang 96 (86.5%)
Buruk 2 (1.8%)
Total 111 (100%)
Table 3. Tanggapan dan kategori terhadap pertanyaan mengenai praktek Hand
Hygiene

No. Pertanyaan Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat


Tidak setuju ragu setuju
Setuju
n(%) n(%) n(%) n(%)
n(%)
1. Mencuci tangan yang 1 4 4 30 71
efektif menggunakan sabun (0.91) (3.61) (3.61) (27.17) (64.7)
dan air atau alkohol
sanitizer dengan tindakan
menggosok setiap bagian
tangan sistematis.
2. Penggunaan air saja tanpa 4 5 14 36 52
sabun untuk mencuci (3.61) (4.51) (12.61) (32.43) (46.84)
tangan tidak dianggap
sebagai mencuci tangan
yang efektif
3. Pusat Pengendalian 1 2 30 43 35
Penyakit (CDC) (0.91) (1.82) (27.17) (38.6) (31.5)
merekomendasikan Hand
sanitizer dengan kandungan
setidaknya 60% alkohol.
4. Kombinasi dari scrubbing 1 7 16 47 40
pada tangan dengan (0.91) (6.31) (14.41) (42.27) (36.1)
menggunakan sabun
antibakterial atau bukan
sabun antibakterial dan
membilasnya dengan air
dapat mengurangi dan
menghilangkan bakteri
Baik Sedang Buruk
Kategori praktek n(%) n(%) n(%)
83 25 3
(74.8%) (22.5%) (2.7%)
Total n(%) 111 (100%)
Pada tabel 3 menunjukkan praktek Hand Hygiene. Sebanyak 71 responden (64.7%)

sangat setuju mencuci tangan efektif menggunakan sabun dan air atau alcohol

sanitizer dengan tindakan menggosok setiap bagian tangan secara sistematis. Adapun

pertanyaan mengenai Penggunaan air saja tanpa sabun untuk mencuci tangan tidak

dianggap sebagai mencuci tangan yang efektif, sebanyak 52 responden (46.84%)

memilih sangat setuju. Begitupun Pusat Pengendalian Penyakit (CDC)

merekomendasikan Hand sanitizer dengan kandungan setidaknya 60% alkohol,

sebanyak 43 responden (38.6%) memilih setuju dan 47 responden (42.27%) memilih

setuju dengan pertanyan Kombinasi dari scrubbing pada tangan dengan

menggunakan sabun antibakterial atau bukan sabun antibakterial dan membilasnya

dengan air dapat mengurangi dan menghilangkan bakteri. Secara keseluruhan, 83

responden (74.8%) tergolong dalam kategori praktek yang baik, 25 responden

(22.5%) tergolong dalam kategori praktek sedang dan 3 responden (2.7%) tergolong

dalam kategori praktek buruk.

Pada tabel 4 menunjukkan perilaku Hand Hygiene. Sebanyak 45 responden (40.54%)

setuju mencuci tangan sangat diperlukan bahkan hanya setelah melakukan anamnesis.

Adapun pertanyaan mengenai Mencuci tangan perlu dan wajib sebelum melakukan

pemeriksaan, sebanyak 73 responden (65.73%) memilih sangat setuju. Begitupun

Mencuci tangan perlu dan wajib setelah melakukan pemeriksaan, sebanyak 72

responden (64.82%) memilih sangat setuju. Selain itu, 66 responden (59.43%)

memilih sangat setuju pada pertanyaan Mencuci tangan perlu dan wajib sebelum

melakukan perawatan. Pada pertanyaan terakhir Mencuci tangan perlu dan wajib
setelah melakukan perawatan, sebanyak 80 responden (72.03%) memilih sangat

setuju. Secara keseluruhan, 101 responden (91%) tergolong dalam kategori praktek

yang baik, 5 responden (4.5%) tergolong dalam kategori praktek sedang dan 5

responden (4.5%) tergolong dalam kategori praktek buruk.

Table 4. Tanggapan dan kategori terhadap pertanyaan mengenai perilaku Hand


Hygiene

No. Pertanyaan Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat


Tidak setuju ragu setuju
Setuju
n(%) n(%) n(%) n(%)
n(%)
1. Mencuci tangan sangat 4 16 8 45 38
diperlukan bahkan hanya (3.61) (14.41) (7.21) (40.54) (34.23)
setelah melakukan anamnesis
2. Mencuci tangan perlu dan 2 1 6 29 73
wajib sebelum melakukan (1.82) (0.91) (5.41) (26.13) (65.73)
pemeriksaan
3. Mencuci tangan perlu dan 2 2 6 29 72
wajib setelah melakukan (1.82) (1.82) (5.41) (26.13) (64.82)
pemeriksaan
4. Mencuci tangan perlu dan 1 1 6 37 66
wajib sebelum melakukan (0.91) (0.91) (5.41) (33.34) (59.43)
perawatan
5. Mencuci tangan perlu dan 2 2 3 24 80
wajib setelah melakukan (1.82) (1.82) (2.71) (21.62) (72.03)
perawatan
Baik Sedang Buruk
Kategori perilaku n(%) n(%) n(%)
101 5 5
(91%) (4.5%) (4.5%)
Total n(%) 111 (100%)
Tabel 5. Hubungan pengetahuan dengan praktek Hand Hygiene

Praktek P
Baik Sedang Buruk Total Value
Tingkat Baik Count 10 3 0 13
pengetahuan % within
Tingkat (76.9%) (23.1%) (0.0%) (100.0%)
Pengetahuan
0.001
Sedang Count 72 22 2 96
% within
Tingkat (75.0%) (22.9%) (2.1%) (100.0%)
Pengetahuan
Buruk Count 1 0 1 2
% within
Tingkat (50.0%) (0.0%) (50.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Total Count 83 25 3 111
% within
Tingkat (74.8%) (22.5%) (2.7%) (100.0%)
Pengetahuan

Pada tabel 5 menunjukkan hubungan pengetahuan dengan praktek Hand Hygiene.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik ada 13 responden

(100%) diantaranya 10 responden (76.9%) praktek baik, 3 responden (23.1%) praktek

sedang. Pada tingkat pengetahuan sedang ada 96 responden (100%) diantaranya 72

responden (75.0%) praktek baik, 22 responden (22.9%) praktek sedang dan 2

responden (2.1%) praktek buruk. Pada tingkat pengetahuan buruk ada 2 responden

(100%) diantaranya 1 responden (50.0%) praktek baik dan 1 responden (50.0%)

praktek buruk. Berdasarkan hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p=0.001 (p<0.05),

yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

praktek.
Tabel 6. Hubungan pengetahuan dengan perilaku Hand Hygiene

Perilaku P
Baik Sedang Buruk Total Value
Tingkat Baik Count 13 0 0 13
Pengetahuan % within
Tingkat (100.0%) (0.0%) (0.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Sedang Count 88 5 3 96
% within
Tingkat (91.7%) (5.2%) (3.1%) (100.0%)
Pengetahuan 0.000
Buruk Count 0 0 2 2
% within
Tingkat (0.0%) (0.0%) (100.0%) (100.0%)
Pengetahuan
Total Count 101 5 5 111
% within
Tingkat (91.0%) (4.5%) (4.5%) (100.0%)
Pengetahuan
Pada tabel 6 menunjukkan hubungan pengetahuan dengan perilaku Hand Hygiene.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik ada 13 responden

(100%) diantaranya 13 responden (100%) perilaku baik. Pada tingkat pengetahuan

sedang ada 96 responden (100%) diantaranya 88 responden (91.7%) perilaku baik, 5

responden (5.2%) perilaku sedang dan 3 responden (3.1%) praktek buruk. Pada

tingkat pengetahuan buruk ada 2 responden (100%) diantaranya 2 responden (100%)

perilaku buruk. Berdasarkan hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p=0.000 (p<0.05),

yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

perilaku
PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

hand hygiene dengan perilaku hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

dan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan praktek

hand hygiene mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi. Populasi pada penelitian ini

mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi yang terdaftar di Bagian Klinik Integrasi

RSGMP Hj. Halimah Dg. Sikati sebanyak 119 orang, dengan metode Total sampling

dengan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan sample sebanyak 111 orang. Secara

keseluruhan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi mengenai Hand

Hygiene tergolong sedang. Pada tabel 2 mengenai pengetahuan tentang Hand Hygiene, masih

sedikit mahasiwa yang menjawab benar pada pertanyaan mengenai urutan gambar

cucitangan yang benar yaitu hanya 14 responden (12.6%) dari 111 responden. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Sulaika dkk11 juga menemukan hasil yang sama untuk urutan gambar

cuci tangan hanya 23 responden (8.6%) dari 268 mahasiswa yang menjawab dengan benar

urutan cuci tangan.

Hasil analisis terhadap pengetahuan responden tentang Hand Hygiene melalui

kuesioner didapatkan bahwa sebanyak 96 responden (86.5%) tingkat pengetahuannya

masih sedang dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 responden (1.8%). Dari

analisa hasil jawaban mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi masih banyak yang

kategori tingkat pengetahuannya sedang. Melihat dari beberapa jawaban pertanyaan

di kuesioner kemungkinan kepaniteraan kedokteran gigi masih kurang mendapatkan


informasi tentang Hand Hygiene seperti dari buku, artikel atau jurnal. Hasil

observasi di ruangan didapatkan praktek dan perilaku responden dalam melakukan

pelaksanaan Hand Hygiene sudah baik, tetapi untuk pelaksanaan Hand Hygiene harus

mengacu pada World hearth organization (WHO) seperti sebelum kontak dengan

pasien setelah kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan masih

didapatkan kelalaian. Pada saat dilakukannya observasi seluruh responden melakukan

prosedure alternative cuci tangan dengan alkohol based hand rub dan dari hasil

observasi penelitian ditemukan bahwa waktu yang digunakan oleh mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi dalam melakukan Hand Hygiene berupa prosedure

alternative cuci tangan belum sesuai dengan waktu yang direkomendasikan yaitu

berkisar 20-30 detik. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak menunjukkan waktu

yang digunakan oleh masing-masing peserta program pendidikan dokter. Sedangkan

dalam pelaksanaan 12 langkah Hand Hygiene, dari 111 responden ada 97 responden

(87.4%) yang tidak melaksanakan 12 langkah Hand Hygiene sesuai dengan

rekomendasi dari World hearth organization (WHO). Faktor tingkat pengetahuan

sedang juga ikut mempengaruhi dalam melakukan Hand Hygiene. Selain itu faktor

yang mengakibatkan dalam melaksanakan Hand Hygiene adalah aktivitas yang terlalu

sibuk, pasien yang banyak, mementingkan pasien terlebih dahulu, panduan dan

pengetahuan Hand Hygiene tidak memadai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Atti dkk12 bahwa Hand Hygiene dapat dipengaruhi oleh kebiasan setiap

individu dan fasilitas untuk melaksanakan Hand Hygiene.


Hal ini sangat penting bahwa seluruh petugas pelayanan kesehatan harus mempelajari

secara tepat prosedur pelaksanaan Hand Hygiene dan pada saat kapan Hand Hygiene

dilakukan. Hal ini sesuai dengan panduan Wilsos J13 ,program edukasi perlu

dilakukan untuk memberikan penjelasan pentingnya pelaksanaan Hand Hygiene dan

memberikan panduan yang jelas pada situasi apa hand hygiene harus dilakukan.

Namun, untuk meningkatkan pelaksanaan Hand Hygiene ada tiga hal yang perlu di

ketahui sepenuhnya yaitu pengetahuan, kebiasaan setiap individu dan fasilitas untuk

melaksanakan Hand Hgyiene.

SIMPULAN

1. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan kedokteraan gigi di RSGMP Hj.

Halimah Dg. Sikati tergolong sedang serta memiliki praktek dan perilaku

yang sedang.

2. Pada penelitian ini, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

praktek dan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku yang

dimiliki mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi di RSGMP Hj. Halimah

Dg. Sikati.

SARAN

1. Sebaiknya untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan

kedokteraan gigi sebelum praktek di rumah sakit yang berhubungan dengan

Hand Hygiene, peserta dapat diberikan kuliah khusus untuk membahas

pentingnya pelaksanaan Hand Hygiene. Kuliah tambahan tersebut untuk


memberikan informasi manfaat dan dampak dari pelaksanaan Hand Hygiene

yang penting untuk peserta dan juga lingkungan rumah sakit.

2. Di rumah sakit dalam upaya untuk meningkatkan praktek dan perilaku

pelaksanaan Hand Hygiene khususnya bagi mahasiswa kepaniteraan

kedokteraan gigi sebaiknya dapat diberikan promosi secara berkala mengenai

Hand Hygiene. Promosi ini bertujuan untuk menunjukkan cara pelaksanaan

Hand Hygiene yang tepat dan lebih memotivasi peserta melaksanakan Hand

Hygiene, sehingga dengan kegiatan promosi yang berulang akan membuat

peserta terbiasa melakukan Hand Hygiene.

3. Setelah mendapatkan kuliah tambahan dan promosi, sebaiknya dilaksanakan

evaluasi berkala. Tujuan dari evaluasi berkala untuk melakukan penilaian

apakah terdapat peningkatan pengetahuan, praktek dan perilaku terhadap

pelaksanaan Hand Hygiene pada peserta mahasiswa kepaniteraan

kedokteraan gigi.

4. Penelitian yang akan dilakukan selanjutnya sebaiknya dapat melakukan

penelitian berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan

pelaksanaan Hand Hygiene pada peserta mahasiswa kepaniteraan kedokteran

gigi, khususnya bagi peserta mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

sebaiknya dapat diberikan promosi yang berlangsung secara berkala.


DAFTAR PUSTAKA

1. Putri RH, Asfawi S. hubungan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dan

air dengan jumlah koloni kuman pada telapak tangan perawata diruang rawat

inap rumah sakit umum daerah kota semarang. Diakses melaui :

http://eprints.dinus.ac.id/6652/1/jurnal_13714.pdf . Accessed Januari 5, 2015

2. Nugraheni R, Suhartono, Winarni S. Infeksi nosokomial di RSUD setjonegoro

kabupaten wonosobo. Diakses melalui :

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/6169/5222.

Accessed Januari 7, 2015

3. Girou, E, et al. Efficacy of Handrubing with an Alcohol Based Solution versus

Standard Handwashing with Antiseptic Soap : randomised clinical trial.

Diakses melalui: http://www.bmj.com/content/bmj/325/7360/362.full.pdf.

Accessed Januari 5, 2015

4. World Health Organization. WHO guideline on Handhygiene in Health care :

summary. Diakses melalui :

http://www.who.int/gpsc/5may/tools/who_guidelines-

handhygiene_summary.pdf . Accessed Januari 11, 2015

5. Zuhriyah L. gambaran bakteriologis tangan perawat (bacteriological

descriptions of nursess hand). Jurnal Kedokteran Brawijaya 2004 ;20(1):50-

53.
6. Kohn W., Collins A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D. Guidelines

for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003; pp. 7-12, 14-8, 20-

5. [internet] Available from URL: http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/rr/rr5217.pdf.

Accessed Januari 12, 2015

7. Royal college of dental Surgeons of Ontario. Infection preventive and control

in dental office. pp. 7-8 [internet] Available from URL:

http://www.rcdso.org/save.aspx?id=ab90c89d-dcf4-4a2c-9a8a-bb91a316b6a0.

Accessed Januari 9, 2015

8. Naik, Sachin et al. Knowledge, Attitude, and Practice of Hand Hygiene

among Dentists Practicing in Bangalore City A Cross-Sectional Survey.

Journal of International Society of Preventive & Community Dentistry 4.3

(2014): 159163. PMC. Web. 30 Dec. 2015.

9. World Health Organization. WHO guideline on Handhygiene

why?how?when? : summary. Diakses melalui :

http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_Broch

ure.pdf

10. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : PT. Rineka

Cipta 2007.

11. Sulaiha S, et al. The Lack Of Effective Hand Washing Practice Despite High

Level Of Knowledge And Awareness In Medical Students Of Clinical Years.

IeJSME 2010: 4(2): 18-26


12. Atti, D.C., Ciliento, G., Pomponi, M., Raponi, M., Rinaldi, S., Tozzi, E.A.

2011. Healthcare Workers and Parents Perceptions of Measures for

Improving Adherence to Hand-Hygiene. BMC Public Health, 11:466, 1471-

2458

13. Wilson, J. 2006. Infection Control In Clinical Practice. Elsevier Health

Sciences. Diakses melalui:

https://books.google.co.id/books?id=YTktpMWytE0C&pg=PA60&lpg=PA60

&dq=infection+control+in+clinical+practice+wilson+j&source=bl&ots=2Uu

Egafc62&sig=p5h3s3PyMT8IT_kWrrCAcE9CJX8&hl=id&sa=X&ved=0ahU

KEwiR7Ij1q4LKAhVBGY4KHayTAbMQ6AEIITAA#v=onepage&q=infecti

on%20control%20in%20clinical%20practice%20wilson%20j&f=false.

Accessed Desember, 2015

Anda mungkin juga menyukai