BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Preparat E memiliki ukuran butir 1- 2 mm (pasir sangat kasar), bentuk
butir low spherecity kebundaran subangular,sortasi poorly sorted, kemas
terbuka, kontak butir floating dan memiliki porositas intrapartikel.
Memiliki komposisi kwarsa 21,6% , litik 31,6%, Matriks 18,3%, Semen
5% dan porositas 30% Memiliki nama Lithic Wacke (Pettijohn, 1975).
Preparat R.13.36 memiliki ukuran butir 1/16- 1/8 mm (pasir sangat halus),
bentuk butir high spherecity, kebundaran surounded,sortasi well sorted,
kemas tertutup, kontak butir concavo convex dan memiliki porositas
primer intrapartikel dan porositas sekunder pelarutan.Memiliki komposisi
kwarsa 50% , glaukonite 10%, matriks lempung 10%, semen 10% dan
porositas 25%. Memiliki nama Quartz Arenite (Pettijohn, 1975).
Preparat 165,2 memiliki ukuran butir -1 mm (pasir kasar), bentuk butir
low spherecity kebundaran subangular,sortasi poorly sorted, kemas
terbuka, kontak butir point dan memiliki porositas primer intrapartikel dan
porositas sekunder pelarutan Memiliki komposisi komposisi fragmen
kwarsa 16,3% , litik 11,6% ,plagioklas 18%,matriks lempung
18,3%,semen 1% dan porositas 34,6%. Memiliki nama Feldsphatic wacke
(Pettijohn, 1975).
Preparat E memiliki ukuran butir <1/256 mm (lempung). Komposisi
matriks berupa lempung 100% .Memiliki nama Mudrock (Pettijohn,
1975).

4.2. Saran
Diharapkan praktikan lebih memperhatikan pendeskripsian saat melakukan
pengamatan di mikroskop untuk mendaptkan hasil pengamatan yang lebih akurat.