Latar Belakang
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia berubah menjadi lahan kritis akibat pengaruh
penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah pabrik/indusri secara berlebihan dan
waktu yang cukup lama. Akibat penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah
pabrik/industri secara berlebihan dapat menurun unsur hara tanah, keracunan tanah, pencemaran
lingkungan dan mengurangi kesehatan makhluk hidup dari hasil produksi pertanian yang
dikonsumsi.
Penggunaan pupuk secara berlebihan, selain pemborosan juga tidak menguntungkan bagi
kelestarian lahan dan lingkungan mengakibatkan tingginya residu pupuk dilahan. Pemupukan
yang terus menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk di dalam tanah, tetapi juga
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini
beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam
jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Logam Cd
dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang
bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat jumlah
atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urin. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi
pada ginjal akibat logam kadmium yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan
ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urine (Pian, 2010).
dari buangan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak. Peningkatan Cd
melalui penggunaan pupuk fosfat sangat bervariasi tergantung dari jenis batuan fosfat (fosforit)
sebagai bahan industri. Hasil penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa pemupukan
fosfat dari batuan apatit asal florida meningkatkan kadar Cd tanah 0,3-1,2 g Cd/ha/tahun
Salah satu pupuk kimia yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk fosfat. Jenis-
jenis pupuk fosfat yang sering digunakan oleh petani yaitu TSP 46-48%, SP-36, dan Rock fosfat.
Sumber pupuk fosfat berasal dari batuan beku dan batuan endapan, mineral apatit dan ada juga
Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi merupakan salah satu sentral penghasil tanaman
petani di desa tersebut menggunakan pupuk. Salah satu pupuk yang digunakan adalah pupuk
kimia Fosfat. Rutinnya penggunaan pupuk fosfat setiap musim tanam selama bertahun-tahun
mengakibatkan terakumulasinya unsur fosfat di dalam tanah. Ini dikarenakan sifat pupuk fosfat
yang tidak mudah larut. Sejalan dengan pengaplikasian pupuk fosfat, diduga logam berat
Kadmium juga terakumulasi ke dalam tanah. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi unsur
fosfat dan logam berat Kadmium pada lahan pertanian di Desa Guru Singa.
Untuk memetakan kandungan total fosfor dan kadmium pada Satu hamparan lahan
Kegunaan Penelitian
- Pemetaan Total Fosfor dan Kadmium ini diharapkan berguna sebagai acuan dalam
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen