Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia berubah menjadi lahan kritis akibat pengaruh

penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah pabrik/indusri secara berlebihan dan

waktu yang cukup lama. Akibat penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah

pabrik/industri secara berlebihan dapat menurun unsur hara tanah, keracunan tanah, pencemaran

lingkungan dan mengurangi kesehatan makhluk hidup dari hasil produksi pertanian yang

dikonsumsi.

Penggunaan pupuk secara berlebihan, selain pemborosan juga tidak menguntungkan bagi

kelestarian lahan dan lingkungan mengakibatkan tingginya residu pupuk dilahan. Pemupukan

yang terus menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk di dalam tanah, tetapi juga

meningkatkan kandungan logam berat terutama Pb (plumbun) dan Cd (kadmium)

(Widaningrum, dkk., 2007).

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini

beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam

jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Logam Cd

dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang

bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat jumlah

atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urin. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi

pada ginjal akibat logam kadmium yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan

ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urine (Pian, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Penambahan Cd pada tanah terjadi melalui penggunaan pupuk fosfat, pupuk kandang,

dari buangan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak. Peningkatan Cd

melalui penggunaan pupuk fosfat sangat bervariasi tergantung dari jenis batuan fosfat (fosforit)

sebagai bahan industri. Hasil penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa pemupukan

fosfat dari batuan apatit asal florida meningkatkan kadar Cd tanah 0,3-1,2 g Cd/ha/tahun

(Alloway dalam Lahuddin, 2007).

Salah satu pupuk kimia yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk fosfat. Jenis-

jenis pupuk fosfat yang sering digunakan oleh petani yaitu TSP 46-48%, SP-36, dan Rock fosfat.

Sumber pupuk fosfat berasal dari batuan beku dan batuan endapan, mineral apatit dan ada juga

berasal dari bahan-bahan organik seperti tepung tulang dan guano.

Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi merupakan salah satu sentral penghasil tanaman

Hortikultura di Kabupaten Karo. Dalam meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, para

petani di desa tersebut menggunakan pupuk. Salah satu pupuk yang digunakan adalah pupuk

kimia Fosfat. Rutinnya penggunaan pupuk fosfat setiap musim tanam selama bertahun-tahun

mengakibatkan terakumulasinya unsur fosfat di dalam tanah. Ini dikarenakan sifat pupuk fosfat

yang tidak mudah larut. Sejalan dengan pengaplikasian pupuk fosfat, diduga logam berat

Kadmium juga terakumulasi ke dalam tanah. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi unsur

fosfat dan logam berat Kadmium pada lahan pertanian di Desa Guru Singa.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Penelitian

Untuk memetakan kandungan total fosfor dan kadmium pada Satu hamparan lahan

pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

Kegunaan Penelitian

- Pemetaan Total Fosfor dan Kadmium ini diharapkan berguna sebagai acuan dalam

pengelolaan lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen

Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai