Disusun Oleh :
Kelompok 1
Manusia
vegetasi tanah sungai = IPTEK
DAS = Prosessor
a. Vegetasi yang berfungsi mengatur tata air dan pelindung tanah dari
daya rusak butir-butir air hujan, pelindung tanah dari daya tarik air
limpasan permukaan, serta sebagai komponen yang mampu memperbaiki
kapasitas infiltrasi dan daya absorpsi air. Vegetasi yang dimaksud
dalam hal ini meliputi tumbuhan hidup di daerah tersebut.
b. Tanah merupakan suatu tumbuk alam atau gabungan tubuh alam yang
dapat dianggap sebagai hasil alam bermata tiga yang merupakan paduan
antara gaya pengrusakan dan pembangunan, yang dalam hal ini
Suripin (2002) menyatakan secara fisik, tanah terdiri dari partikel
mineral organik dengan berbagai ukuran.
c. Tata guna lahan adalah suatu proses pembuatan anjuran mengenai
lokasi bagi berbagai kegiatan manusia. Pada umumnya orang
memandang bahwa lahan dan tanah itu adalah bagian penting dari
lingkungan hidup.
Adapun komponen ekosistem das antara lain:
Komponen biotik
Komponen biotik seperti disinggung di atas tersusun atas berbagai jenis
organisme. Komponen biotik mencakup tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme. Masing-masing memiliki peranan yang berbeda dalam sebuah
ekosistem.
a. Produsen merupakan kelompok organisme yang mampu memanfaatkan
secara langsung energi dari lingkungan abiotik. Produsen terbesar dalam
bumi ini adalah tumbuhan. Tumbuhan memiliki kemampuan
melaksanakan fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses yang
mengubah senyawa anorganik (karbondioksida dan uap air), menjadi
senyawa organik berupa gula (glukosa dan gula lain seperti triosa-posfat).
Senyawa tersebut menyimpan energi dalam bentuk ikatan kimia.
b. Konsumen dimulai dari kelompok herbivora hingga karnivora seperti
elang. Herbivora merupakan konsumen yang berada pada tingkat paling
bawah, sehingga dinamakan konsumen primer. Selanjutnya, konsumen
primer yang berupa herbivora akan dimakan oleh hewan-hewan karnivora
pertama. Kelompok hewan pemakan konsumen primer dinamakan dengan
konsumen sekunder, yang berarti terjadi pemindahan energi dari
konsumen primer ke konsumen sekunder. Proses tersebut merupakan
proses makan memakan, yang berujung pada konsumen puncak.
c. Dekomposer merupakan kelompok organisme yang menguraikan
senyawa-senyawa sisa organisme mati. Dekomposer memiliki mekanisme
kerja penguraian yang melibatkan proses metabolisme dalam tubuhnya.
Sisa kehidupan tersebut akan terurai dalam tubuh dan keluar sebagai
metabolit, hasil metabolisme tubuh dari organisme dekomposer.
Dekomposer dapat bekerja menguraikan sisa kehidupan dalam ekosistem
karena mereka memiliki enzim yang mampu memecah senyawa sisa
tersebut.
Komponen biotik dalam ekosistem memiliki keterkaitan antara satu dengan
yang lain. Dalam konsep rantai dan jaring-jaring makanan, berbagai individu
melakukan interaksi makan memakan, baik dari produsen ke konsumen primer
atau tingkatan selanjutnya. Rantai makanan merupakan proses makan memakan
pada ekosistem yang melibatkan masing-masing satu pihak tiap tingkatan,
sedangkan jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai
makanan.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik tersusun atas benda-benda mati. Peranan komponen abiotik
sangatlah beragam. Adapun berbagai komponen abiotik dan fungsinya dalam
ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Air merupakan komponen abiotik yang sangat penting bagi semua jenis
organisme. Semua makhluk hidup memerlukan air karena air merupakan
komponen terbesar dalam tiap makhluk hidup. Air berperan sebagai
pelarut biologis dan sebagai media berlangsungnya reaksi biokimia dalam
tubuh makhluk hidup. Hal itu disebabkan karena sebagian besar enzim
pada tubuh hewan merupakan enzim hidrolase, yaitu membutuhkan air
untuk dapat melaksanakan fungsinya.
b. Udara merupakan komponen abiotik yang penting bagi makhluk hidup.
Udara menyediakan ruang hidup selain sebagai penyedia gas yang
dibutuhkan tubuh. Komponen udara terbesar di atmosfer bumi adalah
dinitrogen (78%), oksigen (21%), dan sisanya karbondioksida, argon,
serta berbagai gas lain mengisi 1% sisanya.
Makhluk hidup memiliki kebutuhan terhadap udara yang berbeda.
Tumbuhan memerlukan karbondioksida sebagai bahan fotosintesis.
Sebagian besar makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses
respirasi seluler, kecuali pada beberapa organisme anaerob. Sebagian
besar hewan dan organisme lain mengeluarkan karbondioksida sebagai
hasil respirasi. Ada juga yang memerlukan gas dinitrogen atau nitrogen
dari atmosfer seperti bakteri Rhizobium yang mampu mengikat nitrogen
bebas.
c. Tanah dan batuan memiliki fungsi yang beragam. Tumbuhan
menggunakan tanah sebagai tempat tumbuh dan sumber nutrien. Berbagai
jenis hewan menggunakan tanah sebagai tempat hidup, misalnya cacing
tanah dan serangga tanah. Manusia menggunakan tanah untuk tempat
hidupnya. Tanah juga berperan sebagai penyedia air tanah, karena tanah
menyimpan air yang bisa keluar melalui berbagai sumber air. Berbagai
makhluk hidup seperti lumut, anggrek, dan lumut kerak hidup pada
batuan yang jarang ditumbuhi oleh tumbuhan tingka tinggi.
Tanah merupakan tempat teradinya siklus daur ulang berbagai materi
serasah. Daur ulang tersebut sebenarnya juga termasuk salah satu cara
pembentukan tanah. Tanah juga merupakan tempat remediasi berbagai
materi karena didalamnya mengandung banyak sekali jenis
mikroorganisme.
d. Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berperan sebagai
sumber energi terbesar di bumi ini. Energi yang dibawa oleh cahaya
matahari dinamakan dengan foton. Foton inilah yang digunakan oleh
tumbuhan untuk memulai dan melaksanakan reaksi fotosintesis. Energi
cahaya matahari akan diikat dalam ikatan kimia berenergi tinggi.
Aktivitas suatu komponen ekosistem selalu memberi pengaruh pada
ekosistem yang lain. Manusia adalah salah satu komponen yang teramat
penting. Sebagai komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan
aktivitasnya seringkali mengakibatkan dampak yang besar bagi
keseluruhan ekosistemnya. Sehingga hubungan timbal balik antar komponen
menjadi tidak seimbang, maka terjadilan gangguan ekologis. Gangguan
tersebut pada dasarnya gangguan pada arus materi, energi dan informasi
antar komponen yang tidak seimbang (Jamulya. 1991).
Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya
dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Secara biogeofisik, karakteristik
hulu DAS merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase
lebih tinggi, kemiringan lereng besar (> 15%), bukan merupakan daerah
banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis
vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Sementara daerah hilir
dicirikan oleh hal -hal seperti: merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan
drainase lebi h kecil, merupakan daerah dengan kemiringan kecil sampai
dengan sangat kecil (kurang dari 8 % ), pada beberapa tempat merupakan
daerah banjir (genangan), pengaturan pemakaian air ditentukan oleh
bangunan irigasi, dan jenis vegetasi didominasi tanaman pertanian. Daerah
aliran sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik
biogeofisik DAS yang berbeda tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang
dibatasi oleh punggung-punggung gunung.
2. Fungsi dari DAS terbagi menjadi 3 yaitu bagian hulu sebagai tempat
menyimpat air hujan, bagian tengah terkait pada prasarana pengairan
seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau, dan bagian hilir
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan
air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air
bersih, serta pengelolaan air limbah.
3. Unsur-unsur ekosistem DAS yaitu ada dua berupa manusia dan sumber
daya alam. Manusia sebagai makhluk yang tinggal di dalam DAS dan
sumberdaya alam berupa biotik dan abiotik. Biotik antara lain tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme, sedangkan abiotik yaitu cahaya, air, udara,
tanah dan benda tak hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi
Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.
Kastolani, Wanjat, Jupri, Mulyadi. 2010. Kajian Ekosistem Sub Daerah Aliran
Sungai (Sub DAS) Citarik Hulu di Kab. Bandung dan Sumedang. Artikel
Penelitian