Anda di halaman 1dari 9

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Oleh : Chriswardani S
(FKM MIKM UNDIP)

Sumber Biaya kesehatan :


a. Masyarakat
b. Swasta
c. Pemerintah (disebut anggaran kesehatan).
WHO : Biaya kesehatan suatu negara (penjumlahan dari sumber masyarakat, swasta
dan pemerintah) diharapkan sekitar 5% dari GNP/GDP atau Gross National/ Domestic
Bruto (pendapatan nasional bersih/ kotor suatu negara), Indonesia baru sekitar 2%.
Beberapa tahun terakhir komposisi : biaya kesehatan masyarakat dan swasta sekitar
65%- 67%, pemerintah (anggaran kesehatan) sekitar 33%-35%.
Anggaran kesehatan Indonesia sekitar 3%-4% dari APBN dan tahun 2015 sebesar 5%
dari APBN. Negara lain sekitar 10% atau lebih.
Anggaran kesehatan dialokasikan kepada Kemenkes dan kementerian/ lembaga lain
terkait kesehatan (misal : BKKBN, Kemensos, Bappenas, TNI dan kepolisian,
Kimpraswil).

Pembiayaan kesehatan :
a. Mikro suatu institusi
- Pemerintah atau swasta.
- Institusi departemen/ pelaksana program atau pelayanan seperti Puskesmas
dan rumah sakit.
b. Makro negara Indonesia:
Pembiayaan kesehatan jumlah biaya kesehatan (paripurna):
- Pemerintah pusat dan daerah (lewat Dep. Kesehatan dan departemen
terkait Dep.dagri, Dep.Hankam, Dep.PU, Dep.Tenaga Kerja dll)
anggaran kesehatan APBN dan APBD Propinsi dan Kabupaten/ kota.
- BUMN di lingkungan Dep.Kes dan dep.terkait.
- Swasta perusahaan.
- Masyarakat out of pocket ke pelayanan kesehatan dan inst. pendidikan.
- Asuransi kesehatan Pt. Askes, PT. Jamsostek, askes swasta dan Bapel
JPKM, Dana Sehat.
Data pembiayaan kesehatan masional yang komprehensif ini sulit diperoleh
kompleks, data terlalu tersebar pada berbagai instansi serta ketersediaan data,
data tidak setiap tahun tersedia.

Data informasi pengambilan keputusan.


Biaya biaya kesehatan
kesehatan

Data biaya kesehatan :


a. Tujuan informasi apa dan keputusan apa.
b. Sumber data siapa yang mengumpulkan
c. Sistem dan metode pengumpulan data.
d. Jenis/ macam data yang dikumpulkan.
e. Validitas data.
f. Pengolahan dan penyajian informasi.
g. Masalah dan kendala yang muncul.

Institusi Dinas Kesehatan :


- Tugas rutin biaya pengelolaan kantor sehari-hari .
- Tugas program/ proyek untuk penyelenggaraan program/ proyek.

Sumber dana/ anggaran Dinas Kesehatan (Kab/kota dan propinsi):


a. APBD (Anggaran pendapatan dan belanja daerah).
b. DAK (dana alokasi khusus) dari pemerintah pusat (APBN) untuk program/
kegiatan tertentu, pelaksana Dinkes dan bertanggungjawab pd pemerintah pusat
DAK dialokasikan kpd daerah dgn formula tertentu utk terjaminnya equity
(pemerataan dan keadilan antar daerah) : antara lain : luas wilayah, jumlah
penduduk, tingkat kemahalan harga2 dsb).
c. Sumber lain misal dana proyek PLN (pinjaman luar negeri), Dinkes hanya
pelaksana sementara perencaan, pengalokasian dan pertanggungjawaban ada
pada pemerintah pusat (Kemenkes).
d. Sumber-sumber lain misal: CSR (corporate social responsibility dari
perusahaan2, biasanya dalam bentuk kegiatan atau barang dan pelaksananya
adalah perusahaan.

Jenis biaya pada Dinas Kesehatan:

Biaya investasi Biaya operasional Biaya pemeliharaan


Biaya rutin Biaya pembelian: Biaya pembelian : Biaya pemeliharaan
komputer, meja biaya gaji = insentif barang2 investasi,
kurs, kendaraan, ATK habis pakai, SDM (askes &
diklat SDM konsumsi rapat, tunjangan)

Biaya program/ Biaya pembelian: Biaya supervisi, Biaya pemeliharaan


proyek Peralatan program/ biaya ATK habis barang2 investasi.
proyek: alat2 lab, pakai program,
Biaya bahan, obat,
alatkes habis pakai

Kenyataan masalah:
a. Bendahara proyek ada hanya melakukan pencatatan dan pelaporan untuk
kelancaran SPJ.
b. Informasi tentang biaya (baik rutin maupun program) belum menjadi kebutuhan
dan pendukung pengambilan keputusan di Dinas Kesehatan (Propinsi ,
Kabupaten/ Kota).
c. Satu proyek berbagai macam sumber dana/ anggaran fragmentasi
aturan berbeda-beda dan kaku.
d. Pengajuan anggaran kesehatan yang evidence based masih memulai tahapan
awal (transisi)

Institusi pelayanan Puskesmas:


Secara umum hampir sama dengan Dinas Kesehatan.
Puskesmas selain biaya (pengeluaran/ cost) juga memperoleh pendapatan (revenue)
dari subsidi pemerintah untuk kegiatan rutin serta pendapatan fungsional dari
penyelenggaraan pelayanan (rawat jalan Puskesmas atau rawata inap).
Masalah yang muncul secara umum juga hampir sama dengan Dinas Kesehatan.
Kenyataan masalah:
a. Tidak ada bendahara rutin, yang ada bendahara program/proyek data biaya
rutin tidak bisa diperoleh.
b. Bendahara proyek ada hanya melakukan pencatatan dan pelaporan untuk
kelancaran SPJ.
c. Informasi tentang biaya (baik rutin maupun program) belum menjadi kebutuhan
dan pendukung pengambilan keputusan di Dinas Kesehatan (Propinsi ,
Kabupaten/ Kota).
d. Satu proyek berbagai macam sumber dana/ anggaran fragmentasi
aturan berbeda-beda dan kaku.
e. Pengajuan anggaran kesehatan yang evidence based belum bisa
dilaksanakan.
f. Pelaporan data pendapatan (revenue) Puskesmas dari pelayanan kepada
masyarakat orientasi untuk memenuhi kebutuhan instansi diatasnya
memenuhi target PADS.

Institusi pelayanan Rumah Sakit.


Secara umum, pencatatan dan pelaporan data pembiayaan lebih baik karena:
a. Kemandirian Rumah Sakit dalam hubungannya dengan instansi diatasnya
manajer RS merasa bahwa informasi pembiayaan sangat dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan manajerial untuk intern RS komposisi biaya, dasar
untuk penghematan biaya, penetapan tarif serta laporan keuangan untuk para
pemilik rumah sakit dan instansi terkait lainnya RS swadana dan RS swasta.
b. Bagi RS swasta pencatatan dan pelaporan data pembiayaan sangat penting
mereka harus mandiri sepenuhnya, tidak tergantung pada pihak lain.
c. RS tidak mempunyai banyak program/proyek, yang dilakukan adalah kegiatan
pelayanan kepada masyarakat yang sifatnya rutin.
d. Ada beberapa bendahara yang bertugas di RS akuntansi keuangan seperti
penyusunan anggaran dan laporan laba rugi sudah dilakukan oleh RS.
e. Kesulitan yang muncul besar dan kompleksnya organisasi rumah sakit
sehingga membutuhkan sistem pencatatan dan pelaporan data yang sesuai
(desentralisasi atau terpusat ?), termasuk data keuangan rumah sakit.
f. Sumber data biaya ditelusuri dari pusat biaya.
- Pusat biaya penunjang pelayanan dikeluarkan leh unit-unit yang
menunjang pelayaann yaitu: Direksi, Administrasi / TU, IPSRS, Rekam
Medik, Instalasi Gizi, Laundry, Farmasi.
- Pusat biaya produksi pelayanan dikeluarkan oleh unit-unit yang langsung
memberikan pelayanan pada pasien yaitu: Unit Rawat Jalan RS dengan
berbagai jenisnya, Unit Rawat Inap RS (VIP, Kelas I, II, III), Kamar bedah,
Radiologi, Laboratorium.
g. Dari pusat data ditelusuri biaya investasi, biaya operasional dan biaya
pemeliharaan. sehingga untuk instalasi rawat jalan RS. sbb:

Biaya investasi Biaya operasional Biaya pemeliharaan


Biaya tidak Biaya pembelian: Biaya gaji, biaya Biaya pemeliharaan
langsung komputer, meja pembelian : ATK barang2 investasi.
dikeluarkan oleh kursi, almari, mesin habis pakai,konsumsi
unit penunjang ketik, AC rapat, aneka
rekening
Biaya langsung Biaya pembelian: Biaya gaji, biaya Biaya pemeliharaan
dikeluarkan Meja, kursi, almari pembelian : ATK barang2 investasi.
oleh unit produksi ruang Rajal, AC, habis pakai, aneka
komputer, rekening, obat-
peralatan medis obatan dan bahan
tahan lama. medis habis pakai.

DINAS PUSKESMAS RUMAH SAKIT


KESEHATAN
Tujuan dan -Pelayanan publik -Pelayanan publik -Pelayanan kuratif
fungsi : program2 program2 rawat jalan, rawat
- Koordinasi lintas -Koordinasi lintas inap.
sektoral. sektoral. -Koordinasi lintas
- Koordinasi lintas -Koordinasi lintas unit.
program. program
- Pembinaan dan -Koordinasi
pengawasan pelayanan swasta.
Puskesmas. -Pelayanan kesehatan
-Koordinasi,perijinan, rawat jalan dan
pembinaan dan rawat inap.
pengawasan
pelayanan swasta
Penerima Dep.Kes. Dinas Kesehatan Pemilik RS/ Dewan
informasi/ Bupati / Gubernur. Kab/Kota Penyantun.
sasaran DPRD/ legislatif. Camat. Dinas Kes atau
Instansi lain terkait Dinas lain pada instansi terkait
(Bappeda, Pemda dan tingkat Kec. Intern RS.
dinas lain. Intern Puskesmas.
Intern Dinas Ka
Dinkes dsb
Ka. Puskesmas.
Sumber data Bendahara Bendahara Bendahara Rumah
program/proyek. Puskesmas (program sakit.
& pelayanan)
Jenis data - Jumlah anggaran -Jumlah anggaran -Jumlah anggaran
rutin & pembangunan rutin & rutin dan
(per program) & pembangunan (per pembangunan &
perinciannya (jml dan program) & perinciannya (jml dan
%). perinciannya (jml %).
-Jumlah dan %). -Jumlah pendapatan
pengeluaran/belanja -Jumlah pendapatan RS dari pelayanan
rutin dan program dan puskesmas dari (harian).
perinciannya (jml & pelayanan (harian). -Jumlah
%). -Jumlah pengeluaran/belanja
pengeluaran/belanja rutin dan
rutin dan program pembangunan dan
dan perinciannya perinciannya (jml &
(jml & %). %).

Masalah -Ketersediaan dan Idem Dinas -Ketersediaan dan


validitas data. Kesehatan validitas data
-Bendahara rutin -Kemampuan
tidak ada. bendahara.
-R/R untuk kelancaran pencatatan pelaporan
SPJ. keuangan.
-Satu proyek banyak -Organisasi besar dan
sumber kaku. kompleks
- Pengajuan anggaran (sentralisasi atau
evidence based msh desentralisasi) alur
sulit dilakukan. data keuangan.
Bentuk SPJ SPJ Neraca keuangan.
pencatatan dan Tak ada format R/R Data perolehan Laporan Laba Rugi
pelaporan data untuk intern instansi pendapatan RS.
keuangan RASK (Rencana pelayanan uk disetor SPJ
Anggaran Satuan ke Dispenda.
Kerja) Tak ada format R/R
untuk intern instansi
Analisis data Deskriptif (jumlah & Deskriptif (jumlah & Deskriptif (jumlah &
%) %) %).

Bukti Monev program2, ??? -Kinerja keuangan


pemakaian enyusunan anggaran RS.
data (RASK) -Penghematan biaya.
Untuk -Penetapan Tarif RS.
pengambilan -Subsidi silang.
keputusan -Advocacy ke pihak
terkait penetapan
perda tarif dan
kebijakan RS lainnya.

Anda mungkin juga menyukai