Anda di halaman 1dari 11

ALAT MULUT SERANGGA

Oleh :
Nama : Gibran Muhammad Tri R
NIM : B1K014025
Rombongan : III
Kelompok :1
Asisten : Quraisy Zakky

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Entomologi berasal dari kata entomos (insect) atau insist yang berarti irisan
dan logos (ilmu) yang memiliki pengertian ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Serangga berevolusi menjadi sangat tangguh dan mudah beradaptasi, yang membuat
mereka dapat selamat dari beberapa kepunahan massal. Pada serangga, adaptasi
morfologi dapat dilihat dari tipe mulutnya. Bagian mulut serangga pada dasarnya
terdiri atas satu bibir atas (Labrum), sepasang rahang (Mandibula), satu hipofaring,
sepasang maksila, dan satu bibir bawah (Labium) (Jasin, 1987).
Pada belalang, jankrik, dan kecoa mulutnya dilengkapi dengan rahang atas
dan bawah yang kuat. Tipe mulut seperti serangga tersebut dinamakan tipe mulut
pengigit. Kutu dan nyamuk mempunyai rahang yang panjang dan runcing, sehingga
memungkinkan untuk menusuk kulit manusia dan hewan lain. Tipe mulut seperti ini
dinamakan tipe mulut penusuk-penghisap. Kupu-kupu mulutnya dilengkapi alat
seperti belalai yang panjang dan dapat digulung. Tipe mulut seperti ini dinamakan
mulut penghisap (Price, 1984).
Tipe mulut serangga dapat dibedakan berdasarkan kebiasaan makan pada
serangga tersebut. Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki cara
tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah bentuk mulut yang berbeda-
beda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya,
jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulutpengisap, mulut penusuk,
mulut penjilat, dan mulut penyerap (Fakhrah, 2016).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum alat mulut serangga adalah mahasiswa dapat


menjelaskan 5 tipe mulut pada serangga, menggambar dan menjelaskan 5 tipe mulut
serangga dan menyebutkan bagian-bagiannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Ciri umum dari serangga adalah tubuhnya beruas-ruas dan terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu kepala-dada-perut. Selain itu, serangga memiliki tiga pasang kaki
yang pangkalnya menyatu dan memiliki sepasang antena serta mata yang majemuk.
Serangga merupakan hewan yang memiliki paling banyak keanekaragaman jenis.
Karena kemampuannya yang tinggi dalam beradaptasi dan bereproduksi, maka
habitat serangga mendominasi di seluruh lingkungan, baik darat, air, maupun udara.
Hewan tidak bertulang belakang atau invertebrata kecil juga sangat membantu dalam
pertanian dan lingkungan kita. Mereka menggarap, memperkaya, dan memberikan
kandungan udara di tanah, serta menyebarkan benih dan menyerbuki sekitar
sepertiga makanan yang diproduksi di seluruh dunia (Brotowidjoyo, 1994).
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya
sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk pengurai limbah, sebagai objek
estetika dan wisata seperti kupu-kupu, kumbang yang berwarna-warni, bermanfaat
pada proses penyerbukan maupun sebagai hama tanaman, pakan hewan (burung)
yang bernilai ekonomi tinggi. Disamping peran secara langsung serangga juga
memiliki peran yang tidak langsung yaitu menjaga keseimbangan ekologi di alam,
karena serangga termasuk salah satu dari rantai makanan, di mana beberapa jenis
burung menjadikan serangga sebagai makanan utamanya. Namun jika jumlahnya
tidak terkendali karena keseimbangan alam yang terganggu akibat berkurangnya
pemangsa serangga, maka jumlah serangga akan tidak terkendali, karena salah satu
sifatnya yang dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga hal ini juga akan
merugikan, baik bagi pertanian, perkebunan, kepada manusia secara langsung
(Suin,1997).
Serangga adalah kelompok hewan yang mengalami adaptasi morfologi
selama perjalanan evolusi jutaan tahun yang lalu. Adapatasi yang dialami serangga
adalah adaptasi alat makan atau mulutnya. Alat mulut serangga biasanya
terspesialisasi tergantung oleh jenis makanan serangga itu sendiri. Ada beberapa tipe
mulut serangga yang biasanya dijadikan dasar pengelompokan serangga yaitu tipe
mulut penggigit dan pengunyah, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat dan
penghisap, penggigit dan penghisap (Romoser dan Stoffolano, 1998).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
mikroskop stereo, dan kapas
1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Belalang kayu (Valanga nigricornis),

Nyamuk (Aedes aegypti), Kupu-kupu (Euploea sp.), Lalat rumah (Musca

domestica), Tawon (Megalara garuda), kloroform, dan alkohol 70%

B. Metode

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditetesi kapas dengan kloroform, dimasukkan kapas kedalam botol
pembunuh serangga menggunakan pinset
3. Dimasukkan belalang ke dalam botol pembunuh dengan menggunakan
pinset, lalu tutup botol, tunggu sampai obyek mati.
4. Diambil belalang yang telah mati dengan menggunakan pinset, kemudian
celupkan ke dalam alkohol 70%, lalu angkat.
5. Letakkan serangga di atas bak preparat
6. Amati serta bedah bagian-bagian mulut serangga
7. Amati tiap bagian mulut di bawah mikroskop/kaca pembesar
8. Amati perbedaan antara masing-masing tipe alat mulut, perhatikan bagian-
bagian alat mulut yang mengalami modifikasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1.1 Alat mulut Belalang kayu (Valanga nigricornis)

Gambar 1.2 Alat mulut Nyamuk (Aedes aegypti)

Gambar 1.3 Alat mulut Lalat rumah (Musca domestica)


Gambar 1.4 Alat mulut Kupu-kupu (Euploea sp.)

Gambar 1.5 Alat mulut Tawon (Megalara garuda)


B. Pembahasan

Mulut serangga terdiri dari beberapa segmen yang terspesialisasi yang


menyusun alat makan mereka. Alat mulut serangga terdiri dari dari sebuah labrum,
sepasang mandibula dan maksila, serta sebuah labium dan hipofaring. Susunan dan
bagian-bagian alat mulut pada serangga sangat bervariasi sesuai dengan cara
serangga mendapatkan makanannya (Lilies, 1991).
Alat mulut serangga dapat dibedakan menjadi 5 jenis yaitu mulut penggigit
dan pengunyah, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat dan penghisap, penggigit
dan penghisap.
1. Penggigit dan pengunyah
Mulut ini terdiri dari labrum, epypharynx, mandibula, maxila,
hypopharynx & labium. Tipe mulut ini dapat ditemui pada serangga
predator atau serangga pencari nectar (Jumar, 2000).
Contoh: Ordo Orthoptera, Belalang
2. Penusuk dan penghisap
Labium sangat menonjol, bukan untuk menusuk dan mengisap, Ada 4
stylet yang sangat runcing, untuk menusuk & mengisap cairan dari
tumbuhan melalui maxilla dan mandibula, Stylet menempel pada labium
(Stubbins, 2017).
Contoh: Ordo Diptera, nyamuk dan Hemiptera, kepik
3. Penghisap
Merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila
palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial
yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini
yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang
dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat
memanjang dan menggulung (Borror, 1992).
Contoh: Ordo Lepidoptera, yaitu ngengat dan kupu-kupu dewasa.
4. Penjilat dan penghisap
Labium berubah menjadi tabung, ruas pangkal tabung disebut rostrum
dan ujungnya disebut labellum (Lilies, 1991).
Contoh: Ordo Diptera, lalat rumah
5. Penggigit dan penghisap
Maxila & labium memanjang & menyatu, ujungnya menyerupai lidah
yang berbulu disebut flabellum. Menyerang jaringan dan mengakibatkan
berwarna putih atau belang pada daun (Lilies, 1991).
Contoh: Ordo Hymenoptera, lebah
Berikut adalah klasifikasi serangga yang digunakan selama praktikum
menurut Borror (1992):
Klasifikasi belalang kayu Klasifikasi kupu-kupu
Regio : Eukarya Regio : Eukarya
Regnum : Animalia Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera Ordo : Lepidoptera
Familia : Acrididae Familia : Nymphalidae
Genus : Valanga Genus : Euploea
Species : Valanga nigricornis Species : Euploea sp.
Klasifikasi nyamuk Klasifikasi Jangkrik
Regio : Eukarya Regio : Eukarya
Regnum : Animalia Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta Classis : Insecta
Ordo : Diptera Ordo : Diptera
Familia : Culicidae Familia : Muscidae
Genus : Aedes Genus : Musca
Species : Aedes aegypti Species : Musca domestica
Klasifikasi tawon
Regio : Eukarya
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Familia : Crabronidae
Genus : Megalara
Species : Megalara garuda

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. 5 jenis alat mulut serangga yaitu mulut penggigit dan pengunyah, penusuk
dan penghisap, penghisap, penjilat dan penghisap, penggigit dan penghisap
dibedakan berdasarkan jenis makanannya
2. Pada mulut penggigit dan pengunyah terdiri dari labrum, epypharynx,
mandibula, maxila, hypopharynx & labium
3. Pada mulut penusuk dan penghisap terdiri dari labium sangat menonjol, 4
stylets yang menempel pada labium yang terdiri dari maxilla dan mandibula.
4. Pada mulut penghisap terdiri dari labrum yang sangat kecil, dan maksila
palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial
yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen
5. Pada mulut penjilat dan penghisap terdiri dari Labium berubah menjadi
tabung, ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ujungnya disebut labellum
6. Pada mulut penggigit dan penghisap terdiri dari maxilla & labium
memanjang & menyatu, ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut
flabellum.
DAFTAR REFERENSI

Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi VI. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Brotowidjoyo, M. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Fakhrah. 2016. Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah Di Gampong Krueng Simpo
Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jurnal Pendidikan Almuslim. 4 (1): 48-
52.
Jasin, M. 1987. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar
Wijaya.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rieneka Cipta.
Lilies, S. C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kasinus.
Price, P. W. 1984. Insect Ecology. New Jersey: John Willey & Sons.
Romoser, W.S., and Stoffolano, J.G. 1998. The Science of Entomology (fourth
edition). New York: McGraww Hill Company.
Stubbins, F. L., Paula L. M., Matthew W. T., Francis P. F. R., and Jeremy K. G.
2017. Mouthpart morphology and feeding behavior of the invasive kudzu
bug, Megacopta cribraria (Hemiptera: Plataspidae). Invertebrate Biology.
10(10): 1-12.
Suin, N.M. 1997. Ekologi Fauna Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai