Anda di halaman 1dari 10

Mini riset

Filsafat pendidikan

OLEH

KELOMPOK 3

MARIA CHRISTINE PARDEDE


(4163111037)
WINDA FEBRI YANTI
(4161111082)
SITI KHARIUN NISA
(4161111069)

Universitas negeri medan

2016/1017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sebagai manusia baik dari segi individu maupun sosial, karakter
sangatlah harus dijaga. Kenyamanan hidup akan diperoleh dengan adanya kehidupan
yang berisi dengan cara ala kebaikan dari setiap segi perilaku, walaupun telah diyakini
oleh setiap orang bahwa tidak ada manusia yang sempurna tetapi usaha manusia adalah
untuk menjadi insan kamil. Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan pada krisis karakter
yang cukup memprihatikan. Fenomena lahirnya praktik korupsi juga bisa bermula dari
kegagalan dunia pendidikan dalam menjalankan fungsinya , ditandai dengan beberapa
gejala moralitas dan nurani sebagian dari kalangan akademisi. Banyak bukti
menunjukkan masih tingginya kesalahan diduna pendidikan, pengkatrolan nilai oleh guru,
plagiarisme naskah-naskah skripsi dan tesis, banyaknya kecurangan seperti nyontek para
murid, korupsi waktu mengajar, dan sebagainya. Di sisi lain, praktek pendidikan
Indonesia cenderung terfokus pada pengembangan aspek kognitif sedangkan aspek soft
skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter belum diperhatikan
secara optimal bahkan cenderung diabaikan. Di samping korupsi, memudarnya karakter
manusia di Indonesia ditunjukkan oleh meningkatnya kesenangan dari sebagian
warganya terlibat dalam kegiatan atau aksi-aksi yang berdampak merusak atau
menghancurkan diri bangsa kita sendiri (act of self distruction). Sebagian dari warga di
Indonesia dengan bersemangat memakai energi masyarakat untuk mencabik-cabik dirinya
sendiri, dan sebagian besar yang lain terkesan membiarkannya. Hal ini terjadi karena
makin memudarnya nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup semangat dan kesediaan
untuk bertumbuh kembang bersama, secara damai dalam kebhinekaan.
Krisis karakter sudah waktunya untuk diatasi secara struktural oleh bangsa Indonesia.
Karena itu, penanganan krisis karakter haruslah dimulai dari pemahaman akan penyebab
krisis di Indonesia sehingga solusi terhadap masalah
krisis karakter didasarkan pada sumber masalah. Disamping itu, peran lembaga
pendidikan diharapkan lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam merancang proses
pembelajaran yang benar-benar mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan
pendidikan karakter. Dalam konteks inilah , proses pendidikan karakter perlu dirancang
dalam perspektif holistik dan kontekstual sehingga mampu membangun pemikiran yang
dialogis-kritis dalam membentuk manusia yang berkarakter, dalam semua level
masyarakat yakni keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Oleh karena itu, kami
melakukan penelitian yang menyangkut masalah pendidikan karakter di UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN yang akan diteliti tingkat penerapan karakter dalam lingkungan
perkuliahan tersebut.

1.2 Tujuan
1. Melihat apakah pendidikan karakter telah di terapkan pada diri mahasiswa universitas
negeri medan.?
2. Mengembangkan pola berpikir siswa yang berdasarkan karakter atau sikap yang
seharusnya dilakukan oleh siswa atau umumnya bangsa Indonesia.
BAB II

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, kajian ini
diupayakan mendasar, mendalam, berorientasi pada proses dan didasarkan pada asumsi
adanya realitas dinamik (Muhajir, 1996:38). Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Peneliti berperan sebagai pengamat penuh. Dalam penelitian ini digunakan
teknik pengumpulan data yang mengacu pada penelitain kulitatif deskriptif. Data kualitatif
deskriptif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat atau data yang dikategorikan
berdasarkan kualitas objek yang diteliti. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling dengan jumlah sampel 50 orang mahasiswa. Data dikumpulan dengan teknik
observasi, yaitu menggunakan angket dengan alternatif jawaban selalu(SL), sering(SR),
jarang(JR), dan tidak pernah(TP).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan kepada beberapa mahasiswa Universitas Negeri Medan, dengan
jumlah sampel sebanyak 50 orang mahasiswa dari tingkatan yang berbeda-beda. Adapun
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

TABEL 1. KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

NO. JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASI


1. Laki-laki 10 20%
2. Perempuan 40 80%
JUMLAH 50 100%
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas, terlihat bahwa ada sebanyak orang responden
berjenis kelamin laki-laki dan ada sebanyak orang responden perempuan.

Adapun karakteristik hasil temuan penelitian di lapangan dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.

TABEL 2. PENDIDIKAN KARAKTER MAHASISWA UNIMED PADA TAHUN 2016


N PILIHAN
PERTANYAAN
O. SL SR JR TP
1. Dalam pikiran, perkataan, dan tindakan saya 38 50 12 0%
mengupayakan berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau % % %
agama
2. Saya mengupayakan diri saya sebagai orang yang dapat 54 44 2% 0%
dipercaya dalam perkataan, tindakan , dan pekerjaan, baik %
%
terhadap diri sendiri maupun pihak lain
3. Dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban, saya 42 48 10 0%
mengupayakan bersikap dan berperilaku sebagaimana yang % % %
seharusnya saya lakukan, baik terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan YME
4. Saya mengupayakan untuk menerapkan kebiasaan yang 48 42 10 0%
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan % % %
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan
5. Dalam tindakan saya mengupayakan berperilaku tertib dan 36 60 4% 0%
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. % %
6. Dalam berperilaku, saya berupaya untuk bersungguh- 36 56 6% 2%
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna % %
menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-
baiknya
7. Saya yakin akan kemampuan diri sendiri terdapat 34 56 10 0%
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan % % %
8. Dalam sikap dan berperilaku saya mengupayakan untuk 10 44 36 10
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, % % % %
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
memasarkannya, permodalan operasinya
9. Saya mengupayakan untuk berpikir dan melakukan sesuatu 32 78 10 0%
secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau % % %
hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah saya miliki
10. Saya mengupayakan bersikap dan berperilaku yang tidak 26 70 4% 0%
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan % %
tugas-tugas
11. Saya mengupayakan dalam tindakan dan sikap untuk 44 44 12 0%
mengetahui lebih dalam dan meluas dari apa yang telah % % %
saya perlajari, saya dengar dan saya lihat.
12. Saya mengupayakan untuk menunjukkan sikap atau 46 48 6% 0%
oerilaku untuk selalu berusaha cinta terhadap segala ilmu % %
13. Saya menggunakan cara berpikir, berbuat, dan bersikap 42 50 8% 0%
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan % %
yang tinggi terhadap pengetahuan
14. Saya mengupayakan untuk bersikap tahu dan mengerti serta 43 62 6% 0%
melaksanakan apa yang menjadi milik/ hak diri sendiri serta % %
orang lain
15. Saya mengupayakan bersikap menurut dan taat terhadap 42 54 4% 0%
aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan % %
kepentingan umum
16. Saya mengupayakan bersikap dan bertindak yang 40 52 8% 0%
mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna % %
bagi masyarakat dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain
17. Saya mengupayakan bersifat yang halus dan baik dari sudut 42 46 12 0%
pandang tata bahasa maupun tata perilaku ke semua orang % % %
18. Saya mengupayakan cara berpikir, bersikap dan bertindak 30 62 8% 0%
yang menilai sama hak dan kewajiban diri dan orang lain. % %
19. Saya mengupayakan bersikap respek/hormat terhadap 60 40 0% 0%
berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, % %
budaya, suku dan agama.
20. Saya mengupayakan menggunakan cara berpikir, bertindak, 38 54 6% 2%
dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan % %
negara di atas kepentingan diri dan kelompok.
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusiayang di dalamnya
terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan
pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-
menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik. (Kusuma,
2007:3-5)
Pendidikan karakter mahasiswa Universitas Negeri Medan pada tahun 2016 dapat
dilihat dari tabel hasil analisis data diatas, dan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi Penilaian Pendidikan Karakter pada Mahasiswa

NO SKOR JUMLAH PERSENTASE KATEGORI


RESPONDEN
1. 15 18 2 4% RENDAH
2. 19 22 5 10% SEDANG
3. 23 26 22 44% TINGGI
4. 27 - 35 21 42% SANGAT
TINGGI
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :Tingkat pendidikan karakter yang ditanamkan pada mahasiswa
Universitas Negeri Medan (UNIMED) sudah tinggi dan dapat dilihat dari persentase
berikut yaitu 2 mahasiswa (4%) mempunyai tingkat pendidikan karakter rendah, 5
mahasiswa (10%) mempunyai tingkat pendidikan karakter sedang, 22 mahasiswa
(44%) mempunyai tingkat pendidikan karakter tinggi dan 21 mahasiswa (42%)
mempunyai tingkat pendidikan karakter sangat tinggi.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecerdasan emosional siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler olahraga dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMK
PGRI Sentolo di atas, maka terdapat beberapa saran yang bisa disampaikan oleh
peneliti. Saran tersebut antara lain:
1. Bagi mahasiswa perlu adanya pembenahan dalam cara pandang dan penanaman
nilai-nilai agama serta moral agar pendidikan karakter mahasiswa dapat menjadi
lebih baik
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan instrumen dan
metode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat maksimal.
3. Perlu waktu penelitian lebih lanjut tentang pendidikan karakter pada mahasiswa
sehingga kemampuan diri untuk membentuk manusia seutuhnya dapat dioptimalkan

3. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini pasti tidak terlepas dari
berbagai keterbatasan. Maka peneliti perlu memaparkan beberapa hal yang terkait
dengan keterbatasan penelitian yang dilakukan, antara lain:
1. Instrumen penelitian kurang luas lingkupnya sehingga memungkinkan ada unsur-
unsur yang lebih penting tidak masuk/ tidak terungkap dalam instrumen penelitian.
2. Hal-hal yang tidak diketahui oleh peneliti dimungkinkan dapat mempengaruhi
jawaban yang diberikan oleh responden.
3. Dalam pengamatan yang dilakukan tidak mudah untuk mengamati Mahasiwa yang
buruk pasti memiliki pendidikan karakter yang buruk pula, begitu juga sebaliknya.
4. Terdapat beberapa mahasiswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi
angket dan hanya mengikuti temannya. Meskipun demikian dalam upaya
mendapatkan data yang sahih, peneliti memohon kepada para mahasiswa agar
membaca pernyataan dan mengisi angket dengan sungguh-sungguh. Demikian pula,
peneliti meyakinkan kepada para mahasiswa bahwa hasil penelitian ini akan
memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa Universitas negeri Medan
7. Peneliti mengakui adanya keterbatasan dalam hal waktu, biaya, maupun
kemampuan berpikir dan bekerja. Namun besar harapan semoga penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma A., Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.


Muhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rake Sarasin.

Anda mungkin juga menyukai