3. Splinting
Teknik splinting yang dilakukan harus
memungkinkan terjadinya pergerakan fisiologis
dari gigi selama proses penyembuhan. Fiksasi
semi rigid dilakukan selama 7-10 hari. Splint tidak
boleh melukai gingiva. Splint dapat dilepas setelah
7-10 hari, tetapi apabila avulsi disertai fraktur,
splint dilakukan selama 4-8 minggu.
4. Perawatan jaringan lunak
Avulsi gigi karena trauma dapat disertai luka pada jaringan lunak
seperti laserasi jaringan. Seluruh luka yang ada harus dibersihkan dan
disuturing.
2. Perawatan tambahan
Perawatan setelah dilakukannya replantasi adalah pemberian
antibiotik. Bertujuan untuk mencegah invasi bakteri pada pulpa yang
nekrosis dan resorpsi karena inflamasi.
II. Kunjungan kedua
Kunjungan kedua sebaiknya dilakukan dalam waktu 7-10 hari setelah
penanganan emergensi. Fokus pada kunjungan kedua ini adalah pencegahan
atau eliminasi iritan yang berpoensi dari ruag saluran akar. Jika iritan ini ada,
maka terdapat stimulus atau rangsangan untuk progresi dari respon inflamasi
dan resorpsi akar dan tulang. Pada kunjungan ini sudah cukup diberikan
antibiotik sistemik, pemberian chlorhexidine dihentikan dan splint diambil.
1. Observasi dan perawatan endodontik
a. Ekstra oral <60 menit
Apeks tertutup
Jika terapi ini dilakukan pada waktu yang optimum, ruang pulpa
maka akan bebas dari infeksi atau paling banyak hanya terdapat
infeksi minimal. Terapi ini dilakukan dengan mengambil
kortiksteroid yang terdapat di saluran akar dan mengganti nya
dengan campuran krim yang terdiri dari kasium hidroksida. Terapi
dengan kalsium hidrosida dalam jangka waktu yang lama
merupakan metode perawatan yang baik. Hal ini dapat memberikan
manfaat bagi dokter gigi untuk dapat memberikan bahan pengisi
saluran akar temporary hingga ruang ligamen periodontal dapat
terisi penuh. Perawatan jangka panjang menggunakan kalsum
hidrosida direkomendasikan ketika luka terjadi lebih dari 2 minggu
sebelum dimulai perawatan endodontik atau jika pada hasil
radiografi terlihat resorpsinya.