Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMAHAMI KONDISI PERKEMBANGAN DI DUINA
DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SISWA KELAS IX-A SEMESTER I MTs. NW BOROTUMBUH
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Oleh
MUH. MUNIR FAUZI, S.Pd

KEMENTERIAN AGAMA

PONDOK PESANTREN DARUL IMAN WATTAQWA NW BOROTUMBUH


MADRASAH TSANAWIYAH NW BOROTUMBUH

2014

1
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami


Kondisi Perkembangan di Duina Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Kelas IX-a Semester I MTs. NW BoroTumbuh

B. BIDANG KAJIAN

Desain dan Strategi Pembelajaran

C. PENADULUAN

Dalam melaksanakan tugasnya secara profosional, Guru memerlukan

wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan balajar-mengajar. Seorang Guru

harus mengetahui dan memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai bagaimana

proses belajar-mengajar itu terjadi serta langkah-langkah apa yang diperlukan

sehingga tugas-tugas keguruannya bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Salah satu wawasan yang perlu dimiliki Guru adalah strategi belajar-mengajar

yaitu garis besar haluan bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah

digariskan. Untuk mencpai tujuan tesebut perlu dikembangkan iklim pembelajaran

yang kondusif dan mempersiapkan diri secara optimal. Pengeloalan pembelajaran

yang dilakukan dengan baik tentunya akan berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran dan berhasilnya akibat penguasaan materi pelajaran oleh siswa (murid).

Jadi, tugas seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya

agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Guru harus menguasai strategi

atau berbagai kemampuan mengajar. Salah satu bagian dari pengembangan metode

demontrasi diantaranya adalah mengembangkan diri secara profesional.

2
Untuk memaksimalkan peran dunia pendidikan dalam membudayakan manusia secara

terprogram, maka pemerintah telah membuat undang-undang tentang sistem

pendidikan Nasional yaitu terdapat pada pasal 4 yang menegaskan bahwa pendidikan

Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalam PP no. 28 tahun 1990

pasal 3 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan

dasar pada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, warga

negara dan umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan menengah

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh lingkup penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru serta tinggi rendahnya penguasaan

materi pelajaran tersebut dapat dilihat dari evaluasi yang dilaksanakan setelah proses

pembelajaran. Secara umum, prestasi belajar ini tercermin dari terserapnya materi

pelajaran oleh anak. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut

biasanya disebut sebagai prestasi hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk

nilai belajar, sehinggga kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila lebih

dari 70 % jumlahh anak menguasai pelajaran dengan baik.

Jadi, guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus mampu

memiliki kemampuan profesional yang memadai agar mampu mencapai hasil yang

lebih dari 70% seperti yang diutarakan di atas. Dengan demikian, apabila hal tersebut

dapat dicapai guru sangat berarti baik di hadapan siswa (subjek didik) maupun di

3
mata masyarakat, Dalam rangka mempertahankan hal tersebut guru harus

memperhatikan: pengembangan diri terutama sekali kemampuan profesional,

keluasan dan kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam

mengambil keputusan, dan Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih

strategi (metode) pembelajaran yang digunakan sekaligus sebagai pemertahanan

aspek keberhasilan tersebut. Bertumpu pada beberapa hal tersebut guru sebagai

pendidik salah satu aspek yang digunakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran adalah dengan diadakannya penelitian tindakan kelas. Tindakan kelas

sebagai salah satu hal yang membantu dalam usaha meningkatkan kemampuan baik

guru, siswa maupun materi itu sendiri.

Berangkat dari hal-hal di atas, ada beberapa hal yang menjadi catatan, salah

satu di antaranya adalah kenyataan di lapangan baik dari hasil observasi maupun

kegiatan evaluasi yang dilakukan terhadap 20 Siswa Kelas IX-a MTs. NW

BoroTumbuh pada semester I, tahun pelajaran 2014 / 2015 untuk mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial, hasil yang diperoleh sangat kurang memuaskan. Hasil yang telah

diperoleh dari kegiatan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia hanya lima (5) orang

dari 20 siswa yang tingkat penguasaan materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70

dan hanya tiga orang siswa tingkat penguasaan materi pelajaran memperoleh nilai di

atas 70 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan sisanya rata-rata

tingkat pennguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 60.

Dalam rangka meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial, maka diperlukan langkah dalam proses pembelajaran

tersebut, langkah yang dimaksud adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat

penting diperlukan guna pengkajian yang lebih mendalam terhadap sesuatu yang

4
terjadi di dalam kelas dan juga untuk menambah kepekaan guru terhadap dinamika

pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu, penulis dibantu oleh teman sejawat

melakukan perbaikan pembelajaran ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas

akhir dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IX.

D. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat

dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut.

Bagaimana meningkatkan kemampuan Berbicaraa materi bahasa Indonesia dan

memahami bagian tubuh manusia mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

menggunakan strategi Demonstrasi Siswa Kelas IX-a MTs. NW BoroTumbuh pada

semester I, tahun pelajaran 2014 / 2015?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mencapai hasil yang memuaskan, guru harus mengelola kegiatan

pengajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui

penggunaan strategi Demonstrasi dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus

diperhatikan guru dalam mengelola kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. (1)

Persiapan, Pertama kali guru harus mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di

dalam proses pembelajaran, setelah mengidentifikasi barulah disusun rencana

tindakan yang sesuai dengan kondisi anak didik. (2) aktivitas pembelajaran,

kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar suasana

menjadi menarik. kemudian guru memberikan deskripsi materi baik mata pelajaran

bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang menyangkut:

orientasi kelas dan pelaksanaan pendekatan Demonstrasi.

5
Jadi berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan

penelitian ini adalah sebagai berikut : melalui penggunaan strategi Demonstrasi dalam

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kemampuan siswa serta aktivitasnya akan

dapat ditingkatkan.

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut.

Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan materi oleh Siswa Kelas IX-

a MTs. NW BoroTumbuh pada semester I, tahun pelajaran 2014 / 2015

pada mata pelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IX

dengan menggunakan strategi Demonstrasi.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah

sebagai berikut :

Bagi Siswa :

1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan

strategi Demonstrasi;

2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;

3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;

4. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

Bagi guru :

1. Dapat membantu guru dalam menerapkan/menggunakann metode

6
demonstrasi.

2. Dapat membantu guru dalam menyusun prosedur pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman

penguasaan siswa;

3. Dapat membantu guru dalam menyusun topik-topik. pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat

siswa, yang menarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta

yang menantang kreativitas berpikir siswa.

Bagi Sekolah :

1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;

2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan

3. Meningkatkan grade sekolah.

G. KAJIAN PUSTAKA

Guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional. Keprofesional

guru harus memerlukan wawasan luas, mantap, dan utuh tentang kegiatan proses

pembelajaran. Salah satu diantara teknik (sterategi) yang dimaksud adalah teknik

demonstrasi. Dengan demonstrasi, proses penerimaan murid terhadap proses

pembelajaran akan ebih terkesan secara mendalam; sehingga membentuk pengertian

dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada

apa yang diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung.

A. Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu

memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan

7
kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas;

dengan demonstrasi siswa dapt mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau alat

seperti bagian tubuh manusia; atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapt

menyaksikan kerjanya sesauatu alat atau mesin seperti penggunaan guntug dan

jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonnstrasi tersebut, maka ia

dapat mengerti juga cara menggunakannya. Dengan demikian, siswa juga akan

mengerti cara-cara penggunaan sesuatu alat atau perkakas,atau sesuatu mesin,

sehingga mereka dapt memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik.

Bila dilaksanakan demonstrasi dengan baik dan efektif, maka perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat

memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik ini sudah mampu menjamin

tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

c. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga dapat memberi keterangan ,

kalau siswa bertqanya. Dan

d. Selam demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa

untuk smengamati dengan baik dan bertanya.

Penggunaan teknik demonstrasi sangat penting untuk menunjang proses

pembelajaran di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah dengan demonstrasi

perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajran yang diberikan, kesalahan-

kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat di atasi melalui

pengamatan dan contoh kongkrit.

8
Dengan demikian, dapat dikatakan metode demonstrasi adalah metode yang

paling sederhana dibandingkan dengan metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi

ini lebih sesuai untuk membelajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu

gerakan atau hal-hal yang bersifat rutin. Jadi, dalam pembelajaran baik bahasa

Indonesia maupun Ilmu Pengetahuan Sosial sangatlah cocok dengan metode ini.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan paling tidak

dalam tiga siklus. Kegiatan setiap siklus terdiri atas perumusan atau perumusan

kembali permasalahan yang dihadapi; memformulasi alternatif pemecahan,

perencanaan, dan persiapan tindakan; pelaksanaan tindakan dan observasi

pembelajaran; serta evaluasi kegiatan dan refleksi. Langkah-langkah kegiatan

setiap siklus ini akan mengikuti diagram alur pada Gambar 1 di bawah ini.

Siklus Pertama

Pada siklus pertama tim peneliti berkolaborasi melakukan: 1) identifikasi dan

memformulasi permasalahan yang dihadapi di kelas menyangkut bahan ajar

yang tersedia, kegiatan pembelajaran, serta alat dan cara evaluasi yang sering

dilakukan; 2) berdasarkan hasil identifikasi dan formulasi permasalahan ini

secara bersama-sama akan disusun komponen-komponen pembelajaran yang

terdiri dari bahan ajar, media, alat dan cara evaluasi, dan strategi pembelajaran

yang relevan; 3) simulasi dan diskusi kegiatan pembelajaran, 4) pelaksanaan

pembelajaran yang secara bersamaan dilakukan observasi kelas untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran yang

dikembangkan, 5) setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan

refleksi mengenai tindakan yang telah dilakukan, 6) mewawancarai sejumlah

9
siswa dan pengumpulan informasi dengan menggunakan angket, serta 7)

melakukan tes kemampuan pemecahan masalah.

Siklus Kedua

Tim peneliti mengkaji lebih lanjut komponen pembelajaran yang telah disusun

sesuai dengan hasil evaluasi dan refleksi dari siklus pertama dan selanjutnya

merevisi komponen-komponen pembelajaran sesuai dengan keperluan.

Kegiatan implementasi pembelajaran akan dilakukan bersama-sama, secara bergantian

tim peneliti direncanakan bertindak sebagai guru dalam kegiatan

pembelajaran. Secara rinci pada kegiatan ini akan dilakukan: 1) peninjauan

ulang komponen-komponen pembelajaran, 2) revisi komponen-komponen

pembelajaran, 3) simulasi dan diskusi kegiatan pembelajaran, 4) pelaksanaan

pembelajaran yang secara bersamaan dilakukan observasi kelas untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran yang

dikembangkan, 5) setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan

refleksi mengenai tindakan yang telah dilakukan, 6) mewawancarai sejumlah

siswa dan pengumpulan informasi dengan menggunakan angket, 7) melakukan

tes kemampuan pemecahan masalah, serta 8) menganalisis sejauh mana

kegiatan yang dilakukan telah menjawab permasalahan.

Siklus Ketiga

Kegiatan pada siklus ketiga ini serupa dengan kegiatan di siklus kedua namun

lebih berorientasi pada penghalusan dan pemecahan masalah yang mungkin

masih muncul pada siklus kedua. Secara rinci kegiatan pada siklus ketiga ini

adalah : 1) peninjauan ulang kelemahan dari komponen-komponen

pembelajaran, 2) revisi komponen-komponen pembelajaran, 3) pelaksanaan

10
pembelajaran yang secara bersamaan dilakukan observasi kelas untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran yang

dikembangkan, 4) setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan

refleksi mengenai tindakan yang telah dilakukan, 5) mewawancarai sejumlah

siswa dan pengumpulan informasi dengan menggunakan angket, 6)

melakukan tes kemampuan pemecahan masalah, serta 7) menganalisis sejauh mana

kegiatan yang dilakukan telah menjawab permasalahan

I. JADWAL PENELITIAN

Keseluruhan dari rencana kegiatan penelitian di atas akan dilaksanakan mengikuti

jadwal kegiatan seperti pada Tabel 1 berikut ini.

11

Anda mungkin juga menyukai