Oleh :
1. Rossita Kurnia Rahayu G1B012015
2. Sahida Woro Palupi G1B012021
3. Anis Suryawardani G1B012073
4. Moh. Iqbal Agung Prabowo G1B012096
5. Elia Umami G1B012101
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan kebutuhan mutlak setiap manusia dan bagian dari hak
asasi manusia, sehingga manusia berhak untuk hidup sehat dan mendapat akses
kesehatan, serta untuk tidak dihalangi mendapat kesehatannya. Upaya untuk mendapat
sehat tidak boleh dilakukan dengan sewenang-wenang dan mengorbankan kesehatan
atau bahkan keselamatan jiwa orang lain. Perbuatan untuk mendapatkan kesehatan
tersebut perlu mendapat perhatian dari aspek etika dan hukum. dimana etika
merupakan aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau
komunitas dan hukum adalah aturan berperilaku masyarakat dalam suatu masyarakat
atau negara yang ditentukan atau dibuat oleh para pemegang otoritas atau
pemerintahan negara, dan tertulis. Etika dan hukum tersebut memiliki tujuan yang
sama, yakni terciptanya kehidupan masyarakat yang tertib, aman dan damai
(Notoatmodjo, 2010).
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana pengertian Etika dan norma khususnya pada tenaga kesehatan?
2. Mengapa dibutuhkan etika dan norma dalam tenaga kesehatan di Indonesia?
3. Apa saja manfaat dengan adanya penerapan etika dan norma yang baik dalam
berprofesi?
4. Apa saja pelanggaran yang sering terjadi berkaitan dengan etika dan norma
kesehatan?
5. Bagaimana pemecahan masalah yang diterapkan pada pelanggaran etika dan norma
tenaga kesehatan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Menjelaskan pengertian etika dan norma secara umum dan pada tenaga kesehatan
khususnya.
2. Menjelaskan mengapa etika dan norma dibutuhkan dalam tenaga kesehatan di
Indonesia.
3. Menjelaskan manfaat adanya penerapan etika dan norma tenaga kesehatan yang
baik dalam berprofesi.
4. Menjelaskan pelanggaran pelanggaran etika dan norma kesehatan yang sering
terjadi.
5. Mencari pemecahan masalah dalam menangani pelanggaran etika dan norma yang
terjadi di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian etika dan norma secara umum dan pada tenaga kesehatan
khususnya.
2. Mengetahui alasan dibutuhkannya etika dan norma dalam tenaga kesehatan di
Indonesia.
3. Mengetahui manfaat adanya penerapan etika dan norma tenaga kesehatan yang
baik dalam berprofesi.
4. Mengetahui apa saja pelanggaran etika dan norma tenaga kesehatan yang sering
dilakukan.
5. Mengetahui pemecahan masalah dalam menangani pelanggaran etika dan norma
yang terjadi di Indonesia.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
TINJAUAN KASUS
Etika kesehatan di Indonesia sudahlah baik. Namun ada beberapa kasus yang
mengenai etika dunia kesehatan di Indonesia yang sering kali menjadi buah bibir
masyarakat di Indonesia. Seperti pelayanan tenaga kesehatan yang kuramg ramah dan
terkesan jutek dimata pasien. Hal ini terdengar sepele, namun pada kenyataannya
banyak pasien yang mengeluhkan masalah ketidak ramahan para tenaga kesehatan di
rumah sakit. Sikap petugas yang tidak ramah dan terkesan jutek membuat pasien
merasa terganggu dan tidak leluasa dalam menyampaikan keluhan.
Di dalam kasus pertama,tertuliskan Dokter harus ramah terhadap pasien, hal ini
sepele namun apabila seorang dokter tidak menerapkan keramahan pada pasiennya
maka apa yang akan terjadi? Tentu pasien akan tidak leluasa dalam menyampaikan
keluhannya. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Setiap pasien
mendapatkan hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh pelayanan yang
maksimal. Berikut ini adalah hak dan kewajiban pasien di rumah sakit :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
4. Pasien behak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
kesehatan.
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dirumah sakit.
6. Pasie berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis
dan etiknya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lai yang terdaftar di rumah sakit
tersebut terhadap penyakit yang dideritanya , sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak menerima informasi yang meliputi :
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan medis apa yang hendak dilakukan
c. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya
d. Alternative terapi lainnya
e. Prognosisnya
f. Perkiraan biaya lainnya
9. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritnya.
(Soeparto et al,2006).
Dari uraian hak-hak pasien diatas terbukti bahwa setiap pasien berhak untuk
memperoleh pelayanan yang maksimal dan nyaman agar pasien tersebut bisa cepat
sembuh dan sehat kembali. Setiap pekerjaan mempunyai kode etik msing-masing. Kode
etik merupakan pedoman perilaku yang berisi garis-garis besar. Kode etik juga
merupakan pemandu sikap dan perilaku. Kode etik ini dibuat supaya tenaga kerja bisa
bekerja sesuai dengan keahlian dan peraturan yang sudah ditentukan. Begitu juga
dengan para tenaga kesehatan seperti dokter,perawat,bidan dan sebagainya. Bagi siapa
saja yang melanggar kode etik maka akan dikenai sanksi yang sesuai dengan kesalahan
yang telah dilakukannya. Lalu bagaimana jika ingin mengadukan atas sikap tenaga
kesehatan yang kurang menyenangkan? Biasanya setiap klinik kesehatan atau rumah
sakit menyediakan kotak saran bagi para pasien yang ingin menyalurkan aspirasinya
atau menyampaikan complain tentang pelayanan kesehatan yang diperoleh, dari kotak
saran itu pasien dapat mengisinya dengan menulis saran atau complain sehingga
diharapkan para tenaga kesehatan bisa merubah sikapnya agar lebih ramah dan
menyenangkan dalam melayani pasien. Sehingga pasien bisa lebih leluasa dalam
menyampaikan keluhannya tanpa merasa risih atau kurang nyaman. Karena sikap
ramah seorang dokter merupakan kunci kenyamanan seorang pasien. Dengan adanya
rasa nyaman tersebut maka pasien bisa ada rasa ingin segera cepat sembuh. Selain
kotak saran ada juga prosedur dalam melaporkan tindakan dokter atau tenaga
kesehatan yang menurut anda melanggar kode eik dalam melayani pasien.
Prosedur pengaduan permasalahan etik
1. Setiap pengaduan permasalahan etik yang diajukan oleh siapa saja paa dasaranya
ditujuka kepada direktur RSU Dr.Soetomo.
2. Pengaduan dapat dilakukan baik secara lisan, maupun tertulis dan dapat
disampaikan, dan melalui kotak saran, pimpinan unit terkait sampai ke direktur RSU
Dr.Soetomo
3. pengaduan yang disampaikan melalui kotak saran atau kepal unit terkait atau
siapapun harus diteruskan kepada direktur.
4. Direktur RSUD Dr. Soetoomomempelajari pengaduan tersebut, dan mengambil
langkah sesuai dengan wewenang serta kebijaksanaan sebagai direktur.
5. Bila dianggap perlu diektur meneruskan permasalahan pengaduan tersebut kepada
Ketu Etik Rumsah Sakit RSU Dr.Soetomo untuk memberikan pertimangan.
(Soeparto et al,2006).
Dua kasus ketidak ramahan tenaga kesehatan masih terbilang ringan, adapun kasus
lain yang sudah bisa dikatakan pelanggaran berat hingga dapat menimbulkan kematian,
yaitu tindakan pelanggaran seperti aborsi dan malpraktek.
Kasus Malpraktek
Kasus malpraktek dialami Fidri Adrianoor, bocah berusia empat tahun, mengalami
luka benjolan di bagian perutnya setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum (RSU)
Kotabatu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. Tidak terima dengan
keadaan Fidri, keluarga pun melaporkan kasus ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak
(Komnas PA). Paman korban, Muhammad Hafidz Halim, menceritakan peristiwa itu
berawal saat Fiqri mengalami demam tinggi. Keluarga kemudian membawa Fiqri ke
RSUD Kotabatu pada 22 Juni 2013. Saat dibawa ke RSUD Kotabatu, dr Jon Kenedy
memeriksa dan mendiagnosis usus Fiqri terbelit karena makanan dan harus dioperasi.
"Keluarga menyetujui dan dilakukan operasi pada tanggal 23 Juni 2013," katanya kepada
wartawan saat ditemui di Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur,
Kamis (11/7). Setelah dioperasi, bocah tersebut mengalami kejang-kejang sampai hari
ketiga yang dirawat di ruang ICU. Melihat kondisi yang tak kunjung membaik, pihak
keluarga mempertanyakan gejala kejang-kejang tersebut kepada dokter yang
menangani operasi tersebut. "Dokternya malah bilang gak apa-apa, nanti juga
sembuh,"kata Hafidz. Dan akhirnya dokter justru meninggalkan pasiennya dengan pergi
ke Australia.
Adapun upaya upaya pencegahan malpraktek, yaitu :
Dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga kesehatan karena
adanya malpraktek diharapkan para tenaga kesehatan menjalankan tugasnya selalu
bertindak hati hati, yakni :
1. Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena
perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintanis) bukan perjanjian akan berhasil
(resultaat verbintanis).
2. Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
3. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
4. Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
5. Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala
kebutuhannya.
6. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya.
(Kasimin, 2011 )
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Etika atau moral, adalah cara yang dilakukan atau tidak dilakukan secara umum dan
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Etika yang dimiliki oleh tenaga
kesehatan yaitu etika profesi. Etika profesi merupakan prinsip-prinsip moral yang
digunakan untuk menjalankan profesi. Sedangkan, norma adalah patokan prilaku dalam
satu kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih
dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Etika dan norma sangat penting adanya dalam suatu kehidupan bermasyarakat di
Indonesia khususnya. Agar tidak terjadi suatu penyimpangan penyimpangan yang
dapat merugikan pihak pihak terkait. Etika menjadi sebuah pengatur yang membatasi
tingkah laku masyarakat yang ada.
Manfaat adanya etika dan norma tenaga kesehatan yang baik sesuai profesi yaitu
adanya sebuah pertanggungjawaban dari pihak tenaga kesehatan untuk pasien
mendapatkan kesehatan, mengurangi terjadinya pelanggaran pelanggaran yang
merugikan masyarakat, dihasilkan sebuah keputusan etis dari tenaga kesehatan dalam
melakukan penanganan medis.
Pelanggaran-pelanggaran etika dan norma kesehatan yang sering terjadi yaitu
indikasi medik tidak jelas, tindakan medik yang menyimpang dari pedoman baku
pelayanan medik, pasien tidak diberitahu mengenai tindakan yang akan dilakukan,
persetujuan tindak medik tidak dibuat, sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat miskin
yang berobat dan ketidak ramahan tenaga kesehatan terhadap pasien.
Solusi yang dapat dilakukan yaitu dapat diberikan sanksi yang sesuai dengan
pelanggaran etika dan norma kesehatan yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan.
B. Saran
Para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang lainnya
sebaiknya memiliki etika dan norma kesehatan yang baik sesuai profesinya. Hendaknya
memiliki rasa profesionalitas dalam menjalankan profesinya. Memiliki hubungan yang
baik terhadap pasiennya. Sehingga dapat membuat pasiennya lebih nyaman terhadap
pelayanan kesehatan, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aristya, sandra. 2012. Mengenal Etika dan Hukum (Dalam Etika Profesi Kesehatan).
Yogyakarta : KMPK-IKM FK UGM.
Kasimin. 2011. Modul Hukum Kesehatan Pokok Bahasan : Malpraktek Tenaga Perawatan.
Magelang : Balai Pelatihan Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Oxford Advanced Learners Dictionary. 2008. Oxford : Oxford University Press
Sidharta Arief. B. 2004. Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman
Proses Workshop Kode Etik Advokat Indonesia. Jakarta : Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan Indonesia.
Soeparto, Pitono., dkk. 2006. Etika dan Hukum di Bidang Kesehatan Edisi Kedua.
Surabaya : Airlangga University Press.
Stewart, Tubs dan Sylvia Moss. 2005. Human Communications, Prinsip Prinsip Dasar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Wiradharma. 1996. Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran. Yogyakarta : Bina Rupa Aksara.
LAMPIRAN BERITA
BERITA 1 SIKAP TENAGA KESEHATAN
Yankes Ramah Percepat Kesembuhan Pasien
Senin, 23 September 2013 - 14:40:17 WIB
PARIT MALINTANG, SO -- Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Padang Pariaman H
Jon Priadi SE MM meminta kepada seluruh tenaga medis di daerah itu untuk
memberikan pelayanan kesehatan (yankes) yang ramah, sepenuh hati dan berkualitas.
Sebab, dengan pelayanan yang baik akan mempercepat penyembuhan pasien.
Penegasan itu dikemukakan Jon Priadi dalam pengarahan sewaktu membuka secara
resmi Pertemuan Gerakan Peduli Ibu Hamil dan Hak Anak di Kantor Bupati di
Paritmalintang. Gerakan dengan misi percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Millenium atau Millennium Development Goals (MDGs) itu diikuti sekitar 50 peserta.
Ia mengungkapkan, Padang Pariaman masih merupakan bagian dari 183 daerah
tertinggal di Indonesia. Kita berharap, awal tahun 2014 kabupaten ini sudah bisa
keluar dari status daerah tertinggal. Untuk itu diperlukan kerja keras dan sungguh-
sungguh seluruh aparatur, termasuk tenaga kesehatan, kata Jon.
Untuk itu, ia meminta seluruh jajaran Dinas Kesehatan Padang Pariaman hingga ke
puskesmas dan bidan desa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal ini ia mengingatkan agar
mengaktifkan kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) di setiap korong atau nagari
secara berkala dan berkelanjutan.
Pemkab Padang Pariaman terus berupaya melengkapi dan memperbaiki fasilitas
layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Di antaranya dengan melakukan
peremajaan mobil ambulan puskesmas, papar Sekdakab Jon Priadi. Pertemuan itu
dipimpin Sekretaris Dinas Kesehatan Muhammad Hanif SKM mewakili kepala dinas
Dokter Zunirman yang sedang mengikuti Diklatpin II. Sumber :
http://www.sumbaronline.com/berita-16825-yankes-ramah-percepat-kesembuhan-
pasien.html
Dokter Harus Ramah terhadap Pasien
Rabu, 26 Juni 2013, 14:21 WIB
medicalcareers.nhs.uk
Konsultasi dokter/ilustrasi
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sikap ramah dokter terhadap pasien merupakan
kunci kenyamanan dan kepuasan pasien. Bahkan bisa menjadi obat yang paling mujarab
untuk mengobati penyakit.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Kedokteran UII, Isnatin Miladiyah pada Sumpah
Dokter 21 FK UII di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (26/6). Ada 12
dokter baru yang diambil sumpahnya, kemarin, dan hingga kini FK UII telah
menghasilkan sebanyak 623 dokter.
Layanan kesehatan, lanjut Isnatin, bukan lagi hanya pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan saja. Namun sudah harus menyesuaikan dengan layanan industri jasa. "Saat
ini, pasien menuntut layanan prima yang bisa memberikan kepuasan dan kenyamanan,"
kata Isnatin.
Karena itu, kata Isnatin, dokter dituntut mengutamakan profesionalitas dalam bekerja.
Untuk bisa profesional, bisa dimulai dengan sesuatu yang sederhana, misalnya, bersikap
ramah, santun, serta menghormati pasien dan keluarganya," katanya.
Dijelaskan Isnatin, penanggulangan masalah kesehatan saat ini mengalami beban ganda
(double burden). Di satu sisi, menanggulangi penyakit menular dan infeksi seperti
tuberkulosis paru, kolera, HIV/AIDS, DBD dan lain-lain. Penyakit ini belum dapat diatasi
secara tuntas, sedang di sisi lain, sudah muncul penyakit baru atau penyakit modern
sebagai akibat perubahan gaya hidup dan kemajuan zaman.
KASUS MALPRAKTEK
Diduga malpraktik, bocah 4 tahun alami benjolan di perut
Reporter : Laurel Benny Saron Silalahi
Kamis, 11 Juli 2013 15:59:10
Kategori Peristiwa
Berita tag terkait Selidiki dugaan malpraktik, Polres Bekasi bentuk timsus Dugaan
malpraktik, Dirut RS Persahabatan juga dipolisikan
Fidri Adrianoor, bocah berusia empat tahun, mengalami luka benjolan di bagian
perutnya setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Kotabatu, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. Tidak terima dengan keadaan Fidri, keluarga
pun melaporkan kasus ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).
Paman korban, Muhammad Hafidz Halim, menceritakan peristiwa itu berawal saat Fiqri
mengalami demam tinggi. Keluarga kemudian membawa Fiqri ke RSUD Kotabatu pada
22 Juni 2013. Saat dibawa ke RSUD Kotabatu, dr Jon Kenedy memeriksa dan
mendiagnosis usus Fiqri terbelit karena makanan dan harus dioperasi.
"Keluarga menyetujui dan dilakukan operasi pada tanggal 23 Juni 2013," katanya kepada
wartawan saat ditemui di Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur,
Kamis (11/7).
"Dokternya malah bilang gak apa-apa, nanti juga sembuh," ucap Hafidz.
Menurut Hafidz, pihak keluarga sempat meminta rujukan agar balita tersebut
dipindahkan ke Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin. Saat itu dokter tidak mengizinkan. Akan
tetapi balita tersebut ditinggalkan tanpa kontrol dokter yang bersangkutan.
"Dokter cuma meminta kamu untuk menempel uang benggolan (uang koin) logam, atau
nggak dioperasi aja lagi. Tapi kami tidak mau di operasi karena takut semakin parah,"
lanjutnya.
Seiring berjalan waktu, bekas benjolan kecil tersebut berubah menjadi sebesar
genggaman tangan. Benjolan pada perut pasien akan timbul bila batuk atau diduga
mengalami hernia incisional yang terjadi pada tempat operasi.
"Nah maka itu kami minta bantuan Komnas PA untuk membantu masalah kami, dan
menuntut rumah sakit itu," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait mengatakan jika melihat dari
runutan kronologi, pihaknya menduga rumah sakit tersebut melakukan pelanggaran
kode etik kedokteran.
"Itu rumah sakit dibiayai dengan APBD tetapi bisa teledor seperti itu, kalau kita lihat
dokter tersebut dapat dipidanakan karena telah terjadi malpraktik, karena menurut
orang tuanya anak tersebut sampai tidak bisa operasi," tandasnya.
[ren]
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/diduga-malpraktik-bocah-4-tahun-
alami-benjolan-di-perut.html