Sejarah matematika Islam abad pertengahan tidak dapat ditulis dengan lengkap,
karena banyak manuskrip Arab yang belum dipelajari... Tetap saja, garis besarnya...
sudah diketahui. Matematikawan Islam mengembangkan sistem numeralia letak-
nilai desimal yang mencakup pecahan desimal, menyusun studi aljabar dan mulai
mempertimbangkan hubungan antara aljabar dan geometri, mempelajari dan
memajukan teori geometri Yunani yang dicetuskan Euklides, Archimedes,
dan Apollonius, dan membuat kemajuan besar dalam geometri bidang dan bola.
Penerjemahan dan studi matematika Yunani yang menjadi rute utama distribusi teks-teks
tersebut ke Eropa Barat turut memainkan peran penting. Smith menulis bahwa:[3]
Dunia berutang besar kepada para ilmuwan Arab karena melindungi dan
mengirimkan karya klasik matematika Yunani... mereka lebih banyak mengirimkan
[teks], tetapi mereka juga membuat kemajuan besar dalam bidang aljabar dan
menunjukkan kejeniusan karya mereka dalam bidang trigonometri.
Bilangan irasional
Bangsa Yunani menemukan bilangan irasional, namun mereka tidak senang dan
hanya mampu membedakan besaran dan bilangan. Dalam pandangan Yunani, besaran
terus berubah dan dapat digunakan untuk beberapa hal seperti rentang garis, sedangkan
bilangan bersifat diskret. Karena itu, bilangan irasional hanya dapat diselesaikan oleh
geometri dan matematika Yunani memang cenderung geometris. Sejumlah matematikawan
Islam seperti Ab Kmil Shuj ibn Aslam perlahan menghapus perbedaan antara besaran
dan bilangan, sehingga memungkinkan jumlah irasional tampak seperti koefisien dalam
persamaan dan solusi bagi persamaan aljabar. Mereka bebas memperlakukan bilangan
irasional seperti benda, tetapi mereka tidak mempelajari sifatnya secara teliti.[7]
Induksi
Di antara rentang waktu tersebut, bukti implisit dengan induksi untuk barisan
aritmetika diperkenalkan oleh al-Karaji (c. 1000) dan dikembangkan oleh al-
Samaw'al yang memakainya untuk menyelesaikan persoalan khusus teorema binomial dan
sifat segitiga Pascal.
Al-Biruni mengembangkan metode baru menggunakan kalkulasi trigonometri untuk
menghitung radius dan kelilingBumi berdasarkan sudut antara garis horizontal dan horizon sejati dari puncak
gunung yang ketinggiannya yang sudah diketahui
Mungkin kita sudah sering mendengar istilah algoritma, Dalam kamus besar bahasa
Indonesia algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis
dalam langkah-langkah terbatas. Sebenarnya nama algoritma diambil dari nama julukan
penemunya yaitu al-Khawarizmi seorang matematikawan muslim yang dilahirkan di
Khawarizm, Uzbekistan.
2. Al-Kindi
Ia adalah filosof berbangsa Arab dan dipandang sebagai filosof Muslim pertama.
Memang, secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku
Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi
adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu
mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.
Al-Kindi telah menulis hampir seluruh ilmu pengetahuan yang berkembang pada
saat itu. Tetapi, di antara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai matematika. Hal ini
disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang
ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi
seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai
matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan
astronomi.
3. Al-Karaji
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai orang
pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk
aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar
pada saat ini.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika
untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan
matematika Franz Woepcke (dalam Extrait du Fakhri, traite dAlgbre par abou Bekr
Mohammed Ben Alhacan Alkarkhi, Paris, 1853), memuji Al-Karaji sebagai ahli
matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus
4. Al-Batani
5. Al-Biruni
Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli
geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo,
Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya.
Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan menentukan keliling
bumi dengan cara yeng lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan
arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.
6. Umar Khayam
Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal adalah Umar Khayyam.
Kendati ia lebih dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki
kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan
trigonometri. Ia merupakan matematikawan pertama yang menemukan metode umum
penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi
persamaan kubus.
7. Ibnu Sina