Modul 14 Perpindahan Panas Dasar
Modul 14 Perpindahan Panas Dasar
14. PENDAHULUAN.
1. Pengantar.
Dalam hal ini, akan diberikan contoh teknik mendesain perpindahan panas sederhana,
dengan berbagai metoda yang telah disebutkan baik, sendiri-sendiri atupun
berkelompok. Memang untuk mempercepat perhitungan atau mendapatkan hasil yang
diinginkan perlu dipelajari teknik mendesain dengan menggunakan bantuan computer.
Artinya kita akan lebih cepat dengan menggunakan ataupun menyusun suatu program,
berikut bahasa pemrograman yang Saudara kuasai. Misalnya dengan bahasa
pemrogram: Fortran, Basic, C, Delphi, Pascal dan lain-lain, yang masih cukup banyak lagi.
Maka sebaiknya Saudara diwajibkan menguasai salah satu dari bahasa pemrogram
tersebut. Pada prinsipnya hampir sama, hanya berbeda pada sintaknya saja dengan
flowcart yang sama pula.
Dalam hal ini, termasuk metoda numeric yang dalam praktek, geometri sistem dan
syarat-syarat batas terlampau rumit untuk dapat menghasilkan penyelesaian analitik
atau analog. Metoda ini didasarkan pada teknik beda hingga (finite difference) yang
sangat sesuai untuk menyesaian yang emnggunakan komputer digital berkecepatan
tinggi. Tetapi sebelum mentrapkan metoda numerik ini pada persoalan perpindahan
panas atau soal fisik lainnya yang dirumuskan dengan persamaan diferensial, diperlukan
beberapa langkah pendahuluan. Adapun tujuan dari langkah-langkah pendhuluan ini
adalah mengira-irakan persamaan differensial yang bersangkutan beserta syarat-syarat
batasnya dengan seperangkat persamaan aljabar. Hal ini dilaksanakan dengan mengganti
daerah yang kontinu dengan suatu pola titik-titik yang diskret di dalam daerah
tersebutdan menggunakan pengira-iraan beda-hingga antara titik-titik tersebut.
Adapun beberapa tahap perlu untuk penyelesaian konduksi panas secara numeric, kita
bagi-bagi sistem menjadi sejumlah subvolume yang kecil tetapi hingga dan member
nomor acuan kepada setiap subvolume tersebut. Setiap subvolume mempunyai
temperatur tertentu, yang terletak tepat di-tengah-tengah subvolume dan mengganti
sistem fisik dengan jaringan batang-batang khayal yang mengkondusikan panas antara
titik-titik pusat tersebut (titik-titik simpul atau nodal). Perhatikan contoh untuk konduksi
satu dimensi (1-D), dua dimensi (2-D), atau tiga dimensi (3-D), maupun konveksi dan
radiasi dapat berlangsung sekaligus. Masalah ini sangat tergantung pada kondisinya,
khususnya terdapatnya aliran fluida pada temperatur cenderung radiasi cukup
berperanan disamping dua yang lain. Perhatikan contoh, berikut :
Langkah 1: adalah membagi-bagi sistem dan mengganti bahan di antara titik-titik simpul
dengan batang-batang khayali yang mempunyai konduktivitas sama dengan bahan
tersebut, perhatikan pada Gambar 1. (Hal. 93. Kreith). Dengan memilih jaringan linier
seragam yang dengan 6 (enam) titik simpul yang berjarak antara sama. Pemilihan ini
menghasilkan 4 buah subvolume di bagian dalam serta setengah subvolume pada dasar
dan ujung sirip. Menambah jumlah titik simpul akan memperbaiki ketelitian
penyelesaian tetapi juga akan menambah banyaknya pekerjaan dan waktu yang
diperlukan belum kebutuhan yang lain, seperti: memori komputer harus lebih banyak.
Dimana:
qk,(m-1) m = Kk,(m-1), m (Tm-1 Tm), laju aliran panas dengan konduksi dari titik simpul (m 1)
ke titik m.
qc,Thgg m = Kc,(thgg), m (Tthgg Tm), laju aliran panas dengan konveksi dari gas sekitarnya ke
permukaan subvolume titik simpul m;
Dasar fisik persamaan [3.23] adalah analog dengan Hukum Kirchoff I untuk rangkaian
listrik. Persamaan ini hanya menyatakan bahwa jumlah aljabar semua aliran panas
(listrik) pada sebuah titik temu sutu jaringan sama dengan nol dalam keadaan stedi.
Adapun arah panah akan menunjukkan bahwa arah aliran panas adalah positif bila
menuju titik simpul m. Jika T(m-1), T(m+1) atau Ttthg lebih kecil daripada Tm, maka salah satu
dari ketiga sku tersebut di atas dapat berharga negative da harga qm yang negative
menunjukkkan bahwa panas berpindah dari titik m.
Karena pada tahap ini kita tidak mengetahui temperatur-temperatur berapa yang akan
membuat aliran panas ke titik simpul m sama dengan aliran panas dari titik tersebut,
maka ruas kiri persamaam [3.23] kita persamakan dengan suau sisa Qm, atau dapat
ditulis, sebagai berikut:
Sisa Qm dalam persamaan [3.24] dapat diartikan secara fisik sebagai laju perubahan
energy dalam pada titkik m yang dalam keadaan stedi harus sama dengan nol. Dengan
asumsi temperatur yang linier, hal mana adalah wajar bila titik-titiknya berdekatan, maka
konduktansi-konduktansinya dapat dirumuskan dari persamaan [1.4] dan [1.16].
Sedangkan untuk sirip yang berpenampang lingkaran akan berlaku, sebagai berikut:
Kk, (m-1,m) = Kk,(m +1), m = (k phi D2) / (4 delt x) dan Kc,( thgg), m) = hbar phi D delt(x)
Sisa dalam bentuk ini mempunyai dimensi yang sama dengan 4emperature, dan
harganya merupakan petunjuk tentang ketelitian medan temperaturnya. Suku yang
mengandung Tthgg akan lenyap jika semua 4emperature diukur di atas atau di bawah
Ttthgg dan Ttthgg disamakan dengan nol.
Pada dasar sirip, perhatikan Gambar 3. Temperatur T 1 sama dengan temperatur dinding
dan tetap konstan. Karenanya persamaan sisa dengan Tthgg = 0, menjadi, sebagai berikut:
Dimana:
Pada ujung sirip panas berpindah dengan cara konveksi, perhatikan Gambar 4 (Gb.3-11c)
dan persamaan sisa untuk titik 6 adalah lihat soal 3.35.
1 2,5 qb + T2 240 = Q1
2 200 + T3 2,4 T2 = Q2
3 T2 + T4 2,4 T3 = Q3
4
T3 + T5 2,4 T4 = Q4
5
T6 + T4 -2,4 T5 = Q5
6
T5 1,3 T6 = Q6
Langkah ke-4: Soalnya tinggal mendapatkan harga T, T3, T4, T5, dan T6 yang memenuhi
persamaan-persamaan sisa dan melenyapkan sisa-sisanya. Kemudian karena T1
ditetapkan oleh syarat-batas, maka bila kita mempunyai lima (5) persamaan anu.
Seperangkat persamaan ini dapat diselesaikan secara aljabar, tetapi dalam soal-soal yang
rumit dengan banyak titik simpul penyelesaian demikian dapat sangatmenghabiskan
waktu. Karena itu kita akan menguraikan penggunaan metoda-metoda numerik yang
dapat diterapkan pada soal-soal yang rumit serta perhitungan dengan mesin. Metoda
numerik I yang akan diuraikan: ialah apa yang dinamakan metoda penyantaian
(relaksasi). Metoda ini hanya bermanfaat untuk perhitungan dengan tangan, tetapi
menggambarkan pendekatan numerik dengan cara yang sederhana. Proses penyantaian
dilaksanakan dalam beberapa langkah yang terdaftar dalam Tabel 3.4. adalah:
3. Santaikanlah sisa yang terbesar menjadi nol atau mendekati nol dengan mengubah
temperatur pada titik simpulnya seperlunya. Perhatikanlah bahwa untuk
melenyapkan sisa itu, suatu harga sisa yang positif memerlukan kenaikan temperatur
simpul dan sebaliknya, (tanda negatif berarti pendinginan elemen) .
Tabel demikian yang menggambarkan pola penyantaian untuk soal sirip tersebut di
atas ditunjukkan dalam Tabel 3-6 (hal. 98 Kreith).
Salah satu proses demikian, yang disebut Metoda Gauss-Siedel, dimulai dengan
persamaan-persamaan sisa yang sama seperti pada metoda penyantaian (relaksasi),
lihat Tabel 3.3, tetapi dengan asumsi bahwa pada awal perhitungan semua sisa sama
dengan nol. Jadi system persamaan-persamaan yang harus diselesaikan untuk sirip pena
yang ditunjukkan pada Gambar 3.10 terdiri dari empat persamaan untuk titik-titik impul
bagian dalam yang berbentu, persamaan sebagai berikut:
Dan persamaan untuk titik simpul pada ujung sirip, dan berlaku persamaan, berikut:
Delta T Q1 Q Q3 Q4 Q5 Q6
T = 1 +1 2,4 +1
T3 = 1 +1 - 2,4 +1 .
T4 = 1 . . +1 - 2,4 +1 .
T5 = 1 . . . +1 -2,4 +1
- 1,3
T6 = 1 .. . . . +1 - 0,3
Penyelesaian seperangkat persamaan tersebut di tas dengan memakai kompter dig ital
ditunjukkan di bawah ini dengan mempergunakan bahasa computer FORTRAN IV. Dalam
Tabel 3.7 vaeriabel-variabel yang digunakan dalam program komputer dihubungkan
dengan varibel-varibel yang dipakai dalam Persamaan (3.23) sampai dengan (3.28).
Dalam gambar (3.12) ditunjukkan diagram aliran yang menunjukkan urutan operasi-
operasi gunakan untuk menyelesaikan soal ini. Dibubuhkan catatan-catatan untuk
menjelaskan langkah-langkah yang terpenting dalam program tersebut.
4. Metoda ini, sebagai dasar untuk sistem dua (2-D) dimensi dapat dengan mudah metoda
numerik yang juga diperluas untuk tiga (3-D). Perhatikan suatu system dua dimensi
seperti benda padat dengan tebal (= b) yang tetap pada Gambar (3.13). Bagi-bagilah
system ini menjadi bujur-sangkar-bujur-sangkar sedemikian rupa hingga tiap volume
mempunyai ukuran delt l delt lb, dan pilihlah titik tengah masing-masing subvolume
tersebut sebagai sebagai titik simpul.
Kemudian tandailah lokasi masing-masing titik simpul tersebut dengan indeks dua angka,
m dan n. Indeks yang pertama menunjukkan basis titik simpul dihitung dari atas, indeks
yang kedua kolomnya dihitung dari kiri. Dalam system koordinat Cartesian indeks
pertama menujukkan lokasi titik simpul dalam arah y, dan indeks kedua dalam arah
sumbu-x. Perjanjian ini sesuai dengan system penomoran yang lazim dipakai dalam
program computer. Kesimbangan panas keadaan stedi pada suatu titik di bagian dalam
dapat dituliskan, sebagai berikut:
Dengan aliran yang menunjukkan urutan operasi merupakan teknik yang cukup
menguntungkan untuk menghitung distribusi temperatur pada suatu benda, baik
terdapat pada proses radiasi, konveksi, maupun konduksi sekaligus. Untuk ini, biasanya
digunakan metoda elemen hingga atau metoda beda-hingga untuk menghitung berbagai
simpul (nodal) yang akan dihitung temperaturnya. Perlu juga diperhatikan tipe (dimensi)
dari elemen (benda) yang akan ditetapkan distribusi temperaturnya, misalnya tipe: 1-
Dimensi, 2-Dimensi tau 3-Dimensi. Mengingat setiap titik nodal akan diberikan tanda
khusus (No. titik nodal) yang sesuai dengan dimensinya. Demikian pula semua
perumusan yang akan digunakan, juga tidak lepas dari sistem koordinat, dan termasuk
akan menggunakan sistem salib-sumbunya yang mana yang sesuai terhadap bendanya.
Adapun sistem penggunaan grafik, juga dapat secara cepat menhasilkan perkiraan
distribusi temperatur yang cukup baik pada system dua-dimensi yang geometrinya rumit
dengan batas-batas yang isothermal dan diisolasi penuh (suatu elemen atau sisi yang
mempunyai temperatur yang sama), perhetikan Gambar 1.
Adapun tujuan penyelesaian dengan grafik adalah membuat jaringan yang terdiri dari
isothermal-isotermal dan garis-garis aliran panas konstan. Garis aliran panas akan analog
dengan garis-aliran di dalam aliran-fluida potensial, yaitu menyinggungarah aliran panas
pada setiap titiknya. Maka panas tidak dapat mengalir memotong garis aliran panas dan
antara dua garis aliran panas mengalir sejumlah panas yang konstan.
Pengantar singkat, metoda numerik dapat secara mudah diprluas bagi sistem dua
maupun tiga imensi. Perhatikan suatu system dua dimensi seperti benda padat dengan
tebal b, yang konstan, bentuk plat, bagi-bagilah sistem ini menjadi bujur sangkar-bujur
sangkar sedemikian rupa sehingga tiap subvolume mempunyai ukuran delt l dan delt lb
dan pilihlah titik-titik tengahnya sebagai titik-titik simpul, dan perhatikan Gambar 4,
Sketsa tunjukkan titik-titik simpul plat dua dimensi.
Mulai:
2. Tolok-ukur konvergensi
4. Panjang sirip
6. Inkrimen aksial
Hitung harga mutlak beda antara distribusi temperatur lama dan yang baru (DT)
Pilihan ya - tidak
Berhenti.
Flow chart ini dapat bebas diselesaikan dengan bahasa pemrograman apa, daapat dipilih
yang paling dikuasai (dimengerti), untuk mendapatkan hasil komputasi yang dengan
ketelitian tinggi. Setelah diperoleh hasil dari komputasi sebaiknya juga dihitung dengan
metoda analitik dan dibandingkan hasilnya dan besar penyimpangan berapa prosen.
6. Daftar Pustaka.
1. Kreith, F, Black, W.Z, Basic Heat Transfert, Harper & Row Publishers NY, 1980.
2. Gebhart, B., Heat Transfert, Tata-MC Graw-Hill Publi. Co, New Delhi 2 nd Ed.
1971.