Anwar Fuadi
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jln. Banda Aceh Medan Km.280,3 Buketrata, Lhokseumawe 24301.
E-mail: arfirosa@yahoo.co.id
Abstract
In this study, the use of ultrasound into the extract oleoresin of the ginger was investigated.
White ginger was collected from the plantation village of Alue Papen, Nisam sub district of
North Aceh District. The extraction process was performed by using the ethanol as a solvent.
The effect of the operational variables on oleoresin extraction was investigated due to the
variation of the particle size of ginger, temperatur and time of the extraction. The experimental
result showed that the ultrasound method was 50% more efficient than sox let extraction. The
highest yield is 7,813%, which is obtained in materials size of 10 mesh, the time and
temperature of extraction is 600C and 5 hours respectively. Based on GC-MS analysis, the use
of ultrasound did not give an effect on the alteration of main component, ginger oleoresin. The
result of the scanning image of electron microscopy (SEM) showed that the use of ultrasonic
cause about 80% of ginger cells wall was damaged, so that the extraction of ginger oleoresin
becomes easier to be dissolved. The analysis result showed that the oleoresin obtained has met
specification of EOA No.243.
14
Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe (A. Fuadi)
untuk ekstraksi oleoresin jahe. Produk oleoresin dalam penelitian ini sebagaimana diperlihatkan
yang diperoleh akan dibandingkan dengan dalam Gambar 1 dan Gambar 2.
spesifikasi oleoresin jahe menurut The Essential
Oil Association of Amerika (EOA) No.243
METODE
Alat dan Bahan
Jahe segar yang berasal dari perkebunan
rakyat Desa Alue Papen Kecamatan Nisam
Kabupaten Aceh Utara., Etanol, Aquades,
Kertas saring. Alat-alat percobaan meliputi:
Ultrasonic cleaning bath (Bransonic 8510),
Rotary vacuum evaporator (Yamato RE 200),
Ayakan Restaz AS 200, Crucher hammer mill,
Soxhlet, Penangas air, rangkaian alat ekstraksi.
Prosedur Penelitian
Rimpang jahe dibersihkan, dipotong
setebal 1-2 mm, kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari selama 2 hari hingga kandungan
air mencapai 10%. Setelah proses pengeringan
di haluskan dengan hammer mill sampai
menjadi bubuk. Bahan bubuk jahe dipisahkan
sesuai dengan ukuran yang dinginkan dengan
menggunakan ayakan Retsch AS 200. Bubuk
jahe ditimbang sebanyak 50 gram lalu
dimasukkan kedalam labu leher 2 dengan
volume 500 ml dan ditambahkan pelarut etanol
sebanyak 150 ml.
Kemudian labu yang dilengkapi dengan
kondenser dan thermometer dimasukkan
kedalam ultrasonik cleaning bath. Ekstraksi
berbantuan gelombang ultrasonik dilakukan
Gambar 1. Digram alir proses ekstraksi
dengan menggunakan ultrasonik cleaning bath
oleoresin jahe
Bransonik 8510 dengan frekwensi 42 KHz.
Temperatur dan waktu ekstraksi diatur sesuai
dengan variabel percobaan. Hasil ekstraksi
disaring dengan kertas saring whatman nomor
311844, kemudian pelarut diuapkan dengan
menggunakan Rotary Vacum Evaporator
(Yamato RE 200) pada tekanan 24 KPa dan
temperatur 500C hingga didapatkan produk
oleoresin. Produk oleoresin didinginkan dalam
desikator dan ditimbang sampai berat konstan.
Uji Oleoresin sesuai standar EOA No. 243:
penampakan dan bau, indeks bias, dan kelarutan.
Pengamatan komponen oleoresin jahe
menggunakan gas chromatografi (GC-MS).
Melihat struktur bahan jahe menggunakan
scanning electron microscopy (SEM). Adapun
diagram alir proses ekstraksi oleoresin jahe dan
Skema peralatan proses ekstraksi ultrasonik Gambar 2. Skema peralatan proses ekstraksi
ultrasonik
15
Jurnal Teknologi, Vol. 12, No. 1, April 2012 : 14-21
ekstraksi. 7.0
1 Jam
6.0 1.5 Jam
Tabel 1. Perbandingan rendemen oleoresin 2 Jam
proses ekstraksi berbantuan ultrasonik dengan 3 Jam
5.0 4 Jam
soxhlet. 5 Jam
4.0
No Waktu Rendemen (%)
0 20 40 60
(Jam) Ekstraksi Ekstraksi
Ultrasonik Soxhlet Ukuran Bahan (Mesh)
1 2 6,803 -
2 3 7,282 - Gambar 4. Pengaruh ukuran bahan terhadap
3 4 7,434 - rendemen oleoresin pada temperatur 400C
4 5 7,813 -
Secara umum terlihat bahwa rendemen
5 7 - 7,480 terkecil diperoleh pada ukuran bahan 20 mesh.
Bahan dengan ukuran 20 sampai 40 mesh
memiliki lebih banyak bagian endodermis
(bagian dalam jahe), sehingga jumlah oleoresin
16
Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe (A. Fuadi)
lebih sedikit bila dibandingkan dengan bagian penelitian menunjukkan rendemen tidak
luarnya (kortek). Sementara itu, ukuran bahan mengalami perubahan yang signifikan untuk
20 mesh memiliki luas bidang kontak lebih waktu ekstraksi diatas 1 jam. Hal ini
kecil bila dibandingkan dengan ukuran 30 dan disebabkan pengaruh ultrasonik sudah
40 mesh, sehingga oleoresin yang berada maksimal pada waktu ekstraksi sekitar 1,5 jam,
didalamnya lebih sulit untuk terdiffusi. Sesuai sehingga perubahan waktu ekstraksi tidak
dengan yang dilaporkan Koswara [12], jahe memberikan perubahan rendemen yang
kering umumnya digiling dan diayak dengan signifikan. Kecenderungan yang sama juga
tingkat kehalusan 30-40 mesh. dilaporkan oleh Balachandran [6].
Terkait dengan pengaruh temperatur
terhadap rendemen oleoresin yang dihasilkan,
Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar-6
8.0 menunjukkan bahwa rendemen semakin
Rendemen (%)
7.0
1 Jam pemberi rasa pedas dalam oleoresin jahe.
1.5 Jam
6.0 2 Jam Gambar 7 menunjukkan hubungan
3 Jam rendemen dengan temperatur ekstraksi pada
5.0 4 Jam
5 Jam berbagai variasi waktu untuk ukuran bahan
campuran antara 10-40 mesh. Hasil penelitian
4.0
untuk ukuran bahan campuran antara 10-40
0 20 40 60
mesh menunjukkan bahwa rendemen
Ukuran Bahan (Mesh) dipengaruhi oleh temperatur dan waktu
ekstraksi. Secara umum diperoleh kecende-
Gambar 6. Pengaruh ukuran bahan terhadap rungan yang hampir sama dengan ukuran bahan
rendemen oleoresin pada temperatur 600C lainnya yaitu rendemen oleoresin cenderung
meningkat dengan kenaikan temperatur
Secara umum, semakin lama waktu ekstraksi dan pertambahan waktu ekstraksi.
ekstraksi akan meningkatkan rendemen yang Rendemen terendah diperoleh pada waktu 1
dapatkan. Hal ini disebabkan semakin lama jam operasi pada temperatur 300C yaitu sebesar
waktu ekstraksi akan memberikan kesempatan 5,1562%. Pada temperatur yang sama diperoleh
kontak antara pelarut dengan bahan yang rendemen tertinggi pada waktu 5 jam yaitu
semakin besar. Kelarutan bahan akan terus 5,9842%. Sementara itu, untuk pengaruh
meningkat seiring dengan semakin temperatur terlihat pada temperatur 600C
bertambahnya waktu ekstraksi hingga diperoleh rendemen terendah sebesar 6,8214%
timbulnya kejenuhan pada pelarut [13]. Selain untuk waktu ekstraksi 1 jam dan rendemen
itu, semakin lama waktu ekstraksi, maka tertinggi diperoleh 7,6523% pada waktu 5 jam.
semakin banyak panas yang diterima dan proses
diffusi akan meningkat sehingga proses ektraksi
semakin dipercepat [14]. Namun hasil
17
Jurnal Teknologi, Vol. 12, No. 1, April 2012 : 14-21
8
8
Rendemen (%)
Rendemen (%)
7
7
6 1 Jam
1.5 Jam
2 Jam 6
3 Jam 10-40 Mesh
5 4 Jam
5 Jam 5 10 Mesh
4 40 Mesh
20 30 40 50 60 70 4
Tem peratur (C) 20 30 40 50 60 70
Temperatur (C)
Gambar 7. Pengaruh temperatur terhadap
rendemen oleoresin untuk ukuran bahan (b)
campuran (10-40 mesh). Gambar 8. Pengaruh temperatur terhadap
rendemen oleoresin dengan waktu ekstraksi:
(a) 4 jam dan (b) 5 jam.
Pengaruh penggunaan bahan dengan
ukuran campuran (10-40) mesh lebih jelas dapat Tingginya rendemen oleoresin yang
dilihat pada Gambar 8. Pada Gambar 8 (a) diperoleh untuk ukuran bahan campuran 10-40
dapat dilihat bahwa untuk waktu operasi 4 jam mesh pada temperatur 300 dan 400C, diduga
dan temperatur 300C rendemen paling banyak karena kandungan oleoresin dalam bahan lebih
dihasilkan pada ukuran bahan campuran (10- banyak bila dibandingkan dengan 40 mesh. Bila
40) mesh yaitu 5,8775%. Kemudian secara dibandingkan dengan ukuran bahan 10 mesh
berturut-turut diikuti oleh ukuran bahan 10 kandungan oleoresin bahan dengan ukuran
mesh dengan rendemen 5,440%dan ukuran campuran 10-40 mesh lebih kecil, namun luas
bahan 40 mesh dengan rendemen 5,408%. permukaan kontaknya lebih besar sehingga
Kecendrungan yang sama diperoleh untuk oleoresin yang dapat diekstrak lebih maksimal.
waktu operasi 5 jam sebagaimana terlihat pada Pada temperatur 500C dan 600C , terlihat tidak
pada Gambar 8 (b). Pada temperatur 300C ada perbedaan yang signifikan terhadap
rendemen yang paling banyak dihasilkan pada rendemen yang dihasilkan untuk ukuran bahan
ukuran bahan campuran (10-40) mesh yaitu 10 mesh dan ukuran bahan campuran 10-40
5,9842%. Kemudian secara berturut-turut mesh.
diikuti oleh ukuran bahan 10 mesh dengan Hasil analisis komponen oleoresin jahe
rendemen 5,890 %, ukuran bahan 40 mesh dengan GC-MS, dimana hanya diambil data 5
dengan rendemen 5,721 %. komponen dengan komposisi terbesar, dapat
dilihat pada Tabel 2. Data tersebut
menunjukkan oleoresin hasil ekstraksi
ultrasonik dan tanpa ultrasonik tidak
mengandung gingerol. Hal ini diduga karena
gingerol berubah menjadi zingiberone. Gingerol
merupakan komponen utama dalam oleoresin
jahe yang menyebabkan rasa pedas, namun
ekstraksi komponen ini dalam bentuk murni
sulit dilakukan karena senyawa ini mudah
bereaksi dengan pelarut [15]. Koswara [12]
juga melaporkan bahwa dalam tahapan
pengolahan, gingerol dapat berubah menjadi
shagaol atau zingiberone yang kurang pedas.
Reaksi-reaksi perubahan gingerol menjadi
(a) senyawa-senyawa lain yang kurang pedas
terjadi selama proses pengeringan dan ketika
diekstraksi oleoresinnya.
18
Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe (A. Fuadi)
akan menyebabkan terjadinya perusakan maka semakin tinggi rendemen yang diperoleh,
dinding sel biologis suatu bahan sehingga rendemen oleoresin terbanyak diperoleh pada
pelepasan bahan yang akan diekstrak akan temperatur 500C, dengan jumlah oleoresin yang
menjadi lebih mudah. Balachandran [6] didapatkan antara 7 sampai 8 persen.Untuk
melaporkan struktur fisik dari partikel jahe hasil waktu ekstraksi diatas 1 jam rendemen tidak
SEM dimana getaran gelombang ultrasonik mengalami perubahan yang signifikan.
dapat merusak dinding sel dan dengan demikian Berdasarkan hasil analisis komponen dengan
memudahkan perpindahan massa didalam sel. GC-MS, menunjukan zingiberone merupakan
Sedangkan pada bahan hasil ekstraksi dengan komponen utama dalam oleoresin yang
pengadukan menunjukkan hanya sekitar 40% dihasilkan ekstraksi ultrasonik dan soxhlet.
dari permukaan bahan yang mengalami Hasil SEM juga menunjukkan terjadinya
kerusakan (Gambar 10b). kerusakan pada permukaan bahan. Ekstraksi
dengan ultrasonik menyebabkan 80% dari
Tabel 3. Spesifikasi oleoresin jahe menurut permukaan bahan mengalami kerusakan,
EOA No.243 dan hasil penelitian [12] sedangkan dengan pengadukan hanya
No Spesifikasi EOA Penelitian menyebabkan kerusakan 40% dari permukaan
1 Penampakan Cairan kental Cairan kental
bahan. Secara umum, oleoresin jahe yang
sampai sangat sampai sangat dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan
kental berwarna kental berwarna karakteristik yang hampir sama dengan
gelap gelap
2 Bau Rasa aroma Rasa aroma
spesifikasi oleoresin jahe menurut EOA
seperti jahe seperti jahe
No. 243.
3 Indek bias 1,4880 1,4970 1,4855 1,5141
4 Kelarutan Larut dalam Larut dalam
gliserin gliserin DAFTAR PUSTAKA
*
5 Density 1,026-1.045 1,0411gr/cc
[1] Lutony, T., L., dan Y. Rahmayati, 1994.
Perbandingan oleoresin jahe hasil Produksi dan perdagangan minyak atsiri,
penelitian dengan spesifikasi menurut EOA No. Penebar Swadaya, Jakarta.
243 ditunjukkan Tabel 3. Data tersebut [2] Badalyan A.G., G.T. Wilkinson, B.S.
menunjukkan harga indek bias yang masih Chun, 1998. Extraction of Australian
belum sesuai dengan standar EOA. Sebagian ginger root with carbon dioxide and
kecil oleoresin yang dihasilkan memiliki indek ethanol entrainer, Journal of Supercritical
bias yang lebih kecil dibandingkan dengan Fluids, Vol. 13, pp. 319-324
standar EOA. Hal ini diduga disebabkan [3] Zancan K.C., Marques M.O.M., Petenate
oleoresin masih mengandung sedikit pelarut. A. J., Meireless M.A.A., 2002. Extraction
Kandungan pelarut akan menyebabkan of ginger oleoresin with CO2 and co-
turunnya nilai indek bias oleoresin. Sementara solvents: a study of the antioxidant action
itu, sebagian besar oleoresin yang dihasilkan of the extracts, Journal of Supercritical
memiliki indek bias yang lebih besar Fluids, Vol. 24, pp. 57-76.
dibandingkan dengan standar EOA, namun [4] Alfaro M.J., Belanger J.M.R., Padilla
masih memenuhi sifat fisik oleoresin jahe F.C., Pare J.R.J., 2003. Influence of
sesuai yang direkomendasikan oleh Koswara solvent, matrix dielectric properties, and
[12] yaitu 1,515-1,525. applied power on the liquid-phase
microwave-assisted processes extraction
of ginger, Food Research International,
KESIMPULAN Vol. 36, pp. 499-504
[5] Braga M.E.M., Moreschi S.R. M.,
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Meireles M.A.A., 2006. Effects of
bahwa metoda ekstraksi berbantuan ultrasonik supercritical fluid extraction on Curcuma
memiliki efisiensi waktu hampir 50% longa L. and Zingiber officinale R.
dibandingkan ekstraksi soxhlet. Untuk ukuran starches, Carbohydrate Polymers, Vol. 63,
bahan 10 mesh mengandung rendemen paling pp. 340-34.
banyak dibandingkan dengan ukuran bahan
lainnya, rendemen oleoresin tertinggi yang
diperoleh 7.813 %. Semakin tinggi temperatur
20
Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe (A. Fuadi)
[6] Balachandran S., Kentish S.E., Mawson [11] Ma Y., Ye X., Hao Y., Xu G., Xu G., Liu
R., Ashokkumar M., 2006. Ultrasonic D., 2007. Ultrasound-assisted Extraction
enhancement of the supercritical of hesperidin from Penggan (Citrus
extraction from ginger, Ultrasonics reticulate) peel, Ultrasonics Sono-
Sonochemistry, Vol. 13, pp. 471-479 chemistry, Vol. 15, pp. 227-232
[7] Mason T.J., Paniwynk L., Lorimer J.P., [12] Koswara, S., 1995. Jahe dan Hasil
1996, The uses of ultrasound in Food Olahannya, Pustaka Sinar Harapan,
Technology, Ultrasonics Sonochemistry, Jakarta.
Vol. 3, pp. S253-S260 [13] Ketaren S., Suastawa I.G.M., 1995.
[8] Garcia J.L.L., Castro M.D.L., 2004. Pengaruh tingkat mutu buah panili dan
Ultrasound-assisted soxhlet extraction : nisbah bahan dengan pelarut terhadap
an expeditive approach for solid sample rendemen dan mutu oleoresin yang
treatment, Application to the extraction of dihasilkan, Jurnal Teknologi Industri
Total Fat from oleaginous seeds, Journal Pertanian,Vol. 3, pp. 161-171
of Chromatography A, Ed. 1034, pp. [14] Rusli, S., D.Rahmawan, 1988. Pengaruh
237-242 cara pengirisan dan tipe pengeringan
[9] Ji. J., Lu X., Cai M., Xu Z., 2006. terhadap mutu jahe kering, Bulletin
Improvment of leaching proses of Penelitian dan Tanaman Rempah dan
Geniposide with ultrasond, Ultrasonics Obat, Vol. 3, pp. 80-83.
Sonochemistry, Vol. 11, pp. 43-48. [15] Paimin F. B dan Murhananto, 2007.
[10] Garcia J.L.L., Castro M.L.L., 2003. Budidaya Pengolahan, Perdagangan
Ultrasound: a powerful for leaching, Jahe, Penebar Swadaya, Jakarta.
Trends in Anal. Chem., Vol. 22, pp. 41-
47.
21