Anda di halaman 1dari 150

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PKB KKA
PEDAGOGIK
KARAKTERISTIK DAN PENGEMBANGAN
POTENSI PESERTA DIDIK
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Perkembangan Peserta Didik

A. Tujuan
1. Memahami konsep perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
2. Memahami Tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
3. Memahami Prinsip-prinsipnya perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
4. Memahami Identifikasi perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan konsep perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
2. Menjelaskan Tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
3. Menjelaskan Prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
4. Menjelaskan Identifikasi perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik

C. Uraian Materi
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta
didik diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional, moral,
dan spiritual. Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik
dan saling mempengaruhi. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan dan
karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan
yang bijaksana, tepat sesuai kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan
menyampaikan pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan
kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik.
1. Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh,
yaitu sebagai satu kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan
jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuha. Peserta didik sebagai individu memiliki
karakteristik yang berbeda dengan peserta didik lainnya.
2. Keragaman Karakteristik Individu
Adanya informasi mengenai karakteristik individu memberikan implikasi kepada proses
pembelajaran yaitu pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
sebagai individu.
Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan karakteristik individual
peserta didik, yaitu:
a. Karaketristik yang berkaitan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti
kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan
aspek psikomotor.
b. Karakteristik yang berkaitan dengan latar belakang dan status sosio-kultural.
c. Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti perasaan,
sikap, minat dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adanya Keragaman Individual
Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu
sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature)
adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan), sedangkan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhi


individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya.
4. Makna Perkembangan Individu
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang berbeda tetapi tidak berdiri
sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan alamiah secara kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Perkembangan adalah
prosesperubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksinya dengan lingkungan.
5. Tahapan Perkembangan
Tahap Perkembangan Berdasarkan Usia :
Masa usia pra sekolah 0,0 - 6,0
Masa usia sekolah dasar 6,0 - 12,0
Masa sekolah menengah 12,0 - 18,0
Masa usia mahasiswa1 8,0 - 25,0

Karakteristik Peserta Didik pada Masa Usia Sekolah Dasar


a. Masa kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6/7 tahun sampai 9/10 tahun.
1. Ada hubungan positif yang tinggi antara kondisi jasmani dengan prestasi,misalnya
bila jasmaninya sehat maka banyak mendapatkan prestasi.
2. Sikap mematuhi kepada peraturan-peraturan permainan tradisional
3. Terdapat kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka anak akan mengabaikannya karena
soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama 6,0 8,0 tahun) anak menginginkan nilai (nilai rapor) yang baik,
tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.

b. Masa kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0/10,0 sampai umur 12,0/13,0 tahun.
1. Memiliki minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat realistik, ingin mengetahui, dan ingin belajar
3. Menjelang akhir masa ini sudah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus,
menurut para ahli aliran teori faktor hal ini ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya
faktor-faktor atau bakat-bakat khusus.
4. Sampai sekitar umur 11,0 tahun anak memerlukan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Setelah ini berakhir,
umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya
5. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajar di sekolah.
6. Anak-anak pada umur ini senang membentuk kelompok sebaya umumnya agar dapat
bermain bersama-sama.

Sifat-sifat khas anak-anak masa yaitu seperti berikut ini:


a. Diarahkan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeralditujukan
untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, si jujur, si juara, dan
sebagainya.
b. Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya;misalnya, mencari teman sebaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya.

6. Prinsip-prinsip Perkembangan dan Implikasinya terhadap Pendidikan


Prinsip/Hukum Perkembangan :
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

a. Perkembangan
b. Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap
c. Sampai batas tertentu,
d. Terdapat variasi
e. Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya
lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme.
f. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh
kondisi lingkungan.
g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari
periode-periode berikutnya.

7. Tugas-tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak


Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak adalah sebagai berikut ini.
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan dan kegiatan fisik.
b. Membangun sikap hidup yang sehat.
c. Belajar bergaul dan bekerja sama dengan teman-teman seusianya.
d. Mulai belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Mempelajari keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan
berhitung.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian atau konsep yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan nilai-nilai.
h. Mempelajari sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i. Mencapai kemandirian pribadi.

8. Identifikasi Keragaman Karakteristik Peserta Didik


Adapun cara untuk mengidentifikasinya adalah sebagai berikut ini.
a. Pelajari dan pahami tugas-tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak (siswa SD).
b. Jabarkan tugas-tugas perkembangan kepada keterampilan-keterampilan dan pola
perilaku yang bersifat operasional.
c. Lakukan obervasi. Pengamatan dapat dilakukan terhadap kegiatan atau perilaku peserta
didik yang menonjol baik yang positif maupun negatif atau menyimpangdengan cara: 1)
menggunakan pedoman observasi, 2) catatan anekdot (tanpa dirancang secara khusus;
tanpa pedoman pengamatan; insidental).
d. Lakukan wawancara
e. Menggunakan angket atau inventori (jika tersedia) untuk mengungkap aspek-aspek
kepribadian peserta didik.
f. Menggunakan analisis prestasi belajar, tugas, dan karya peserta didik untuk
mengidentifikasi aspek kecakapan dan kepribadian peserta didik.
g. Informasi dari orang tua serta teman-teman peserta didik
h. Hasil identifikasi di analisis dan dibuat catatan.
i. Catatan dikembangkan menjadi langkah-langkah pengembangan atau pemecahan
masalah, dan tindak lanjut.

9. Implementasi Dalam Pembelajaran


Tugas utama guru adalah membantu peserta didik mengembangkan prestasi terbaik sesuai
dengan potensinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan guru :
a. Pahami karakteristik perilaku dan kemampuan anak pada tahap perkembangan usia
sekolah
b. Racang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik peserta
didik.
c. Pahami bahwa setiap individu berbeda satu dengan yang lain, oleh karena itu tidak
dapat diharapkan peserta didik akan memberikan reaksi yang sama kepada
rangsangan lingkungan yang sama
d. Ciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi peserta
didik agar setiap individu dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

e. Bimbing peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai
dengan tugas dan tahap perkembangannya
f. Laksanakan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik belajar bergaul, bekerja
sama, dan nilai-nilai moral untuk mengembangkan kepribadiannya.
g. Beri peserta didik motivasi agar melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh
kelompok sosial pada masa usia sekolah.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas Perkembangan Peserta Didik


LK 01: Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Memahami tahapan dan tugas perkembangan peserta didik merupakan suatu hal sangat
penting bagi seorang pendidik. Jelaskan apa manfaat bagi guru memahami tahapan dan
tugas perkembangan peserta didik?
2. Memahami karakteristik kemampuan dan perilaku peserta didik merupakan hal yang sangat
penting bagi seorang guru, jelaskan implikasinya terhadap pembelajaran?
3. Pelajari kasus perkembangan peserta didik berikut ini, identifikasi indicator masalahnya
(fenomena/gejala yang terlihat), apa masalahnya, dan usulkan alternatif solusi untuk
itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
a. Kelas Awal
Bu Fatimah guru di kelas 1 SDN 1 Kota Tasikmalaya sedang berupaya untuk
mengakomodasi perbedaan perkembangan peserta didik asuhannya. Beberapa
diantaranya masih belum bisa membaca dan menulis. Dari informasi yang
dikumpulkan dan hasil pengamatan, mereka tumbuh dengan dukungan orangtua yang
terbatas karena sibuk bekerja dan belum memahami arti pendidikan bagi masa depan
anak-anak, serta mereka datang dari keluarga ekonomi lemah sehingga tidak mungkin
mendatangkan guru les.
4. Tentukanlah kasus perkembangan peserta didik di kelas Anda, identifikasi indikator
masalah dan masalahnya, serta usulkan alternatif solusinya.
F. Evaluasi
1. Untuk membantu peserta didik mencapai target pembelajaran, pada umumnya guru
mengajarkan materi pelajaran dari yang sederhana dahulu kemudian materi yang
kompleks, memberikan soal dari yang mudah dahulu kemudian soal yang sulit.. Hal itu
itu antara lain merupakan implikasi pendidikan dari prinsip atau hukum perkembangan
yaitu...
A. perkembangan berlangsung secara bertahap
B. perkembangan berlangsung sesuai iramanya
C. perkembangan dapat dipercepat melalui proses belajar
D. perkembangan awalnya diferensiasi akhirnya integrasi
2. Anak usia sekolah dasar berada pada tahap perekembangan kognitif operasional konkret.
Menurut teori Piaget , salah satu kemampuan anak yang penting pada tahap ini adalah
mampu mengurutkan benda dari yang terpanjang ke yang terpendek. Kemampuan
kognitif ini termasuk kemampuan...
A. konservasi
B. klasifikasi
C. akomodasi
D. asimilasi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Evaluasi dicantumkan di akhir modul

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya evaluasi dicantumkan pada akhir pembahasan materi dan yang sesuai dengan
tujuan dan indikator di akhir pembahasan materi

LK 01: Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik


Petunjuk Kegiatan
1. Bekerjalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat mengenai masalah pembelajaran
yang melibatkan/ salah satu penyebabnya terkait aspek perkembangan peserta didik.
2. Pilihlah satu kasus melalui musyawarah, diskusikan dalam kelompok secara bersungguh-
sungguh, usulkan alternatif solusi yang tepat dan kreatif, sertapresentasikan hasil
kegiatan secara percaya diri dan kreatif.
Jawab
Permasalahan :
Dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang pada saat menulis dan mengerjakan soal
masih lambat dan cenderung kurang memahami, meskipun sudah dijelaskan kembali. Setelah
diselidiki faktor penyebabnya juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, dimana siswa tersebut
berasal dari keluarga yang orangtuanya cenderung sibuk bekerja dan kurang peduli terhadap
pembelajaran anak-anaknya di sekolah.
Solusi :

1. Perlu bimbingan dari guru agar siswa tersebut dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran
2. Perlu adanya kerjasama antara guru dan orangtua terkait perkembangan peserta didik
tersebut.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

POTENSI PESERTA DIDIK

A. Format Kajian Modul


Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Potensi Peserta Didik

A. Tujuan
1. Menyebutkan jenis-jenis potensi peserta didik
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik
3. Merancang kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi guru yang diharapkan adlaah sebagai berikut :
1.Menjelaskan jenis-jenis potensi
2.Mengidentifikasi potensi peserta didik
3.Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

C. Uraian Materi
Setiap peserta didik dianugerahi potensi (potential ability) atau kapasitas (capacity). Terdapat
keragaman atau perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik yang satu dengan yang lainnya,
baik dalam jenis potensi yang dimiliki maupun dalam kualitas potensi.
1. Pengertian Potensi
2. Jenis-jenis Potensi
a. Potensi Fisik
b. Potensi Psikologis
1) Potensi Kecerdasan Umum Kecerdasan umum (general intelligence) atau kemampuan
intelektual
2) Kecerdasan Majemuk :
a. Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence)
b. Kecerdasan matematika logis (logical-mathematical intelligence)
c. Kecerdasan spasialvisual (visual-spatial intelligence)
d. Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence).
e. Kecerdasan musik (musical intelligence
f. Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence).
g. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence).
h. Kecerdasan naturalis
3) Bakat
4) Kreativitas
a.Hubungan Kreativitas dengan Kecerdasan Menurut Hurlock (2013:4-5) tidak
selamanya orang yang kreatif memiliki inteligensi yang tinggi.
b.Kondisi yang Meningkatkan Kreativitas Dalam mengembangkan kreativitas peserta
didik lebih mengutamakan proses bukan hasil sehingga guru perlu menghargai apa
yang telah dilakukan oleh peserta didik.
Kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas, seperti berikut ini.
1) Waktu.
2) Kesempatan.
3) Dorongan.
4) Sarana.
5) Lingkungan.
6) Percaya diri.
7) Cara mendidik.
8) Pengetahuan.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. Karakteristik Kreativitas
1) senang mencari pengalaman baru;
2) memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas sulit
3) memiliki inisiatif;
4) sangat tekun;
5) cenderung bersikap kritis terhadap orang lain;
6) berani menyatakan pendapat dan keyakinannya;
7) selalu ingin tahu;
8) peka atau perasa;
9) enerjik dan ulet;
10) menyenangi tugas-tugas yang majemuk;
11) percaya diri;
12) memiliki rasa humor:
13) memiliki rasa keindahan;
14) berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
d. Tahapan Kreativitas.
1) Persiapan meletakan dasar
2) Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai
3) Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman,
4) Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis

3. Cara Identifikasi Potensi Peserta Didik


Guru dapat mengidentifikasi kemampuan intelektual atau kecerdasan umum, kecerdasan
majemuk, bakat peserta didik melalui cara berikut ini.
a. Identifikasi Kemampuan Intelektual atau Kecerdasan Umum
1. Pengamatan
a. Peserta didik yang cenderung selalu lebih cepat dan mudah memahami materi pelajaran
dan menyelesaikan tugasnya, dibandingkan dengan teman- temannya, lebih awal dari
waktu yang telah ditetapkan (accelerated students).
b. Peserta didik yang cenderung selalu mencapai hasil rata-rata saja, dan hanya dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai batas waktu yang telah ditetapkan dibandingkan dengan
teman-temannya (average students).
c. Peserta didik cenderung selalu memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran,
mencapai hasil yang lebih rendah dari teman-temannya, dan hampir selalu tidak dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai batas waktu yang telah ditetapkan (slow learners).
2. Analisis hasil ulangan atau tes, tugas, wawancara, analisis himpunan data prestasi belajar
(nilai rapor) sebelumnya, sikap perilaku, dan hasil psikotes, dsb.
3. Cara-cara identifikasi tersebut di atas dapat saling melengkapi untuk mendapatkan informasi
yang komprehensif mengenai potensi peserta didik.
b. Identifikasi Kecerdasan Majemuk dan bakat

4. Uji Kreativitas
a. pengamatan,
b. analisis tes
c. analisis karya kreatif dan inovatif;

5. Implementasi dalam Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi


a. Pahami potensi peserta didik dengan keragamannya.
b.Terimalah peserta didik dengan segala kelebihan dan kelemahannya.
c. Ciptakanlah iklim belajar yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan diri peserta
didik melalui interaksi yang berkualitas,
d. Rancanglah pembelajaran yang sesuai dengan keragaman potensi peserta didik sehingga
tercapai prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. berkembang secara optimal.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

e. Bersikaplah demokratis, hangat, bersabahat, menimbulkan rasa senang dan rasa aman,
bersikap menuntun, mendorong, mencoba membantu memecahkan masalah, bersikap
menghindari kritik yang negatif dan ancaman kepada peserta didik.
f. Bantulah dan bimbinglah peserta didik agar mencapai prestasi sesuai dengan potensinya,
sehingga tumbuh kepercayaan dirinya, diantaranya dengan memberikan layanan individual
disamping kelompok.
g. Kembangkanlah kreativitas dalam pembelajaran antara lain dengan:
1) memberikan kesempatan berpikir divergen, memberikan beberapa alternatif jawaban
dalam memecahkan masalah, memberikan ide-ide;
2) pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu misalnya dengan model pembelajaran
diskaveri/inkuiri;
3) mendorong pemanfaatan sarana dan prasarana
4) mendorong dan memberi kesempatan untuk membuat karya kreatif dan inovatif.
D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 02 Analisis Kasus Pengembangan Potensi
Peserta Didik

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Menurut Howard Gardner penggagas konsep kecerdasan majemuk, tidak ada peserta didik
yang bodoh, jelaskan!
2. Kreativitas sangat penting dalam mencapai keberhasilan atau suatu prestasi, jelaskan!
3. Kerjakanlah kasus di kelas awal yang diasuh pak Umar berikut, apa yang harus dilakukan pak
Umar untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk dari anak asuhnya dan apa yang bisa
dilakukan untuk menghantarkan mereka mencapai prestasi terbaiknya sesuai dengan
kecerdasan majemuk yang dimilikianak asuhnya tersebut!
Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya. Pak Umar mengajar di kelas 3 SD
merupakan guru muda yang penuh semangat dan bertekad ingin mengembangkan kecerdasan
majemuk anak-anak asuhannya. Sekolah tempatnya mengajar memang bukan sekolah unggul
dan orangtua anak-anak asuhannyapun termasuk golongan menengah ke bawah, namun
mereka selalu mendukung dan kooperatif terhadap kegiatan untuk meningkatkan pencapaian
anak-anak mereka.
4. Tentukanlah kasus pengembangan potensi peserta didik di kelas Anda, identifikasi
masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan
F. Evaluasi
1. Bu Suci sedang melakukan identifikasi masalah kesulitan belajar beberapa peserta didik
yang menjadi siswa asuhnya. Untuk mengidentifikasi karakteristik atau ruang lingkup
materi yang mengalami kesulitan belajar, maka yang harus Ibu Suci lakukan adalah ...
A. membandingkan prestasi belajar dengan
B. membandingkan prestasi belajar dengan rata-rata
C. menganalisis lembar jawab ulangan peserta didik
D. mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar
2. Giska termasuk anak yang cepat belajar. Prestasi belajarnya hampir pada semua bidang
studi di atas KKM, namun Gina sering mendapat nilai di bawah KKM pada bidang studi
menggambar, keterampilan, dan materi pelajaran menulis. Berdasarkan identifikasi faktor
penyebab, kesulitan belajar Gina diduga disebabkan oleh...
A. kemampuan motorik halusnya belum berkembang dengan baik
B. tingkat kecerdasan di bawah rata-rata
C. sikap negatif terhadap keterampilan dan menggambar
D. kurangnya menyukai mata pelajaran bahasa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Bahan evaluasi terdapat pada akhir modul
2. Soal evaluasi belum mencakup keseluruhan indikator yang telah ditetapkan

Saran atau pemecahan masalah :

2. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indikator

LK 02: Analisis Kasus Pengembangan Potensi Peserta Didik


Petunjuk Kegiatan
1. Bekerjalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat mengenai masalah
pembelajaran yang melibatkan aspek keragaman potensi peserta didik yang terjadi di
kelas peserta diklat. Pastikan masalah yang diangkat termasuk dalam kajian
pengembangan potensi peserta didik.
2. Pilihlah satu kasus melalui musyawarah yang menggambarkan potensi peserta didik
yang belum berkembang, diskusikan dalam kelompok secara bersungguhsungguh, usulkan
alternaif solusi yang tepat dan kreatif, serta presentasikan hasil kegiatan secara percaya diri
dan kreatif.
Jawab
Contoh kasus dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia misalnya siswa mengalami masalah
kecerdasan bahasa. Umumnya kosakata bahasa siswa masih sempit dan belum memahami arti
dari beberapa kata yang jarang didengar dan digunakan dalam komunikasi sehari-hari, seperti
kata : toleransi, acuh tak acuh, prosedur, kutipan dan lain-lain.
Solusi:
1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan diri peserta
didik melalui interaksi yang berkualitas,
2. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman potensi peserta didik sehingga
tercapai prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. berkembang secara optimal.
3. Bersikap demokratis, hangat, bersabahat, menimbulkan rasa senang dan rasa aman, bersikap
menuntun, mendorong, mencoba membantu memecahkan masalah, bersikap menghindari
kritik yang negatif dan ancaman kepada peserta didik.
4. Membantu dan membimbing peserta didik agar mencapai prestasi sesuai dengan potensinya,
sehingga tumbuh kepercayaan dirinya, diantaranya dengan memberikan layanan individual
disamping kelompok.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK


B. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Perkembangan Fisik dan Motorik

A. Tujuan
1. Memahami ciri-ciri perkembangan fisik anak dan ciri-ciri anak yang sehat secara
fisik
2. Mengidentifikasi kondisi kesehatan fisik peserta didik
3. Menentukan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik yang memiliki
karakteristik fisik tertentu.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik anak-anak
2. Mendeskripsikan ciri-ciri anak-anak yang sehat secara fisik
3. Mengidentifikasi kondisi kesehatan fisik peserta didik
4. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dengan
kesehatan fisik yang khas

C. Uraian Materi
Selain sebagai pendukung pembelajaran, kegiatan fisik juga berperan untuk memperoleh
keterampilan-keterampilan tertentu. Perkembangan fisik juga berpengaruh kepada
perkembangan aspek intelektual, emosional, sosial, moral, dan kepribadian.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada akhir masa kanak-kanak atau usia sekolah dasar merupakan
periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan-
perubahan pubertas. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik yang tubuhnya
panjang dan langsing, dapat diharapkan tidak seberat anak yang mesomorfik yang
memiliki tubuh berat. Sedangkan anak yang bertubuh mesomorfik tumbuh lebih cepat
daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik, dan lebih cepat mencapai pubertas.

2. Perkembangan Keterampilan Motorik


Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot
memungkinkan berkembangnya keterampilan motorik anak. Keterampilan motorik terdiri
dari dua, yaitu a) keterampilan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik
turun tangga, dan b) keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi seperti,
menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan
benda-benda atau alat-alat mainan.
Perkembangan motorik memberikan sumbangan kepada penyesuaian sosial dan pribadi
anak, diantaranya sebagai berikut ini.
a. Dapat menghibur dirinya sendiri dan mendapatkan perasaan senang.
b. Anak dapat bergerak bebas dan mandiri. Kondisi ini akan mendukung perkembangan
rasa percaya diri.
c. Anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Anak TK atau usia kelas
awal SD, sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris berbaris.
d. Perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bergaul atau bermain
dengan teman sebayanya.
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan kosep diri atau
kepribadian anak.
Kategori keterampilan akhir masa kanak-kanak :
a. Keterampilan menolong diri sendiri.
b. Keterampilan dalam menolong orang lain.
c. Keterampilan Sekolah.
d. Keterampilan Bermain.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik Usia SD


Pertumbuhan fisik pada usia sekolah dasar menunjukkan pertumbuhan berat badan lebih
banyak daripada pertumbuhan tinggi badan. Perkembangan motorik pada anak usia
sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a. Mulai usia 6 tahun sudah berkembang koordinasi antara mata dan tangan (visio motoric)
yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan menangkap.
b. Usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan anak lebih menyukai menggunakan pensil
daripada krayon untuk melukis.
c. Usia 8 sampai 10 tahun, anak dapat menggunakan tangan secara bebas, mudah,dan tepat.
d. Usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak mulai memiliki keterampilan-keterampilan
manipulatif menyerupai kemampuan orang dewasa.

4. Pengaruh Perkembangan Fisik terhadap Perilaku Peserta Didik

Normalitas dan kondisi fisik seorang anak akan mempengaruhi kepribadiannya, terutama
yang bekaitan dengan masalah citra tubuh (body image), konsep diri, dan rasa harga
dirinya. Selain itu terlalu cepat atau keterlambatan dalam mencapai kematangan
pertumbuhan fisik dan kesehatan peserta didik juga akan menimbulkan permasalahan
terhadap sikap dan perilaku peserta didik pada umumnya, dan khususnya pada kegiatan
belajar. Perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta didik, terutama
dalam memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perubahan fisik akan berpengaruh
terhadap konsep diri peserta didik. Timbulnya kesadaran dalam diri peserta didik
terhadap tubuhnya, tubuhnya terlalu gemuk atau terlalu tinggi, terlalu kecil atau terlalu
pendek dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya. Hal tersebut akan mempengaruhi
pola sikap dan perilakunya, baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap
dan perilakunya tergantung kepada konsep diri anak itu positif atau negatif.

5. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik


Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
sebagai berikut ini.
a. Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak.
b. Ketegangan emosional mempengaruhi pertumbuhan fisik.
c. Kecerdasan, anak yang cerdas cenderung lebih tinggi dan lebih besar daripada anak
tingkat kecerdasannya rata-rata atau di bawah rata-rata.
d. Bentuk tubuh akan mempengaruhi pertumbuhan fisik pada masa akhir kanak-kanak.
e. Jenis Kelamin. Pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap pertumbuhan fisik pada
masa akhir kanak-kanak tidak menonjol.

6. Identifikasi Perkembangan Fisik Peserta Didik


Identifikasi kondisi dan kesehatan fisik peserta didik dalam pembelajaran yang bisa
dilakukan guru, antara lain melalui pengamatan, wawancara, angket, tes (lisan tulis dan
tindakan), studi dokumentasi, angket atau inventori, seperti telah dijelaskan di materi
perkembangan peserta didik.

7. Implementasi dalam Pembelajaran


Berikut adalah yang dapat dilakukan guru :
a. Identifikasi keadaan fisik dan kesehatan peserta didik, prioritaskan peserta didik yang
diduga memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang kurang baik.
b. Miliki data kondisi fisik dan kesehatan setiap peserta didik yang diasuh.
c. Setiap awal pembelajaran, perhatikan dan tanyakan kesehatan peserta didik.
d. Bimbinglah dan latihlah peserta didik kelas awal yang motorik halusnya belum baik,
terutama keterampilan menulis.
e. Berikan perhatian khusus (bukan perlakukan istimewa) kepada peserta didik yang
mengalami gangguan panca indera, seperti gangguan penglihatan agar ditempatkan di
kursi paling depan.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

f. Berempatilah dan berikan perhatian khsusus kepada peserta didik yang memiliki
tubuh kurang normal, seperti cacat fisik, terlalu kecil, terlalu gemuk supaya tidak
berpengaruh negatif kepada perkembangan keperibadiannya.
g. Lakukanlah pembelajaran yang memfasilitasi pembiasaan sikap hidup sehat dan
pengembangan keterampilan psikomotorik.
h. Bekerja samalah dengan rekan sejawat dan orangtua peserta didik.
i. Bekerja samalah dengan tenaga ahli (dokter dan psikolog) bila ada pesertadidik yang
memerlukan penanganan khusus, misalnya penderita thalasemia, gangguan konsentrasi,
atau hiperaktif.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1
LK 03 Analisis Kasus Perkembangan
Fisik dan Kesehatan

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Kondisi fisik atau perubahan fisik berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta
didik. Jelaskan bagaimana kondisi fisik berpengaruh terhadap konsep diri anak!
2. Perkembangan motorik penting dipahami oleh guru karena memiliki fungsi penyesuaian
sosial dan pribadi peserta didik, jelaskan!
3. Kerjakanlah kasus berikut, identifikasi masalahnya, dan usulkan alternatif solusi untuk itu.
Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.

Bu Salsabila adalah guru kelas 1 SD dan sedang berupaya untuk merancang


pembelajaran yang sekaligus dapat memfasilitasi beberapa peserta didik yang memiliki
gangguan dalam penglihatan dan pendengaran, serta dalam penyelesaian tugas yang
menggunakan koordinasi/ gerakan halus seperti menulis dan menggunting karena
seringkali memerlukan waktu lebih lama dari teman-temannya. Peserta didik yang
mengalami gangguan penglihatan sudah mengunakan kaca mata walaupun minusnya
masih rendah namun kadang mendekati papan tulis saat acuan kegiatan ditulis di papan
tulis. Mereka yang terganggu dalam hal pendengaran pun masih ringan karena belum
memerlukan alat bantu dengar namun kadang-kadang masih meminta ulang penjelasan guru.
4. Tentukanlah kasus perkembangan fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas Anda,
identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai solusi!

F. Evaluasi

1. Pak Sugih akan mengembangkan kreativitas dengan meningkatkan kemampuan berpikir


divergen . Beliau memberikan sebuah masalah apa yang akan kamu lakukan kalau minyak
bumi sudah tidak ada lagi di muka bumi Peserta didik diminta menuliskan beberapa
alternatif jawaban. Yang harus menjadi fokus perhatian Pak Sugih adalah...
A. banyaknya alternatif jawaban
B. jawaban yang paling berkualitas
C. jawaban yang paling tepat
D. jawaban yang paling ilmiah
2. Bu Emma memiliki kepedulian terhadap pengembangan potensi siswanya . Pada saat
menemukan siswa yang prestasinya lebih rendah dari tingkat kecerdasannya
(underachievers). Salah satu upaya terbaik yang perlu dilakukan guru untuk mengatasi
kesulitan belajarnya adalah...
A. memberikan tugas berupa latihan soal dan rangkuman
B. memberikan penjelasan manfaat materi yang dipelajari di awal pembelajaran
C. meningkatkan minat dan motivasi belajar serta melatih keterampilan belajar
D. disarankan untuk berkonsultasi kepada konselor pendidikan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Penomoran yang kurang terstruktur
2. Soal evaluasi terdapat pada akhir modul
Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya penomoran dibuat lebih terstruktur sesuai aturan penulisan


2. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indikator

LK 03. Analisis Kasus Perkembangan Fisik dan Kesehatan

1. Bekerjalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat mengenai kasus


perkembangan fisik dan motorik peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat.
Pastikan kasus tersebut termasuk dalam lingkup kajian perkembangan fisik dan motorik
peserta didik.
2. Pilihlah satu kasus melalui musyawarah, identifikasi masalahnya secara cermat, diskusikan
dalam kelompok secara bersungguh-sungguh, usulkan alternatif solusi tepat dan kreatif,
serta presentasikan hasil kegiatan secara prcaya diri dan kreatif.

Jawaban

Dalam kasus perkembangan fisik yang sering dialami peserta didik di dalam kelas umumnya
terjadi pada peserta didik yang memiliki fisik dengan berat badan berlebih. Pada kasus ini terjadi
dua macam kasus yaitu :
1. Peserta didik yang memiliki berat badan berlebih cenderung merasa kurang percaya diri
dibandingkan dengan teman lainnya, hal ini menyebabkan terganggunya aspek motorik
kasar dan halus siswa, seperti dalam hal olahraga dan bermain. Anak-anak cenderung akan
memilih berkelompok dengan anak-anak yang memiliki pertumbuhan fisik yang normal,
dibandingkan yang kurang normal, karna anak-anak yang memiliki berat badan berlebih
cenderung lebih lamban dalam bergerak.
2. Peserta didik yang memiliki berat badan berlebih cenderung merasa lebih kuat dari teman-
teman sebayanya dengan pertumbuhan normal. Hal ini menyebabkan peserta didik tersebut
berprilaku terkesan menindas teman yang lainnya jika berbuat salah.

Solusi yang dapat kami berikan :


1. Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang memiliki kasus seperti di atas
2. Membimbing dan memberikan nasihat-nasihat positif yang memacu siswa tersebut untuk
lebih aktif dalam bergerak
3. Membimbing dan mengarahkan siswa tersebut untuk melakukan hal-hal yang lebih
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Perkembangan Kemampuan Intelektual

A. Tujuan
1. Memahami konsep intelegensi
2. Memahami ciri-ciri dan tahapan perkembangan intelektual
3. Memahami cara mengidentifikasi perkembangan kemampuan intelektual
4. Menentukan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kemampuan intelektual
peserta didik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan perkembangan kemampuan intelektual peserta didik.
2. Mengidentifikasi kemampuan intelektual peserta didik.
3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan intelektual
peserta didik.

C. Uraian Materi

1. Perkembangan Kemampuan Intelektual


Intelligensi atau kemampuan intelektual merupakan kecakapan yang masih terkandung
dalam diri seseorang yang diperoleh melalui faktor keturunan, namun beberapa
penelitian menunjukkan dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Semakin
tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi pula IQ anak. Tiga unsur penting
dalam keluarga yang berpengaruh terhadap perkembangan inteligensi anak berdasarkan
hasil penelitian ini adalah, (a) jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang
terdapat di lingkungan keluarga (b) jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak
dari orangtua atas prestasi akademiknya (c) harapan orangtua akan prestasi
akademiknya. Selain itu, variasi dalam stimulus adalah bagian terpenting dari
lingkungan dan belajar untuk perkembangan inteligensi anak. Peserta didik yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi atau IQ tinggi diprediksi akan memiliki prestasi belajar
yang tinggi pula, dan sebaliknya. Uraian mengenai inteligensi menjelaskan inteligensi dalam
ukuran kemampuan intelektual atau tataran kognitif.

2. Keragaman Peserta Didik dalam Kemampuan Intelektual


Peserta didik memiliki keragaman individual dalam kemampuan intelektual atau
intelgensi. Tingkat intelegensi (Intelelligence Quotient atau IQ) merupakan satuan untuk
menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang, yang diperoleh melalui tes inteligensi yang
dilakukan oleh psikolog. Berikut adalah beberapa ciri yang berhubungan dengan
tingkatan intelegensi serta pengaruhnya terhadap proses
Pengelompokan Anak berdasarkan Penyebaran IQ :
1. Genius 0.25 Berkemampuan yang sangat luar biasa. Umumnya mampu memecahkan
masalah dan menemukan sesuatu yang baru, walaupun mereka tidak bersekolah. Ada di
semua ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi, baik laki-laki maupun perempuan.
Contoh anak genius adalah Edison dan Einstein
2. Sangat cerdas 0.75 Anak-anak yang sangat cerdas lebih cakap dalam membaca, memiliki
pengetahuan bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan cepat
memahami pengertian yang abstrak. Umumnya, faktor kesehatan, kekuatan, dan
ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal.
3. Cerdas 6.0 Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik, seringkali
mereka berada di kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.
4. Normal tinggi 13.0 Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal, namun
pada tingkat yang tinggi 90 -109
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

5. Normal 60.0 Kelompok ini merupakan kelompok rata-rata atau normal (average), dan
merupakan kelompok terbesar persentasenya dari populasi penduduk.
6. Normal rendah 13.0 Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atau sedang
namun pada tingkat terbawah, belajarnya agak lamban. Mereka dapat menyelesaikan
sekolah tingkat SLP , akan tetapi menghadapi kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-
tugas di SLA.
7. Bodoh 6.0 Kelompok ini berada di perbatasan antara kelompok terbelakang dan
kelompok normal. Anak kelompok ini dapat bersekolah di SLP., meskipun mengalami
banyak kesulitan dan hambatan, Akan tetapi sulit sekali menyelesaikan di kelas-kelas
terakhir
8. Tunagrahita ringan 0.75 Anak debil sampai batas tertentu dapat belajar membaca,
menulis, dan melakukan perhitungan-perhitungan yang sederhana dapat diberikan
pekerjaan rutin yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan.
9. Tunagrahita sedang 0.20 Kecerdasannya sama dengan anak normal usia 7 tahun. Anak
imbesil tidak bisa dididik di sekolah biasa.
10. Tunagrahita berat 0.05 Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling
rendah. Jarang ditemukan baik di sekolah umum maupun sekolah luar biasa

3. Tahapan Perkembangan Berpikir


Kemampuan berpikir dikenal sebagai perkembangan kognitif. Kemampuan kognitif yaitu
penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental (otak) untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Dalam perkembangan fungsi-fungsi kognitif
berlangsung mengikuti prinsip mencari keseimbangan (equilibrium) dengan menggunakan
dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
a. Asimiliasi digunakan apabila individu memandang bahwa hal-hal yang baru dapat
disesuaikan dengan kerangka berpikir yang dimilikinya (struktur kognitif), atau
memasukan pengetahuan yang baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Contoh,
seorang anak yang belum pernah mengoperasikan komputer, mengetahui cara
menghidupkan komputer dengan menekan tombol berdasarkan hasil pengalaman dan
pengamatannya. Perilaku ini sesuai dengan kerangka berpikirnya (asimilasi).
b. Akomodasi digunakan apabila individu memandang bahwa objek-objek atau masalah
yang baru tidak dapat diselesaikan dengan kerangka berpikir yang telah ada, maka
ia akan mengubah kerangka berpikirnya. Akomodasi terjadi ketika anak harus
menyesuaikan diri dengan informasi baru. Contoh, ketika lebih lanjut menekan
tombol-tombol lainnya ia melakukan kesalahan, ia menyadari membutuhkan bantuan
untuk mempelajari cara mengoperasikan komputer dari orang lain, mungkin dari
teman atau guru.
Tahapan Piaget mengenai Perkembangan Intelektual Tahapan Karakteristik Sensorimotor
(sejak kelahiran s.d usia 2 thn)
Membedakan diri sendiri dengan setiap objek .
Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu,
Menguasai keadaan tetap dari objek (object permanence).
Menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak lagi terjangkau oleh indra.
Preoperasional (2 7 tahun)
Terdiri atas sub tahap fungsi simbolis (2-4thn) dan sub tahap pemikiran intuitif (4-7 thn)
Belajar menggunakan bahasa dan menggambarkan objek dengan imajinasi dan kata-kata.
Berpikir masih bersifat egosentris mempunyai kesulitan menerima pandangan orang lain.
Mengklasifikasikan objek menurut tanda, misalnya:
Mengelompokkan semua balok merah tanpa memperhatikan bentuknya atau semua balok
persegi tanpa memperhatikan warnanya. Operasional konkret
(7 11 atau12 tahun)
Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian meskipun masih terikat objek-objek
yang bersifat konkret
Menguasai konservasi jumlah (usia 7 tahun), jumlah tak terbatas (usia 7 tahun), dan berat
(usia 9 tahun).
Mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan menyusunnya dalam suatu seri
berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Operasional formal
(11,0 atau 12,0 14,0 atau 15,0 Tahun)
Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji hipotesis secara sistematis.
Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis

4. Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik Usia Sekolah


Tahap perkembangan kognitif operasional konkret (7 11 tahun). Pada tahap ini anak
berpikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, meskipun
masih bersifat konkret, artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan
peristiwa nyata. Pada masa ini juga anak sudah mampu menggolongkan (mengklasifikasi)
dan mengkonservasi namun belum mampu memecahkan masalah yang bersifat abstrak.
Klasifikasi yaitu kecakapan anak melihat secara logis persamaan persamaan suatu kelompok
objek dan memilihnya berdasarkan ciri-ciri yang sama. Contoh kemampuan dalam
klasifikasi, peserta didik kelas awal dapat mengurutkan benda berdasarkan ukuran
panjang dengan memberikan benda nyata berupa tongkat kayu.
Konservasi adalah istilah Piaget untuk kemampuan anak mengenali bahwa sifat benda
tertentu (padat, isi, jumlah) tidak berubah walaupun terdapat perubahan rupa benda itu.
Operasi adalah hubungan logis di antara konsep-konsep. Operasi konkret merupakan
aktivitas mental yang dapat diputar balikan berkaitan dengan objek-objek nyata atau
konkret, sehingga anak mampu mengkoordinasikan beberapa karakteristik. Jadi tidak
hanya fokus pada suatu kualitas dari objek.

5. Identifikasi Kemampuan Intelektual dan Kognitif Peserta Didik


Cara identifikasi kemampuan intelektual sudah dibahas pada materi pembelajaran
Identifikasi Potensi. Untuk mengetahui tahap perkembangan kognitif operasional konkret
menurut teori Piaget, guru dapat melaksanakan diantaranya adalah sebagai berikut ini.
a. Tes untuk mengetahui kemampuan konservasi
b. Tes untuk mengetahui kemampuan klasifikasi
c. Identifikasi kemampuan logis

6. Implikasi terhadap Pembelajaran


Tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan kematangan
intelektual atau mengoptimalkan prestasi belajarnya sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
Berikut adalah yang bisa dilakukan guru.
a. Identifikasi kemampuan intelektual peserta didik, sehingga memahami perbedaan
individual peserta didik dalam kemampuan intelektual.
b. Pahami tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Sangat mungkin ditemukan
peserta didik kelas awal yang tingkat perkembangan kognitifnya masih berada pada
tahap preoperasional.
c. Ciptakan iklim pembelajaran yang kondusif atau sesuai bagi perkembangan
kemampuan intelektual dan kognitif peserta didik secara optimal, yaitu iklim yang
demokratis, hangat, ada rasa aman dan bebas dari ketegangan, menyenangkan , serta
yang mendorong untuk bersaing dengan dirinya sendiri dan membantu peserta didik.
d. Rancang pembelajaran yang sesuai dengan keragaman kecerdasan dan tingkat
perkembangan berpikir peserta didik.
Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir (teori Piaget) antara
lain:
1) Gunakan pendekatan konstruktivisme, anak-anak akan belajar lebih baik, mereka
aktif dan mencari solusi.
2) Rancang situasi yang membuat anak belajar melalui tindakan/ kegiatan.
3) Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan sehingga dapat membuat
kesimpulan sendiri.
4) Belajarkan anak dengan memperhatikan pengetahuan dan pemikiran anak.
e. Libatkan anak dalam tugas operasional yang meliputi penambahan, pengurangan,
pembagian, pengurutan, pembalikan dengan menggunakan benda-benda konkret dan
disesuaikan dengan pengalaman kehidupannya.
f. Buat aktivitas untuk berlatih konsep pengurutan hierarki, misal dengan mengurutkan
dari yang terkecil ke yang terbesar dan kebalikannya.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

g. Ajak anak untuk kerja kelompok dan berdiskusi.


h. Untuk pembelajaran materi yang agak kompleks gunakan alat bantu visual dan alat
peraga.
i. Terima peserta didik apa adanya (unconditional positive regard acceptance) dan
berempati kepada peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual kurang
memadai.
j. Rancang pembelajaran yang dapat memancing rasa ingin tahu anak atau bertanya.
k. Beri kesempatan kepada semua peserta didik untuk memperoleh pengalaman
keberhasilan sebesar/setingkat apapun dalam pembelajaran untuk pembentukan konsep
diri yang positif dan memiliki sikap positif terhadap pelajaran. Peserta didik harus
dibimbing dan dibantu agar menguasai kompetensi yang diharapkan dan berprestasi
sesuai dengan potensinya.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1
LK 04. Analisis Kasus Perkembangan
kemampuan Intelektual

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Jelaskan ciri-ciri tahapan perkembangan operasional konkret?


2. Kemampuan intelektual merupakan potensi yang diperoleh melalui keturunan, namun
perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Semakin berkualitas lingkungan keluarga
cenderung semakin tinggi juga IQ anak, jelaskan !
3. Kerjakanlah kasus di kelas yang diasuh Bu Khalila, identifikasi masalahnya, dan usulkan
alternatif tindakan untuk membimbing anak tersebut. Bekerjalah dalam kelompok dan
presentasikan hasilnya.
Bu Khalila sedang merencanakan program untuk membantu beberapa peserta didik
asuhannya yang bermasalah dalam mencapai KKM. Pencapaian KKM sebagian besar
muatan pelajaran diperoleh melalui bantuan remedial. Penyelesaian tugas-tugas di kelas
hampir selalu paling akhir dan dengan bantuan guru atau teman. IQ dari anak-anak ini
berkisar pada rentang normal bawah. Yang menggembirakan peserta didik menunjukkan
semangat yang tinggi untuk belajar dan tidak mudah menyerah saat belum memahami materi,
melaksanakan tugas, atau melihat teman-temannya sudah menyelesaikan tugas. Mereka
juga berani bertanya saat belum memahami materi yang dijelaskan. Karakteristik peserta
didik tersebut menggembirakan dan membuat Bu Khalila sangat memperhatikan mereka.
4. Identifikasi kemampuan intelektual untuk peserta didik di kelas Anda, identifikasi
peserta didik yang mengalami kendala, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan
untuk membantu mereka!

F. Evaluasi

1. Individu belum melakukan internalissi nilai-nilai moral. Penalaran moralnya dikendalikan oleh
faktor eksternal berupa hukuman dan hadiah..
Menurut teori perkembangan moral dari Kohlberg penalaran moral individu tersebut berada
pada tingkat...
A. konvensional
B. prakonvensional
C. pascakonvensiona;
D. praoperasional
2. Haris menunjukkan gejala-gejala perilaku yang cepat marah, mudah tersinggung, dan
agresif, serta tidak sabaran, sehingga kurang disukai oleh teman-temannya. Dalam
hubungan sosial dengan teman-temannya Haris cenderung menjadi anak yang...
A. ditolak
B. diabaikan
C. kontroversi
D. dijauhi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Soal evaluasi terdapat pada akhir modul
Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi terdapat pada akhir materi yang sesuai dengan
tujuan dan indikator

LK 04 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL

1. Bekerjalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat mengenai kasus


pengembangan kemampuan intelektual peserta didik yang terjadi di kelas peserta diklat.
Pastikanlah kasus tersebut termasuk dalam lingkup kajian perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik.
2. Pilihlah satu kasus melalui musyawarah, identifikasi masalahnya dengan cermat, diskusikan
dalam kelompok secara bersungguh-sungguh dan usulkan alternatif langkah-langkah
pemecahan masalah yang tepat dan kreatif untuk itu, dan presentasikan hasil kegiatan
secara percaya diri dan kreatif.
Jawab
Setelah melakukan analisis hasil ulangan tengah semester I tahun ajaran 2017/2018 baru-baru
ini, banyak ditemukan siswa yang nilainya tidak mencapai KKM kelas. Ini terjadi pada siswa
kelas V. Setelah diidentifikasi, hal ini terjadi karena adanya peralihan pada kurikulum
sebelumnya dengan kurikulum saat ini, dimana yang dulu masih menggunakan KTSP, dan
saat ini mulai diterapkan kurikulum 2013. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit menerima
dan memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013. Terlebih
lagi orangtua siswa juga kurang memahami materi K13 yang dianggap terlalu berat untuk
anak kelas V.
Langkah pemecahan masalah :
1. Guru harus menciptakan situasi pembelajaran yang lebih menarik dan membuat siswa
tertantang untuk belajar dan menyelesaikan soal-soal dalam pembelajaran
2. Guru perlu mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh tiap siswa
3. Siswa perlu dibimbing dan diarahkan untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Kecerdasan Emosional dan Perkembangan Sosial

A. Tujuan
1. Memahami konsep perkembangan aspek sosial dan kecerdasan emosi
2. Mengidentifikasi perkembangan kecerdasan emosi dan keterampilan perilaku sosial;
serta implementasinya dalam pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan perkembangan emosi peserta didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku kecerdasan emosi peserta didik
3. Mengidentifikasi kecerdasan emosi peserta didik
4. Mendeskripsikan proses perkembangan aspek sosial peserta didik
5. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku sosial peserta didik
6. Mengidentifikasi keterampilan perilaku sosial peserta didik
7. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan kecerdasan
emosi peserta didik
8. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan keterampilan
sosial peserta didik.

C. Uraian Materi
1. Perkembangan Emosi
Emosi dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang
menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku. Aspek perilaku dari suatu
emosi ada tiga variabel, yaitu situasi yang menimbulkan emosi, perubahan-perubahan
fisiologis yang terjadi dalam diri individu yang mengalami emosi, dan respon atau
reaksi individu yang menyertai emosi.
Perkembangan emosi dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar, tetapi faktor
belajar lebih penting, karena belajar merupakan faktor yang lebih dapat dikendalikan.
Terdapat berbagai cara dalam mengendalikan lingkungan untuk menjamin pembinaan
pola-pola emosi yang diinginkan.
a. Karakteristik Emosi Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Keadaan emosi pada masa usia sekolah (akhir masa kanak-kanak) umumnya
merupakan periode yang relatif tenang sampai datangnya masa puber. Namun ada saat
anak sering mengalami emosi yang meninggi seperti cepat marah dan rewel,
umumnya sulit dihadapi (periode ketidakseimbangan) disebabkan: 1) faktor fisik
(sakit, lelah), 2) menghadapi lingkungan baru seperti saat anak masuk sekolah, 3)
perubahan yang besar pada kehidupan anak, seperti perceraian atau kematian
orangtua.
Emosi mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan anak karena mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan sosial anak, diantaranya yaitu:
1. Menambah rasa senang dan menyiapkan tubuh untuk bertindak,
2. Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Contoh dapat menyebabkan
gangguan bicara seperti bicara tidak jelas dan gagap,
3. Emosi merupakan bentuk suatu komunikasi dan memperlihatkan kesannya pada
ekspresi wajah, serta mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan,
4. Emosi mengganggu aktivitas mental. Emosi yang kuat akan mudah mempengaruhi
kosentrasi, mengingat, berpikir, dan yang lainnya, sehingga menyebabkan prestasi
belajarnya di bawah kemampuan intelektualnya,
5. Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Ketika anak mengekspresikan
emosi, maka anak akan menilai bagaimana perlakuan orang dewasa terhadapnya,
6. Emosi mempengaruhi interaksi sosial. Melalui emosi anak belajar cara mengubah
perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

7. Emosi mempengaruhi suasana psikologis. Contoh, anak yang menjengkelkan


menimbulkan kemarahan dan kebencian. Akibatnya anak merasa tidak dicintai,
8. Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.

b. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosional memiliki lima wilayah utama, yaitu:
1. Mengenali emosi diri.
2. Mengelola emosi.
3. Memotivasi diri sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Membina hubungan.

2. Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Akhir (6-12 tahun)


Menjadi pribadi sosial adalah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode
ini. Anak menjadi anggota kelompok teman sebaya dan secara bertahap menggantikan
pengaruh orangtua dalam berperilaku.
a. Bentuk Perilaku yang Paling Umum pada Masa Kanak-kanak Akhir
1. Rentan terhadap penerimaan sosial. Keinginan akan perhatian dan penerimaan sosial
menjadi kuat sehingga anak akan melakukan segala hal untuk menghindari penolakan.
2. Kepekaan yang berlebihan. Anak mudah tersinggung dan menafsirkan kata-kata dan
perbuatan orang lain sebagai permusuhan.
3. Sikap sportif dan tanggung jawab.
4. Diskriminasi sosial, ada kecenderungan untuk melakukan pembedaan di antara orang
dengan ciri tertentu. Pembedaan ini disertai dengan kecenderungan memperlakukan
secara berbeda terhadap mereka.
5. Prasangka, ada kecenderungan untuk menilai lebih rendah segala sesuatu yang menjadi
milik orang lain.
6. Antagonisme jenis kelamin, yaitu perlawanan aktif dan penuh permusuhan terhadap
anggota jenis kelamin yang berlawanan.
7. Persaingan terjadi antara anggota dalam kelompok atau antara gang saingannya.
8. Mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi.
9. Wawasan sosial, kemampuan untuk memahami arti situasi sosial dan orang-orang
yang ada di dalamnya.

b. Status Hubungan Sosial


Status hubungan sosial atau status sosiometri berkaitan dengan penerimaan dan
penolakan teman-teman kelompok sebayanya. Ada 3 status sosial, yaitu:
1. Anak popular, seringkali dinominasikan sebagai teman yang terbaik, mereka memiliki
keterampilan sosial yang tinggi, ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara
sosial, suka menolong, dan sangat mudah bekerjasama dengan orang lain, mandiri,
cenderung riang
2. Anak yang diabaikan (neglected children), jarang dinominasikan sebagai teman terbaik,
tetapi bukan karena tidak disukai oleh teman sebayanya. Ciri-ciri perilaku anak yang
diabaikan adalah, cenderung menarik diri, jarang bergaul, temannya sedikit, jarang
dibutuhkan oleh temannya.
3. Anak yang ditolak (rejected chidren), jarang dinominasikan sebagai teman terbaik
dan sering dibenci oleh teman-teman sebayanya. Anak menunjukkan agresi tinggi,
menarik diri, serta kemampuan sosial dan kognitif yang rendah. Anak yang ditolak
ada yang bersikap agresif, yaitu menunjukkan perilaku agresif yang tinggi, kontrol diri
rendah (impulsive), serta perilaku menganggu. Adapula yang tidak agresif, perilakunya
menunjukkan melarikan diri, cemas, dan tidak memiliki keterampilan sosial.

Mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat dilakukan antara lain
dengan 1) membina hubungan persahabatan; 2) bekerja dalam kelompok; 3) berbicara
dan mendengarkan secara efektif; 4) mengatasi masalah dengan teman yang nakal ; 5)
berempati terhadap orang lain; 6) mencapai prestasi tinggi; 7) memecahkan masalah; 8)
memotivasi diri bila menghadapi masa-masa yang sulit; 9) percaya diri saat menghadapi
situasi yang sulit; 10) menjalin keakraban, dan mengajarkan tata krama.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

4. Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial Peserta Didik


Cara mengidentifikasi hal tersebut, diantaranya adalah pengamatan, wawancara, angket,
tes (lisan tulis dan tindakan), studi okumentasi, angket atau inventori, seperti telah
dijelaskan di materi perkembangan peserta didik.
a. Contoh membuat pedoman pengamatan:
1) tuliskan aspek perilaku sosial yang akan diamati
2) tuliskan indikator-indikator dari perilaku tersebut, lalu buat skala penilaian seperti
baik, cukup, kurang.
b. Wawancara bisa dilakukan kepada peserta didik (kelas tinggi) atau orangtua bila
diperlukan untuk memperdalam pemahaman perilaku peserta didik dengan menggunakan
pedoman wawancara.
c. Menganalisa himpunan data mengenai perilaku peserta didik, dan data sosiometri.
d. Menafsirkan informasi dari rekan guru dan teman-temannya
e. Memberikan angket kepada orangtua dan menggunakan skala sikap jika ada.
f. Berkolaborasi dengan konselor pendidikan atau psikolog bila diperlukan

5. Implementasi dalam Pembelajaran.


a. Identifikasi peserta didik dengan memprioritaskan anak yang diduga kecerdasan emosi
dan keterampilan sosialnya rendah.
b. Pahami keragaman dalam kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik.
c. Jadilah social model dengan menampilkan perilaku yang mencerminkan kecerdasan
emosi dan keterampilan sosial yang tinggi
d. Ciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan kecerdasan emosi dan
sosial, yaitu iklim yang demokratis, nyaman, tidak tegang, diselingi humor dan
suasana gembira.
e. Rancang pembelajaran dengan memasukan aspek kecerdasan emosi dan keterampilan
sosial melalui disiplin, bimbingan, dan pembiasaan yang disertai penguatan, serta
pembelajaran berbasis kelompok yang memfasilitasi pengembangan kecerdasan emosi
dan keterampilan sosial.
f. Bimbing peserta didik untuk mengekspresikan emosi yang bisa diterima secara sosial, dan
membantu anak yang terisolir meningkatkan keterampilan sosial sehingga diterima
secara sosial oleh teman sekelasnya.
g. Bekerja samalah dengan sejawat khususnya guru agama dan orangtua untuk
mengembangkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial.
h. Bekerja samalah dengan konselor pendidikan atau psikolog bila diperlukan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 05. Analisis Kasus Perkembangan
Sosial dan Kecerdasan Emosi

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Mengapa anak harus diajarkan cara mengendalikan emosi, jelaskan?


2. Masalah sosial pada anak lebih menonjol dibandingkan masalah kesulitan dalam pelajaran
di sekolah, jelaskan implikasinya terhadap pendidikan?
3. Kerjakanlah kasus di kelas bu Nabila berikut, identifikasi masalahnya, dan usulkan
alternatif solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya

Bu Nabila sedang merancang program dan pembelajaran untuk mendampingi beberapa


peserta didiknya yang mudah marah, cengeng, kurang tekun saat mengerjakan tugas,
dan mau menang sendiri. Dari hasil pengumpulan data sementara diketahui anak-
anak ini berasal dari keluarga yang terlalu memanjakan anak dan selalu mengikuti
semua kemauan anak.
4. Tentukanlah kasus perkembangan kecerdasan dan aspek sosial dari peserta didik di
kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan
sebagai alternatif solusi!
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

F. Evaluasi

1. Ketika mendapat berita bahwa di desa tetangga terjadi bencana alam tanah longsor, banyak
warga yang kehilangan tempat tinggal. Wardah merasa prihatin dan memiliki ide
menggalang dana untuk korban bencana alam. Ide Wrdah di terima dan ditindaklanjuti
oleh pihak sekolah. Sikap prososial Wardah mencerminkan aspek kecerdasan emosi yaitu...
A. simpati
B. empati
C. identifikasi
D. sosialisasi

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Evaluasi dicantumkan pada akhir modul
2. Soal evaluasi belum mencakup seluruh indicator yang hendak dicapai
Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indikator

LK 05 ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSI

1. Bekerjasamalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat dengan sopan dan empati
mengenai kasus kecerdasan emosi dan perkembangan sosial peserta Kegiatan Pembelajaran
didik yang terjadi di kelas peserta diklat. Pastikan kasus tersebut termasuk dalam
lingkup kajian topik yang dibahas.
2. Pilih satu kasus melalui musyawarah, identifikasi masalah secara cermat, diskusikan
dalam kelompok secara sungguh-sungguh dan usulkan alternaif solusi tepat dan kreatif
untuk itu, dan presentasikan hasil kegiatan secara percaya diri dan kreatif.

Jawab

Salah seorang siswa dari sekolah kami, saat ini sedang duduk di kelas 4, dimana siswa ini sulit
untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya dalam satu kelas. Siswa tersebut sangat tekun
dalam pelajaran menggambar tapi tidak untuk pelajaran yang lain. Siswa ini mudah marah, dan
cenderung melampiaskan kemarahannya dengan cara memukul teman-temannya baik laki-laki
maupun perempuan. Pada saat jam belajar siswa ini lebih memilih tidur di dalam kelas dan
bersifat sangat tertutup. Dari hasil pengumpulan data melalui, diketahui siswa ini berasal dari
keluarga mampu yang dimana orangtuanya merupakan pegawai dan jarang berada di rumah
kecuali setelah sore hari. Sewaktu kecil anak-anaknya sudah disodorkan dengan game.
Sehingga sulit untuk beradaptasi dengan anak-anak seusianya akibat tempramennya yang tinggi.

SOLUSI
1. Guru perlu merancang pembelajaran dengan memasukan aspek kecerdasan emosi dan
keterampilan sosial melalui disiplin, bimbingan, dan pembiasaan yang disertai
penguatan, serta pembelajaran berbasis kelompok yang memfasilitasi pengembangan
kecerdasan emosi dan keterampilan sosial anak.
2. Guru perlu membimbing peserta didik untuk mengekspresikan emosi yang bisa diterima
secara sosial, dan membantu anak yang terisolir meningkatkan keterampilan sosial
sehingga diterima secara sosial oleh teman sekelasnya.
3. Guru perlu bekerjasama dengan guru lain secara pribadi dengan siswa tersebut yang lebih
mampu untuk menghadapi anak dengan tempramen tinggi
4. Guru perlu bekerja sama dengan orangtua siswa agar member perhatian khusus terhadap
anaknya, dan menjauhkan dari benda dan pengaruh negative game
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN SOSIAL


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Perkembangan Moral dan Kecerdasan Sosial

A. Tujuan

1. Memahami konsep perkembangan aspek moral dan kecerdasan spiritual


2. Mengidentifikasi ciri-ciri moral dan kecerdasan spiritual peserta didik; dan
implementasinya dalam pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta didik
2. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku moral peserta didik
3. Mengidentifikasi perilaku moral peserta didik
4. Mendeskripsikan tahapan perkembangan penghayatan keagamaan peserta didik
5. Mendeskripsikan ciri-ciri perilaku kecerdasan spiritual peserta didik
6. Mengidentifikasi kecerdasan spiritual peserta didik
7. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan aspek moral
peserta didik
8. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kecerdasan
spiritual peserta didik

C. Uraian Materi
1. Perkembangan Moral
Setiap individu sebagai bagian dari masyarakat diharapkan bersikap sesuai dengan cara
yang disetujui masyarakat. Bersikap baik dan benar adalah sikap yang dipelajari
melalui interaksi dengan lingkungan. Ketika anak lahir tidak memiliki hati nurani atau
skala nilai, mereka memiliki skala nilai karena hasil dari proses belajar. Interaksi sosial
memegang peranan penting dalam perkembangan moral, karena anak mempunyai
kesempatan untuk belajar kode moral dan mendapat kesempatan untuk belajar
bagaimana orang lain memberikan penilaian.
a. Moralitas Merupakan Hasil Belajar
Hati nurani atau skala nilai merupakan hasil dari proses belajar untuk belajar
berperilaku sesuai dengan yang disetujui masyarakat. Sebelum masa kanak-kanak
berahir, amat diharapkan anak dapat mengembangkan skala nilai atau hati nurani untuk
membimbing mereka dalam mengambil keputusan moral.
Empat pokok utama dalam mempelajari sikap moral sebagai berikut ini :

1. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana


dicantumkan dalam hukum, kebiasaan, dan peraturan.
2. Mengembangkan hati nurani atau suara hati merupakan salah satu tugas
perkembangan yang penting pada akhir masa kanak-kanak.
3. Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilakunya tidak sesuai
dengan harapan kelompok.
4. Mempunyai kesempatan berinteraksi sosial dengan anggota kelompok sosial.

Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan moral.Pada masa ini
anak sudah mempertimbangkan situasi khusus mengenai moral yang baik dan salah.
Kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama, karena nilai-nilai
moral bersifat tegas, pasti, tetap, serta tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu.
Nilai ini bersumber dari agama
b. Tingkat danTahapan Perkembangan Moral
Terdapat tiga tingkat perkembangan moral, yang masing-masing ditandai oleh dua tahap.
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya pada teori Kohlberg
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

adalah internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan


secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai tingkat dan tahap perkembangan moral dari
Kohlberg, berikut penjelasan melalui penggunaan contoh namun penjelasan umum pada
tabel di muka masih disampaikan untuk kemudahan mengaitkan dengan konteks
perkembangannya.
Tingkat Satu : Penalaran Prakonvensional
Tingkat ini adalah tingkat paling rendah (4-10 tahun). Pada tingkat ini anak tidak
memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral tetapi dikendalikan oleh hadiah dan
hukuman eksternal.
Tahap 1. Orientasi hukuman dan ketaatan. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan pada
hukuman. Anak-anak taat karena menghindari hukuman, menaruh hormat karena melihat
sifat yang memberi aturan yang bersangkutan..
Tahap 2. Orientasi ganjaran. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas hadiah dan
kepentingan sendiri. Anak taat karena akan mendapat hadiah dan mendapat balasan
budi.
Tingkat Dua : Penalaran Konvensional
Internalisasi masih setengah-setengah (10-13tahun). Pada tingkat ini anak patuh secara
internal pada standar tertentu, tetapi standar itu pada dasarnya ditetapkan oleh orang lain,
seperti orang tua atau oleh aturan sosial.
Tahap 3. Norma-norma interpersonal. Pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran,
kepedulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan moral. Anak
taat untuk menghindari rasa tidak setuju dari orang lain.
Tahap 4. Orientasi otoritas. Pada tahap ini pertimbangan moral didasarkan atas
pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.

Tingkat Tiga : Penalaran Pascakonvensional


Tingkat ini adalah tingkat tertinggi (13 tahun ke atas). Pada tingkat ini
internalisasi moral terjadi pada individu dan tidak didasarkan pada standarstandar moral
orang lain.
Tahap 5. Orientasi kontrak sosial. Pada tahap ini seseorang memahami bahwa nilai-nilai
dan aturan-aturan bersifat relatif dan standar nilai dapat berbeda antara satu orang dengan
yang lainnya.
Tahap 6. Prinsip-prinsip etis universal. Pada tahap ini seseorang telah mengembangkan
suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang bersifat universal. Tindakan
dibimbing oleh asas-asas atas pilihan sendiri atau kata hati, asas-asas yang dijunjung
tinggi untuk menghindari penyesalan diri
Tahap 2 dan 3. Pada masa dewasa awal hanya sedikit individu yang bernalar di
pascakonvensional.

2. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap
perilaku dan kegiatan. Dengan demikian ia akan mengawali segala sesuatunya dengan nama
Tuhan, menjalaninya sesuai dengan perintah Tuhan dan mengembalikan apapun hasilnya
kepada Tuhan. .
a. Tahap Perkembangan Penghayatan Keagamaan Usia Sekolah dan Karakteristiknya Sejalan
dengan perkembangan kesadaran moraliras, perkembangan penghayatan keagamaan,
yang erat hubungannya dengan perkembangan intelektual, emosional dan konatif.
Secara garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan dibagi dalam tiga
tahapan yang secara kualitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda.

Tahapan-tahapan itu ialah sebagai berikut, 1) masa kanak-kanak (sampai usia tujuh tahun);
2) masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun); 3) masa remaja (12-18 tahun)
dibagi ke dalam dua sub tahapan, yaitu remaja awal dan akhir.
Karakteristik penghayatan keagamaan pada masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun),
yang ditandai, antara lain sebagai berikut ini.
1. Sikap keagamaan bersifat reseptif (menerima saja apa yang dijelaskan orangtua atau
guru kepadanya) tetapi disertai pengertian
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Pandangan dan paham ke-Tuhan-an diterangkan secara rasional sesuai dengan


kemampuan berpikir anak yaitu dengan cara yang lebih dekat dengan kehidupan
sehari-hari dan lebih konkret yang bersumber pada indikator alam semesta sebagai
perwujudan dari keberadaan dan keagungan-Nya;
3. Penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual
(ibadah keagamaan) diterima sebagai keharusan moral.

b. Proses Perkembangan Kecerdasan Spiritual dan Penghayatan Keagamaan


Faktor yang mempengaruhi perkembangan penghayatan keagamaan adalah orangtua,
guru dan dan lingkungan. Pendidikan dilingkungan keluarga memegang peranan yang
sangat penting dalam perkembangan penghayatan keagamaan. Hubungan yang harmonis
dengan orangtua, disayang, dilindungi, dan mendapat perlakuan baik, maka anak akan
mudah menerima kebiasaan orangtua, dan selanjutnya akan cenderung kepada agama.
Sebaliknya hubungan dengan orangtua yang kurang harmonis, penuh tekanan, kecemasan,
ketakutan, menyebabkan sulitnya perkembangan agama pada anak.
Pendidikan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat memegang peranan penting
dalam memelihara dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual. Terpeliharanya
kecerdasan spiritual akan mengoptimalkan IQ dan EQ.
Oleh karena itu pendidikan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat memegang
peranan penting dalam memelihara dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual.

3. Identifikasi Perilaku Moral dan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik


Cara identifikasi aspek moral dan kecerdasan spiritual peserta didik sama dengan cara
identifikasi perkembangan emosi dan sosial.

4. Implementasi dalam Pembelajaran


1. Jadilah panutan dengan menampilkan sikap dan perilaku yang mencerminkan
kepribadian dan moral yang baik, serta cerdas secara spiritual,
2. Ciptakan iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan moral dan kecerdasan spiritual
peserta didik.
3. Pahami ada keragaman dalam perilaku moral dan kecerdasan spiritual karena tidak
semua peserta didik memiliki lingkungan keluarga yang menjunjung moral dan spiritual
yang tinggi serta keluarga yang harmonis.
4. Rancang pembelajaran dengan memasukan aspek moral atau karakter dan spiritual
dalam pembelajaran.
5. Kembangkan perilaku moral dan spiritual melalui pembiasaan yang disertai
pemahaman dan disiplin yang disertai konsekuensi yang mendidik. Buatlah norma-
norma perilaku moral/spiritual yang harus dilakukan yaitu jujur, empati, taat aturan,
tanggung jawab, menghargai orang lain, mengasihi orang lain dsb.
6. Biasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar dan dorong peserta didik untuk rajin
beribadah serta libatkan mereka dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
7. Buat suatu tugas kelompok/kelas yang dapat meningkatkan sikap altruisme
(membantu orang lain dengan ikhlas).
8. Bekerja sama dengan rekan guru, terutama guru agama serta orangtua untuk
membantu meningkatkan perilaku moral dan kecerdasan spiritual.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1
LK 06. Analisis Kasus Perkembangan Moral dan
Kecerdasan Spiritual

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


1. Mengajarkan anak untuk membedakan yang baik dan salah secara konsisten adalah
hal yang sangat penting bagi perkembangan moral, jelaskan!
2. Menurut Zakiah Daradjat penghayatan keagamaan berkaitan dengan kematangan
intelektual, jelaskan implikasinya terhadap pendidikan!
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Menurut Bandura dan Mc.Donald perkembangan pertimbangan moral tidak hanya


merupakan fungsi kognitif tetapi merupakan pembelajaran sosial, jelaskan!
4. Kerjakanlah kasus di kelas Bu Maryam berikut ini, identifikasi masalahnya, dan usulkan
alternatif solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya !

Bu Maryam sedang merancang program dan pembelajaran yang dapat memfasilitasi


beberapa peserta didik asuhannya yang memiliki kendala dalam aspek spiritual. Informasi
yang berhasil dikumpulkan dari hasil pengamatan dan dari sumber lain diantaranya
adalah: a) mudah stress kalau nilai ulangan buruk, setelah ditanyakan ternyata yang
bersangkutan merasa kecewa karena telah berusaha untuk belajar dan berlatih dengan
keras tapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan dan merasa bahwa mereka layak
mendapatkan nilai yang lebih baik; b) seringkali murung dan tampak tidak bersemangat
dengan alasan mereka karena tidak terlalu menyukai mata pelajaran IPA; c) informasi dari
teman-teman terdekatnya, beberapa orang dari peserta yang bermasalah ternyata agak lalai
dalam melaksanakan kewajiban beribadah.

5. Tentukanlah kasus dalam pengembangan moral dan kecerdasan spiritual yang terjadi
di kelas Anda, identifikasi masalahnya, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut!

F. Evaluasi

1. Pemahaman mengenai Tuhan pada masa usia sekolah dasar harus dijelaskan secara rasional
yang dikaitkan dengan pengalaman kehidupannya seharaihari dan contoh-contoh konkret
ang bersumber pada indikator alam semesta sebagai perwujudan dari keberadaan dan
keagungan-Nya. Hal ini karena bahwa perkembangan penghayatan keagamaan seiring
dengan tahapan perkembangan...
A. afektif
B. emosi
C. konatif
D. kognitif

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Soal evaluasi dicantumkan pada akhir modul
2. Soal evaluasi belum mencakup semua indicator yang harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indikator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 06 PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN SOSIAL

1. Bekerjasamalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat secara sopan dan empati
mengenai kasus perkembangan moral dan kecerdasan spiritual peserta didik yang terjadi
di kelas peserta diklat. Pastikan kasus tersebut termasuk dalam lingkup kajian yang
dibahas.
2. Pilih satu kasus melalui musyawarah, identifikasi masalahnya secara cermat, diskusikan
dalam kelompok secara sungguh-sungguh dan usulkan alternaif solusi kreatif dan tepat
untuk itu, dan presentasikan hasil kegiatan secara percaya diri dan kreatif.

Jawab
Salah seorang siswa yang kini duduk di bangku kelas VI seringkali murung dan tampak tidak
bersemangat saat mengikuti pembelajaran Matematika dengan alasan karena tidak terlalu
menyukai mata pelajaran Matematika; berdasarkan informasi dari siswa tersebut setelah
ditanyakan secara langsung, dan juga sesuai dengan informasi yang diperoleh dari guru agama,
ternyata siswa tersebut juga agak lalai dalam melaksanakan kewajiban beribadah.

Solusi
1. Guru perlu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan moral dan
kecerdasan sosial, yaitu iklim yang demokratis, nyaman, tidak tegang, diselingi humor
dan suasana gembira.
2. Guru perlu merancang pembelajaran dengan memasukan aspek perkembangan moral dan
kecerdasan sosial melalui disiplin, bimbingan, dan pembiasaan yang disertai penguatan,
serta pembelajaran berbasis kelompok yang memfasilitasi pengembangan kecerdasan
emosi dan keterampilan sosial.
3. Guru perlu bekerja samalah dengan sejawat khususnya guru agama dan orangtua untuk
mengembangkan perkembangan moral dan kecerdasan sosial
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN AWAL DAN KESULITAN BELAJAR


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Identifikasi Kemampuan Awal dan Kesulitan Belajar

A. Tujuan
1. Memahami konsep kemampuan awal dan kesulitan belajar
2. Memahami cara mengidentifikasi kemampuan awal dan kesulitan belajar
3. Memahami factor kesulitan belajar; dan menggunakan hasilnya untuk memfasilitasi
pembelajaran yang lebih baik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
2. Mengidentifikasi kesulitan belajar .
3. Menjelaskan faktor-faktor kesulitan belajar.
4. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif berdasarkan hasil identifikasi
kemampuan awal peserta didik
5. Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif berdasarkan hasil identifikasi kesulitan
belajar peserta didik

C. Uraian Materi
1. Identifikasi Kemampuan Awal
Keberhasilan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok. Meskipun guru menghadapi kelompok
kelas yang terdiri dari peserta didik yang memiliki umur yang relatif sama, namun
mereka tidak dapat diberi perlakukan yang sama. Oleh karena itu pada awal pembelajaran
guru harus meneliti dahulu kemampuan awal peserta didik, karena menjadi dasar
bagaimana pembelajaran sebaiknya direncanakan dan apakah indikator pembelajaran
yang semula dirumuskan harus mengalami perubahan. Apalagi bila perilaku awal
berkaitan dengan kemampuan prasyarat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan mengetahui gambaran tentang entering behavior peserta didik, maka akan
memberikan banyak bantuan kepada guru, diantaranya sebagai berikut ini.
a. Untuk mengetahui seberapa jauh adanya kesamaan individual antara peserta didik
dalam taraf kesiapannya, kematangan, serta tingkat penguasaan dari pengetahuan
dan ketarampilan dasar sebagai landasan bagi penyajian bahan baru.
b. Dapat mempertimbangkan dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alat
bantu belajar-mengajar yang sesuai.
c. Membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes sehingga diperoleh indikator atau
petunjuk seberapa banyak perubahan perilaku itu telah terjadi pada peserta didik,
sebagai hasil pengaruh dari pembelajaran.

2. Identifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik


a. Identifikasi Jenis dan Ruang Lingkup Pengetahuan yang Telah Diketahui dan
Dikuasai Peserta Didik
1) Pada saat memulai pembelajaran berikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang
telah diberikan terdahulu (apersepsi).
2) Memberikan pre-tes dengan menggunakan instrumen pengukuran prestasi belajar
yang memadai syarat (validitas, realibilitas dan sebagainya) sebelum pembelajaran.
Instrumen pengukuran prestasi belajar yang digunakan pada pre-test biasanya sama
dengan, serupa, atau ekuivalen dengan yang akan digunakan pada post-test.
b. Identifikasi Tingkat dan Tahap serta Jenis Kemampuan (Kognitif, Afektif,
Psikomotor) yang telah dicapai oleh peserta didik

Hal-hal yang harus dilakukan guru dalam memahami kemampuan awal atau
perilaku awal peserta didik antara lain sebagai berikut ini :
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

a. Pada awal setiap pembelajaran, guru harus mengindentifikasi dulu perilaku awal atau
kemampuan awal peserta didik, baik aspek pengetahuan yang telah dikuasainya,
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Tidak setiap aspek kemampuan peserta didik pada awal pembelajaran sama
pentingnya.
c. Bila menyangkut kemampuan yang menjadi prasyarat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, maka guru harus memberikan beberapa pertanyaan secara lisan kepada kelas
atau memberikan tes awal berupa tes tulis singkat.
d. Perbedaan karakteristik dalam kemampuan awal antara kelas yang satu dengan kelas
lainnya, antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya dalam satu kelas,
harus menjadi dasar pertimbangan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran.
e. Saat akan melaksanakan pembelajaran kenali minat, motivasi belajar, dan sikap belajar
peserta didik sehingga guru dapat menggunakan metode dan media pembelajaran
yang menarik serta bagaimana cara guru meningkatkan minat, sikap dan motivasi
belajar pada mata pelajaran yang bapak/ibu ampu.
f. Pemahaman perilaku awal mengenai aspek kesehatan fisik dan sensori-motorik, menjadi
pertimbangan dalam memberikan materi atau tugas yang melibatkan kegiatan fisik dan
psikomotor.
3. Kesulitan Belajar
a. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar
1. Dalam batas waktu yang ditentukan peserta didik tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan
atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru.
2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang seharusnya sesuai dengan
tingkat intelegensinya.
3. Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai
dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu.
4. Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi
kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.

Peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau ukuran kapasitas (taraf
intelegensi) atau kemampuan dalam program pelajaran atau tingkat perkembangan.
Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Diagnostik Kesulitan Belajar


1. Diagnosis merupakan istilah teknis yang diadopsi dari dunia medis. Diagnosis adalah
suatu proses menemukan kelemahan yang dialami seseorang melalui suatu pengujian
dan studi yang seksama terhadap gejala-gejalanya sebagai upaya menemukan
karakteristik atau kelemahan-kelemahan yang esensial untuk membuat suatu
keputusan
2. Pengertian Kesulitan Belajar yaitu suatu proses yang berusaha untuk memahami jenis dan
karakteristik kesulitan belajar serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan
cara mengumpulkan dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin
sehingga dapat mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif
pemecahan masalah.
3. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
1. Diagnosis Umum
Pada tahap ini biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk evaluasi dan
pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk menemukan siapakah
yang diduga mengalami kelemahan tertentu.
2. Diagnosis Analitik
Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk mengetahui di mana
letak kelemahan tersebut.
3. Diagnosis Psikologi
Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain
sebagai berikut a) Observasi, b) Analisis karya tulis, c) Analisi proses dan respon lisan,
d) Analisis berbagai catatan objektif, e) Analisi berbagai catatan objektif, f) Wawancara,
g) pendekatan laboratories dan klinis, h) Studi kasus.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

C. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar


Dalam prosedur dan teknik diagnostik kesulitan belajar, kegiatan mengidentifikasi
kesulitan belajar terdiri dari dua langkah operasional. Kedua langkah tersebutadalah: 1)
menandai dan menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar (identifikasi kasus),
2) menemukan dimana letak kesulitannya serta mengidentifikasi bagaimana karakteristik
kesulitan belajarnya (identifikasi masalah).

1. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus bertujuan untuk menandai dan menemukan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar.
a. Untuk mengetahui peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan
dengan membandingkan nilai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai
batas lulus (KKM, rata-rata kelas).
Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar selain dari
nilai prestasi belajar dapat pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisis
catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar.
1) Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambatnya dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaannya.
2) Penggunaan catatan daftar hadir.
3) Penggunaan catatan atau bagan partisipasi untuk mengetahui aktivitas dan
partisipasi peserta didik dalam kelas. Peserta didik yang pasif diduga mengalami
kesulitan belajar..
4) Penggunaan catatan sosiometri dilakukan pada bidang studi tertentu yang
menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok adalah untuk mengetahui anak yang
terisolir.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk menandai dan melokalisasikan letak kesulitan
belajar sehingga diketahui pada bidang studi mana kesulitan belajar itu terjadi dan
bagaimana karakteristik kesulitan belajar peserta didik.
Berikut ini adalah cara melakukan identifikasi masalah (melokalisasi letak kesulitan
belajar).
a. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu Untuk mengetahui pada
bidang studi manakah siswa mengalami kesulitan belajar, dan hanya pada satu
bidang studi atau lebih, yaitu dengan membandingkan nilai siswa pada semua
bidang studi dengan nilai KKM atau rata-rata dari semua bidang studi.
b. Mengidentifikasi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi
Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi Untuk mengetahui materi pelajaran
mana saja yang mengalami kesulitan belajar bisa dilakukan dengan menganalisis
lembar jawaban siswa pada tes ulangan tengah/akhir semester, dapat pula pada
pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, atau dengan rancangan pre-post test bila
belum ada tes diagnostik khusus.
c. Analisis Catatan Proses Pembelajaran
Untuk mengetahui kesulitan belajar pada aspek-aspek proses belajar tertentu
dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian
tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam partisipasi, kurang penyesuaian sosial.
Hasil analisis tersebut dengan jelas menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang
bersangkutan.

3. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


a. Bila kasus kelompok (mayoritas peserta didik memiliki kesulitan belajar) maka faktor
penyebab kesulitan belajar berasal luar diri peserta didik. Kemungkinan besar faktor
penyebabnya kondisi sekolah (kualifikasi guru, pembelajaran, materi, sistem penilaian,
strategi/metode/teknik pembelajaran yang tidak sesuai dengan keragaman peserta didik,
dsb.)
b. Bila kasusnya individual, maka faktor penyebabnya kemungkinan berasal dari diri
peserta didik. Faktor penyebab itu dapat bersumber pada (a) kemampuan dasar atau
potensi yaitu intelegensi dan bakat; (b) bukan yang bersifat potensial, yaitu kurang
memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan dari sutu bidang studi,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

aspek fisik kesehatan, gangguan pancaindra, kecacatan, dsb.), emosional (kecemasan,


phobia, penyesuaian yang salah), kurang minat dan motivasi belajar, sikap dan
kebiasaan belajar yang negatif, kurang konsentrasi, kurang mampu menyesuaikan diri,
dsb.
4. Membuat Alternatif Bantuan
Pengambilan keputusan berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar dalam kegiatan
memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar
5. Melakukan Tindak Remedial atau Membuat Referal
Bila permasalahan yang bertalian dengan sistem pembeajaran dan masih dalam kesanggupan
guru, maka bisa diberikan oleh guru sendiri dengan layanan pembelajaran remedial.
Namun bila diluar kesanggupan guru seperti aspek kepribadian dan medis, guru hanya
membuat rekomendasi atau rujukan.
4. Implementasi dalam Pembelajaran
a. Pahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar.
b. Identifikasi kesulitan belajar serta bantulah peserta didik mengatasi kesulitan
belajarnya.
c. Berikan layanan pembelajaran remedial bila permasalahannya bertalian dengan
pembelajaran dan masih dalam kesanggupan guru.
d. Membuat rujukan kepada tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog) bila
permasalahannya di luar kemampuan guru.
e. Bantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk mengoptimalkan prestasi
belajarnya, meningkatkan kepercayaan diri, minat, dan sikap postif terhadap pelajaran.
f. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami faktor penyebab
kesulitan belajar dalam diri peserta didik.
g. Cegahlah terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik dengan merancang
pembelajaran yang sesuai dengan keragaman peserta didik.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 07. Analisis Kasus Identifikasi Bekal Ajar
Awal dan Kesulitan Belajar

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jelaskan mengapa guru harus memahami kemampuan awal peserta didik, sebelum
memasuki kegiatan belajar-mengajar!
2. Bagaimana cara seorang guru mengidentifikasi kemampuan awal inteligensi peserta
didik?
3. Kerjakanlah kasus berikut ini, tentukan dengan cermat apa yang harus dilakukan
untuk melengkapi data kemampuan awal peserta didik. Bekerjasamalah dalam
kelompok dan presentasikan hasilnya secara kreatif !

Pada tahun pelajaran ini Bu Anisa ditugasi mengajar di kelas baru sesuai giliran
dari kebijakan rotasi di sekolahnya. Untuk lebih mengenal peserta didik asuhannya
dan sebagai bekal untuk mengajar Bu Anisa akan melakukan identifikasi kemampuan
awal dari peserta didiknya. Sayang sekali data dari guru kelas yang mengajar
peserta didik yang akan diasuhnya tidak lengkap sehingga Bu Anisa perlu
melakukan beberapa hal untuk memastikan informasi yang diperolehnya lengkap
4. Identifikasilah secara cermat peserta didik di kelas Anda dengan data kemampuan
awal yang belum lengkap dan lakukanlah berbagai upaya untuk melengkapinya.
Rancang secara kreatif pemanfaatan data tersebut untuk memfasilitasi pencapaian
terbaik mereka sesuai potensinya.

Kesulitan Belajar
1. Jelaskan langkah-langkah identifkasi kesulitan belajar?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peserta didik underachiever?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Kerjakanlah kasus di kelas bu Sarah berikut dan usulkan alternatif solusi untuk itu.
Bekerjasamalah dalam kelompok dengan memperhatikan sopan santun, dan saling
menghargai pendapat, serta presentasikan hasilnya secara kreatif dan percaya diri.

Pada awal semester ini, Bu Sarah sedang merancang pembelajaran yang dapat
memfasilitasi 7 orang peserta didik yang tidak mencapai KKM di materi IPA dan
matematika. Pada saat pembelajaran, peserta didik ini kurang memperhatikan, sering
jalan-jalan, mengajak ngobrol teman yang duduk di dekatnya, saat ada tugas kadang-
kadang lebih banyak memperhatikan temannya mengerjakan tugas daripada
mengerjakan tugasnya sendiri sehingga seringkali terlambat menyelesaikan tugas, tidak
mengerjakan tugas guru tapi sibuk melakukan kegiatan sendiri seperti menggambar
atau memainkan alat-alat tulis yang dibawanya.
4. Tentukanlah kasus terkait kesulitan belajar dari peserta didik di kelas Anda,
identifikasi secara cermat dan jujur faktor penyebab, serta rancang secara kreatif dan
percaya diri apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai alternatif solusinya!

F. Evaluasi
Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :
1. Tidak tercantum bahan evaluasi di akhir materi

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indicator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 07 Analisis Kasus Identifikasi Bekal Ajar Awal dan Kesulitan Belajar

1. Bekerjasamalah dalam kelompok dan lakukanlah curah pendapat secara santun dan empati
mengenai kasus kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik yang terjadi di kelas
peserta diklat. Pastikan dengan cermat kasus tersebut termasuk dalam lingkup kajian yang
dibahas.
2. Pilih satu kasus melalui musyawarah, identifikasi masalahnya secara cermat, diskusikan
dalam kelompok secara bersungguh-sungguh dan usulkan alternaif solusi kreatif dan
tepat untuk itu dan presentasikan hasil kegiatan dengan percaya diri dan kreatif, untuk
tugas berikut ini:
a. Identifikasilah data kemampuan awal peserta didik di kelas yang Anda asuh dan tentukan
apa yang harus dilakukan untuk melengkapi data yang kurang lengkap, dan rancang
bagaimana cara menggunakan data tersebut untuk memfasilitasi peningkatan
pencapaian terbaik mereka sesuai potensinya.
b. Tentukanlah kasus peserta didik di kelas Anda yang mengalami kesulitan belajar,
identifikasi faktor penyebab, dan rancang apa yang sebaiknya Anda lakukan sebagai
alternatif solusinya!

Jawaban
Berdasarkan hasil pengamatan Nilai Ulangan Tengah Semester tahun ini, sebagian besar
siswa pada kelas tinggi tidak mencapai KKM pada materi matematika. Pada saat
pembelajaran berlangsung, selain disebabkan oleh factor internal siswa (daya tanggap)
siswa yang kurang, peserta didik tersebut juga kurang berani untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapatnya terkait materi yang belum ia pahami, sehingga saat ada tugas
kadang-kadang siswa tersebut lebih banyak diam dan berpura-pura paham terhadap
materi yang baru disajikan, alhasil pekerjaan yang dikumpul juga mendapat nilai di bawah
nilai rata-rata kelas.
Solusi

Guru perlu untuk :


1. Memberikan layanan pembelajaran remedial bila permasalahannya bertalian dengan
pembelajaran dan masih dalam kesanggupan guru.
2. Membuat rujukan kepada tenaga ahli (konselor pendidikan, dokter, psikolog) bila
permasalahannya di luar kemampuan guru.
3. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk mengoptimalkan
prestasi belajarnya, meningkatkan kepercayaan diri, minat, dan sikap postif terhadap
pelajaran.
4. Bekerja sama dengan rekan sejawat dan orangtua untuk lebih memahami faktor penyebab
kesulitan belajar dalam diri peserta didik.
5. Mencegah terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik dengan merancang
pembelajaran yang sesuai dengan keragaman peserta didik.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PKB KKA
PROFESIONAL
KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA SD
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

BENTUK BAKU DAN NON BAKU, SERTA RAGAM BAHASA


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kegiatan Pembelajaran : Hakikat, Fungsi, Kedudukan, dan Ragam Bahasa Indonesia

A. Tujuan
1. Menjelaskan hakikat bahasa Indonesia dengan rasa percaya diri;
2. Menyebutkan fungsi bahasa Indonesia dengan rasa tanggung jawab;
3. Membedakan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dengan kreatif;
4. Mengidentifikasi ragam bahasa Indonesia dengan menghargai pendapat orang lain.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan hakikat bahasa Indonesia.
2. Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia.
3. Menyebutkan fungsi bahasa Indonesia.
4. Membedakan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
5. Mengidentifikasi ragam bahasa Indonesia.
6. Membuat contoh ragam bahasa Indonesia.
7. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

C. Uraian Materi
1. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (manasuka) yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
(Kridalaksana: 1983). Ciri atau sifat bahasa yaitu: bahasa itu adalah sebuah sistem, bahasa itu
berwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna,
bahasa itu bersifat konvensional, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, bahasa
itu bersifat produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, dan bahasa itu
manusiawi.

2. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia
adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu, hal ini bila dilihat dari sudut pandang
linguistik. Adapun alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai
berikut:

a) Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca


(bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh
wilayah Nusantara.
b) Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari,
mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk
memperkaya dan menyempurnakan fungsinya.
c) Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan
tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak
menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
d) Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk
menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
e) Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
f) Sebagian besar fonologi dan tata bahasa bahasa Melayu dianggap relatif mudah.
Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun
waktu beberapa minggu. (wikipedia)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting seperti yang tercantum dalam:

a) Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
b) Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia.
Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

1. Bahasa kebangsaan atau bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa bahasa
daerah.
2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia

4. Fungsi Bahasa Indonesia


Melihat kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai
berikut :

a. Lambang jati diri (identitas).


b. Lambang kebanggaan bangsa.
c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan
sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.
d. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara kedudukan ini
mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD1945. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
1) Bahasa resmi negara .
2) Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
3) Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.
4) Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi

5. Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.

Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ungkapan atau ujaran-ujaran baku dan beku (forzen)
sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial. Disebut beku karena
ungkapan dan istilah yang dipakai sedemikian tetap dan tidak memungkinkan adanya
perubahan satu patah kata pun.
Ragam bahasa dilihat dari media atau sarananya ada dua yaitu ragam tulis dan ragam lisan.
Ragam tulis adalah ragam bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan. Ragam lisan
mempunyai ciri:
(1) Memerlukan orang kedua/lawan bicara;
(2) Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu;
(3) Perlu intonasi serta bahasa tubuh;
(4) Berlangsung cepat;
(5) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
(6) Kesalahan dapat langsung dikoreksi, dan;
(7) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Dilihat dari penuturnya, ragam bahasa dibagi menjadi tiga yaitu dialek, resmi, dan,tak resmi.
Ragam resmi digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan bicara yang tidakdikenal atau
orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada pembicara.Ragam bahasa resmi
menggunakan aturan dan kaidah bahasa baku. Ragam bahasabaku memiliki ciri:

a. Kemantapan dinamis, memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes;
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

b. Kecendekiaan, sanggup mengungkap proses pemikiran yang rumit diberbagai ilmu dan
teknologi;
c. Keseragaman kaidah adalah keseragaman aturan atau norma.
Penggunan bahasa Indonesia baku digunakan dalam:

a. Komunikasi resmi, yakni surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi
resmi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan,dan sebagainya;
b. Wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karangan ilmiah;
c. Pembicaraan di depan umum yakni dalam ceramah, kuliah, khotbah;
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati yakni orang yang lebih tua, lebih tinggi status
sosialnya dan orang yang baru dikenal.

Ciri struktur bahasa Indonesia baku antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten;
b. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten)
c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten
(pemakaian kata penghubung secara tepat;
d. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten;
e. Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya;
f. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD);
g. Pemakaian peristilahan resmi;
h. Pemakaian kaidah yang baku.

D. Aktivitas Pembelajaran

AKTIVITAS I
LK 1.3 (Bentuk baku dan Non baku)

AKTIVITAS II
LK 1.4 (Ragam Bahasa)

E. Latihan / Kasus /Tugas

1. Memahami tahapan dan tugas perkembangan peserta didik merupakan suatu hal sangat
penting bagi seorang pendidik. Jelaskan apa manfaat bagi guru memahami tahapan dan
tugas perkembangan peserta didik?
2. Memahami karakteristik kemampuan dan perilaku peserta didik merupakan hal yang
sangat penting bagi seorang guru, jelaskan implikasinya terhadap pembelajaran?
3. Pelajari kasus perkembangan peserta didik berikut ini, identifikasi indikator
masalahnya (fenomena/gejala yang terlihat), apa masalahnya, dan usulkan alternatif
solusi untuk itu. Bekerjalah dalam kelompok dan presentasikan hasilnya.
a. Kelas Awal
Bu Fatimah guru di kelas 1 SDN 1 Kota Tasikmalaya sedang berupaya untuk
mengakomodasi perbedaan perkembangan peserta didik asuhannya. Beberapa
diantaranya masih belum bisa membaca dan menulis. Dari informasi yang
dikumpulkan dan hasil pengamatan, mereka tumbuh dengan dukungan orangtua yang
terbatas karena sibuk bekerja dan belum memahami arti pendidikan bagi masa depan
anak-anak, serta mereka datang dari keluarga ekonomi lemah sehingga tidak mungkin
mendatangkan guru les.
4. Tentukanlah kasus perkembangan peserta didik di kelas Anda, identifikasi indikator
masalah dan masalahnya, serta usulkan alternatif solusinya.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

F. EVALUASI
1. Perhatikan teks berikut.
Dilihat dari pokok permasalahannya petikan paragraf di atas termasuk ke dalam ragam
bahasa...
a. penelitian
b. resmi
c. pendidikan
d. jurnalistik
2. Di bawah ini yang merupakan ragam bahasa lisan akrab adalah...
a. Ariani bilang kita harus segera kumpulin tugas.
b. Ariani berkata kita harus segera mengumpulkan tugas.
c. Ariani bilang kita harus segera mengumpulkan tugas.
d. Ariani mengatakan bahwa kita harus segera mengumpulkan tugas.

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Soal evaluasi belum mencakup semua aspek indicator yang harus dicapai

2. Penomoran yang kurang terstruktur

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indicator pada
akhir materi
2. Lebih teliti lagi dalam penomoran sub-sub pokok bahasan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 1.3 BENTUK BAKU DAN NON BAKU

LK 1.3 (Bentuk Baku dan Nonbaku) untuk On


a) Pelajari materi tentang Ragam Bahasa!
b) Cari dan bacalah referensi lain terkait dengan Bentuk Baku dan Nonbaku Bahasa
Indonesia!
c) Beri tugas kepada peserta didik untuk membuat tulisan narasi minimal tiga
paragraf!
d) Kemudian analisislah tulisan tersebut berdasarkan penggunaan kosa kata baku dan
nonbaku!

Hasil Analisis Tulisan Narasi Siswa Penggunaan Kosa Kata Baku dan Nonbaku
Hasil Analisis Tulisan Narasi Siswa Penggunaan Kosa Kata Baku dan Nonbaku

1. Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar
ukuran atau yang dijadikan standar.
2. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan
karena untuk memahaminay dibutuhkan daya nalar yang tinggi.

1. Saudara ketua, para hadirin yang 2. Waktu kami menginjak klinik di bulan
terhormat, kalimat tersebut jelas salah, September Kalimat diatas jelas salah,
karena mengandung makna jamak. Kata kata majemuk tidak tepat dipakai
para sudah menyatakan jamak, begitu juga seharusnya memasuki, kata perangkai di
kata hadirin, sudah mengandung makna tidak boleh ditempatkan didepan kata tidak
semua orang yang hadir, oleh karena itu menunjukkan kata tempat, jadi diganti
tidak perlu dijamakkan lagi dengan dengan pada. Kalimat yang benar adalah:
menempatkan kata peserta para. Kalimat waktu kami memasuki klinik pada bulan
yang benar adalah: saudara ketua, hadirin September..
yang terhormat,..

3. Berhubung berjangkitnya penyakit cacar 4. Atas perhatian saudara dihaturkan banyak


perlu diambil tindakan.. Kalimat diatas terima kasih. Kalimat diatas salah karena
salah, kata penghubung yang harus selalu kata dihaturkan tidak ada dalam bahasa
diikuti oleh, dengan, dan dibelakang kata Indonesia, yang ada kata diucapkan
cacar lebih baik dibubui koma. Jadi kalimat selanjutnya kata banyak juga tidak dipakai,
yang benar adalah: berhubung dengan karena tidak lazim. Jadi kalimat yang benar
berjangkitnya penyakit cacar, perlu diambil adalah: atas perhatian saudara diucapkan
tindakan terima kasih
5. Seluruh sekolah-sekolah yang ada dikota 6. Seluru anggauta perkumpulan itu harus
ini tidak menyenangi sisitim ujian itu. hadlir pada jam 14.00 siang.
Kalimat diatas salah. Kata seluruh sudah Kalimat diatas salah.
menunjukkan jamak. Jadi tidak perlu kata I. Penulisan anggauta seharusnya anggota.
yang didepannya diulang, cukup seluruh II. Penulisan hadlir seharusnya hadir
sekolah. Selanjutnya kata depan di harus (hiperkorek).
dipisahkan. Penulisan kata sisitim III. Menunjukkan waktu dipakai kata yang
seharusnya sistem. Jadi kalimat yang benar tepat adalah pukul.
adalah seluruh sekolah yang ada dikota ini Jadi kalimat yang benar adalah:
tidak menyenangi sistem ujian itu Seluruh anggota perkumpulan itu harus
hadir pukul 14.00
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 1.4 RAGAM BAHASA

LK 1.4 (Ragam Bahasa) untuk On


a. Pelajari materi tentang Ragam Bahasa!
b. Amatilah percakapan para peserta didik di kelas Bapak dan Ibu ajar!
c. Amatilah ragam bahasa yang digunakan oleh para peserta didik!
d. Buat laporan sederhana tentang pengamatan tersebut sebanyak minimal tiga paragraf!

Jawab
Contoh ragam bahasa yang digunakan oleh peserta didik dalam kelas :

a. Ragam Bahasa Lisan


1. Ko mau makan nasi kuning ?
2. Sebentar sore latihan di rumahku, nggak boleh telat
b. Ragam Bahasa Tulis
1. Apa kamu ingin makan nasi kuning ?
2. Sebentar sore kita akan latihan di rumahku, kalian tidak boleh terlambat
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Keterampilan Berbahasa Indonesia


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kegiatan Pembelajaran : Pemerolehan Bahasa Anak

A. Tujuan

1. Membedakan pemerolehan dan pembelajaran bahasa dengan rasa tanggungjawab


2. Menjelaskan tahapan pemerolehan bahasa dengan rasa percaya diri
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa dengan
kreatif.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan pemerolehan bahasa anak.
2. Menjelaskan pembelajaran bahasa anak.
3. Membedakan pemerolehan dan pembelajaran bahasa .
4. Menjelaskan tahapan pemerolehan bahasa.
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa.
C. Uraian Materi
1. Pemerolehan Bahasa Anak
Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah Inggris aquisition, yakni proses
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajarbahasa
ibunya.
2. Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak
Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa, biasanya anak-anak memproduksi
perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut:
1) Tahap satu kata atau Holofrastis : Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12
dan 18 bulan.
2) Tahap dua kata, Satu frase: Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan.
3) Ujaran Telegrafis : Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda
(multiplewordutterences)atau disebut juga ujaran telegrafis
3. Pemerolehan Bahasa Anak secara Hirarkis
Bila dilihat secara hirarkis, maka pemerolehan bahasa anak dapat diuraikan seperti
penjelasan di bawah ini:
1) Pemerolehan dalam Bidang Fonologi
Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan
bunyi konsonan atau vokal.
2) Pemerolehan dalam Bidang Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata atau
bagian kata. Kata ini, bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena dia
belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari
seluruh kalimat itu.
3) Pemerolehan dalam bidang Semantik
Dari segi sintaksis, USK (Ujaran Satu Kata) sangatlah sederhana karena memang hanya
terdiri dari satu kata saja, bahkan untuk bahasa seperti bahasa Indonesia hanya sebagian
saja dari kata itu. Senada dengan uraian Dardjowidjojo di atas Zuchdi (2001)
menjelaskan tahap-tahap pemeroleh bahasa anak sebagai berikut :
1) Mendekut (mengeluarkan bunyi vokal)
2) Meraban/Mengoceh (mengandung konsonan dan bunyi vokal)
3) Ucapan Satu Kata
4) Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

5) Struktur Kalimat Dasar


4. Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama
Perkembangan pemerolehan bahasa anak dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu:

perkembangan prasekolah,
perkembangan ujaran kombinatori, dan
perkembangan masa sekolah.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak
1) Faktor Biologis
Perangkat biologis yang menentukan anak dapat memperoleh kemampuan bahasanya ada
tiga, yaitu otak (sistem syaraf pusat), alat dengar, dan alat ucap.
2) Faktor Lingkungan Sosial
Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan orang lain untuk
berinteraksi dan berkomunikasi.
3) Faktor Intelegensi
Intelengesi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar.
4) Faktor Motivasi
Sumber motivasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu motivasi dari dalam atau
internal dan motivasi dari luar diri atau eksternal.

6. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa


Istilah pemerolehan dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama, yaitu satu proses
perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak lahir. Untuk memahami struktur dan
aturan-aturan di dalam bahasa asing, ada dua cara yang dapat dipergunakan. Yang pertama
adalah meminta seorang menerangkannya; yang kedua adalah menemukannya dengan cara
sendiri. Cara yang pertama disebut eksplikasi (explication), sedangkan cara yang kedua
disebut induksi (induction).
Eksplikasi adalah penjelasan aturan dan struktur bahasa asing dalam bahasa kita sendiri.
Proses ini jarang sekali dipakai ketika seorang anak belajar bahasa pertama.
Induksi adalah cara mempelajari struktur dan aturan bahasa asing dengan mengulang-ulang
kata, frasa, atau kalimat dalam situasi yang relevan sehingga diperoleh pemahaman yang
tepat.

D. Aktivitas Pembelajaran

AKTIVITAS I
LK 2.3 (Laporan Tahap-tahap
Pemerolehan bahasa anak)

AKTIVITAS II
LK 2.4 (Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pemerolehan bahasa anak)

E. Latihan / Kasus /Tugas

Setelah Bapak dan Ibu mempelajari materi pemerolehan bahasa anak, sekarang kerjakanlah
LK di bawah ini!
1. Nilai-nilai karakter apa yang Bapak dan Ibu peroleh setelah membahas materi
Hakikat, Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia?
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta didik setelah
mempelajari materi ini?
3. Hal apa saja yang Bapak dan Ibu pelajari dari materi hakikat, kedudukan, fungsi,
dan ragam bahasa Indonesia?
4. Apa rencana pengembangan dan implementasi yang akan Bapak dan Ibu gunakan
untuk materi hakikat, kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

F. EVALUASI
1. Pada umur empat bulan Difa sudah mengucapkan kata ma ma ma dan da, da,da. Tahap
pemerolehan bahasa yang terjadi pada Difa adalah...
a. Cooing
b. Babling
c. Holofrastis
d. Telegrafik
Medina mulai menulis ketika duduk di kelas 5 SD. Biasanya, putri pasangan Erwin
Lienanda dan Ati Hatijah ini menulis cerita bertema persahabatan dan fantasi saat akhir
pekan atau liburan. Inspirasi menulis bisa datang dari mana saja, terutama dari film, buku,
pengalaman pribadi dan imajinasi, ujar bungsu dari dua bersaudara ini.

4. Ibu Ismaya guru SD kelas IV, meminta siswanya untuk mengucapkan kata-kata yang
mengandung kluster misalnya /pasrah/, /klinik/, /pleonasme/.Faktor pemerolehan bahasa yang
diperoleh peserta didik Ibu Ismaya adalah.
a. Pembelajaran
b. Motivasi
c. Intelegensi
d. biologi

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Bahan evaluasi terdapat pada akhir modul
2. Bahan evaluasi belum mencakup seluruh aspek indicator yang harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indicator pada
akhir materi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 2.3 (Laporan Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa Anak)

a) Pelajari materi tentang Pemerolehan Bahasa Anak!


b) Amatilah tahap pemerolehan struktur kalimat dasar pada peserta didik Bapak dan Ibu ajar
(anak usia 9 s.d. 12 tahun)!
c) Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk laporan sederhana minimal tiga paragraf
Jawaban
Laporan Sederhana Pengamatan Tahap Pemerolehan Struktur Kalimat Dasar Peserta
Didik

Setiap anak yang normal pertumbuhan pikirannya akan belajar bahasa ibu dalam tahun pertama.
Pada masa pubertas (sekitar 12-14 tahun) hingga menginjak dewasa (sekitar 18-20 tahun), anak
akan tetap belajar B1. Sesudah pubertas keterampilan bahasa anak tidak banyak kemajuannya,
meskipun dalam beberapa hal, umpamanya dalam kosakata, ia belajar B1 terus menerus selama
hidupnya. Pemerolehan B1 kita anggap bahasa yang utama bagi anak karena bahasa ini yang
paling mantap pengetahuan dan penggunaannya.
Menurut Aitchison dalam Harras dan Andika (2009:50-56), tahap kemampuan
bahasa anak disajikan pada Tabel

Perolehan struktur kalimat Bahasa Anak usia 9-12 Tahun


Hasil pengamatan perolehan bahasa anak kelas 5 SD yang diamati difokuskan pada jumlah
kalimat, klausa, jumlah kosa kata dan kosa kata lain. Tabel 4 menyajikan jumlah perolehan
kalimat subjek. Jumlah kalimat ketika subjek menceritakan gambar secara lisan. Gambar
disediakan oleh guru dan anak diminta mendeskripsikan isi gambar dengan cara merangkai serita
gambar 1 sampai 6 gambar selesai diceritakan semua. Perolehan jumlah dan jenis kalimatnya
sebagai berikut.

a) Subjek A memperoleh 17 kalimat, terdiri dari kalimat tunggal 10 buah, kalimat yang berjenis
majemuk yaitu 7 kalimat
b) Subjek B memperoleh 21 kalimat dengan rincian kalimat tunggal 15 dan kalimat majemuk 6.
c) Subjek C (perempuan) memperoleh 25 kalimat, 18 kalimat tunggal dan 7 kalimat majemuk.
d) Subjek D (perempuan) dapat bercerita dengan menggunakan 24 buah kalimat dengan
perolehan 16 buah kalimat tunggal dan 8 kalimat majemuk. Menurut data pada tabel 4 antara
subjek penelitian laki-laki dengan perempuan, perolehan kalimatnya berbeda. Perempuan
dapat menghasilkan kalimat yang lebih banyak daripada subjek laki-laki

Tabel 4. Jumlah Pemerolehan Kalimat pada Anak kelas 5 SD


Pemerolehan Kalimat
Subjek L/P Usia Kelas Jumlah
Tunggal Majemuk
A L 11 V 10 7 17
B L 11 V 15 6 21
C P 11 V 18 7 25
D P 11 V 16 8 24

1. Pemerolahan bahasa anak usia 3-4 tahun mengacu pada tataran satu-dua kata dan diwarnai
dengan penggunaan fonem, morefem dan kalimat yang belum sempurna. Dalam tataran ini
penggunaan bahasa telegram terbukti lebih dominan pada anak usia 3-4 tahun. Anak kelas 5
SD telah menguasai kaidah berbahasa secara matang mencakup subjek, predikat, objek,
keterangan dan fungsi kalimat menurut the parts of speech.
2. Subjek perempuan mempunyai perolehan jumlah kalimat yang lebih banyak daripada subjek
laki-laki. Laki-laki memperoleh 38 kalimat dan perempuan 49 kalimat. Variasi kalimat
yang diperoleh perempuan ialah 56 dan laki-laki 48. Variasi kalimat tersebut digunakan
sebagai nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, preposisi, konjungsi, numeralia,
interjeksi, dan artikula. Adapun kata serapan dari bahasa lain jumlahnya relatif sama, tetapi
perempuan masih lebih banyak dengan variasi penggunaan bahasa Inggris. Pemerolehan
bahasa pada anak terbukti banyak dipengaruhi oleh faktor eskternal sebagai eksposure
penggunaan bahasa yang secara langsung menjadi tempat praktik berbahasa anak.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 2.4 (Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak)


a. Pelajari materi tentang Pemerolehan Bahasa Anak!
b. Setelah Bapak dan ibu mengamati pemerolehan bahasa anak, identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pemerolehan bahasa anak di tempat Bapak dan Ibu ajar!
c. Tulis jawaban dalam kotak yang disediakan di bawah ini!

Jawab
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor kesehatan, inteligensi, status sosial
ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
1. Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan
bahasa anak, terutama pada awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak
mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami kelambatan
atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara
perkembangan bahasa anak secara normal, orang uta perlu memperhatikan kondisi kesehatan
anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang
bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara regular memeriksakan anak ke dokter
atau ke puskesmas.
2. Inteligensi. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya. Anak yang
perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi normal. Namun
begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia
awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh.
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan
bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari
keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan
dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin
disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga
kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya.
4. Jenis Kelamin. Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara
pria dengan wanita. Namun mulai usia 2 tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan
yang lebih cepat dari anak pria.
5. Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yag mengajar,
melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat antara orang
tua dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi
perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan
mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan yang tidak
sehat itu berupa sikap orangtua yang keras/kasar, kurang kasing sayang, atau kurang perhatian
untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada anak, maka
perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagap
dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk
mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.

Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa,
yaitu:
1. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya
perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2. Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan bahasa keluarganya.
3. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih
cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki
anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4. Posisi Urutan Kelahiran
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang
anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke
bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5. Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih
bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu
bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LINGUISTIK BAHASA INDONESIA (KELAS KATA DAN WACANA)


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Linguistik Bahasa Indonesia (Kelas Kata dan Wacana)

A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta didik dapat meningkatkan
pemahaman/penguasaan terhadap dasar-dasar dan kaidah tata bentukan dan tata istilah,
kelas kata, tata kalimat, dan wacana sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dengan rasa percaya diri.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menggunakan kaidah tata bentukan dan tata istilah sebagai rujukan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2. Membedakan kaidah tata bentukan dan tata istilah dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
3. Menggunakan kaidah kelas kata sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
4. Menggunakan kaidah tata kalimat sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
5. Menggunakan kaidah wacana sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

C. Uraian Materi

1. Kelas Kata
a. Nomina (Kata Benda)
Nomina atau kata benda adalah semua kata yang merupakan nama diri, benda,
atau segala sesuatu yang dibendakan. Kata benda bisa dikelompokkan atas kata
abstrak dan kata konkret. Kata benda abstrak yaitu kata-kata yang menunjukkan sesuatu
yang tidak dapat dilihat atau diraba. Kata-kata benda abstrak ini ada yang berbentuk
kata dasar, contoh: ide, ilham, tabiat, rasa.
Contoh:
Kekuatan = ke-an + kuat
pemandangan = pe-an + pandang
Kata benda konkret yaitu kata benda yang dapat ditangkap oleh panca indra,
seperti meja, buku, sepeda.
Ciri-ciri kata benda
1) Pada kalimat yang berpredikat kata kerja, kata benda menduduki fungsi
sebagai subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
Ibu membelikan adik baju baru.
S P O Pel
2) Tidak dapat didahului oleh kata ingkar tidak.
Tidak ibu yang membelikan baju.
3) Dapat diikuti kata sifat dengan menggunakan yang
Contoh:
Kakak yang baik hati.
Ibu yang baik hati
b. Verba (Kata Kerja)
Verba atau kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan, tindakan,
pekerjaan, atau keadaan, misalnya makan, lari, duduk. Ciri verba dapat diketahui lewat
perilaku semantik, sintaksis, dan bentuk morfologisnya. Pada umumnya, verba memiliki
ciri berikut.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

1) Verba berfungsi sebagai predikat atau inti predikat suatu kalimat. Verba juga dapat
berfungsi yang lain di luar fungsi predikat.
2) Secara inheren, verba mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan
yang bukan sifat atau bukan kualitas.
3) Verba yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter- untuk menyatakan
makna paling. Jadi, tidak ada kata *terhidup, *termati, dan *terpingsan.
4) Secara umum, verba tidak dapat bergabung dengan kata petunjuk Bentuk kata kerja
terdiri atas:
1) Kata kerja dasar, yaitu kata kerja yang berbentuk kata dasar.
Contoh: pergi, makan, dorong.
2) Kata kerja berimbuhan, yaitu kata kerja yang terbentuk dari jenis kata lain melalui
proses pengimbuhan.
Contoh: mencangkul = me + cangkul (kata benda)
Mengeras = me + keras ( kata sifat)

Berdasarkan jenisnya kata kerja terdiri atas:


1) Kata kerja transitif, yaitu kata kerja aktif yang dalam penggunaanya memerlukan objek.
Contoh : Andi mengendarai mobil dengan hati-hati.
S P O Ket.
2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang dalam penggunaannya tidakmemerlukan objek
Contoh : Ayah tidur di ruang tamu.
S P ket. T

c. Adjektiva (Kata Sifat)


Adjektiva adalah kata yang menyatakan sifat dan keadaan suatu benda atau yang
dibendakan, misalnya manis, besar, jauh, gelap, murah. Fungsi adjektiva di dalam kalimat
adalah memberikan keterangan lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh
nomina dalam kalimat

d. Kata Tugas
Kata tugas yaitu kata-kata yang bertugas memperluas kalimat inti menjadi kalimat luas dan
sekaligus berfungsi menandai antara kata-kata penuh dalam sebuah kalimat. Kata tugas
dapat dibagi atas preposisi (kata depan), adverbia(kata keterangan), dan konjungsi(kata
penghubung).
1) Preposisi (Kata Depan) misalnyadi, ke, dari, bagi, untuk, daripada, kepada.
Preposisi memiliki beberapa fungsi berikut ini.
1) Menyatakan tempat, yaitu dari, antara, di.
2) Menyatakan waktu, yaitu pada.
3) Menyatakan alat yaitu dengan.
4) Mengantarkan obJek tak langsung, yaitu bagi, akan, buat, tentang, dan kepada.
2) Adverbia (Kata Keterangan)
Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberi penjelasan
pada kalimat atau bagian kalimat dan tidak bersifat menerangkan keadaan, misalnya
barangkali, memang, mungkin, sekali, sedang, belum, masih, cukup, hanya, cuma,
separuh.
3) Konjungsi (Kata Penghubung)
Konjungsi atau kata penghubung yaitu kata yang digunakan untuk menghubungkan
kata dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, klausa dengan kalimat, kata
dengan kalimat, dan sebagainya, misalnya dan, karena, ketika, serta, bahwa, tetapi, jika,
setelah, kecuali.
3. Tata Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Unsur-unsur pembentuk kalimat: Subjek (S), Predikat
(P), Objek (O), Keterangan (K), dan Pelengkap (Pel).

a. Jenis-jenis kalimat.
1) Kalimat aktif
2) Kalimat pasif
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3) Kalimat tunggal
4) Kalimat majemuk
(a) Kalimat majemuk setara
(b) Kalimat majemuk bertingkat
(c) Kalimat majemuk campuran
4. Wacana
Wacana diartikan sebagai ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi
persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat.
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana.
a. Kohesi
Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yang dinyatakan secara ekplisit
oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk
wacana. Contoh:
Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan Siti
memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk melengkapi
tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa jagung merupakan salah
satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di berbagai tempat, juga di
Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura menjadikan jagung sebagai makanan
pokoknya. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia juga mencari gambar-gambar tentang
perkembangbiakan tanaman jagung untuk melengkapi laporannya.

Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif. Wacana tersebut menjadi kohesif
jika kata ganti dia diganti dengan mereka.
b. Koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang dikandungnya.
Contoh:
Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup luas. Pak
Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong cukup
tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di samping itu,
umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat.

Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna kalimat-kalimat
yang ada di dalamnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

AKTIVITAS I
LK 3.3 (Kelas Kata)

AKTIVITAS I
LK 3.4 (Wacana)

E. Latihan / Kasus /Tugas

1. Nilai-nilai karakter apa yang Bapak dan Ibu peroleh setelah membahas materi
Lingguistik Bahasa Indonesia?
2. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta didik setelah
mempelajari materi ini?
3. Hal-hal apa yang Bapak dan Ibu pahami dalam kegiatan pembelajaran Lingistik Bahasa
Indonesia?
4. Apakah menurut Bapak dan Ibu materi yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran
ini sudah sesuai dengan kebutuhan Bapak dan Ibu, jelaskan!
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

5. Apakah materi yang Bapak dan Ibu pahami ini dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran? Berikan alasannya
F. Evaluasi
1. Penulisan kata depan di yang benar terdapat pada kalimat ...
a. Kue serabi itu sudah habis di makan adik.
b. Para siswa sedang di nasesati oleh ibu guru.
c. Tugas itu sudah di selesaikan saya tadi malam.
d. Kami membaca buku di perpustakaan.
2. 1) Indonesia adalah negara pertanian.
2) Indonesia menghadapi kendala serius dalam hal musim.
3) Swasembada beras belum tercapai.
Gabungan ketiga kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk campuran adalah ...
a. Indonesia adalah negara pertanian, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius
dalam hal musim sehingga swasembada beras belum tercapai.
b. Indonesia adalah negara pertanian, jika Indonesia menghadapi kendala serius dalam
hal musim sehingga swasembada beras belum tercapai.
c. Indonesia adalah negara pertanian, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius
dalam hal musim jika swasembada beras belum tercapai.
d. Indonesia adalah negara pertanian, namun Indonesia menghadapi kendala serius
dalam hal musim karena swasembada beras belum tercapai

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Bahan evaluasi terdapat pada akhir modul

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indikator di akhir
pembahasan materi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 3.3 KELAS KATA


LK 3.3 Kelas Kata untuk On
1) Pelajari materi tentang Kelas Kata!
2) Bacalah berita yang ada di surat kabar!
3) Tentukanlah kelas kata yang ada di dalam isi berita tersebut!
4) Lampirkan berita dalam surat kabar di dalam tugas Bapak dan Ibu!

Jawab

Sumber : Kendari Pos, Edisi Oktober 2017


Kelas Kata :
1. Kata benda
a. Kata Benda Konkret
Pantai, air terjun, air jatuh, pegunungan, laut, air, pasir pantai, bebatuan, tebing
b. Kata Benda Abstrak
Pemandangan
2. Kata Kerja
Menemukan, berfoto, bergaya, menaiki, memanjat, berpose, menikmati
3. Kata Sifat
Indah, tinggi, unik, terjal menawan
4. Preposisi
Di, ke, akan
5. Adverbia
Cukup, sebuah
6. Konjungsi
Tetapi, karena
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 3.4 WACANA

LK 3.4 Wacana untuk On


1) Pelajari materi tentang Wacana!
2) Bacalah wacana di bawah ini!
3) Apakah wacana yang telah dibaca mengandung kohesi dan koherensi sebuah
wacana?
4) Berikan alasannya!
Jangan Menyerah

Dalam sisi tertentu, hidup adalah sebuah arena bagi kita untuk "bertarung" agar dapat
merebut kebahagiaan dalam berbagai wujud. Ketika kita bisa menjadi pribadi yang tangguh
dan tidak mudah menyerah, maka kemenangan itu pasti akan menjadi milik kita.Tidak ada
sesuatu yang tidak membutuhkan perjuangan. Hidup sejatinya mengajarkan manusia untuk
bisa menjadi pribadi yang tangguh, karena ketangguhan yang kita miliki akan membuka
kesempatan kita untuk dapat meraih sesuatu yang bernilai.Tidak ada yang instan dalam
hidup. Segala sesuatu yang ingin kita dapat harus kita perjuangkan terlebih dahulu. Kita
tidak akan mendapatkan apapun tanpa disertai perjuangan yang berarti. Ketika kita terjatuh,
maka kita harus bangun dan kembali melangkah serta terus melangkah.
Sebagai manusia, kita tidak selalu bisa memiliki apa yang ingin kita miliki. Namun, kita
pasti akan mendapatkan yang lebih baik jika kita mau melakukan yang terbaik. Melakukan
yang terbaik bukan di luar kapasitas kita, tapi melakukan yang terbaik sesuai dengan
kapasitas kita. Terus berjuang, maka segalanya pasti akan menjadi lebih baik.
(Sumber: http://www.katapengertian.com/2016/02/5)

Jawab
Wacana di atas adalah wacana yang kohesif dan koheren, karena terdapat keserasian
hubungan antar unsur-unsur dalam wacana, serta mempunyai kesatuan makna yang utuh.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Keterampilan Berbahasa Indonesia


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kegiatan Pembelajaran : Semantik Bahasa Indonesia

A. Tujuan
1. Memahami dasar-dasar dan kaidah semantik bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan kreatif dan rasa percaya diri

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan kaidah makna kata dan hubungan makna sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Menggunakan kaidah makna kata dan hubungan makna sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Menggunakan kaidah pertalian makna sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
4. Menggunakan perubahan makna kata sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5. Menggunakan berbagai jenis idiom, pameo, dan peribahasa sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

C. Uraian Materi
1. Makna Kata
a. Makna Leksikal dan Gramatikal
Makna leksikal merupakan makna yang ada pada leksem meski tanpa konteks apapun.
Misalnya leksem rumah memiliki makna leksikal bangunan untuk tempat tinggal manusia.
Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal
seperti proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi
b. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna
denotatif disebut juga maka konseptual, makna denotasional, atau makna kognitif. Selain
itu, makna denotatif juga sama dengan makna referensial, karena makna denotasi ini lazim
diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil menurut penglihatan,
penciuman, pendengaran.

Makna denotatif disebut makna denotasional karena makna denotatif menyangkut


informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itulah, makna denotatif sering juga
disebut dengan makna sebenarnya. Misalnya: uang muka, persekot, panjar sama artinya
dengan uangtanda jadi. Makna konotatif merupakan makna yang ditimbulkan oleh
pendengar/pembaca dalam merespon suatu stimulus.
Makna konotatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Konotasi positif, yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus, sopan,
menyenangkan, dan sakral, contoh: jenazah.
2) Konotasi negatif, yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor,
porno, dan berbahaya, contoh: mayat, bangkai.
2. Pertalian Makna
Pertalian makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata atau
satuan bahasa (frase, klausa, kalimat) dengan kata atau satuan bahasa lainnya
a. Sinonim
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Sinonim adalah suatau istilah yang dapat dibatasi sebagai, (1) telah mengenai bermacam-
macam kata yang memiliki makna yang sama, atau (2) keadaan di mana dua kata atau lebih
memeiliki makna yang sama (Gorys Keraf, 2010:34). Contoh kata meninggal, bersinonim
dengan: wafat, gugur, mati, dan tewas.
b. Antonim
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yangmaknanya
menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
Misalnya, kata buruk berantonim dengan kata baik; kata mati berantonim dengan katahidup;
dan kata membeli berantonim dengan kata menjual.
c. Homonim
Homonim adalah relasi makna antarkata yang ditulis atau dilafalkan sama tetapi maknanya
berbeda. Kata-kata yang ditulis sama tetapi maknanya berbedadisebut homograf, sedangkan
yang dilafalkan sama tetapi makna berbedadisebut homofon. Contoh homograf adalah kata
tahu yang berarti makananyang berhomograf dengan kata tahu yang berarti paham dan
buku yang berarti kitab berhomograf dengan buku yang berarti ruas, sedangkan kata masa
yang berarti waktu berhomofon dengan kata massa yang berarti jumlah besar yang menjadi
satu kesatuan.
d. Polisemi
Istilah polisemi memiliki arti banyak makna. Polisemi berkaitan dengan kata atau frasa yang
memiliki beberapa makna yang berhubungan. Hubungan antarmakna ini disebut polisemi.

3. Perubahan Makna
Perubahan makna kata terjadi karena adanya perkembangan dalam ilmu dan teknologi,
perkembangan sosial dan budaya, adanya perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi makna,
pertukaran tanggapan indera, adanya penyingkatan, akibat terjadinya proses gramatikal, serta
pengembangan istilah. Jenis perubahan makna tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Meluas (Generalisasi)
b. Menyempit (Spesialisasi)
c. Peninggian (Ameliorasi)
d. Penurunan (Peyorasi)
e. Pertukaran (Sinestesia)
Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera
yang berbeda.
Contoh:
a) Setelah meraih gelar juara namanya harum sekali. (pendengarpencium)
b) Perkataan Ani sungguh pedas. (pendengar-perasa)
f. Persamaan (Asosiasi)
Persamaan adalah makna kata yang timbul karena persamaan sifat antara makna lama dengan
makna baru. Makna baru yang timbul merupakan makna kiasan. Contoh: kata kursi, makna lama
tempat duduk, makna baru memiliki makna jabatan/ kedudukan.

4. Idiom, Pameo, dan Peribahasa


a. Idiom
Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa yang umum, biasanya
berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal,
dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya.
Contoh:
buah bibir = jadi pembicaraan
tinggi hati = sombong
b. Pameo
Pameo adalah gabungan kata yang mengandung dorongan semangat yang biasanya dipakai
untuk semboyan-semboyan. Selain itu, pameo juga dipakai untuk menghidupkan suasana.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Contoh:
Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit.
Patah tumbuh hilang berganti.
c. Peribahasa
Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat
padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip,
dan aturan tingkah laku. Susunan kata dalam peribahasa bersifat tetap dan tidak bisa diubah.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 4.3 (Pertalian makna)

Aktivitas II
LK 4.4 (Perubahan Makna)

Aktivitas III
LK 4.5 (Idiom, Pameo, dan Peribahasa)

E. Latihan / Kasus /Tugas

Setelah Bapak dan Ibu mempelajari materi Semantik Bahasa Indonesia, sekarang kerjakanlah
LK di bawah ini!
1) Pelajari materi tentang Makna Kata!
2) Isilah tabel di bawah ini sesuai dengan makna leksikal dan gramatikal pada kata yang
disediakan.

F. Evaluasi
1. Makna konotatif kata miring dalam kalimat Wanita itu otaknya sudah miring
adalah ...
a. Rendah sebelah
b. Tidak datar
c. Kurang waras
d. Mendaki
2. Mobil hemat BBM itu laku seperti kacang goreng. Makna peribahasa dalam kalimat di atas
adalah ...
a. terjual habis
b. banyak pembeli
c. kurang pembeli
d. tidak ada pembeli
3. Morfem /ter-/ yang menyatakan makna dikenai tindakan secara tidak sengaja
terdapat pada kalimat
a. Dalam kecelakaan itu, Hasan terlempar beberapa meter.
b. Temanku sangat pandai dan cerdas, maka ia tidak mudah tertipu.
c. Adikku baru belajar menulis, tulisannya tidak terbaca olehku.
d. Semua korban bencana banjir di desa ini tertampung di tenda pengungsian
4. Karena kalah mental terlebih dahulu, petinju itu langsung mental ke luar ring setelah
terkena pukulan dari lawan.
Kata yang bercetak miring pada kalimat tersebut memiliki hubungan makna ....
a. Polisemi
b. Homograf
c. Homofon
d. sinonim
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Bahan evaluasi terdapat pada akhir modul
2. Soal evaluasi belum mencakup seluruh aspek indicator yang harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indicator pada
akhir materi
2. Lebih teliti lagi dalam penomoran sub-sub pokok bahasan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 4.3 PERTALIAN MAKNA

LK 4.3 (Pertalian Makna) untuk On


1) Pelajari materi tentang Pertalian Makna!
2) Carilah minimal dua buah cerpen!
3) Bacalah cerpen tersebut!
4) Buatlah pertalian makna (sinonimi, antonimi, homonimi, dan polisemi) dengan menggunakan
kata-kata yang terdapat dalam cerpen tersebut!
Jawab
Cerpen 1
Dunia Kita Semakin Gelap
karya: Salsabila Husniyya
Jam menunjukkan pukul 06.30 pagi. Namun, asap kendaraan sudah menyebar ke mana-mana.
Klakson-klakson mobil dan motor terus berbunyi yang menandakan kekesalan pengendara ketika
macet. Ya, rumah Putri memang berada di pinggir jalan raya. Setiap pagi dan sore, Putri terpaksa
untuk menghirup udara yang kotor. Pemandangan yang dilihatnya hanyalah kemacetan. Musik
yang didengarnya hanyalah klakson-klakson motor dan mobil. Putri selalu berkhayal agar kelak
udara yang ada di sekitar rumahnya menjadi bersih tanpa asap kendaraan, pemandangan yang
dilihatnya menjadi gunung-gunung yang hijau dan langit-langitnya yang berwarna biru cerah,
dan juga kendaraan-kendaraan yang berkurang.
Selain itu, Putri juga memiliki impian agar kelak ia memiliki sebuah taman yang besar dan
dipenuhi oleh pohon-pohon dan bunga-bunga yang indah, lalu ia akan membuat peraturan agar
tumbuhan-tumbuhan di sana tidak boleh dirusak. Namun, impian itu tak akan bisa terwujud
apabila Putri tidak melakukan sesuatu. Ia harus menanam pohon, bunga, dan tanaman lainnya,
lalu ia harus membeli lahan yang besar untuk dijadikan taman, peralatan berkebun seperti pupuk,
air, dan lainnya juga harus dibeli. Tentu saja hal itu membutuhkan biaya yang banyak.
Cerpen 2
Bumi Tak Seindah Dulu
karya: Jesyca Tina
Sangat memprihatinkan keadaan bumi saat ini, bencana seolah olah tak kunjung hilang dari
muka bumi. Berbagai macam bencana yang sering melanda bumi, dikarenakan ulah manusia
yang tidak bertanggung jawab, memelihara lingkungan alam. Bahkan makhluk yang lain turut
menjadi korbannya, hingga angka keberadaannya diambang kepunahan dan nyaris, ada juga
yang benar benar tidak ada lagi, di muka bumi. Apakah manusia termasuk makhluk yang serakah
dan mementingkan dirinya sendiri? jawabannya kembalikan pada diri sendiri, dan renungilah
kejadian ini.
Layar laptop memperlihatkan betapa parahnya kondisi lingkungan alam, sangat jelas
terpampang di hadapanku, manusia yang melakukan ilegal logging, pencurian hewan langka
secara ilegal, perdagangan hewan ilegal, itu semua beberapa contoh dari kerusakan lingkungan
alam. Perlahan lahan air mataku mulai menetes, aku tak kuasa melihat sekelompok orang, yang
melakukan tindakan itu. Tiba tiba, ibu datang sambil membawa secangkir teh hangat Minum
dulu tehnya, nak kata ibuku. Iya bu beliau juga, turut melihat deretan videonya Entah sampai
kapan, manusia melakukan semua itu, secepatnya kita harus melakukan pencegahan lanjut ibu
yang kebetulan seorang aktivis lingkungan. Iya bu, kalau tidak segera ditangani akibatnya
sangat fatal jawabku khawatir.
Jawaban
1. Sinonimi
Jam=pukul, Dunia=Bumi,
2. Antonimi
Bersih x Kotor,
3. Homonimi -
4. Polisemi
Pohon, bunga, layar
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 4.4 PERUBAHAN MAKNA

LK 4.4 (Perubahan Makna) untuk On


1) Pelajari materi tentang Perubahan Makna!
2) Buatlah masing-masing tiga buah kalimat yang mengandung perubahan makna (generalisasi,
spesialisasi, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi)!
3) Tulis jawaban di dalam tabel yang sudah disediakan!

Jawab
a. Generalisasi

1. Para ibu hamil dianjurkan untuk mengurangi pekerjaan berat demi


keselamatan kandungannya.
2. Buah jambu biji memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh.
3. Kandungan surat Al Baqarah sangat dalam jika di baca.

b. Spesialisasi

1. Untuk menguasai suatu ilmu atau keahlian, kita harus ber-guru pada orang yang memang
hebat di bidang tersebut.
2. Ia diangkat menjadi seorang PNS setelah mengabdi sebagai guru selama 5 tahun di salah
satu sekolah negeri terkemuka
3. Dia sudah lama menjadi guru di sekolah tersebut

c. Ameliorasi
1. Meskipun kini telah menjadi tunanetra, Andi tetap bersikeras menyelesaikan
pendidikannya di Universitas A
2. Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti
dulu.
3. Sejak penggusuran itu, banyak tunawisma yang tidur di trotoar jalan dan bantaran sungai.

d. Peyorasi
1. Dia baru ditemukan mati setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari
kamarnya
2. Baru sebulan berumah tangga, Kadir sudah menceraikan isterinya.
3. Asih dan Andi berencana kawin tahun depan
e. Sinestesia
1. Tentu saja aku tahu dia marah. Apa kau tidak lihat pandangannya begitu tajam saat
menatapku
2. Alina terlihat manis memakai gaun yang dibelikan ayahnya
3. Aku tidak mengerti kenapa sikapnya tiba tiba menjadi dingin padaku.

f. Asosiasi

1. Pak Reno menyeret Rusdi ke meja hijau.


2. Ketika semua orang berpendapat, dia hanya membatu di pojok ruang itu.
3. Handphone canggih itu kini telah menjamur.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 4.5 IDIOM, PAMEO DAN PERIBAHASA

LK 4.5 (Idiom, Pameo, dan Peribahasa) untuk On


1) Pelajari materi tentang Idiom, Pameo, dan Peribahasa!
2) Buatlah masing-masing lima buah idiom, pameo, dan peribahasa beserta artinya yang sering
digunakan di masyarakat!
3) Tulis jawaban di dalam tabel yang sudah disediakan

Jawab
a. Idiom
1. Membanting tulang = bekerja keras
2. Tangan kanan = orang kepercayaan
3. Buah hati = kesayangan
4. Kabar burung = berita yang belum pasti kebenarannya
5. Panjang tangan = suka mencuri
b. Pameo
1. Pahit rasa empedu, manis rasa gula (artinya kegagalan merupakan awal dari kesuksesan)
2. Bagai pinang dibelah dua (dua orang yang memiliki wajah yang sama persis)
3. Murah di mulut, mahal di timbangan (janji lebih mudah diucapkan daripada ditepati)
4. Hutang jiwa dibayar jiwa (setiap perbuatan mendapatkan balasannya)
5. Makin berisi makin menunduk (orang berilmu pada umumnya merendahkan diri)

c. Peribahasa
1. Besar pasak daripada tiang. Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa
dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau bersama
disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak
ilmunya.
4. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati
meninggalkan nama.Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang
sesuai dengan perbuatannya di dunia.
5. Bagai pungguk merindukan bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau
menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Keterampilan Berbahasa Indonesia


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kegiatan Pembelajaran : Keterampilan Berbahasa Indonesia

A. Tujuan
1. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan reseptif (menyimak) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi dengan penuh rasa percaya diri;
2. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif (berbicara) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi dengan kreatif;
3. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif (membaca) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi dengan teliti;
4. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis produktif (menulis) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi dengan rasa tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan reseptif (menyimak) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi.
2. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif (berbicara) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi.
3. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif (membaca) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi.
4. Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis produktif (menulis) dalam
pembelajaran SD kelas tinggi.

C. Uraian Materi
1. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara Lisan (Menyimak) dalam Pembelajaran SD Kelas
Tinggi
a. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa
dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi,
dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan
untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

b. Tujuan Menyimak
1) Mendapatkan Fakta
2) Menganalisis Fakta
3) Mengevaluasi Fakta
4) Mendapatkan Inspirasi.
5) Menghibur Diri
6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara
c. Teknik Menyimak
1) Teknik loci (Loci System)
2) Teknik penggabungan (link system)
3) Teknik Fonetik (phonetic system)
4) Teknik pengelompokan kategorial
5) Teknik Pemenggalan
6) Teknik Konsentrasi

d. Cara Meningkatkan Daya Simak


1) Menyimak konversasif
2) Menyimak Apresiatif
3) Menyimak Eksplorasif
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

4) Menyimak Konsentratif
2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran SD
Kelas Tinggi
a. Pengertian Berbicara
berbicara adalah keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi dengan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
b. Jenis-jenis Kegiatan Berbicara
Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal.
c. Penerapan Materi Keterampilan Berbicara
1) Wawancara
2) Diskusi
Adapun macam-macam diskusi adalah sebagai berikut:
a) Seminar
b) Sarasehan/Simposium.
c) Diskusi Panel
d) Konferensi
e) Lokakarya
3. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Tertulis Reseptif (Membaca) dalam Pembelajaran SD
Kelas Tinggi
Prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif, yakni:
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya.
b. Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi, memahami makna bacaan. Makna/arti (meaning) erat sekali hubungannya dengan
maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Jenis-jenis membaca
1) Membaca dalam Hati
2) Membaca Cepat
3) Membaca Teknik
4) Membaca Kreatif

d. Aplikasi Pengembangan Model Pembelajaran Membaca di SD Kelas Tinggi


Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca skimming adalah sebagai berikut:
1) Buat pertanyaan apa yang Anda cari atau perlukan dari buku tersebut;
2) Amati daftar isi atau kata pengantar (bila yang dibaca buku);
3) Telusuri isi bacaan dengan kecepatan tinggi dan peuh perhatian;
4) Berhentilah jika merasa sudah menemukan apa yang dicari;
5) Bacalah dengan normal dan pahami dengan baik apa yang Anda cari itu.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:
1) Lihatlah daftar isi dan kata pengantar secara sekilas;
2) Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku;
3) Baca pendahuluan secara singkat;
4) Cari dalam daftar isi bab-bab kemudian cari kalimat-kalimat yang penting;
5) Baca bagian simpulan (jika ada);
6) Lihat secara sekilas daftar pustaka, daftar indeks.

4. Prinsip dan Prosedur Berbahasa Secara Tertulis Produktif (Menulis) dalam Pembelajaran SD
Kelas Tinggi
Hal yang diperlukan dalam membelajarkan peserta didik dalam keterampilan menulis.
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakanpemindahan pikiran atau perasaan denganmenggunakan tulisan,
struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca.
b. Tujuan Menulis
1) Menginformasikan segala sesuatu
2) Membujuk,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3) Mendidik
4) Menghibur

c. Jenis-jenis Tulisan
1) Eksposisi
2) Deskripsi
3) Narasi (kisahan
4) Argumentasi
5) Persuasi

d. Penerapan Pembelajaran Menulis


Penerapan materi keterampilan menulis yang dapat diterapkan di SD kelas tinggi
antara lain: buku harian dan menulis surat.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 5.3 (Karangan Deskripsi dan
Argumentasi)

Aktivitas II
LK 5.4 (Penerapan Materi Keterampilan
Berbicara)

E. Latihan / Kasus /Tugas


Setelah Bapak dan Ibu mempelajari materi keterampilan berbahasa Indonesia dalam
pembelajaran SD kelas tinggi di atas, sekarang kerjakanlah LK di bawah ini! untuk TM dan
In1 !
1) Pelajari materi tentang Teknik Menyimak!
2) Berikan contoh teknik loci pada pembelajaran menyimak di SD kelas tinggi!
3) Tulis jawaban di dalam kotak yang sudah disediakan!
Untuk TM dan In1
1) Pelajari materi tentang Keterampilan Berbahasa Indonesia!
2) Jelaskan, maksud dari pernyataan terdapat hubungan antara kegiatan membaca dengan
kegiatan menulis!
3) Tulis jawaban di dalam kotak yang sudah disediakan!

F. EVALUASI
1. Gubernur Kalimantan Selatan mengundang para bupati/walikota seKalimantan Selatan
dalam Acara pembukaan Pekan Banjarmasin di Kantor Walikota. Kalimat penutup surat
undangan yang tepat adalah....
a. Atas perhatian dan kehadiran Saudara, kami sampaikan terima kasih.
b. Demikian undangan kami, atas kehadirannya diucapkan terima kasih.
c. Atas perhatian dan kehadirannya, diucapkan terima kasih.
d. Demikian undangan kami, kami sampaikan terima kasih.
2. Pada acara pembukaan pentas seni di sekolah, kepala sekolah akan memberikan
sambutan.
Kalimat tepat yang diucapkan pembawa acara adalah....
a. Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan.
b. Kepada Bapak, kami persilakan untuk menyampaikan sambutan.
c. Kepada Bapak Kepala Sekolah dipersilakan.
d. Bapak Kepala Sekolah kami persilakan maju ke depan.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Soal evaluasi terdapat pada akhir modul
2. Soal evaluasi belum mencakup seluruh aspek indicator yang harus dicapai
Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indicator pada
akhir materi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK PROFESIONAL 5.3 DAN 5.4

LK 5.3 (Karangan Deskripsi dan Argumentasi) untuk on


1) Pelajari materi tentang Jenis-jenis Tulisan!
2) Berikan contoh karangan deskripsi dan argumentasi, masing-masing minimal dua paragraf!
3) Tulis jawaban dalam kotak yang sudah disediakan!

Contoh karangan deskripsi:


Gempa Bumi
Saat itu pagi hari pukul 05.30 WIB. Setiap anggota keluargaku sibuk dengan urusannya
masing-masing. Aku pun sedang bersiap mandi untuk berangkat ke sekolah. Ketika aku sudah di
dalam kamar mandi dan bersiap mandi tiba-tiba ada guncangan hebat. Untuk beberapa detik
pertama aku belum sadar bahwa itu adalah gempa bumi. Goncangan semakin keras dan aku
memutuskan keluar kamar mandi. Di luar kamar mandi sudah terlihat ibu dan kakakku sedang
berpegangan pada tembok. Terlihat rumah tingkat dua di sebelah kirinya goyang. Hanya
hitungan detik bangunan gudang di sebelah kanan kamar mandi ambruk.

Sumur yang tepat berada di sebelah kananku pun roboh seketika. Guncangan berlangsung
sekitar 5 menit. Setelah guncangan selesai, kami bergegas keluar rumah melihat keadaan
tetangga. Betapa terkejutnya kami saat melihat semua orang lari tunggang langgang sambil
berteriak-teriak ada tsunami. Bahkan ada seorang warga yang lari dengan darah mengucur deras
dari kepalanya. Semua berlarian mencari tempat yang aman. Rumah dan harta benda mereka
tinggalkan.

Contoh Karangan Argumentasi:


Bullying

Budaya bullying sangatlah berbahaya bagi tumbuh dan berkembang anak-anak. Bullying dapat
merusak masa depan dan menajadikan mereka pasif dan apatis terhadap dirinya dan juga
lingkungnnya. Sebetulnya bullying telah terjadi sejak zaman dahulu dan tidak ada yang tahu
kapan budaya bullying dimulai.

Bahaya yang dapat disebabkan oleh bullying ini sangat begitu besar bagi anak-anak. Anak-anak
korban bullying yang terus mendapatkan tekanan dan ejekan dari teman-temannya akan
menderita tekanan batin yang sangat berat. Mereka akan menjadi takut bersosialisai dan
berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya mereka mulai menjauhkan diri dari lingkungannya.
Sehingga terjadilah anak-anak yang kurang percaya diri atau bahkan lebih parah lagi anak-nak
yang menjadi stress. Oleh karena itu, jauhi dan awasilah perilaku bullying di dalam lingkungan
anak-anak agar masa depan mereka tidak hancur dan menjadi anak-anak yang aktif dan
berprestasi.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 5.4 (Penerapan Materi Keterampilan Berbicara) untuk On

1) Pelajari materi tentang Penerapan Materi Keterampilan Berbicara!


2) Bapak dan Ibu diminta untuk menugasi para siswa untuk mewawancarai orang-orang yang
dianggap penting di lingkungan sekolah (misal: kepala sekolah, wali kelas, petugas
perpustakaan, penjaga kantin, satpam dll),
3) Para siswa diminta untuk melaporkan hasil wawancaranya dengan menggunakan kosakata
baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tertulis.
4) Setelah para siswa mengerjakan tugas tersebut lalu Bapak dan Ibu membuat laporan proses
pembelajaran tentang materi wawancara mulai persiapan sampai dengan penilaian.
5) Lampirkan laporan wawancara para siswa beserta rubrik penilaiannya!

Jawaban

Laporan proses pembelajaran siswa tentang materi wawancara :

Pada mulanya guru menyiapkan jalannya proses pembelajaran, menjelaskan materi serta
melakukan tanyajawab kepada siswa terkait hal-hal yang belum dipahami. Kemudian siswa
diberi tugas untuk mewawancarai salah seorang guru yang bertugas sebagai pendamping pada
acara lomba menggambar yang diadakan oleh pihak Faber castell. Siswa ditugaskan untuk
mengamati jalannya kegiatan tersebut, serta menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan
pada guru pendamping. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menuliskan hasil wawancara
dan pengamatannya dalam bentuk laporan. Setelah penulisan laporan selesai, guru meminta
beberapa orang siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Setelah itu guru
memeriksa hasil pekerjaan siswa.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Contoh Laporan yang dibuat siswa


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Rubrik Penilaian Laporan Proses Pembelajaran tentang Materi Wawancara Guru Kelas I

No Aspek Kriteria Nilai


Laporan yang dibuat lengkap membahas tiga
unsur proses pembelajaran: (persiapan, 30
pelaksanaan, dan penilaian)
Kelengkapan
1 Laporan yang dibuat kurang lengkap
Laporan 20
membahas dua unsur proses pembelajaran
Laporan yang dibuat tidak lengkap
10
membahas satu unsur proses pembelajaran
Terdapat seluruh lampiran laporan
30
Lampiran wawancara para siswa
laporan Terdapat sebagian lampiran laporan
2 20
wawancara para wawancara para siswa
siswa Tidak terdapat lampiran laporan wawancara
10
para siswa
Laporan terdapat rubrik penilaian
30
wawancara yang lengkap
Rubrik penilaian
3 Laporan terdapat rubrik wawancara kurang
wawancara 20
lengkap
Laporan tidak terdapat rubrik wawancara 10
Menggunakan bahasa yang jelas 30
4 Bahasa Menggunakan bahasa yang kurang jelas 20
Menggunakan bahasa yang tidak jelas 10
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

SASTRA INDONESIA
A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : Sastra Indonesia

A. Tujuan
1. Membedakan sastra lama dan sastra baru dengan rasa percaya diri;
2. Mengidentifikasi genre sastra Indonesia dengan tanggung jawab;
3. Membedakan prosa dan puisi dengan menghargai pendapat orang lain;
4. Membedakan prosa lama dan prosa baru dengan rasa percaya diri;
5. Mengidentifikasi unsur instrinsik puisi dengan memperlihatkan apresiasi budaya
bangsa sendiri;
6. Mengidentifikasi unsur intrinsik prosa dengan memperlihatkan apresiasi budaya
bangsa sendiri.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Membedakan sastra lama dan sastra baru.
2. Mengidentifikasi genre sastra Indonesia.
3. Membedakan prosa dan puisi.
4. Membedakan prosa lama dan prosa baru.
5. Mengidentifikasi unsur instrinsik puisi.
6. Mengidentifikasi unsur intrinsik prosa.

C. Uraian Materi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai genre sastra Indonesia dan apresiasi sastra Indonesia.
1. Genre Sastra Indonesia
Dalam perkembangan sastra di Indonesia sastra dibedakan berdasarkan waktu
kemunculnnya sehingga terdapatlah apa yang disebut dengan sastra lama dan sastra baru.
Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra Melayu yang tercipta dari suatu
ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya
agama Islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada
batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh. Ciri sastra lama adalah sebagai
berikut.

1. Anonim atau tidak ada nama pengarangnya.


2. Istana sentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan).
3. Tema karangan bersifat fantastis.
4. Karangan berbentuk tradisional.
5. Proses perkembangannya statis.
6. Bahasa yang digunakan klise.

Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga
sudah tidak asli lagi.Ciri dari sastra baru adalah sebagai berikut:
1. Pengarang dikenal oleh masyarakat luas.
2. Bahasanya tidak klise.
3. Proses perkembangan dinamis.
4. Tema karangan bersifat rasional.
5. Bersifat modern.
6. Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan).
Berdasarkan ragam atau genrenya sastra dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:
(1) prosa, (2) puisi, dan (3) drama
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa baik
struktur fisik maupun struktur batinnya.
Puisi Lama
a. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa
Nusantara.
asam kandis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis mayat di dalam kubur
Teringat badan tidak sembahyang
b. Seloka (Pantun Berkait) pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab
pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
c. Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap
misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran
dan empat isi. Jadi, apabila enam baris sajaknya a b c a b c. Bila terdiri dari
delapan baris, sajaknya a b c d a b c d.
d. Pantun Kilat (Karmina) mempunyai ciri-ciri: Setiap bait terdiri dari dua baris, baris pertama
merupakan sampiran. Baris kedua merupakan isi. Bersajak a a. Setiap baris terdiri
dari 8 12 suku kata. Pada umumnya karmina digunakan untuk memberi sindiran
secara halus.
e. Mantra adalah puisi tua yang keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya
bukan sebagai karya sastra melainkan sebagai adat dan kepercayaan.
f. Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti
mula-mula, amsal, atau perumpamaan. Gurindam mempunyai ciri: Sajak akhir berima a a
; b b; c c dst.
g. Syair merupakan salah satu jenis puisi lama. Kata "syair" berasal dari bahasa Arab syuur
yang berarti "perasaan". Syair memiliki ciri: Setiap bait terdiri atas empat baris. Setiap baris
terdiri atas 8-12 suku kata. Bersajak a-a-a-a. Isi tidak semua sampiran.

Puisi Baru
Puisi baru adalah pembaharuan dari puisi lama yang mendapat pengaruh dari Barat. Ciri-ciri
puisi baru sebagai berikut:
1) Bentuknya rapi, simetris.
2) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).
3) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.
4) Sebagian besar puisi berbentuk empat seuntai.
5) Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata.

Jenis-jenis Puisi Baru


a. Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita suatu riwayat.
b. Himne adalah puisi yang bersifat transendental atau berisi pujian untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
c. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang, benda, atau peristiwa yang memuliakan.
d. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup, nilai-nilai kehidupan dan
ajaran moral menjadi ciri khusus epigram ini.
e. Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance pada
umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang pernah dialaminya.
f. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan kesedihan.
g. Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan tajam terhadap keadaan masyarakat
atau kehidupan sosial-budayanya.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Prosa
Prosa dalam pengertian ini tidak hanya karya sastra, tetapi juga karya nonfiksi termasuk di
dalamnya penulisan berita dalam surat kabar. Prosa merujuk pada fiksi (fiction), teks naratif atau
wacana naratif (dalam pendekataan struktural dan semiotik). Istilah fiksi ini diartikan
sebagai cerita rekaan atau khayalan, tidak menyaran pada kejadian faktual atau sesuatu
yang benar-benar terjadi. Fiksi merujuk pada prosa naratif yang dalam hal ini novel dan cerpen,
bahkan fiksi sendiri bisa jadi sering disebut sebagai novel.
Prosa Lama
Genre prosa yang dapat dikategorikan dalam sastra lama antara lain sebagai berikut.
a. Hikayat, yaitu prosa lama yang berisikan kehidupan para dewa, pangeran, atau putri
kerajaan, dan raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Antara lain: Hikayat Hang Tuah,
HIkayat Si Pahit Lidah, dan Hikayat Kuda Terbang.
b. Dongeng, yaitu prosa lama yang mengandung ajaran kebaikan. Cotoh: Malin Kundang,
Timun Mas, Candra Kirana.
c. Mitos, cerita yang dipercaya turun tumurun sebagai pegangan dalam menjalani hidup
dan berperilaku. Contoh mitos adalah Nyi Roro Kidul, Cerita Rama-Sinta, Cerita
Mahabaratha. Mitos yang paling terkenal adalah Ken Arok dan Ken Dedes.
d. Fabel, yaitu cerita yang tokohnya binatang yang berperilaku seperti manusia. Contoh:
Cerita Kancil, Cerita Kura-Kura dan Kelinci, Cerita Kera dan Ikan Mas.
e. Legenda, yaitu prosa lama yang menceritakan asal mula suatu tempat, benda
peninggalan sejarah atau fenomena. Contoh: Legenda Pulau Samosir, Legenda Candi
Mendut, Legenda Tangkupan Perahu.
Prosa Baru
Berikut beberapa jenis prosa baru atau prosa modern :
a. Cerpen merupakan kependekan cerita pendek, yaitu cerita yang mengambil momen
penting dalam lakuan tokoh. Robohnya Surau Kami dari A.A. Navis dan Sepotong Senja
untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma.
b. Novel yaitu jenis prosa yang menceritakan masalah yang dihadapi tokoh dalam lingkup
hidupnya, tetapi tidak bercerita hingga sang tokoh meninggal. Contoh : Layar
Terkembang karya Suatn Takdir Alisjahbana, Burung-Burung Manyar karya YB Mangun
Wijaya dan Saman karya Ayu Utami.
c. Roman yaitu prosa yang bercerita dalam lingkup hidup hingga sang tokoh meninggal.
Contoh : roman sejarah, sosial, bertendens, dan psikologis.
d. Novelet merupakan jenis prosa yang lebih panjang dari cerpen tetapi terlalu pendek jika
dikategorikan sebagai novel. contoh Lupus, Olga dan Sepatu Roda.

Drama
Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti dialog dalam bentuk prosa atau puisi dengan
keterangan laku. Unsur-unsur terpenting dalam drama untuk dapat dipentaskan adalah
sebagai berikut.
1. Naskah lakon, berguna untuk menetapkan urutan adegan dan dialog yang ada dalam drama.
2. Sutradara, yaitu orang yang mengatur dan mengonsep drama yang akan dimainkan.
3. Pemain yaitu orang yang memainkan peran di panggung.
2. Apresiasi Sastra
Apresiasi sastra merupakan hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai
hakiki karya sastra melalui pemahaman dan penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan dalam
bentuk tertulis. Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, perlu dilakukan pengamatan,
penilaian, dan pemberian penghargaan terhadap karya sastra tersebut. Berikut dijelaskan tahap-
tahap untuk mengapresiasi sastra.
a. Tahap mengenal dan menikmati yaitu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton,
dan mendengarkan suatu karya sastra.
b. Tahap menghargai yaitu merasakan kegunaan atau manfaat karya sastra, misalnya
memberikan kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas pandangan hidup.
c. Tahap pemahaman yaitu berupa melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur
yang membangun karya sastra, baik unsur instrinsik maupun unsur ekstrinsik.
d. Tahap penghayatan yaitu membuat interpretasi atau penfasiran terhadap karya sastra.
e. Tahap aplikasi atau penerapan yaitu mewujudkan nilai-nilai yang diperoleh dalam karya
sastra dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Analisis Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Unsur Intrinsik puisi, yaitu:
a. Bunyi merupakan salah satu unsur yang menonjol untuk membedakan antara bahasa
puisi dan bahasa prosa. Bahasa puisi cenderung menggunakan unsur perulangan bunyi.
b. Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra. Diksi merupakan pilihan kata
yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (KBBI, 2005:
c. Bahasa Kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang
biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan dengan tujuan untuk
mencapai efek tertentu. Bahasa kias memiliki beberapa jenis yaitu: personifikasi,
metafora, perumpamaan, simile, metonimia, sinekdoki, dan alegori (Pradopo, 1978).
Sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian penting, suatu benda
untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdok dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pars pro toto, sebagian untuk keseluruhan;
2. Totem pro parte, keselurahan untuk sebagian.
d. Citraan/Imaji merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa yang mampu membangkitkan
kesan yang konkret terhadap suatu objek, pemandangan, aksi, tindakan, atau pernyataan
yang dapat membedakannya dengan pernyataan atau ekspositori yang abstrak dan biasanya
ada kaitannya dengan simbolisme. Ada berbagai macam jenis citraan diantarannya: citraan
penglihatan (visual imagery), citraanpendengaran (auditory imagery), citraan gerak
(movement/kinestetik imagery), citraan perabaan (tecticle/thermal imagery), citraan
pengecapan (tactile imagery), dan citraan penciuman (olfactory imagery).
e. Makna puisi pada umumnya berkaitan dengan pengalaman dan permasalahan yang
dialami dalam kehidupan manusia.

Analisis Prosa
Prosa, baik prosa lama maupun baru pada dasarnya memiliki unsur-unsur pembangun yang
sama. Unsur pembangun prosa atau unsur intrinsik prosa adalah sebagai berikut.
a. Tema merupakan motif pengikat keseluruhan isi cerita.
b. Plot/alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang yang
menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain.
pembagian plot sebagai berikut.
1) Situasi (mulai melukiskan keadaan)
2) Generating circumtances (peristiwa-peristiwa mulai bergerak)
3) Rising action (keadaan mulai memuncak)
4) Klimaks ( mencapai titik puncak)
5) Denoument (pemecahan soal, penyelesaian)
c. Tokoh dan Penokohan. Ada beberapa cara untuk menggambarkan tokoh.
Pertama secara analitik, yaitu pengarang menceritakan secara langsung watak tokoh-
tokohnya. Kedua, secara dramatik pengarang tidak langsung menceritakan bagaimana
watak tokoh-tokoh ceritanya
d. Latar merupakan pijakan cerita secara konkret dan jelas.
e. Sudut Pandang atau point of view merujuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Dengan kata
lain, sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih oleh
pengarang untuk mengemukakan gagasan dan cerita.
f. Bahasa sastra mungkin dicirikan sebagai bahasa yang mengandung unsur emotif dan
bersifat konotatif sebagai kebalikan bahasa nonsastra, khususnya bahasa ilmiah
g. Moral/Amanat merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang
disarankan lewat cerita.

Drama
Penulis drama harus mempertimbangkan sisi pementasan. Ciri formal (yang terlihat dari
bentuk) drama ialah adanya dialog. Dialog saling membantu dengan gerak dalam
membentuk dan mengungkapkan konflik (pertentangan), baik konflik batin (dalam jiwa
sendiri) maupun konflik antartokoh.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Alur sebuah drama hampir sama dengan alur cerita rekaan yang terdiri atas hal-hal berikut:
a. pembaruan awal/introduksi/eksposisi
b. penggawatan (komplikasi)
c. klimaks
d. antiklimaks
e. penyelesaian

D. Aktivitas Pembelajaran

AKTIVITAS I
LK 6.3 (unsur Intrinsik Prosa)

AKTIVITAS I
LK 6.4 (Mengubah Teks Puisi ke
dalam Teks Prosa).

E. Latihan / Kasus /Tugas

1. Nilai-nilai karakter apa yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta didik setelah
mempelajari materi ini?
2. Bagaimana cara Bapak dan Ibu membiasakan nilai-nilai karakter ini kepada peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari?
3. Hal-hal apa yang Bapak dan Ibu pelajari dari materi Sastra Indonesia adalah...
4. Rencana pengembangan dan implementasi yang akan Bapak dan Ibu gunakan untuk
materi apresiasi sastra di SD kelas tinggi adalah

F. Evaluasi
1. Kalimat yang tepat untuk mengisi paragraf rumpang berikut adalah....
(1)... (2) Sekali saja mereka menggigit, maka Anda akan terkena penyakit demam
berdarah yang sangat berbahaya. (3) Apa itu demam berdarah? (4) Demam berdarah adalah
penyakit menurunnya trombosit atau sel darah merah dalam tubuh akibat virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk aedes aegpty. (Sumber:http://www.kelasindonesia.com)
a. Hewan pengganggu yang satu ini memang berukuran kecil, tetapi jangan diremehkan
dampak gigitannya.
b. Kita harus dapat menjaga kebersihan rumah agar seluruh keluarga sehat.
c. Sakit demam berdarah sangat berbahaya.
d. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya trombosit dalam tubuh.
2. Kalimat yang tepat untuk mengisi paragraf rumpang berikut adalah...
(1) Setelah kebersihan tubuh terjamin, jangan lupa untuk memperhatikan kebersihan
lingkungan. (2) Ada pepatah yang mengatakan kualitas manusia tergantung dengan
kebersihan lingkungannya. (3) Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan berarti
menjaga kualitas hidup kita. (4) Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan
cara membersihkan selokan, membersihkan sampah, dan masih banyak lagi. (5) Apabila
lingkungan bersih, maka.... (Sumber: dan http://www.kelasindonesia.com).
a. kita manusia yang tinggal di dalamnya akan merasa aman dan nyaman, serta jauh
dari penyakit yang mengintai.
b. kita sebagai manusia harus dapat menjaga lingkungan agar bersih.
c. warga yang ada di lingkungan itu berarti pandai menjaga kebersihan.
d. penduduk sangat rajin bergotong royong untuk menjaga lingkungan.
3. Bacalah teks di bawah ini!
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah menjadi kebanggaan
bangsa. Batik sudah mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Batik
seakan-akan mampu menunjukkan identitas bangsa. (Sumber: blogspot.co.id).
Ide pokok paragraf di atas adalah....
a. Batik lambang kebudayaan Indonesia.
b. Batik warisan budaya Indonesia.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. Batik adalah primadona bangsa Indonesia.


d. Batik kebanggaan bangsa Indonesia.
4. Bacalah teks di bawah ini!
Kini ada ratusan jenis teh yang bisa dinikmati. Bahan bakunya juga tidak hanya dari
daun teh, tetapi juga berbagai jenis buah, seperti apel, strawberry, atau campuran
bermacam buah; atau dari berbagai bunga, seperti melati dan rosela. Bahkan, ada yang
berbahan baku dari dedaunan lain, seperti pepermint. Akan tetapi, secara umum ada
tiga jenis teh yang dikenal, yaitu teh hitam, teh oolong, dan teh hijau. (Sumber:
blogspot.co.id).
Ide pokok paragraf di atas adalah...
a. Teh yang berasal dari campuran buah lebih nikmat.
b. Bahan baku teh tidak hanya dari daun teh, tetapi dapat dicampur dengan buah.
c. Bahan baku campuran teh berasal dari dedaunan lain.
d. Jenis-jenis teh yang dapat dinikmati saat ini.
5. Perhatikan teks di bawah ini
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
Berdasarkan ciri-cirinya teks di atas disebut...
a. Seloka
b. Talibun
c. Syair
d. Pantun
6. Perhatikan teks di bawah ini
Aku diam, mencoba menenangkan diri sendiri. Dada yang semakin membuncah kutahan
sekuat tenaga.Kuhampiri dua adikku. Lalu kutatap matanya, mencoba memancing reaksi
mereka dengan tersenyum. Mereka hanya diam, lalu tersenyum. Aku tahu kalau itu adalah
senyum palsu.
Berdasarkan cirinya teks di atas berjenis...
a. Puisi lirik
b. Prosa
c. Drama
d. Puisi
7. Perhatikan petikan puisi di bawah ini
Bau mulut busuk bagaikan bangkai!
Bah!
Inikah yang dinamakan dunia
Dunia yang penuh tipu cedera?
Imaji yang terdapat dalam petikan puisi di atas adalah...
a. pencecap
b. penglihatan
c. penciuman
d. pendengaran
8. Perhatikan petikan cerita di bawah ini.
Lagu bahagia itu samar-samar terdengar di telinga Juna. Ia sengaja menjauh dari
kerumunan anak-anak yang merayakan ulang tahun Mada.Sejenak suasana hening. Hujan
turun rintik-rintik, membuat Juna terpaksa meninggalkan taman sebuah panti asuhan di
bilangan Tebet Barat dengan segera.
Petikan cerita di atas menggambarkan...
a. tokoh
b. penokohan
c. alur
d. latar
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Bahan evaluasi selalunya terletak pada akhir modul dan belum mencakup seluruh
indicator yang harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan indikator di akhir
pembahasan materi

LK 6.3 UNSUR INTRINSIK PROSA

LK 6.3 (Unsur Intrinsik Prosa) untuk On


1) Pelajari materi tentang Analisis Prosa!
2) Carilah satu buah cerita pendek yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk siswa
SD kelas tinggi!
3) Analisislah unsur intrinsik cerpen tersebut!
4) Tulis jawaban dalam kotak yang sudah disediakan!

Jawaban

Udi Berusaha Jujur


Pada suatu hari, Udi ikut bapaknya menggembala kambing di padang rumput. Kambing-
kambing itu makan dengan lahap. Setelah sore merekapun pulang.
Udi berjalan di samping bapaknya sambil menghalau kambing. Sambil berjalan mereka
berpikir. Bapak Udi memikirkan tentang bagusnya cuaca hari ini. Cuaca hari ini tidak panas dan
tidak hujan. Kambing-kambingpun memperoleh rumput yang segar,
Sementara itu, Udi berpikiran lain.
Pak, kemarin aku melihat seekor kelinci berwarna hijau sedang terbang. Kelinci itu
besar sekali. Kira-kira sebesar gajah.
Benarkah yang kamu lihat? Tanya Bapaknya
Benar pak, sungguh! Aku tidak bohon!
Syukurlah kalau kamu tidak bohong. Soalnya sebentar lagi kita akan menyeberangi
sebuah jembatan yang aneh. Jembatan itu akan patah dua jika dilalui oleh seorang pembohong
Udin diam saja. Ia jadi merasa takut karena sebenarnya ia telah berbohong.
Pak, tahu tidakhmm.. kelinci yang kulihat kemarin ternyata tidak terbang. Besarnya
juga tidak sebesar gajah. Hanya sebesar anak kuda, kata udi
Sebesar anak kuda? Tanya bapaknya. Sementara itu, mereka sudah berada dekat
jembatan. Udi jadi semakin takut.
Pak, pakhmm, kelinci hijau yang kulihat kemarinhmm kayanya tidak sebesar anak
kuda, deh. Ia sebesar kelinci biasa, tetapi berwarna hijau. Benar-benar hijau.
Pak Udi tidak berkata apa-apa. Ia berjalan meniti jembatan. Udi berdiri termangu di
ujung jembatan. Ia tak berani meniti jembatan itu, padahal bapaknya sudah sampai di seberang
sungai.
Pak, Pak! teriak udi, kelinci yang kulihat kemarin tidak berwarna hijau,tetapi
berwarna putih, lanjutnya.
Setelah berkata begitu, udi merasa tenang. Dengan langkah yang ringan, ia menuju
jembatan.

Unsur Intrinsik :
Tema : Kejujuran
Tokoh : Udi dan Bapak
Alur : Alur maju
Latar Tempat : Di padang rumput, di jembatan
Latar Waktu : Suatu hari
Amanat : Sebaiknya kita berkata jujur
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 6.4 MENGUBAH TEKS PUISI KE DALAM TEKS PROSA

LK 6.4 (Mengubah Teks Puisi ke dalam Teks Prosa) untuk On


1) Pelajari materi tentang Sastra Indonesia!
2) Carilah satu buah teks puisi yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk siswa SD
kelas tinggi!
3) Ubahlah teks puisi tersebut ke dalam teks prosa dengan tetap memperhatikan makna isi teks
puisi tersebut!
4) Tulis jawaban dalam kotak yang sudah disediakan!

Jawaban

Puisi Prosa
Gunung dan Hutan Gunung dan Hutan
Karya Karina Rahmawati Karya Karina Rahmawati

Gunung yang hijau Pagi itu aku melihat gunung yang hijau,
Alangkah indahnya dirimu Gunung sungguh saat aku melihatmu,
Engkau memberi ketenangan alangkah indahnya dirimu. Engkau bisa
Dan gelisah orang-orang memberi ketenangan karena keindahanmu,
Dikarenakan keadaanmu dan juga bisa membuat gelisah bagi orang-
Yang semakin tak menentu orang dikarenakan keadaanmu yang
Gunung, engkau juga ciptaan Tuhan semakin tak menentu akibat ulah manusia.
Engkau dikelilingi hutan lebat Gunung, engkau juga merupakan
Hutan dapat memberi hasil-hasil alam ciptaan Tuhan. Engkau selalu dikelilingi
Wahai, manusia, jagalah keasriannya hutan lebat, hutan dapat memberi hasil-
Hutan merupakan paru-paru dunia hasil alam bagi kami. Olehnya itu, wahai
Jangan ganggu hutan kita manusia jagalah keasrian hutan kita,
karena hutan merupakan paru-paru dunia
Sekali lagi, jangan ganggu hutan kita !
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

HIGH ORDER THINGKING SKILL (HOTS)

A. Format Kajian Modul


Mata Pelajaran/Paket keahlian : Bahasa Indonesia/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : Karakteristik dan Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Pembelajaran : High Order Thingking Skill (HOTS).

LK 7.1 (Pengembangan Soal) untuk TM dan On


Petunjuk:
1. Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian Proses dan Hasil Belajar, Kelompok Kompetensi
E (Pedagogik).
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Buatlah 3 (tiga) soal pilihan ganda dan 3 (tiga) soal uraian High Order Thingking Skill
(HOTS).
4. Masing-masing soal ditulis di kartu soal
Jawab
PILIHAN GANDA
1. Kisi-Kisi Pengembangan Soal
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1. 1.1 Menulis hal-hal VI Teks bacaan 1.1.2 Menjawab Pilihan Ganda
penting/pokok dan unsur pertanyaan dari
dari suatu teks intrinsik bacaan yang
yang dibacakan didengarkan
1.2 Mengidentifikasi
tokoh, watak, latar 1.2.2 Menentukan unsur
tema atau amanat intrinsik dari cerita
dari cerita yang yang didengar
dibacakan

2. Kartu Soal
Kartu Soal
Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah : Negeri Nama Penyusun : Kartika, S.Pd
Kelas/Smt : VI/I Instansi : SD Negeri 05 Mandonga
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Buku Sumber :
1.2 Menulis hal-hal penting/pokok dari Nurcholis, H.,2007. Saya Senang Berbahasa
suatu teks yang dibacakan Indonesia. Erlangga: Jakarta
1.2 Mengidentifikasi tokoh, watak, latar Lalitya Pelukis Keramik Termuda
tema atau amanat dari cerita yang Nama lengkapnya Lalitya Paramarta. Nama
itu berasal dari bahasa jawa kuno yang berarti Si
dibacakan cantik yang baik budi pekertinya, Si bungsu ini
lahir di Bantul, 24 September 1995. Saat ini, ia
Materi :
duduk di kelas 2 SDN Monggang, Yogyakarta.
Teks bacaan dan unsur intrinsik
Meskipun baru kelas 2 SD, tetapi Lalitya
Indikator
sudah dikenal sebagai pelukis berbakat. Bapak Jaya
1.1.2 Menjawab pertanyaan dari bacaan Suprana dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
yang didengarkan mencatatnya sebagai Pelukis Keramik Termuda/
1.2.3 Menentukan unsur intrinsik dari Sejak balita, Lalitya sudah pandai melukis. Ketika
cerita yang didengar baru berumur dua tahun, ia telah mampu melukis di
atas rupa-rupa keramik. Hasilnya, keramik-keramik
itu pun menjadi semakin apik dan unik. Kebetulan,
rumah Lalitya dekat Kasongan yang merupakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

pusat kerajinan keramik di Yogyakarta. Selain itu,


kedua orangtuanya, Drs. Adi Susilo dan Sri Rahayu
juga selalu mendorong Lalitya untuk maju dalam
dunia seni.
1. Siapa yang mencatatkan nama Lalitya sebagai
Pelukis Keramik Termuda.
1. Jaya Suprana b.Drs. Adi Susilo
c. Sri Rahayu d. MURI
2. Apa yang digunakan Lalitya untuk melukis
a. Kertas b. Kayu c. Buku d. Keramik
Bacalah cerita berikut untuk soal nomor 3 !
Pe De Saja
Uh! Kutendang kerikil itu dengan geram.
Selalu begini! Mengapa tanggal 3 November
harus ada? Mengapa ulang tahun sekolah harus
dirayakan? Huh, semua menyebalkan!
Tahun lalu, ulang tahun sekolah juga
dirayakan. Akan tetapi, aku tak sekesal ini,
karena bukan aku yang menjadi wakilkelas untuk
acara pentas seni. Nah, tahun ini, Bu Guru
memilihku. Aku kebagian tugas menyanyi. Aku
jadi bingung. Bagaimana bisa menyanyi? Berdiri
di atas panggung saja aku gemetar. Semua orang
akan memperhatikan gerak-gerikku. Kalau aku
salah, sudah pasti ditertawakan.
Pe de saja, olok Mas Bayu.
Huh, mas Bayu! Bukannya membantu,
malah meledak! sungutku kesal
Bukannya meledek, Adi. Kamu kan paling
pintar meniru gaya Michael Jackson. Mas Bayu
saja tidak bisa, kata Mas Bayu lagi memberi
semangat.
3. Tokoh utama dalam cerita di atas adalah.
a. Mas Bayu b. Bu Guru c. Adi
d. Michael Jackson

Nomor Soal Kunci Jawaban


1 A
2 D
3 C

URAIAN
Kisi-Kisi Pengembangan Soal
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1. 3.1 Mendeskripsikan isi VI Teks bacaan 3.1.2 Membuat URAIAN
dan teknik penyajian dan unsur ringkasan laporan
suatu laporan hasil intrinsik kunjungan yang
pengamatan/ telah dibaca
kunjungan 4.1.2 Menuliskan
daftar riwayat
4.1 Mengisi formulir hidup dalam
(pendaftaran, kartu bentuk narasi
anggota, wesel pos, 4.4.3 Mengubah puisi
kartu pos, daftar menjadi prosa
riwayat hidup dll)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

dengan benar

4.4 Mengubah puisi ke


dalam bentuk prosa
dengan tetap
memperhatikan
makna puisi

2. Kartu Soal
Kartu Soal
Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah : Negeri Nama Penyusun : Kartika, S.Pd
Kelas/Smt : VI/I Instansi : SD Negeri 05 Mandonga
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Buku Sumber :
Nurcholis, H.,2007. Saya Senang Berbahasa
3.1 Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian Indonesia. Erlangga: Jakarta
suatu laporan hasil pengamatan/kunjungan Uraian
1. Bacalah laporan kunjungan berikut !
4.2 Mengisi formulir (pendaftaran, kartu Kemudian buatkan Ringkasanmu !
anggota, wesel pos, kartu pos, daftar Ajaklah orangtuamu ke Taman Wisata
riwayat hidup dll) dengan benar Alam (WTA) Sicikeh-Cikeh jika kamu
berkunjung ke Sumatera Utara, tepatnya di
4.4 Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa Medan. WTA terletak di Desa Lae Hole,
dengan tetap memperhatikan makna puisi Kabupaten Dairi. Di sana, ada tiga danau
Materi : yang jaraknya berdekatan. Selain itu, tidak
Teks bacaan dan unsur intrinsik seberapa jauh terdapat Taman Wisata Imani
Indikator Dairi. Di sini, ada air terjun Lae Pandaroh
yang sumber airnya berasal dari Sicikeh-
3.1.2 Membuat ringkasan laporan kunjungan cikeh.. Mungkin belum banyak yang tahu
yang telah dibaca WTA ini. Tetapi, sudah banyak peneliti
4.1.2 Menuliskan daftar riwayat hidup dalam datang ke tempat ini untuk meneliti hewan
bentuk narasi dan tumbuhan. Berdasarkan informasi dari
4.4.3 Mengubah puisi menjadi prosa Badan Konserv asi Sumber Daya Alam
(BKSA) ada banyak jenis hewan di sana yaitu
babi rusa, beruang madu, landak, harimau
sumatera dan itikliar. Tumbuhannya
kebanyakan berdaun lebar dan jarum seperti
Sampinur bunga, raflesia kecil dan aneka
jenis anggrek hutan.
2. Buatlah paragraf narasi tentang daftar
Riwayat Hidupmu !
3. Ubahlah puisi yang berjudul Gunung dan
Hutan karangan Karina Rahmawati
menjadi sebuah prosa !
Nomor Soal
1 Skor sesuai jawaban
2 Skor sesuai jawaban
3 Skor sesuai jawaban
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PKB KKB
PEDAGOGIK
TEORI BELAJAR DAN PRINSIP
PEMBELAJARAN
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

TEORI BELAJAR
A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran : Teori Belajar

A. Tujuan

Setelah guru peserta diklat belajar dengan modul ini dengan kerja keras, kreatif, kerja
sama dan tanggung jawab, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan manfaat mempelajari teori belajar dengan baik
2. Menjelaskan hakekat belajar dan berbagai teori belajar dengan benar
3. Menjelaskan peran hakekat belajar untuk merumuskan berbagai teori belajar dengan
tepat
4. Membedakan dengan tepat dari keempat aliran teori belajar, yaitu behaviorisme,
kognitivisme, konstruktivisme dan humanisme dengan tepat
5. Membuat kegiatan pembelajaran berdasarkan teori belajar behaviorisme, kognitivisme,
konstruktivisme dan humanism

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan manfaat guru mempelajari teori belajar
2. Menjelaskan hakekat belajar dan berbagai teori belajar dengan benar
3. Menjelaskan peran hakekat belajar untuk merumuskan berbagai teori belajar
4. Membedakan behaviorisme, kognitivesme, konstruktivisme dan humanism

C. Uraian Materi
Teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk
menjelaskan sekumpulan fenomena. Dengan demikian berdasarkan pengertian belajar
dan teori tersebut, secara ringkas dapat dikatakan teori belajar merupakan hukum-
hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar. Untuk lebih
mengoptimalkan hasil pembelajaran, guru perlu memadukan beberapa teori belajar.
Namun harus diperhatikan bahwa tidak semua teori belajar dapat dipadukan, karena
berangkat dari asumsi-asumsi yang berbeda dalam penyusunan teori belajar tersebut.
1. Teori Belajar dalam Aliran Behaviorisme
Paham behaviorisme berkonsentrasi pada studi tentang tingkah laku yang dapat diamati
dan diukur. Teori belajar behaviorisme menjelaskan bahwa pikiran merupakan kotak
hitam yang tidak dapat diamati. Oleh karenanya, teori ini mengabaikan proses berpikir
yang terjadi dalam pikiran.
a. Teori Pengkondisian Oleh Pavlov
Ivan Pavlov terkenal dengan teori Classical Conditioning atau pengkondisian klasik. Bertitik
tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku
manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Terbagi menjadi 4 proses
yaitu:
1) fase akuisisi,
2) fase eliminasi,
3) fase generalisasi,
4) fase deskriminasi.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

b. Teori Koneksionisme Oleh Thorndike


Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Dalam pembelajaran
di sekolah, guru mengajukan pertanyaan (S), siswa menjawab pertanyaan guru (R).
Guru memberikan Pekerjaan Rumah (S) dan siswa mengerjakannya (R). Hal tersebut
berarti belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak-
banyaknya, sehingga paham ini disebut paham koneksionisme.Hukum-hukum belajar
sebagai berikut :
1) Hukum Kesiapan (law of readiness),
2) Hukum Latihan (law of exercise),
3) Hukum Akibat (law of effect).
c. Teori Pengkondisian Operan oleh Skinner
Burrus Frederick Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan
pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui
proses Operant Conditioning. Manajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha
untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada
perilaku yang tidak tepat.
d. Teori Pembiasaan Asosiasi Dekat oleh Gutrie
Edwin R Gutrie adalah penemu teori pembiasaan asosiasi dekat (contigous conditioning
theory). Teori ini menyatakan bahwa belajar adalah kedekatan hubungan antara
stimulus dan respon. Menurut Guthrie, peningkatan hasil belaja r adalah asosiasi antara
stimulus dan respon.
Diantara teori-teori belajar yang beraliran behavioristik, teori kontigous dikenal teori
yang sangat sederhana dan efisien, karena hanya berprinsip pada kedekatan asosiasi
antara stimulus dan respon. Oleh karena itu teori ini tidak dapat diterima begitu saja karena
sifatnya yang mekanistik dan cenderung otomatis.
Agar siswa mampu mengenali konsep pecahan dengan baik maka harus dilakukan
pengulangan-pengulangan. Begitu pula agar siswa memahami ciri-ciri warga negara
demokratis sebagai materi pembelajaran pada mata pelajaran PKn, maka siswa
dibiasakan dengan sifat-sifat demokratis. Pembiasaan ini dapat dilakukan dengan
kegiatan pembelajaran yang banyak menggunakan model belajar kelompok atau diskusi
kelompok.
e. Teori Kognitif Sosial oleh Bandura
Temuan paling penting dari penelitian ini adalah bahwa orang dapat mempelajari tindakan-
tindakan baru hanya dengan mengamati bagaimana orang lain melakukannya. Pengamat
tidak harus melakukan tindakan-tindakan tersebut pada saat ia mempelajarinya. Teori yang
dikemukakan oleh Bandura dikenal dengan teori Kognitif Sosial. Teori ini menonjolkan
gagasan bahwa sebagian besar manusia, belajar dalam sebuah lingkungan sosial.
f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Behavioral
Teori belajar behavioral, sebagai berikut:
1. Buatlah kelas dapat dinikmati secara intelektual, sosial, dan fisik, sehingga para
siswa merasa aman dan nyaman
2. Jadilah terbuka dan spesifik mengenai materi yang perlu dipelajari. Gunakan tujuan
perilaku spesifik ketika menulis perencanaan pelajaran dan berbagi pendapat dengan
tujuan tersebut kepada para siswa.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Yakinkan bahwa siswa memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang


memampukan mereka untuk mempelajari materi baru.
4. Perlihatkan koneksi antar materi baru dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
5. Ketika materi baru bersifat kompleks, perkenalkan secara perlahan, aturlah materi baru
ke dalam beberapa bagian yang berurutan, pendek, dan mudah dipelajari.
6. Asosiasikan materi yang akan dipelajari dengan hal-hal yang disukai siswa. Contohnya,
asosiasikan puisi dengan musik rap. Sebaliknya, jangan mengasosiasikan materi yang
dipelajari dengan hal yang tidak disukai siswa. Misalnya, jangan menggunakan tugas
sekolah sebagai hukuman.
7. Katakan kepada siswa, hal-hal apa yang paling penting. Berikan pertandanya
kepada mereka.
8. Kenali dan pujilah kemajuan. Jangan berharap siswa belajar dengan kecepatan dan
jumlah yang sama.
9. Cari tahu hal-hal apa yang menimbulkan perasaan dihargai untuk masingmasing siswa
dan gunakan hai itu untuk menguatkan perilaku belajar siswa.
10. Untuk sebuah tugas baru atau sulit, perlu disediakan penguatan yang lebih sering. Bila
siswa telah menguasai tugas baru, diberikan penguatan namun intensitasnya dikurangi
dari sebelumnya.
11. Berikan penguatan akan perilaku belajar yang Anda harapkan dari siswa.
Contohnya, memperhatikan, keterlibatan, mencoba, merespons, meningkatkan, dan
menyelesaikan.
12. Ciptakan situasi yang memungkinkan setiap siswa memiliki kesempatan untuk
sukses.
13. Contohkanlah perilaku Anda agar siswa meniru. Contohnya, tunjukan antusiasme
dalam belajar.
14. Bahan ajar yang akan dipelajari harus disajikan dalam bagian-perbagian dan dalam
langkah-langkah yang berurutan.
15. Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma
behaviorisme dalam kegiatan pembelajarannya akan menyusun bahan pelajaran
dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai
siswa dapat disampaikan secara utuh oleh guru.

2. Teori Belajar dalam Aliran Kognitivisme


Kognitivisme didasarkan pada proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi.
Perubahan tingkah laku diobservasi dan digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
apa yang terjadi dibalik pikiran siswa. Menurut pandangan kognitivisme, belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu
berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap
orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan
pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif.
a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu
perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak yang
berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia
kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi
berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu (Hudoyo, 1988).
b. Teori Pemrosesan Informasi
Gagne mengemukakan teori belajar yang dikenal dengan teori pemrosesan informasi.
Teori ini pada dasarnya untuk menjelaskan fenomena belajar. Proses yang terjadi
seperti cara kerja komputer, yang dimualai dari masukan (input) kemudian proses
(procces) dan keluaran (output).
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. Teori Bruner
Jerome Bruner berpendapat bahwa belajar ialah memahami konsep-konsep dan struktur-
struktur yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan
antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Piaget, Bruner menggambarkan anak-
anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental yang tidak dikaitkan dengan usia
siswa, yaitu:1. Enactive. 2. Ikonic. 3. Symbolic.
d. Teori Bermakna Ausubel
D.P. Ausubel mengemukakan bahwa belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful)
bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang
dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur
kognitif yang dimilikinya.
e. Teori Dienes
Z.P. Dienes adalah seorang matematikawan yang tertarik kepada cara mengajarkan
matematika kepada anak-anak. Teorinya didasarkan atas teori perkembangan intelektual
dari Piaget. Dienes mengembangkan teorinya, agar matematika menjadi lebih menarik dan
lebih mudah dipelajari. Seperti halnya dengan Bruner, Dienes berpendapat bahwa setiap
konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama
disajikan kepada siswa dalam bentuk-bentuk konkrit
f. Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van Hiele ada tiga unsur utama dalam pembelajaran Geometri, yaitu waktu,
materi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur utama
tersebut dilalui secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kepada
tahapan berpikir yang lebih tinggi.
g. Teori Belajar Brownell dan Van Engen
Menurut William Brownell (1935) bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan suatu
proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus
merupakan belajar bermakna dan pengertian. Menurut teori makna, anak harus melihat
makna dari apa yang dipelajari.
h. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kognitif
Berikut dikemukakan prinsip-prinsip pembelajaran menurut teori-teori kognitif yang dapat
diterapkan oleh pendidik.Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget bagi pembelajaran
antara lain:
1. Pahami perkembangan kognitif anak dan sesuaikan bahan ajar menurut tingkat
perkembangannya.
2. Jagalah agar siswa tetap aktif selama pembelajaran.
3. Ciptakan ketidak sesuaian agar siswa terangsang untuk berpikir kritis.
4. Ciptakan interaksi sosial yang memadai.
Implikasi dari teori pemrosesan imformasi
1. Perhatian para siswa dapat diraih dan dipertahankan lebih lama dengan menggunakan
saluran sensorik dan memberikan variasi dalam penggunaannya. Para siswa cenderung
memperhatikan pelajaran yang memilki variasi stimulus, usahakan pembelajaran
bervariasi, jangan monoton.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Waktu yang tepat untuk menjaga perhatian adalah ketika siswa sedang waspada. Untuk
alasan itu, guru SD disarankan untuk memberi jadwal pelajaran seni, musik dan olah raga di
sore hari.
3. Untuk mengatasi kapasitas yang terbatas dari ingatan jangka pendek, informasi baru dapat
diorganisasi dan dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Pengulangan berkali-kali terhadap informasi baru dapat memindahkan informasi ke dalam
ingatan jangka panjang.
5. Untuk memanggil kembali informasi dalam ingatan jangka panjang dapat dilakukan
dengan menghubungkan dengan informasi yang sudah diketahui padasaat itu
Cruickshank, Jenkins & Metcalf (2012) (dalam Suranto, 2015), merangkum prinsip-prinsip
pembelajaran menurut teori belajar kognitif, sebagai berikut:
1. Siswa harus membuat hubungan antar informasi baru dengan informasi yang sudah
dimiliki
2. Informasi baru harus disajikan secara logik untuk disampaikan kepada siswa
3. Siswa akan melupakan informasi, kecuali mereka berlatih atau berpikir mengenai
informasi itu.
4. Siswa harus berinteraksi dengan guru dan didorong untuk bertanya
5. Ketika siswa dapat menemukan sesuatu atas usaha mereka sendiri, mereka akan belajar lebih
baik.
6. Para siswa perlu belajar mengenai cara belajar
7. Tujuan terpenting dalam pembelajaran adalah membantu siswa menjadi pemecah
masalah yang lebih baik.

3. Teori Belajar dalam Aliran Konstruktivisme


Konstruktivisme didasarkan pada pernyataan bahwa kita semua membangun pengetahuan
kita sendiri dari lingkungan untuk memperoleh pengalaman dan skema. Konstruktivisme
berfokus pada penyiapan siswa pada penyelesaian masalah. Menurut teori ini bahwa dalam
proses pembelajaran, siswa yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus
aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang lain. Mereka yang
harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
(1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan,
(2) mengutamakan proses,
(3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial,
(4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
a. Konsep Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
Jadi menurut Piaget, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru
saja, tetapi juga penstrukturan kembali informasi dan pengalaman yang baru.
b. Konsep Belajar Konstruktivisme Vygotsky
Teori Vygotsky didasarkan pada dua gagasan utama. Pertama, perkembangan intelektjual
dapat dipahami hanya dari sudut konteks historis dan budaya yang dialami anak-anak.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Kedua, perkembangan bergantung pada sistem tanda yang ada bersama masing-masing
orang ketika mereka tumbuh. Teory Vygotky dikenal dengan teori perkembangan
osiokultural.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme
Prinsip-prinsip pembelajaran sebagai implikasi dari teori konstruktivis dari Piaget adalah:
1. Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaan merupakan interpretasi
individual siswa terhadap pengalaman yang dialaminya (Meaning as internally
constructed).
2. Pembentukan makna merupakan proses negosiasi antara individual siswa dengan
pengalamannya melalui interaksi dalam proses belajar sehingga siswa menjadi tahu
(Learning and teaching as negotiated construction of meaning)
3. Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada
pembelajar, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan pembelajar membangun
sendiri pengetahuannya.
4. Mengajar berarti berpartisipasi dengan pembelajar dalam membentuk pengetahuan,
membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi
5. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individual siswa.
6. Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, bila konsep baru yang diterima dapat
dikaitkan/dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang dimiliki siswa.
Prinsip-prinsip pembelajaran sebagai Implikasi teori sosio kultural Vygotky bagi
pembelajaran antara lain:
1. Interaksi sosial itu penting, pengetahuan dibangun dengan melibatkan orang lain akan
menjadi lebih baik.
2. Perkembangan manusia terjadi melalui alat-alat cultural (bahasa, simbol) yang diteruskan
dari orang ke orang.
3. Zona perkembangan proksimal adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan
sendiri (kemampuan actual) dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang yang
lebih dewasa (kemampuan potensial).
4. Teori Belajar dalam Aliran Humanisme
Humanisme memandang bahwa belajar adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar pada aliran humanism ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
a. Teori dari Arthur Combs
Arthur Combs bersama dengan Donald Snygg mencurahkan banyak perhatian pada dunia
pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan.
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi
yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
b. Teori dari Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal, yaitu
suatu usaha yang positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak
perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkisdari tingkat yang paling mendasar sampai pada
tingkat yang paling tinggi
c. Teori dari Carl Rogers
Carl Rogers (dalam Suranto, 2015) membedakan dua tipe belajar, yaitu: Kognitif
kebermaknaan) dan experiential ( pengalaman atau signifikansi). Guru menghubungan
pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti mempelajari mesin dengan
tujuan untuk memperbaikai mobil.
Menurut Rogers (2002) yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi
siswa
3. Pengorganisasian bahan pembelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai
bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Humanistik


Menurut Crichshank, Jenkins & Metcalf (2012) dalam Suranto (2015) ada beberapa proposisi-
proposisi dari penganut pembelajaran humanistik. Dari proposisiproposisi di atas, diperoleh
beberapa prinsip pembelajaran humanistik sebagai berikut:
1. Pembelajaran hendaknya berfokus pada upaya untuk memahami cara manusia menciptakan
perasaan, sikap dan nilai-nilai.
2. Pembelajaran hendaknya bertemakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama
aspek afektif seperti emosi, perasaan, sikap, nilai dan moral.
3. Pembelajaran hendaknya menumbuhkan harga diri dan keyakinan.
4. Pembelajaran hendaknya berfokus pada kebutuhan dan minat siswa.
5. Sekolah harus menyesuaikan diri menurut kebutuhan anak, bukan anak yang
menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator, yaitu:
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi
kelompok, atau pengalaman kelas
2. Guru sebagai fasilitator hendaknya membantu untuk memperoleh dan memperjelas
tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum.
3. Guru harus mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong,
yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Guru mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

5. Guru menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelas, guru mencoba untuk menanggapi
dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Guru harus mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil
secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
8. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, guru harus mencoba untuk menganali dan
menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas I
LK 02 Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas II
LK 03 Analisis Kegiatan Pembelajaran

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori belajar!
2. Jelaskan mengapa guru perlu mempelajari teori belajar!
3. Jelaskan bahwa pemahaman hakekat belajar sebagai asumsi disusunnya teori belajar!
4. Jelaskan perbedaan keempat aliran teori belajar, yaitu behaviorisme, kognitivisme,
konstruktivisme dan humanisme!
5. Menurut Anda apakah dalam praktek pembelajaran memungkinkan menggabungkan
minimal dua teori belajar dari keempat aliran tersebut?

F. Evaluasi
1. Salah satu tujuan guru atau pendidik mempelajari teori belajar adalah .
A. Untuk menguasai kompetensi professional
B. Untuk menguasai kompetensi pedagogis
C. Untuk mengusai kompetensi sosial
D. Terampil mengajarkan teori belajar kepada siswanya
2. Aliran dari teori belajar yang memandang belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman adalah ....
A. Behaviorisme
B. Kognitivisme
C. Konstruktivisme
D. Humanisme
3. Implikasi dari eksperimen Pavlov pada pembelajaran adalah .
A. Anak akan belajar jika dibiasakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

B. Anak akan belajar jika selalu diperintah


C. Anak akan belajar lebih giat jika mendapat nilai baik
D. Anak akan belajar jika diberikan motivasi
4. Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia, sehingga
tujuan utama para pendidik adalah .
A. membantu siswa belajar menjadi manusia dewasa
B. membantu siswa belajar bagaimana menghargai manusia lain
C. membantu siswa mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik
D. menjadikan dirinya menjadi manusia yang berguna bagi orang lain
6. Ciri utama pembelajaran berdasarkan konstruktivisme diantaranya adalah.
A. Fokus pada perkembangan dan kemampuan kognitif siswa
B. Peran guru sebagai pengajar lebih dominan dalam proses pembelajaran
C. Terjadi perpindahan ilmu pengetahuan dari guru kepada murid
D. Pembelajaran berlangsung konstektual dan mengutamakan proses

Catatan hal-hal Penting yang menjadi masalah


1. Penomoron/pemberian abjad yang tidak terstruktur
Saran atau Pemecahan Masalah
1. Pemberian nomor atau abjad harus lebih terstruktur lagi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK. 02 MEMBUAT KEGIATAN PEMBELAJARAN


Dengan terlebih dahulu mencermati pengertian behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme
dan humanisme, buatlah beberapa contoh kegiatan pembelajaran pada suatu materi
pelajaran tematik yang sesuai untuk kelas tinggi.
Jawab
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SDN 05 Mandonga
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VI/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Pertemuan Ke : 27

A. Standar Kompetensi : 5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat


hantaran dan kegunaan benda
B. Kompetensi Dasar : 5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan
panas dari berbagai benda
C. Indikator : 5.1.3 Memberikan contoh benda yang tergolong konduktor
dan isolator panas
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui pengamatan Siswa dapat menyebutkan contoh
benda yang tergolong konduktor panas
2. Melalui pengamatan Siswa dapat menyebutkan contoh
benda yang tergolong isolator panas
Karakter siswa yang : Rasa ingin tahu, Kerja sama, Inovatif
diharapkan

E. Materi Ajar

Benda berdasarkan sifat menghantar panas digolongkan menjadi konduktor dan isolator
panas.
Konduktor : benda yang mudah menghantarkan panas
Contoh : besi, baja, aluminium, dll
Isolator : benda yang sulit menghantarkan panas
Contoh : kain, kayu, karet, kertas, dll

F. Metode Pembelajaran : Diskusi, Observasi

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 27
Guru mengucapkan salam
Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali kegiatan
pembelajaran hari ini.
Kegiatan 10
Guru mengabsen siswa
Menit
Pendahuluan Guru memotivasi siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Melalui pengamatan di sekitar guru menjelaskan tentang benda-
Kegiatan 50 benda konduktor panas dan isolator panas (eksplorasi)
Menit Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok secara heterogen
Inti
(Elaborasi)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Guru membagi Lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok


Siswa bekerja sama secara kelompok untuk melakukan
pengamatan di lapangan sekolah, untuk mengidentifikasi benda-
benda yang tergolong isolator panas dan konduktor panas
(Elaborasi)
Guru memantau dan membimbing setiap kelompok
Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi
(Elaborasi)
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik
Guru memberikan penguatan hasil diskusi (Konfirmasi)
Guru menarik kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan (konfirmasi)
Kegiatan 10 Guru memberikan evaluasi
Menit Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas
Penutup
partisipasi aktifnya dalam pembelajaran.
Guru mengucapkan salam.

H. Sumber belajar :
Haryanto, 2012.Sains.Erlangga:Jakarta
Lembar Kerja Kelompok
Benda benda konduktor dan isolator

I. Penilaian :
a. Penilaian proses
1. Penilaian kinerja

b. Penilaian hasil belajar


1. Uraian

Mengetahui, Watulondo, ........................... 2017


Kepala Sekolah Guru Kelas VI

ZAINUDDIN, S.Pd.,M.Pd KARTIKA, S.Pd


NIP. 197206141998041002
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK. 03 ANALISIS KEGIATAN PEMBELAJARAN


Prosedur
a. Melalui diskusi kelompok peserta mampu menentukan jenis teori belajar yang terdapat
dalam kegiatan pembelajaran
b. Kajilah skenario pembelajaran di bawah ini
c. Diskusikan dalam kelompok ciri-ciri teori belajar manakah yang terdapat dalam kegiatan
belajar tersebut, apakah anda menemukan lebih dari satu jenis teori belajar
d. Analisis dan revisilah kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan kepentingan
pembelajaran di kelas masing-masing
e. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
f. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain!
Jawab
Dalam rencana kegiatan pembelajaran tersebut memuat teori-teori belajar berupa:
1. Teori Behaviourisme karena dalam rencana pembelajaran tersebut memuat tentang perubahan
yang dapat diamati sebagai hasil belajar
2. Teori kognitivisme karena dalam rencana pembelajaran tersebut menuntut peserta didik untuk
belajar sendiri dan mencari pengalaman
3. Teori humanisme karena dalam rencana pembelajaran tersebut menekankan peserta didik
untuk bekerjasama, saling membantu, menguntungkan serta kejujuran dan kreativitas untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran
4. Teori konstruktivisme karena dalam pembelajaran tersebut menekankan siswa untuk lebih
proaktif mencari dan menemukan pengetahuan itu sendiri.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP


PEMBELAJARAN
A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : PKB Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran : Prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasi prinsip
pembelajaran

A. Tujuan

1. Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran dengan tepat


2. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar dengan
tepat
3. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi guru dengan tepat bagi guru

B..Indikator
1. Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran
2. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar
3. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi guru Sekolah Dasar

C. Uraian Materi
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Terbagi menjadi 3 yaitu :
(1) proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat
membentuk dan mengubah struktur kognitif siswa,
(2) Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Pengetahuan
tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan logika,
(3) dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.

1. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG RELATIF BERLAKU UMUM, YAITU :


a. Prinsip Perhatian dan Motivasi
Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi intrinsik,
2. Motivasi ekstrinsik,
b. Prinsip Keaktifan
c. Pinsip Pengalaman/ Keterlibatan secara langsung
d. Prinsip Pengulangan
e. Prinsip Tantangan
f. Prinsip Balikan dan Penguatan
g. Prinsip Perbedaan Individu
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Dasar

Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran bagi siswa tampak dalam


setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran
berlangsung.

Siswa sebagai subjek utama dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat mengabaikan
begitu saja prinsip-prinsip pembelajaran.

a. Prinsip Perhatian dan Motivasi


Implikasi dari prinsip perhatian, bahwa siswa harus memberikan perhatian terhadap
semua hal yang mengarah pada tujuan belajar.
b. Prinsip Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan siswa berupa perilaku-perilaku seperti mencari sumber
informasi yang dibutuhkan dalam belajarnya, melakukan kegiatan eksperimen,
menyelesaikan tugas-tugas belajar.
c. Prinsip Keterlibatan langsung/ pengalaman
Implikasi dari prinsip keterlibatan langsung ini, siswa dituntut agar selalu
menyelesaikan tugas belajar yang diberikan
d. Prinsip Pengulangan
Implikasi dari prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk
bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan.

e. Prinsip Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri
siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah
setiap pesan yang ada pada kegiatan pembelajaran.

f. Prinsip Balikan dan Penguatan


Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi siswa adalah siswa akan semakin
semangat dalam kegiatan belajarnya.
g. Prinsip Perbedaan individual
Implikasi dari perbedaan individu bagi siswa adalah adanya kesadaran bahwa dirinya
berbeda dengan yang lainnya.
3. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran bagi Guru
Prinsip-prinsip pembelajaran akan mempengaruhi perilaku guru dalam kegiatan belajar.
a. Prinsip Perhatian dan Motivasi
Implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru akan berupa perilaku-perilaku
sebagai berikut: agar perhatian dan motivasi siswa menjadi lebih, guru perlu
menggunakan model, metode yang bervariasi. Guru perlu menggunakan media
pembelajaran yang tepat agar perhatian dan motivasi siswa menjadi meningkat
dalam mempelajari bahan pembelajaran. Guru dapat memilih bahan pelajaran yang
sesuai dengan minat siswa, agar siswa tertarik untuk mempelajarinya. Guru selalu
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

memberikan pujian baik secara verbal maupun non verbal. Dalam mengawali
pembelajaran guru harus menjelaskan kepada siswa tentang manfaat materi yang
dipelajari.
b. Prinsip Keaktifan
Implikasi dari prinsip keaktifan adalah guru harus berupaya agar pembelajaran yang
dilakukan menyebabkan siswa aktif belajar baik secara fisik maupun psikis. sebagai
berikut: Guru harus dapat menggunakan berbagai macam model dan metode yang
bervariasi dan juga harus menghadirkan multimedia yang tepat.
c. Prinsip Keterlibatan langsung
Perilaku sebagai implikasi dari prinsip keterlibatan langsung/pengalaman antara lain:
Guru harus mementingkan kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa elakukan
kegiatan eksperimen dari pada hanya sekedar demonstrasi.
d. Prinsip Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu mengidentifikasi bahan
pelajaran yang membutuhkan pengulangan, misalnya latihan menggunakan cara
bersusun kebawah dalam mengalikan bilangan ratusan, atau menghapal peribahasa dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
e. Prinsip Tantangan
Guru perlu menyiapkan tantangan dalam bentuk kegiatan pembelajaran, bahan dan alat
pembelajaran termasuk pula sistem penilaiannya. Perilaku guru sebagai implikasi
prinsip tantangan antara lain adalah merancang dan mengelola kegiatan eksperimen
yang memberikan kesempatan siswa untuk tertantang melakukan kegiatan tersebut.
Menyusun bahan pelajaran yang menarik dan bernuansa pemecahan masalah,
sehingga siswa tertantang untuk mempelajari dan menyelesaikan permasalahan pada
bahan pelajaran tersebut
f. Prinsip Balikan dan Penguatan
Implikasi dari prinsip balikan dan penguatan bagi guru, perilaku-perilaku yang
dilakukan guru antara lain, perlu menyampaikan jawaban yang benar dari soal-soal yang
diberikan kepada siswa. Guru perlu memberi catatan-catatan pada hasil kerja siswa,
baik secara individu maupun secara berkelompok. Catatan-catatan yang dimaksudkan
dapat digunakan siswa sebagai petunjuk untuk melakukan pembetulan lebih lanjut dari
pekerjaan yang salah.
g. Prinsip Perbedaan Individual
Guru harus menyadari bahwa semua siswa-siswa mempunyai keunikan masing-
masing. Implikasi prinsip perbedaan individual ini diwujudkan dalam perilaku-
perilaku guru diantaranya, guru harus mau dan mampu mengenali karakteristik
setiap siswanya, sehingga dapat menentukan pembelajaran yang tepat bagi siswa
tersebut.
D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 05 Skenario Pembelajaran

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Mengapa guru harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Mengapa pengalaman dan keterlibatan langsung merupakan prinsip dari pembelajaran?


3. Apa implikasi dari prinsip perhatian dan motivasi bagi siswa, khususnya bagi siswa SD
4. Apa Implikasi dari prinsip keaktifan bagi guru?
5. Bagaimana cara guru agar balikan dan penguatan yang diberikan dapat bermakna bagi
siswa? Bagaimana pula perilaku guru dalam memberikan balikan dan penguatan?

F. Evaluasi
1. Dalam sebuah proses pembelajaran, perhatian sangatlah berperan penting sebagai awalan
dalam memicu kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila .
a. bahan pelajaran dirasakan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa
b. bahan pelajaran merupakan materi yang mutakhir
c. metode yang menggunakan multimedia
d. model yang dmenggunakan model-model terkini
2. Pembelajaran klasikal cenderung mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada diantara para
siswa. Untuk itu jika guru menggunakan pembelajaran klasikal hendaknya .
a. menggunakan metode, model atau strategi pembelajaran yang bervariasi,
b. memberikan tugas yang disesuaikan dengan tuntutan materi ajar
c. melaksanakan pembelajaran masing-masing individu secara berbeda-beda
d. melaksanakan pengayaan bagi semua siswa, terutama pada siswa yang sudah
menguasai bahan pelajaran

Catatan hal-hal Penting yang menjadi masalah


1. Pemberian nomor yang kurang terstruktur, seperti berikut :
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Soal evalusi belum mencakup seluruh indicator yang harus dicapai

Saran atau Pemecahan Masalah


1. Pemberian nomor atau abjad harus lebih terstruktur lagi
2. Soal evaluasi harus disesuaikan dengan indikator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 05 SKENARIO PEMBELAJARAN
Dari prinsip-prinsip umum yang disampaikan, susunlah skenario pembelajaran untuk mata
pelajaran tertentu dalam balutan tematik terpadu.
Jawab
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Satuan Pendidikan : SDN 05 MANDONGA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VI/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Pertemuan Ke : 13

A. Standar Kompetensi : 2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan


hewan
C. Indikator :
2.3.5 Menyebutkan bagian-bagian bunga
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian bunga
2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bunga
E. Materi Ajar
Bagian-Bagian bunga

F. Metode Pembelajaran : Model Think-Pair-Share dengan Strategi media gambar


G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 13 (Tanggal, )
Deskripsi Kegiatan Waktu
Kegiatan
Guru mengucapkan salam
Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali kegiatan pembelajaran
hari ini.
Kegiatan
Guru mengabsen siswa 10 Menit
Pendahuluan Guru memotivasi siswa
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melalui media gambar, guru menjelaskan tentang cara bagian-bagian
bunga. (eksplorasi)
Guru melakukan tanya jawab bersama siswa terkait hal-hal yang
belum dimengerti (Elaborasi)
Guru membagikan lembar kerja siswa untuk mengamati dan
menunjukkan bagian-bagian bunga
Kegiatan Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara individu (Think)
50 Menit
Inti Selanjutnya guru meminta siswa berdiskusi degan teman di
sampingnya terkait jawaban masing-masing (Pair)
Kemudian guru meminta siswa berdiskusi secara berkelompokdengan
teman di bagian depan atau belakang bangkunya (Share)
Guru memantau dan membimbing setiap siswa(Elaborasi)
Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

(Elaborasi)
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik
Guru memberikan penguatan hasil diskusi (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan pembelajaran hari ini
tentang bagian-bagian bunga (konfirmasi)
Kegiatan
Guru memberikan evaluasi 10 Menit
Penutup Guru mengingatkan siswa tentang pembelajaran selanjutnya
Guru mengucapakan salam.
H. Sumber belajar :
Buku SAINS Erlangga kelas VI
Lebar Kerja Kelompok
Gambar
I. Penilaian :
1. Penilaian proses
a. Penilaian kinerja
2. Penilaian hasil belajar
a. Uraian
Mengetahui, Kendari, 2017
Kepala Sekolah Guru Kelas VI

ZAINUDDIN, S.Pd.,M.Pd KARTIKA, S.Pd


NIP.197206141994081002 NUPTK.2640766666220002
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PKB KKB
PROFESIONAL
KAJIAN BILANGAN DAN STATISTIKA
SEKOLAH DASAR
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

SOAL CERITA OPERASI BILANGAN BULAT


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Soal Cerita Operasi Bilangan Bulat

A. Tujuan
Dengan mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter, diharapkan setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran ini peserta dapat menentukan hasil operasi hitung campuran yang
melibatkan tiga atau lebih bilangan bulat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi materi ini adalah:
1. Menyebutkan konsep bilangan bulat dengan benar
2. Menjumlahkan dua bilangan bulat dengan benar
3. Mengurangkan dua bilangan bulat dengan benar
4. Mengalikan dua bilangan bulat dengan tepat
5. Membagi dua bilangan bulat dengan benar
6. Menyebutkan aturan operasi hitung campuran dengan benar
7. Menentukan hasil operasi hitung campuran yang melibatkan tiga atau lebih pada bilangan
bulat dengan benar.
C. Uraian Materi
1. Bilangan Bulat Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gambar-gambar di atas merupakan contoh implementasi bilangan bulat. Sebagai


contoh ketinggian puncak gunung jaya wijaya menunjukkan bilangan bulat postif
5.030 m di atas permukaan laut, sedangkan suhu pada puncaknya bisa mencapai
suhu di bawah nol yang menunjukkan bilangan bulat negatif. Menurut Anda gambar mana
saja yang menunjukkan bilangan bulat positif dan gambar mana yang menunjukkan
bilangan bulat negatif?. Dengan mengamati gambar-gambar tersebut di atas, kita dapat
mengajak siswa melihat bahwa matematika ada di sekitarnya.
2. Operasi Hitung Dua Bilangan Bulat
a. Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan Bulat
Penjumlahan merupakan salah satu operasi hitung dasar yang pertama dikenalkan pada
anak. Penggabungan dua kelompok benda atau himpunan adalah realisasi dari penjumlahan
dua bilangan. Misalnya, Ibu mempunyai dua buah jeruk dan ayah mempunyai tiga buah
jeruk.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Jika pertanyaannya adalah: berapakah jumlah jeruk ayah dan ibu, maka penjumlahan
dua bilangan ini bermakna menggabungkan dua kelompok benda atau himpunan jeruk tadi.
Lain halnya dengan realisasi pengurangan dalam kehidupan. Pengurangan merupakan
operasi hitung kedua yang dikenalkan pada anak setelah operasi penjumlahan. Pada
operasi pengurangan, sesuai dengan namanya, berarti mengurangi atau mengambil
sekelompok benda dari yang sudah ada. Matematika bermakna menotasikan dunia
nyata, sehingga Apabila kejadiannya: Ibu mempunyai dua buah jeruk, kemudian
diberikan satu jeruknya kepada ayah, maka gambar peristiwa pengurangan tersebut
seperti gambar di samping.
Operasi penjumlahan dan pengurangan dua bilangan bulat ini akan difokuskan untuk
operasi penjumlahan atau pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif. Untuk
memudahkan dalam membelajarkan pada siswa akan digunakan kancing sebagai alat
bantu. Penentuan warna kancing untuk mewakili nilai bilangan bulat positif atau bilangan
bulat negatif perlu disepakati sejak awal. Perlu juga diberi alasan yang mudah kita ingat dari
penentuan warna tersebut. Disini, kita tentukan kancing hitam bernilai negatif dan
kancing berwarna putih bernilai positif. Lebih lanjut penggunaan kancing baju dalam
melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akan dilakukan pada
aktivitas pembelajaran.
b. Perkalian Dua Bilangan Bulat
Dalam kehidupan sering kita jumpai seorang dokter memberikan resep obat dengan aturan 2
3 atau 3 1 atau 1 3. Cara meminum obat 1 3 tentunya berbeda dengan 3
1. Itulah mengapa selain kita harus mengetahui hasil hitung operasi perkalian,
hendaknya kita juga paham tentang konsep perkaliannya. Operasi perkalian secara
konsep merupakan penjumlahan berulang. Pemahaman fakta perkalian bagi anak, biasanya
dengan menggunakan peraga karena memang mereka berada pada tahap operasional
konkret, yang berarti mereka akan paham suatu konsep melalui benda konkret.
Contoh : 3 4 = 4 + 4 + 4 (tiga kali angka 4-nya)
4 3 = 3 + 3 + 3 + 3 (empat kali angka 3-nya)

Secara matematis, a b = b + b + b + + b (b sebanyak a kali).


Perkalian bilangan bulat dengan memperhatikan ketentuan di bawah ini.

c. Pembagian dua bilangan bulat


Pembagian secara konsep merupakan pengurangan berulang. Pada pengenalan awal kosep
pembagian ini, biasanya angka yang digunakan adalah angka yang habis terbagi. Jadi
ada juga yang menuliskan bahwa pembagian adalah pengurangan berulang sampai
habis. Penggunaan garis bilangan dalam hal ini dapat membantu anak untuk mengerti
konsep ini.
Misalnya, 12 : 3, dapat ditunjukkan dengan gambar garis bilangan seperti berikut:
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Hasil bagi ditunjukkan dengan menghitung berapa kali bilangan 3 mengurangi 12


sehingga hasilnya nol. Ternyata ada 4 kali pengurangan. Jadi 12 : 3 adalah 4. Arah panah ke
kiri menunjukkan operasi tersebut adalah pengurangan.

Operasi perkalian dan pembagian dua bilangan bulat ini juga akan difokuskan untuk operasi
perkalian atau pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif. Untuk penanaman
konsep akan digunakan garis bilangan sebagai alat bantunya. Lebih lanjut operasi
hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat dilakukan pada aktivitas pembelajaran.
3. Aturan Operasi Hitung Campuran
Dalam operasi hitung campuran terdapat aturan yang harus ditaati, agar hasil
perhitungannya menjadi benar. Berikut adalah aturan operasi hitung campuran.
a. Operasi hitung dalam tanda kurung selalu dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh:
1) 10 (5 3) = 10 2 = 20
2) 18 : (4 + 2) = 18 : 6 = 3
Sebagai catatan, tanda kurung mempunyai prioritas utama dalam mengerjakan operasi
hitung campuran. Walaupun operasi hitung dan angkanya sama, namun apabila tanda
kurungnya berada pada tempat yang berbeda maka hasilnyapun bisa jadi berbeda.
Contoh:
1) 12 4 + 20 : 5 = 52
2) 12 ( 4 + 20) : 5 = 57,6
3) 12 (4 + 20 : 5) = 96
4) (12 4 + 20) : 5 = 13,6
b. Operasi perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi
penjumlahan dan pengurangan. Perkalian atau pembagian sifatnya lebih kuat
dibandingkan dengan penjumlahan atau pengurangan.
Contoh:
1) 7 + 4 2 = 7 + 8 = 15
2) 12 6 : 3 = 12 2 = 10
c. Jika operasi perkalian dan pembagian berdampingan, maka kerjakan terlebih dahulu
operasi hitungnya dari urutan depan
Contoh:
1) 6 8 : 2 = 48 : 2 = 24
2) 12 : ( 2) 5 = 6 5 = 30
d. Jika operasi penjumlahan dan pengurangan berdampingan, maka kerjakan terlebih
dahulu operasi hitungnya dari urutan depan
Contoh:
1) 6 + 7 4 = 13 4 = 9
2) 8 6 + ( 1) = 2 + ( 1) = 1
4. Operasi Hitung Campuran Melibatkan Tiga Atau Lebih Bilangan Bulat
Operasi hitung campuran yang melibatkan tiga atau lebih bilangan bulat juga
menggunakan aturan di atas. Sebenarnya operasi hitung campuran ini seringkali kita
lakukan dalam kehidupan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan jual beli. Misalnya,
seorang pedagang buah membeli 5 keranjang buah mangga dan 4 peti buah jeruk. Satu
keranjang mangga berisi 25 kg mangga seharga Rp200.000,00 dan satu peti jeruk berisi 20 kg
jeruk seharga Rp180.000,00. Pedagang tersebut menjual mangga dan jeruk dengan
keuntungan yang sama yaitu Rp2.000,00/kg. Apabila pedagang jeruk berhasil menjual
20 kg mangga dan 15 kg jeruk, maka berapakah uang yang telah ia peroleh?
Soal di atas dapat diselesaikan dengan operasi hitung campuran berikut.
20 (200.000 : 25 + 2000) + 15 ( 180.000 : 20 + 2000) =
seperti aturan di atas, maka yang kita kerjakan adalah yang diberi tanda kurung
dahulu. Dalam tanda kurung tersebut ada operasi pembagian dan penjumlahan, yang
dikerjakan adalah pembagian dahulu, sehingga menjadi:
20 ( 8000 + 2000) + 15 ( 9000 + 2000) = 20 10.000 + 15 11.000
= 200.000 + 165.000 = 365.000
Jadi pedagang buah tersebut telah memperoleh uang Rp365.000,00.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 03
Soal Cerita Operasi Bilangan Bulat

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Tentukan hasil operasi hitung campuran dari bilangan-bilangan berikut dengan langkah
penyelesaiannya!
a. 120 + 165 : 11 (6) = ...
b. (50) + 10 65 225 : (5) = ...
c. 43 14 5453 : 19 + 17 = ...
d. 7500 : ((2) 1250) = ...
e. 310 125 : 25 5 = ...
2. Jika a = 19, b = 11 dan c = 8, hitunglah nilai dari 7a + 3bc
3. Suhu udara di Siberia pagi hari 6C. Pada siang hari suhu naik 19C. Malam
harinya suhu turun 11C. Berapa suhu udara malam hari di tempat itu?
4. Tinggi kota A adalah 274 m di atas permukaan air laut, sedangkan kota B tingginya
83 m di bawah permukaan air laut. Berapa perbedaan tinggi kedua kota tersebut?
5. Dalam suatu tes, jawaban yang benar diberi nilai 2, yang salah diberi nilai 2, dan
tidak menjawab diberi nilai 0. Jika Ammar dapat menjawab sol dengan benar
sebanyak 42 soal dan yang salah sebanyak 6 soal, berapa nilai yang diperoleh
Ammar?
F. Evaluasi
1. Dari ramalan cuaca kota-kota besar di dunia tercatat suhu tertinggi dan terendah adalah
sebagai berikut:
Moskow: terendah -5C dan tertinggi 18C;
Mexico: terendah 17C dan tertinggi 34C;
Paris: terendah -3C dan tertinggi 17C; dan
Tokyo: terendah -2C dan tertinggi 25C.
Perubahan suhu terbesar terjadi di kota ....
A. Moskow C. Paris
B. Mexico D. Tokyo (soal UN)
2. Ibu memanen kebun melonnya. Melon tersebut dimasukkan ke dalam keranjang. Terdapat 60
keranjang yang masing-masing berisi 22 melon, namun 3 keranjang diantaranya adalah
melon yang busuk. Melon yang masih baik dijual dengan harga Rp8.500,00/butir. Uang
yang diterima Ibu adalah .
A. 10.659.000 rupiah C. 11.220.000 rupiah
B. 10.846.000 rupiah D. 11.781.000 rupiah

3. Suhu di dalam sebuah lemari pendingin 4C, sedangkan Suhu di dalam ruangan 28C.
Selisih suhu lemari pendingin dengan suhu ruangan adalah ... C
A. 24 C. 30
B. 26 D. 32
4. Harga satu botol minyak goreng yang berisi 0,8 liter adalah Rp 5.000,00, maka harga 2 liter
minyak goreng adalah .
A. Rp8.000,00 C. Rp12.500,00
B. Rp9.000,00 D. Rp13.000,00
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK. 03. Soal Cerita Operasi Bilangan Bulat

Selesaikan soal-soal berikut dengan kerja sama secara berpasangan atau dalam
kelompok!
1. Ibu Fatimah memanen kebun semangkanya. Semangka-semangkanya tersebut dimasukkan
ke dalam keranjang. Terdapat 50 keranjang yang berisi 18 semangka untuk tiap
keranjangnya, namun 2 keranjang diantaranya adalah semangka yang busuk. Semangka
yang masih baik dijual dengan harga Rp7.500,00/butir semangka. Berapa rupiahkah
uang yang diterima ibu Fatimah?
Jawab
Dik. Jumlah keranjang = 50 keranjang
Isi tiap keranjang = 18 semangka
Jumlah keranjang yang isinya busuk = 2 keranjang
Harga jual semangka baik = Rp. 7.500/butir
Dit. Berapa rupiah uang yang diterima ibu Fatimah ?
Peny.
Jumlah keranjang yang berisi buah semangka baik yang akan dijual
= 50 keranjang - 2 keranjang busuk
= 48 keranjang

Jumlah semangka = 48 keranjang x 18 semangka = 864 buah semangka

Jumlah yang uang yang akan diterima ibu Fatimah = 864 buah x Rp.7.500.
= Rp. 6.480.000

Jadi, Jumlah yang uang yang akan diterima ibu Fatimah adalah Rp. 6.480.000

2. Gambar di bawah adalah persegi ajaib dengan operasi penjumlahan. Tentukan nilai a dan b
sehingga hasil penjumlahan baris, kolom dan diagonalnya sama!

Jawab

3. Buatlah sebuah soal cerita yang penyelesaiannya menggunakan operasi hitung campuran
tiga atau lebih pada bilangan bulat. Bagaimana kalimat matematikanya? Kemudian
selesaikanlah dengan mengikuti aturan yang berlaku pada operasi hitung campuran.
Jawab
Di toko maju abadi tersedia 17 karung beras yang masing-masing berisi 25 kg. Hari ini toko
tersebut mendapat tambahan kiriman beras sebanyak 132 Kg. Maka berapakah berat
keseluruhan beras yang ada di toko tersebut

Pembahasan:
Dik. Jumlah beras = 17 karung beras
Jumlah tiap-tiap karung = 25 kg
Tambahan kiriman beras = 132 kg
Dit. Berat keseluruhan beras = ?
Peny.
= 17 karung beras x 25 kg + 132 kg
= (17 x 25) + 132
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

= 425 + 132
= 557 kg
Maka berat keseluruhan beras yang ada di toko maju abadi adalah 557 Kg.

4. Diketahui susunan lima angka 1 2 3 4 5. Sebuah tanda tambah (+) dan sebuah tanda
kurang () disisipkan di antara dua angka yang berdekatan sehingga jika dihitung
menghasilkan suatu bilangan dengan nilai tertentu. Berikut dua contoh penempatan
tanda:
a) 1 + 234 5 = 230
b) 12 3 + 45 =54
Selisih bilangan terbesar dengan bilangan terkecil yang mungkin dihasilkan dengan cara
tersebut adalah. (soal OSN 2010)
Jawab
Dari susunan 1 2 3 4 , dapat diketahui bahwa bilangan terbesar yang dapat dihasilkan adalah :
1 - 2 + 345 = 344
Lalu, bilangan terkecilnya adalah :
1 + 2 - 345 = -342
Jadi, selisih antara bilangan terbesar dan bilangan terkecil yang mungkin adalah :
344 - (-342) = 686
5. Selama mengikuti olimpiade matematika, Yulia, Nani, Iwan, dan Andrea tinggal di kamar
yang berbeda di sebuah hotel. Yulia harus turun empat lantai untuk mengunjungi Nani.
Kamar Iwan satu lantai di bawah kamar Andrea. Nani harus turun 10 lantai untuk ke
tempat makan yang berada di lantai 1. Andrea harus naik enam lantai untuk mengunjungi
Yulia. Di lantai berapakah kamar Iwan? (soal OSN 2007)
Jawab
Pertama-tama, kamar Nani berada di lantai 11. Kemudian, kamar Yulia berada di lantai 15
karena "Yulia harus turun empat lantai untuk mengunjungi Nani". Jadi cara menghitungnya
adalah = 11+4 = 15. Kemudian, kamar Andrea berada di lantai 9 karena "Andrea harus naik 6
lantai untuk mengunjungi Yulia". Jadi cara menghitungnya adalah = 15-6 = 9. Kemudian,
dikatakan "kamar Iwan satu lantai bawah kamar Andrea". Jadi kita kurangi lantai kamar
Andrea dengan 1, = 9-1 = 8. Jadi, lantai kamar Iwan ada di lantai 8.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN


TERKECIL (KPK)

A. Format Kajian Modul


Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan terkecil (KPK)
A. Tujuan
Dengan mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter, setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran ini diharapkan peserta mampu:
1. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan FPB dengan tepat.
2. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan KPK dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menggunakan faktorisasi prima untuk menyelesaikan masalah KPK atau FPB dua
bilangan cacah atau lebih.
2. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan FPB
3. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan KPK.

C. Uraian Materi

1. FPB dari dua bilangan atau lebih

FPB mempunyai ciri khas, yaitu terdapat kata paling banyak atau terbanyak atau
maksimal pada pertanyaannya.Terkadang masih kita jumpai pertanyaan yang salah
(tanpa kata tersebut) namun jawaban penyelesaiannya menggunakan FPB.

Ibu mempunyai 24 buah salak dan 30 buah jeruk. Salak dan


jeruk tersebut akan dihidangkan dalam pertemuan di rumah.
Ibu ingin membagikan buah-buahan tersebut ke dalam
beberapa tempat buah dengan isi buah jeruk dan salak yang
sama banyak. Berapa tempat buah terbanyak yang
diperlukan ibu?

Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan memberi tanda langsung pada tabel angka
seperti berikut. Tabel angka biasanya digunakan untuk persoalan sederhana yang bilangannya
tidak besar. Untuk permasalan di atas kita gunakan tabel angka sampai 50.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.


1) Tentukan faktor dari 24 dan 30
faktor dari 24 adalah 1 ,2, 3, 4 ,6, 12, dan 24
faktor dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, dan 30
2) Beri tanda yang berbeda faktor-faktor tersebut pada tabel angka.Untuk faktor-faktor 24
lingkari angkanya dengan warna biru dan faktor-faktor 30 dengan stabilo kuning.

3) Perhatikan angka yang mempunyai 2 simbol sekaligus. Tampak dari tabel di atas,
faktor persekutuan dari 24 dan 30 adalah 2, 3, dan 6
4) FPB dari bilangan tersebut adalah faktor terbesar dari faktor persekutuannya. Jadi FPB
dari 24 dan 30 adalah 6.
Dengan demikian tempat buah yang diperlukan Ibu paling banyak 6 tempat buah.Contoh lain
menentukan FPB dari tiga bilangan: 8, 12, dan 32 dengan menggunakan pohon faktor dengan
langkah-langkah berikut.
1) Pohon faktor untuk membuat faktorisasi prima dari 8, 12, dan 20. Silakan Anda
diskusikan dengan teman sejawat prosedur membuat pohon faktor di bawah ini!

2. KPK dari Dua Bilangan atau Lebih

Contoh: untuk mengetahui jadwal kegiatan. Yati dan Puji


memberi tanda pada kalender untuk jadwal mereka belajar di
perpustakaan. Yati ke perpustakaan kota setiap dua hari sekali,
sedangkan Puji setiap tiga hari sekali. Mereka pergi bersama ke
perpustakaan pada tanggal 31 Desember 2015. Pada tanggal berapa
saja mereka akan ke perpustakaan bersama-sama di bulan Januari
2016? Kapan untuk kedua kalinya mereka akan pergi ke
perpustakaan bersama lagi?
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Selain untuk membantu memecahkan permasalahan dalam kehidupan, KPK juga


membantu kita dalam perhitungan dalam pecahan dengan penyebut tidak sama, seperti
pada membandingkan pecahan, mengurutkan pecahan, dan melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Permasalahan berikut, tentunya akan lebih mudah
dikerjakan dengan menggunakan KPK.

Pertanyaan pada permasalahan tersebut adalah pada tanggal berapa saja mereka akan ke
perpustakaan bersama-sama di bulan Januari 2016? Kapan mereka pergi ke perpustakaan
bersama lagi untuk kedua kalinya?
Pertanyaan pada tanggal berapa saja mereka akan ke perpustakaan bersama-sama di bulan
Januari 2016, merupakan pertanyaan tentang kelipatan persekutuan. Karena kelipatan
persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, dst. dan mereka pertama kali pergi bersama ke
perpustakaan pada tanggal 31 Desember 2015, berarti 12 hari kemudian, 24 hari kemudian
dst. dari tanggal 31 Desember 2015. Jadi mereka akan ke perpustakaan bersama di bulan
Januari 2016 pada tanggal 12 dan 24 januari 2016.
Sementara itu, untuk pertanyaan: kapan mereka pergi ke perpustakaan bersama lagi untuk
kedua kalinya, terkait dengan KPK. Dari uraian di atas, diketahui KPK dari 4 dan 6 adalah 12.
Waktu terdekat mereka pergi ke perpustakaan bersama lagi adalah 12 hari setelah tanggal 31
Desember 2015, yaitu pada tanggal 12 Januari 2016. Dalam kehidupan sehari-hari
terkadang kita dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan KPK. Misalnya,
masalah jadwal piket, masalah susul menyusul, masalah berkunjung, dan sebagainya.
Sebagai contoh adalah permasalahan seperti berikut.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Perlu diingat, bahwa permasalahan KPK yang terkait tanggal, terkadang berbeda antara
nilai KPK dengan jawaban tanggal yang ditanyakan. Hal ini tergantung pada tanggal
berapa mereka melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama, dan kapan mereka
memulai kegiatannya masing-masing. KPK hasil perhitungan merupakan waktu tercepat
mereka melakukan kegiatan bersama kembali dihitung dari tanggal pertama kali mereka
melakukan kegiatan bersama.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 05 Penerapan KPK dan FPB

E. Latihan/Kasus/Tugas

Bacalah soal-soal berikut dengan cermat dan teliti, kemudian selesaikan secara mandiri
tanpa melihat kunci terlebih dahulu!
1. Untuk persiapan 17-an, RT kami memasang lampu hias warna merah, kuning, dan hijau.
Lampu merah menyala tiap 6 menit, lampu kuning menyala tiap 8 menit, dan lampu
hijau menyala tiap 12 menit. Bila ketiga lampu tersebut dinyalakan bersama pada
pukul 19.30. pada pukul berapa ketiga lampu tersebut menyala secara bersama-sama
untuk yang kedua kalinya?
2. Ayah membeli 32 ayam jantan dan 40 ayam betina. Ayah ingin memasukkan ayam
tersebut ke dalam kandang dengan ayam jantan dan ayam betina yang sama banyak
pada tiap kandangnya. Berapa kandang paling banyak yang harus ayah sediakan?
3. Ali bersepeda dari Yogya ke Sala dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam. Ia
Berangkat pada pukul 07.00. Satu jam kemudian Slamet menyusul Ali mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam. Pada km berapa dan pukul
berapa Slamet menyusul Ali?
4. Heni akan membuat taplak meja berbentuk persegi panjang berukuran 40 cm 90
cm dengan menggunakan persegi satuan. Agar Ia tidak membuat banyak persegi
satuan, berapakah ukuran terbesar persegi satuan sehingga dapat menutupi semua
permukaan meja tersebut?

F. Evaluasi

1. Dua mobil travel A dan B berangkat dari poolnya secara bersama-sama. Jika setiap
perjalanan 100 km mobil A istirahat dan mobil B istirahat setiap 120 km, maka mobil A
dan B istirahat bersama setelah menempuh jarak Km.
A. 840 km C. 600 km
B. 720 km D. 300 km
2. Kakak Fey akan membuat parsel dari 24 botol sirup, 48 kaleng biskuit dan 72
bungkus cokelat. Kakak fey ingin membuat parsel dari bahan-bahan tersebut dengan
jumlah yang sama untuk setiap bahan. Paling banyak parsel yang dapat dibuat Kakak Fey
adalah .

A. 8 C. 24
B. 16 D. 30

3. Seorang guru akan membentuk kelompok belajar siswanya. Setiap kelompok


beranggotakan siswa laki-laki dan siswa perempuan yang sama banyak. Jika ada 12 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan, maka kelompok belajar terbanyak yang terbentuk
adalah kelompok.
A. 6 C. 12
B. 4 D. 18
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 05 PENERAPAN KPK DAN FPB

Selesaikan soal-soal berikut!


1. Tentukan KPK dan FPB dari:
a. 10ab2c dan 12bc3
b. 8a2bc3 dan 12b2cd2
c. 10p2q, 15pq2r dan 25q2r3
Jawaban
2 3
a. 10ab c dan 12bc
10 12

2 5 2 6

2 3

Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5


Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3
FPB = 2
KPK = 22 x 3 x 5 = 60

Selanjutnya kita kelompokkan yang sama :


ab2c dan bc3

=a b dan b2 c dan c3

FPB = bc
KPK = ab2c3

Jadi, FPB dari 10ab2c dan 12bc3 adalah 2bc dan KPK adalah 60ab2c3

b. 8a2bc3 dan 12b2cd2

8 12

2 4 2 6

2 2 2 3

Faktorisasi prima dari 8 = 23


Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3
FPB = 22 = 4
KPK = 23 x 3 = 24

Selanjutnya kita kelompokkan yang sama :


a2bc3 dan b2cd2

= a2 b dan b2 c dan c3 d2

FPB = bc
KPK = a2b2c3d2

Jadi, FPB dari 8a2bc3 dan 12b2cd2 adalah 4bc dan KPK adalah 24 a2b2c3d2
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. 10p2q, 15pq2r dan 25q2r3

10 15 25

2 5 3 5 5 5

Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5


Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima dari 25 = 5 x 5 = 52

FPB = 5 =
KPK = 2 x 3 x 52 = 150

Selanjutnya kita kelompokkan yang sama :


p2q, pq2r dan q2r3

= p dan p2 q dan q2 r dan r3

FPB = pqr
KPK = p2q2r3

Jadi, FPB dari 10p2q, 15pq2r dan 25q2r3 adalah 5pqr dan KPK adalah 150 p2q2r3

2. Hammam berenang tiap 4 hari sekali dan Azzam berenang tiap 3 hari sekali di kolam renang
yang sama. Jika mereka berenang pertama kali pada tanggal 21 Februari 2017, pada
tanggal berapa Hammam dan Azzam berenang bersama-sama untuk kedua kalinya?
Jawab

Dik. Hammam berenang tiap 4 hari sekali


Azzam berenang tiap 3 hari sekali
Mereka berenang pertama tanggal 21 Februari 2017
Dit. Tanggal berapa Hammam dan Azzam berenang bersama-sama untuk kedua kalinya?
Peny.
4 3

2 2

Faktorisasi prima dari 4 = 2 x 2 = 22


Faktorisasi prima dari 3 = 3

KPK = 22 x 3
=4x3
= 12
Mereka berenang bersama-sama lagi untuk kedua kalinya
= 21 Februari 2017 + 12 hari
= 5 Maret 2017
Jadi, Hammam dan Azzam akan berenang bersama-sama untuk kedua kalinya pada tanggal 5
Maret 2017
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Amir akan menyumbangkan 70 buah buku dan 84 buah pensil ke beberapa panti asuhan. Dia
ingin membagi habis secara adil. Tiap panti asuhan harus mendapat buku yang sama
banyaknya dengan panti asuhan lain. Demikian juga dengan pensil, dia ingin tiap panti
asuhan mendapat pensil yang sama banyaknya dengan panti asuhan yang lainnya.
Paling banyak berapa panti asuhan yang dapat menerima sumbangan tadi? (OSN 2012)
Jawab
Dik. Jumlah buku yang disumbang Amir = 70 buah
Jumlah pensil yang disumbang Amir = 84 buah
Dit. Berapa jumlah panti asuhan yang dapat menerima sumbangan tadi dengan adil ?
Peny.
70 84
2 35 2 42
5 7 2 21

3 7

Faktorisai prima dari 70 = 2 5 7.


Faktorisasi prima dari 84 = 22 3 7.

FPB dari 70 dan 84 = 2 7 = 14


Jadi, jumlah panti asuhan yang dapat menerima sumbangan tadi secara adil sebanyak 14 panti
asuhan

Dimana tiap panti asuhan masing-masing mendapat buku 70 : 14 = 5 buah buku dan pensil
yaitu 84 : 14 sebanyak 6 buah pensil.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

OPERASI HITUNG PECAHAN II


A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Operasi Hitung Pecahan II

A. Tujuan
1. Menentukan operasi hitung pecahan
2. Menerapkannya operasi hitung pecahan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini guru dapat:
1. menentukan hasil penjumlahan pecahan
2. menentukan hasil pengurangan pecahan
3. menentukan hasil perkalian pecahan biasa
4. menentukan hasil perkalian pecahan campuran
5. menentukan hasil perkalian pecahan desimal
6. menentukan hasil pembagian Pecahan

C. Uraian Materi
1. Penjumlahan pecahan
a. Penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama
Contoh 1:

b. Penjumlahan pecahan biasa yang berbeda penyebut


Ilustrasi dari penjumlahan pecahan biasa yang berbeda penyebut dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut.
Contoh 1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Contoh 2

Ada beberapa hal yang harus diingat sebagai kunci untuk menentukan penyebut
persekutuan dari penjumlahan beberapa pecahan yang berbeda penyebut, yaitu apabila:
Masing-masing penyebut merupakan bilangan prima, misalkan 2, 3, dan 5, maka
penyebut persekutuan adalah perkalian dari ke tiga bilangan tersebut, yaitu 2 x 3 x 5 =
30.
Penyebut yang satu merupakan kelipatan dari penyebut-penyebut yang lain atau
penyebut yang satu dapat dibagi oleh penyebut-penyebut yang lain, misalkan 2, 4, dan
8, maka penyebut persekutuan adalah penyebut yang paling besar yaitu 8. Karena 8 dapat
dibagi dengan 2 dan juga 8 dapat dibagi dengan 4. Untuk menjumlah pecahan dengan
penyebut tidak sama, supaya memperoleh hasil maka penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu, dengan cara mencari pecahan senilainya
Penyebut dari masing-masing pecahan yang dijumlah tidak memenuhi ke dua
persyaratan di atas, maka kita menentukan KPK penyebut.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. Penjumlahan pecahan campuran


Ilustrasi dari penjumlahan pecahan campuran yang berbeda penyebut dalam kehidupan
sehari-hari sebagai berikut.

Contoh
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Pengurangan Pecahan
a. Pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama

b. Pengurangan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

c. Pengurangan pecahan campuran berpenyebut sama


Ilustrasi dari pengurangan pecahan campuran yang berpenyebut sama dalam
kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

d. Pengurangan pecahan campuran berpenyebut tidak sama


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Perkalian pecahan
a. Perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa
Permasalahan bilangan asli yang dikalikan dengan pecahan ada dalam kehidupan
nyata sehari-hari dengan contoh berikut.
Contoh

b. Perkalian pecahan dengan bilangan asli


Permasalahan perkalian pecahan dengan bilangan asli ada dalam kehidupan seharihari
dengan contoh-contoh sebagai berikut.

c. Perkalian pecahan dengan pecahan

d. Perkalian pecahan campuran

e. Perkalian pecahan decimal


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

4. Pembagian Pecahan
a. Pembagian pecahan biasa
1) Pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa

2) Pecahan biasa dibagi bilangan asli

3) Pecahan biasa dibagi pecahan biasa

b. Pembagian pecahan campuran


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 09
Operasi Hitung Pecahan II

E. Latihan/Kasus/Tugas
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

F. Evaluasi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 09 OPERASI HITUNG PECAHAN II

Jawab
1.a. pq + pr c. pq : r
2 3 2 5 2 3 5
=3x4+3x6 =3 x4:6

6 10 6 6
= 12 + 18 = 12 x 5

18 20 36
= 36 + 36 = 60

38 2 3
= 36 = 1 36 =5

b. pr qr d. qr : p
2 5 3 5 3 5 2
= 3x6-4x6 =4x6:3

10 15 15 3
= 18 - 24 = 24 x 2

40 45 45
= 72 - 72 = 48

5 15
= - 72 = 16
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

5 4 1
2. 112 : 5 x 1 34

17 4 35
= 12 : 5 X 4

17 5 35
= ( 2 X 4) X 4

85 35
= X
8 4

2975
= 32

31
= 92 32


3. Diberikan sebuah pecahan

Jika pembilang dan penyebut pecahan tersebut masing-masing dikurangi 5, maka akan
1
diperoleh pecahan 2.
Artinya:

(5) 1
=2
5

2(a 5) = 1(b 5)
2a 10 = b 5
2a 10 + 5 = b
b = 2a 5 (1)
2
Bila pembilang dan penyebut keduanya ditambah 1, maka pecahan tersebut = 3
Artinya:

(+1) 2
=3
(+1)

3(a + 1) = 2(b + 1)
3a + 3 = 2b + 2
3a 2b = 2 3
3a 2b = -1 (2)
Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2)
3a 2b = -1
3a 2(2a 5) = -1
3a 4a + 10 = -1
-a = -1 10
-a = -11
a = 11
Akibatnya:
b = 2a 5 = 2(11) 5 = 22 5 = 17
Kita dapatkan pecahan yang dimaksud adalah a/b = 11/17, sehingga
jumlah pembilang dan penyebutnya adalah a + b = 11 + 17 = 28.

Pengujian :
Jika dikurang 5 :
115 6 1
= 12 = 2
175

Jika ditambah 1 :
11+1 12 2
= 18 = 3
17+1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

4 2 2
4. ( 25 + 53 ) : 53

14 17 17
=(5 + ):
3 3

42 85 17
= ( 15 + ):
15 3

127 3
= x 17
15

381
= 255

126
= 1 255

42
=1
85
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

PECAHAN SEBAGAI PERBANDINGAN

A. Format Kajian Modul


Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Pecahan Sebagai Perbandingan

A. Tujuan
1. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
terkait dengan pecahan sebagai perbandingan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menyelesaikan masalah matematika atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
terkait dengan perbandingan

C. Uraian Materi
1. Konsep Pecahan Sebagai Perbandingan (Rasio)

Suatu pecahan yang menunjukkan perbandingan tidak sama artinya dengan pecahan
yang mewakili bagian dari keseluruhan (utuh). Bila pecahan biasa digunakan untuk
menunjukkan perbandingan maka akan mempunyai interpretasi yang berbeda bila
dibandingkan dengan pecahan sebagai bagian dari yang utuh. Sebagai contoh:
pembilang dari sebuah pecahan sebagai perbandingan mungkin menyatakan jumlah
objek dalam kumpulan objek. Oleh karena itu konsep pecahan sebagai perbandingan harus
jelas. Untuk memahami mengapa pecahan merupakan perbandingan dapat dipikirkan
contoh situasi berikut ini.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2. Pecahan Sebagai Perbandingan Jika Diketahui Jumlahnya atau Selisihnya


Untuk menunjukkan pecahan sebagai perbandingan antara suatu bilangan dengan jumlah
atau selisih dari 2 bilangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Contoh 1
Perbandingan uang Dani dengan uang Arif adalah 4 : 7. Jumlah uang mereka
Rp2.200.000,00. Berapa rupiah uang mereka masing-masing?
Alternatif penyelesaian:

3. Pecahan Sebagai Perbandingan dalam Pengukuran

Contoh 1
Agung mengendarai mobil menempuh jarak 70 km dan menghabiskan bensin 7 liter. Jika
Agung telah menghabiskan bensin 12 liter, maka berapa km jarak yang telah ditempuh
Agung?
Alternatif penyelesaian:
Misalkan jarak yang telah ditempuh Agung = n km, maka kita memperoleh
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 11. Soal Cerita Pecahan sebagai
Perbandingan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

E. Latihan/Kasus/Tugas

F. Evaluasi

1. Sekarang umur ayah dibanding umur ibu adalah 6 : 5. Jika 6 tahun lagi perbandingan
umur mereka adalah 7 : 6. Umur Ayah dan Ibu sekarang adalah .
A. 36 dan 30 C. 30 dan 26
B. 30 dan 24 D. 36 dan 32
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 11. SOAL CERITA PECAHAN SEBAGAI PERBANDINGAN

Selesaikan soal-soal berikut secara berpasangan atau kerja kelompok!

1. Sekarang umur ayah dibanding umur ibu adalah 6 : 5. Jika 6 tahun lagi perbandingan
umur mereka adalah 7 : 6. Berapa tahun umur ayah dan ibu sekarang?
Jawab
Dik. Perbandingan umur ayah dan ibu =6:5
6 tahun lagi perbandingan umur mereka = 7 : 6
Dit. Berapa tahun umur ayah dan ibu sekarang= ?
Peny.
Ayah = 6x
ibu = 5x
6 tahun lagi, perbandinganya :

(6+6) 7
=
(5+6) 6

perkalian silang
7 (5x + 6) = 6 (6x + 6)
35x +42 = 36x + 36
36x - 35x = 42 - 36
x=6
umur ayah 6x = 6 6 = 36
umur ibu 5x = 5 6 = 30
Jadi, umur ayah sekarang 36 tahun dan ibu 30 tahun

2. Jumlah 2 bilangan sama dengan 50. Jika perbandingan bilangan pertama dengan kedua adalah
7 : 3, tentukan:
a. Nilai kedua bilangan tersebut
b. Selisih kedua bilangan tersebut
Jawab
a. Dik. Jumlah 2 bilangan = 50
Perbandingan bilangan pertama dan kedua = 7 : 3
Dit. Nilai kedua bilangan tersebut = ..?
Peny.
Kita umpamakan nilai kedua bilangan a dan b
7
Maka nilai a = (3+7) x 50
7
= 10 x 50
=7 x 5
= 35
3
Dan nilai b = (7+3) x 50

3
= 10 x 50
=3x5
= 15
Jadi, nilai a = 35 dan nilai b = 15

b. Dik. Jumlah 2 bilangan = 50


Perbandingan bilangan pertama dan kedua = 7 : 3
Dit. Selisih kedua bilangan tersebut = ..?
Peny.
Selisih kedua bilangan tersebut = 35 15 = 20
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

3. Pembangunan sebuah jembatan direncanakan selesai dalam waktu 132 hari oleh 72
pekerja. Sebelum pekerjaan dimulai ditambah 24 orang pekerja. Berapa waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut? (UN SMP 2010)
Jawab
Dik. Waktu pembangunan sebuah jembatan = 132 hari
Jumlah pekerja = 72 pekerja
Jumlah tambahan pekerja = 24 pekerja
Dit. Waktu penyelesaian pembangunan jembatan tersebut = ?
Peny.
Dalam hal pembangunan seperti ini, idealnya semakin banyak jumlah pekerja makan
pembangunan akan semakin cepat selesai. Artinya semakin banyak jumlah pekerja semakin
sedikit jumlah harinya. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah pekerja semakin banyak jumlah
hari kerjanya.
Karena jumlah pekerja berbanding terbalik dengan jumlah hari kerja, maka ini dapat kita
selesaikan dengan konsep perbandingan terbalik.
Berdasarkan soal diperoleh data sebagai berikut :
Waktu Jumlah Pekerja
132 hari 72 orang
x (72+24) orang
Berdasarkan konsep perbandingan berbalik nilai, maka :
72
=
132 72+24

72
x = 96 x 132
x = 99
Jadi, jika ditambah 24 pekerja, proyek akan selesai lebih cepat yaitu 99 hari.
4. Pada tahun 2009 perbandingan banyaknya rusa jantan dan rusa betina di suatu kebun
binatang adalah 2 : 3. Pada tahun 2010 banyaknya rusa jantan bertambah 9 ekor dan
banyaknya rusa betina berkurang 4 ekor, sehingga perbandingannya menjadi 3 : 2.
Banyaknya rusa jantan pada tahun 2010 di kebun binatang tersebut adalah .(OSN 2010)
Jawab
Dik. Perbandingan rusa jantan dan betina tahun 2009 = 2 : 3
Penambahan Jumlah rusa jantan = 9 ekor
Pengurangan jumlah rusa betina = 4 ekor
Perbandingannya menjadi =3:2
Dit. Banyaknya rusa jantan pada tahun 2010 = ?
Misalkan X = jumlah rusa jantan pada tahun 2009
Y = jumlah rusa betina pada tahun 2009
Jika X : Y = 2 : 3
2
Maka X = 3 Y
Ditahun 2010 :
+9 3
= (Subtitusikan nilai X kepersamaan tersebut)
4 2

2
+9 3
3
=2
4

2
y + 9 x 2 = y-4 x 3
3
2
y y =( 9 x 2) (4x3)
3

1
y = 18-12
3

1
y=6
3

63 18
y= = = 18
1 1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2
maka nilai X = 3 y
2
x = 3 x18

36
= 3
x = 12
Jadi jumlah rusa jantan pada tahun 2009 (x) = 12 ekor, dan jumlah rusa betina pada tahun
2009 (y) = 18 ekor.

Untuk jumlah rusa jantan pada tahun 2010 adalah x + 9


= 12 + 9
= 21 ekor
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

MENGINTERPRESTASIKAN DATA
A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Menginterprestasikan Data

A. Tujuan
1. Menginterpretasikan Data yang Disajikan dalam Bentuk Tabel
2. Menginterpretasikan Data yang Disajikan dalam Bentuk Diagram Batang
3. Menginterpretasikan Data yang Disajikan dalam Bentuk Diagram Lingkaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi Kegiatan Pembelajaran ini guru dapat:
1. Menginterpretasikan data yang disajikan dalam bentuk tabel
2. Menginterpretasikan data yang disajikan dalam bentuk diagram batang
3. Menginterpretasikan data yang disajikan dalam bentuk diagram lingkaran
C. Uraian Materi
Statistik sama artinya dengan data. Data atau statistik adalah sekumpulan informasi mengenai
suatu objek. Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa data merupakan bentuk
jamak, bentuk tunggalnya adalah datum. Contoh statistik antara lain statistik penduduk,
statistik karyawan, dan lain-lain. Informasi tersebut bisa berupa bilangan (numerik), bisa juga
bukan bilangan (non numerik), sehingga jenis data ada dua yaitu data numerik dan data non
numerik. Data numerik sering juga disebut data kuantitatif, sedangkan data non numerik sering
disebut data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran atau pencacahan.
Contoh data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran antara lain adalah tinggi
siswa, berat badan, nilai ulangan, sedangkan contoh data kuantitatif hasil pencacahan
misalnya data banyak kendaraan yang lewat di suatu jalan dalam waktu tertentu, banyak
peserta ujian, banyak penduduk usia sekolah. Contoh data kualitatif antara lain adalah data
jenis pekerjaan, jenis kegiatan ekstra kurikuler, keaktifan siswa, mutu suatu barang.
Data yang sudah disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram tidak akan bermakna jika
pembaca tidak bisa menginterpretasikannya. Untuk itu penting bagi kita untuk enginterpretasikan
data yang sudah tersaji dalam bentuk tabel maupun diagram. Untuk lebih jelas bagaimana
menginterpretasikan data yang tersaji dalam bentuk tabel maupun diagram, berikut diberikan
contoh interpretasi data dalam bentuk tabel maupun diagram.
DATA
DATA KUANTITATIF (DATA NUMERIK)
Data hasil pengukuran atau pencacahan misal: tinggi badan, berat badan, nilai ulangan, banyak
kendaraan, banyak peserta ujian.
DATA KUALITATIF (DATA NON-NUMERIK)
Data yang berbentuk kata-kata, misal jenis pekerjaan, jenis kegiatan ekstra kurikuler,
keaktifan siswa, mutu suatu barang
1. Menginterpretasikan Data dalam Bentuk Tabel.
Contoh 1
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Misal diketahui data nilai ulangan umum tengah semester matematika siswa kelas V SD
Harapan Bangsa disajikan seperti pada tabel berikut.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah yang dicapai siswa adalah 5, sedangkan
nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 10. Banyak siswa yang memperoleh nilai 5 ada
dua anak, yang memperoleh nilai 6 ada empat anak, yang memperoleh nilai 7 ada dua belas
anak dan seterusnya yang memperoleh nilai 10 ada dua anak. Paling banyak siswa memperoleh
nilai 7 yaitu ada 12 siswa. Jika KKM yang ditetapkan adalah 7, maka siswa yang memperoleh
nilai 5 atau 6 belum tuntas, sehingga banyak siswa yang belum tuntas ada 6, sedangkan
banyak siswa yang tuntas adalah siswa yang memperoleh nilai 7, 8, 9, atau 10 ada sebanyak 24
siswa yaitu 12+7+3+2=24. Jadi siswa yang tuntas mencapai: .
Misal pembelajaran dikatakan efektif jika 80% siswa mencapai KKM, maka dari data
tersebut dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan efektif.

Contoh 2
Suatu survey terhadap 40 penggemar sepak bola ditanya mengenai klub sepak bola
favorit mereka. Hasil survey diberikan pada tabel berikut:

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa klub sepak bola yang paling banyak
penggemarnya adalah Persik. Jika terdapat 5000 penggemar sepak bola, maka dapat diprediksi
bahwa penggemar klub Persela dengan perhitungan sebagai berikut:

banyak penggemar persela adalah 5 diantara 40 penggemar sepak bola yang disurvey,
sehingga jika ada sebanyak 5000 penggemar sepak bola, maka banyak penggemar klub
5
Persela yang bisa diharapkan ada x 5000 = 625. Demikian juga untuk klub-klub yang lain
40
bisa dihitung banyak penggemar yang bisa diharapkan jika diketahui banyak penggemar
sepak bola secara keseluruhan. Dua contoh di atas merupakan contoh interpretasi data yang
tersaji dalam bentuk tabel, masih banyak interpretasi data yang disajikan dalam bentuk tabel
sesuai dengan konteksnya.
2. Menginterpretasikan Data dalam bentuk Diagram Batang
Contoh 1
Misal nilai seleksi pembinaan Olimpiade matematika 50 siswa di suatu sekolah diberikan
pada diagram batang berikut.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai terendah yang dicapai siswa adalah 4,
sedangkan nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 10. Ada empat siswa yang
mencapai nilai 4, empat belas siswa mencapai nilai 5, enam siswa mencapai nilai 5
dan seterusnya sebanyak tiga siswa mencapai nilai 10. Paling banyak siswa mencapai
nilai 5 yaitu ada empat belas siswa. Jika syarat seorang siswa diperbolehkan mengikuti
pembinaan limpiade matematika jika mencapai nilai 8, maka siswa yang diperbolehkan
mengikuti pembinaan Olimpiade adalah siswa yang mencapai nilai 8, 9, atau 10,
sehingga di sekolah tersebut yang diperbolehkan mengikuti pembinaan Olimpiade ada 18
siswa yaitu Dengan kata lain di sekolah tersebut 36% peserta seleksi dapat mengikuti
pembinaan Olimpiade matematika. Nilai 36% diperoleh dari
3. Menginterpretasikan Data dalam bentuk Diagram Lingkaran

Contoh 1
Data pilihan olah raga yang disukai siswa kelas VI SD Suka Maju disajikan dalam
diagram lingkaran di samping.Untuk diketahui bahwa data yang variabelnya jenis olah raga
yang meliputi sepak bola, tennis, catur, dan lainlain termasuk data non-numerik yang juga
disebut data kualitatif, sehingga data dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Dari
diagram tersebut dapat diketahui bahwa olah raga yang paling banyak penggemarnya
adalah sepak bola, disukai oleh 40% siswa, sedangkan olah raga yang paling sedikit
penggemarnya adalah catur, disukai oleh 10% siswa. Jika banyak siswa kelas VI SD Suka
Maju ada 60 orang, maka banyak siswa penggemar sepak bola ada 24 orang yaitu
Banyak siswa yang suka basket ada 21.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas I
LK 12 Menginterprestasikan Data
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

E. Latihan/Kasus/Tugas

F. Evaluasi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Tidak tercantum bahan evaluasi pada akhir materi
2. Bahan evaaluasi belum mencakup indikator yang harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

2. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi di akhir materi yang sesuai dengan tujuan dan
indikator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 12 MENGINTERPRESTASIKAN DATA

3. Di perpustakaan sekolah SD Suka Maju tersedia buku untuk pelajaran IPA, IPS, PKN,
Matematika, dan Bahasa Indonesia. Banyak buku pelajaran yang ada di perpustakaan
sekolah tersebut disajikan pada diagram lingkaran di samping. Jika banyak buku pelajaran
yang ada di perpustakaan tersebut ada 500 buah

a. Berapakah banyak buku setiap pelajaran yang disediakan di perpustakaan sekolah tersebut?
b. Buku pelajaran apakah yang tersedia paling sedikit di perpustakaan tersebut? Berapa?
c. Buku pelajaran apakah yang paling banyak tersedia di perpustakaan sekolah tersebut?
Berapa?
Jawab

a. 1. Banyaknya buku PPKN = 10% X 500 buku = 10 X 500 = 50 buku


100
2. Banyaknya buku IPA = 25% X 500 buku = 25 X 500 = 125 buku
100

3. Banyaknya buku IPS = 15% X 500 buku = 15 X 500 = 75 buku


100

4. Banyaknya buku Bhs Ind = 20% X 500 buku = 20 X 500 = 100 buku
100

5. Banyaknya buku Matematika = 30% X 500 buku = 30 X 500 buku = 150 buku
100

b. Buku yang paling sedikit adalah PPKN yaitu 50 buah


c. Buku yang paling banyak adalah Matematika yaitu 150 buah

4. Suatu perusahaan textile memerlukan 20 pegawai baru, oleh karenanya perusahaan


tersebut mengadakan tes rekruitmen pegawai. Hasil pengolahan nilai dari tes tersebut
dipaparkan dalam bentuk diagram berikut:
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Untuk menerima pegawai baru manajemen perusahaan textile tersebut membuat batas nilai
minimal, yaitu 75. Berdasarkan diagram tersebut tersebut apa saja yang dapat Anda simpulkan?

Jawab
Dari 83 orang yang mengikuti tes rekruitmen pegawai pada perusahaan textile hanya 15 orang
yang lulus tes karena memperoleh nilai di atas batas nilai minimal 75. Adapun Jumlah peserta tes
yang memperoleh nilai di atas batas ketetapan yaitu sebagai berikut : Nilai 76 sebanyak 2 orang,
nilai 79 sebanyak 4 orang, nilai 84 sebanyak 7 orang, dan nilai 88 sebanyak 2 orang. Sedangkan
dari 83 orang tersebut, 68 orang diantaranya tidak memenuhi nilai batas.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Menentukan rata-rata,median, atau modus suatu kumpulan data menggunakan statistik


sederhana
A. Format Kajian Modul
Mata Pelajaran/Paket keahlian : Matematika/SD Kelas Tinggi
Kelompok Kompetensi : Profesional
Judul Modul : PKB Kajian Bilangan dan Statistik Sekolah Dasar
Kegiatan Pembelajaran : Menentukan rata-rata,median, atau modus suatu
kumpulan data menggunakan statistik sederhana

A. Tujuan

1. Menentukan rata-rata, median, atau modus suatu kumpulan data menggunakan statistik
sederhana.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan rata-rata, median, atau modus suatu kumpulan data menggunakan statistik
sederhana.
C. Uraian Materi
1. Menentukan rata-rata
Rata-rata sering disebut rataan atau rerata. Untuk menentukan nilai rata-rata dari segugus
data maka terlebih dulu harus dihitung jumlah seluruh data kemudian dibagi banyak
data.

2. Menentukan Median
Median sering juga disebut nilai tengah. Sesuai dengan namanya median dari suatu data
adalah nilai yang ada di tengah-tengah setelah data diurutkan dari yang terkecil. Atau
dengan kata lain median adalah nilai yang dapat dianggap membagi data menjadi dua
bagian yang sama banyak setelah data diurutkan dari yang terkecil. Untuk menentukan
median akan dibahas bagaimana menentukan median jika banyaknya data bernilai ganjil
dan menentukan median jika banyaknya data bernilai genap.

a. Menentukan data jika banyak data ganjil


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

b. Menentukan median jika banyak data genap

c. Menentukan Median dari data dalam tabel distribusi frekuensi

3. Menentukan Modus
Modus dari sekumpulan data ialah objek yang paling sering mucul atau objek yang
frekuensinya tertinggi.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas I
LK 13 Menentukan Ukuran Pemusatan
Nilai Siswa

Aktivitas I
LK 14 Soal Cerita Ukuran Pemusatan

E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Data berat badan (kg) satu regu Pramuka adalah sebagai berikut.
30 25 32 27 33 28 35 28 22 30
a. Tentukan rata-rata berat badan regu Pramuka tersebut!
b. Tentukan median data tersebut!
c. Tentukan modus data tersebut!

F. Evaluasi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

Catatan hal-hal penting yang menjadi masalah :


1. Evaluasi terdapat pada akhir modul dan belum mencakup seluruh aspek indikator yang
harus dicapai

Saran atau pemecahan masalah :

1. Seharusnya dicantumkan bahan evaluasi pada akhir materi yang sesuai dengan tujuan
dan indikator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 13 MENENTUKAN UKURAN PEMUSATAN NILAI SISWA

Cermati data nilai siswa Anda pada mapel tertentu, kemudian tentukan rata-rata, median,
modus serta buatlah kesimpulan dari data yang Anda miliki tersebut!
Jawab
Berikut ini adalah nilai hasil Ujian 10 orang siswa kelas 6 Tahun Ajaran 2016/2017 pada mata
pelajaran Matematika :
NILAI
NO NAMA SISWA
US
1 A. rifka tia amelia 63
2 Adinda cantika dewi 78
3 Aisyah 85
4 Akmal rayhan 60
5 Akmal surya pratama 63
6 Alim taufan 60
7 Andi aril saputra 38
8 Andi efriyanti mansur 75
9 Ansyahril 65
10 Ariyo septi hasnur 60
Total 647

Dari data di atas urutan nilai Ujian Matematika Kelas 6 sebagai berikut :
38 60 60 60 63 63 65 75 78 85
a. Rata-rata = Jumlah Semua Data = 647 = 64,7
Banyak Data 10

b. Median = 38 60 60 60 63 63 65 75 78 85
= 63 + 63 = 126 = 63
2 2
c. Modus = Nilai yang paling banyak muncul atau nilai yang memiliki frekuensi paling tinggi
= 60 sebanyak 3 orang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 14 Soal Cerita Ukuran Pemusatan


3. Rata-rata nilai ulangan matematika siswa kelas IX B adalah 5,1. Karena pandai, salah
seorang siswa memiliki nilai matematika 8, dipindah ke kelas IXA. Ratarata nilai
ulangan matematika di kelas IXB sekarang adalah 5. Berapakah banyaknya siswa di
kelas IXB sebelum siswa yang pandai dipindah?
4. Tabel di bawah menunjukkan nilai ujian 300 orang siswa. Baris kedua menunjukkan
banyaknya siswa yang memperoleh nilai ujian sesuai baris pertama.
Nilai Ujian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Banyaknya Siswa 0 0 5 23 48 56 96 32 23 15 2

Tentukan nilai ujian terendah yang harus dicapai siswa agar lebih tinggi daripada skor
75% siswa lainnya! (OSN 2010)

Jawaban
3. Dik. Rata-rata nilai ulangan matematika siswa kelas IX B adalah 5,1 = XB
Nilai seorang siswa yang dipindah = 8 = XA
Ratarata nilai ulangan matematika di kelas IXB sekarang adalah 5 = XA

Dit. Berapakah banyaknya siswa di kelas IXB sebelum siswa yang pandai dipindah (X1) ?
Peny.

Nilai Rata-rata kelas IX B adalah jumlah seluruh nilai kelas IX B


Siswa
XB = X1
n
5,1 = X1
n
X1 = 5,1 n

Setelah nilai siswa yang memiliki nilai XA = 8dipindah, maka rata-rata nilai kelas IXB
sekarang adalah 5, sehingga :

IXB = X1- XA
n-1
5 = X1- 8
n1
5 (n-1) = X1- 8
5n 5 = 5,1 n 8
5,1 n 5 n = 8 5
0,1 n = 3
1 n=3
10

n = 3 x 10
n = 30 orang siswa
Jadi, banyaknya siswa di kelas IXB sebelum siswa yang pandai dipindah adalah 30 orang
siswa
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

4. Dik.Jumlah siswa = 300 orang


Dit. Nilai ujian terendah yang harus dicapai siswa agar lebih tinggi daripada skor 75%
siswa lainnya?
Peny.

Penjelasan :
75% dari 300 = 225
Nilai siswa urutan ke-225 dari bawah adalah 6
Agar lebih tinggi dari 75% skor siswa lainnya siswa harus mendapat nilai paling tidak 7
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

LK 15 PENGEMBANGAN SOAL

A. Petunjuk:
1. Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian Proses dan Hasil Belajar, Kelompok Kompetensi
E (Pedagogik).
2. Cermati kaidah penulisan soal yang sudah disediakan
3. Buatlah kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasar kisi-kisi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ambillah yang dibahas dalam modul.
Apabila tidak ada, buatlah kisi kisi sendiri.
4. Buatlah 3 (tiga) soal pilihan ganda dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (High Order
Thingking Skill berdasar kisi-kisi soal yang Anda buat.
5. Tuliskan masing-masing soal di kartu soal
Jawab
PILIHAN GANDA
1. Kisi-Kisi Pengembangan Soal
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi
No Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Dasar
1. 1.1 Menggunakan VI FPB dan 1.1.7 Menentukan Pilihan Ganda
sifat-sifat KPK KPK tiga
operasi hitung bilangan
termasuk 2.1.1 Mengubah
operasi debit dengan
campuran, satuan waktu
FPB dan KPK sama dan
2.1 Mengenal satuan volume
satuan debit Debit berbeda
2.1.2 Mengubah
debit dengan
satuan volume
sama dan
satuan waktu
berbeda

2. Kartu Soal
Kartu Soal
Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah : Negeri Nama Penyusun : Kartika, S.Pd
Kelas/Smt : VI/I Instansi : SD Negeri 05 Mandonga
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar Buku Sumber :
1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil
termasuk operasi campuran, FPB dan KPK Berhitung Matematika. Erlangga.
2.1 Mengenal satuan debit Jakarta

1. KPK dari 6, 12 dan 14 adalah


Materi : a. 84 c. 86
KPK b. 85 d. 87
Debit 2. 30.000 cm /menit = cm3/detik
3

Indikator a. 5 c. 500
1.1.7 Menentukan KPK tiga bilangan b. 50 d. 5000
2.1.1 Mengubah debit dengan satuan waktu 3. 65 m3/menit = dm3/menit
sama dan satuan volume berbeda a. 0,0065 c. 65000
2.1.2 Mengubah debit dengan satuan volume b. 650 d. 65.000.000
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

sama dan satuan waktu berbeda

Nomor Soal Kunci Jawaban


1 A
2 C
3 C

URAIAN
Kisi-Kisi Pengembangan Soal
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
No Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Dasar
1. 1.2 Menggunakan VI FPB 1.1.8 Menentukan URAIAN
sifat-sifat FPB tiga
operasi hitung bilangan
termasuk 2.1.1 Mengubah
operasi debit dengan
campuran, satuan waktu
FPB dan KPK sama dan
2.1 Mengenal Debit satuan volume
satuan debit berbeda
2.1.2 Mengubah
debit dengan
satuan volume
sama dan
satuan waktu
berbeda

2. Kartu Soal
Kartu Soal
Tahun Ajaran : 2017/2018
Jenis Sekolah : Negeri Nama Penyusun : Kartika, S.Pd
Kelas/Smt : VI/I Instansi : SD Negeri 05 Mandonga
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar Buku Sumber :
1.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil
termasuk operasi campuran, FPB dan KPK Berhitung Matematika. Erlangga.
2.1 Mengenal satuan debit Jakarta

1. Tentukan FPB dari 15, 16, 20 !


Materi : 2. Dalam waktu 5 menit, sebuah ember
FPB yang dapat menampung 750 cm3 air
Debit terisi penuh. Berapa mm3/detik debit air
Indikator tersebut ?
1.1.8 Menentukan FPB tiga bilangan 3. Debit suatu pintu air adalah 3 m3/menit.
2.1.1 Mengubah debit dengan satuan waktu Berapa dm3 volume air yang masuk ke
sama dan satuan volume berbeda pintu air selama 120 menit?
2.1.2 Mengubah debit dengan satuan volume
sama dan satuan waktu berbeda
Nomor Soal Kunci Jawaban
1 Faktorisasi 15 = 3x5
Faktorisasi 16 = 24
Faktorisasi 20 = 22 x 5
FPB dari 15, 16 dan 20 adalah 22 x 5 =20
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

2 Dik. Volume = 750 cm3


Waktu = 5 menit = 300 detik
Dit. Debit = ?
Peny. Debit = Volume = 750 cm3= 2.5 cm3/detik
Waktu 300 detik
= 2500 mm3/detik
3
Dik. Debit = 3 m3/menit
Waktu = 120 menit
Dit. Volume = ?
Peny. Volume = Debit x Waktu
= 3 x120
= 360 m3 = 360.000 dm3
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan KKA DAN KKB

TUGAS LK ON THE JOB LEARNING


PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
JENJANG SD KELAS TINGGI

NAMA GURU : KARTIKA, S.Pd


MAPEL : GURU KELAS TINGGI
NIP/NUPTK : 2640766666220002
UNIT KERJA : SDN 05 MANDONGA
KECAMATAN / KOTA : PUUWATU/KENDARI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017

Anda mungkin juga menyukai