Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dari percobaan yang dilakukan, diketahui berat minyak goreng adalah 300
gram. Setelah proses esterifikasi dengan variasi perbedaan nisbah molar CPO-
metanol, diperoleh kadar ALB dan konversi yang ditampilkan pada tabel 3.1.
Contoh perhitungan dapat dilihat dilampiran.

Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan

Rasio % Katalis Massa Kadar ALB Konversi


Reaktan Katalis
CPO : Metanol 1% 3 gram 1,68 % 46,50 %
1:6 1,5 % 4,5 gram 2,09 % 33,44 %
2% 6 gram 2,93 % 26,20 %

3.2 Pembahasan

Metil ester atau yang biasa dikenal dengan istiah biodiesel dapat diperoleh
melalui 3 tahapan reaksi, yaitu reaksi esterifikasi, transesterifikasiserta reaksi
Esterifikasi-Transesterifikasi (Salimon,2012).Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
antara alkohol dan asam lemak bebas yang menghasilkan ester dan air. Sedangkan
reaksi trans-esterifikasi merupakan reaksi antara alkohol dan trigliserida yang
menghasilkan metil ester dan gliserol. Pada pratikum ini digunakan metanol dan
minyak goreng sebagai reaktan. Metanol dipilih karena harganya lebih murah
dibandingkan alkohol jenis lainnya dan dapat bereaksi cepat dengan trigliserida
serta dapat melarutkan katalis asam dan basa. Selain itu, secara fisika kimia
metanol bersifat polar dan memiliki rantai paling pendek. Pada percobaain ini,
juga digunakan asam sulfat sebagai katalis. hal ini dikarenakan untuk menghindari
terbentuknya sabun pada percobaan. Karna sabun yang terbentuk akan
menyulitkan proses pencucian dan dapat menghilangkan produk yang berguna
(Hikmah, 2010).

Pada Pratikum ini, digunakan minyak goreng dan metanol dengan


perbandingan 1:6. Minyak goreng dimasukkan kedalam reaktor dan dipanaskan
sampai suhu 65oC. kemudian ditambahkan metanol dan asam sulfat sebagai
katalis dengan variasi ( 1%,1,5%, dan 2% b/b metanol) dan dipanaskan selama 2
jam. Setelah 2 jam reaksi berlangsung, dilakukan proses pemisahan di corong
pisah. Dimana didalam corong pisah dihasilkan 3 lapisan. . Lapisan pertama
(paling atas) adalah metil ester, lapisan tengah adalah gliserol, dan lapisan bawah
dalam jumlah sedikit dihasilkan larutan putih. Yang kemungkinan adalah asam

13
sulfat yang tidak bereaksi. Hal ini sesuai dengan literatur dimana. H2SO4 >
gliserol > metil ester (salimon,2012).

Pada lapisan atas didapatkan metil ester kotor dengan berat 125,15 gram
untuk jumlah katalis 1% b/b minyak, 132,13 gram untuk jumlah katalis 1,5% b/b
minyak, dan 135,30 gram untuk jumlah katalis 2% b/b minyak. Ini menunjukkan
bahwa semakin besar jumlah katalis yang ditambahkan maka akan semakin
banyak metil ester kotor yang didapatkan.

Setelah itu, dilakukan proses pencucian metil ester kotor dengan


menggunakan aquades panas Pada masing-masing run. Pada run-1 .Pada saat
pencucian pertama terjadi perubahan warna pada metil ester kotor menjadi warna
putih, dan kemudian didiamkan hingga lapisan terpisah. Kemudian dilakukan
pencucian kedua dan terjadi lagi perubahan warna menjadi warna putih, dan
kemudian didiamkan selama 2 hari. Setelah itu. Dilakukan proses pengujian kadar
ALB, dan dihasilkan kadar Alb sebesar 1,68% dengan konversi 46,50%.
Sedangkan pada run-2. Dilakukan hanya 1 kali pencucian dan dihasilkan kadar
ALB sebesar 2,09% dan konversi 33,44%. Dan pada run 3. Tidak dilakukan
pencucian dan menghasilkan kadar ALB sebesar 2,93% dan konversi sebesar
26,20%.

Hal ini menunjukkan bahwa, jumlah pencucian yang dilakukan


mempengaruhi kadar ALB yang didapatkan, dimana semakin banyak pencucian
yang dilakukan maka akan semakin sedikit kadar ALB yang didapatkan. Hal ini
dikarenakan. Pencucian dengan menggunakan Aquades panas dapat
menghilangkan dan mengikat kotoran-kotoran yang ada pada metil ester termasuk
metanol dan Asam lemak bebas yang tidak bereaksi.

Reaksi esterifikasi ini termasuk proses batch. Produk yang dihasilkan pada
reaksi esterifikasi yaitu gliserol, metanol serta katalis H2SO4. Produk utamanya
yaitu gliserol. Untuk mendapatkan gliserol maka perlu dilakukan pemisahan
dengan menggunakan corong pemisah sebagai bentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas
dan bawah. Lapisan atasnya yaitu gliserol sedangkan lapisan bawahnya
merupakan campuran metanol dan H2SO4.

Campuran minyak tersebut selanjutnya perlu diangkat dan didinginkan


yang bertujuan untuk menghilangkan alkohol. Dua lapisan akan terbentuk apabila
campuran minyak didiamkan selama 24 jam dengan corong pemisah. Lapisan atas
yaitu metil, ester dan lapisan bawah yaitu gliserol serta campuran lainnya. Metil
ester yang sudah dipisahkan perlu dicuci dengan air yang telah dipanaskan.
Pencucian dilakukan beberapa kali supaya campuran terlihat bersih.

Dari hasil perhitungan diperoleh kadar asam lemak bebas (ALB) pada
percobaan run-1 menggunakan katalis 1% dari berat minyak yaitu 1,68%

14
sedangkan konversi minyak 46,50%. Pada run-2 menggunakan katalis 1,5% kadar
ALB yang diperoleh adalah 2,09% dengan konversi 33,44%. Sedangkan pada run-
3 menggunakan katalis 2% kadar ALB yang diperoleh adalah 2,93% dengan
konversi 26,20%. Jadi semakin banyak katalis yang digunakan untuk
mempercepat reaksi pembentukan metil ester asam lemak maka semakin besar
kadar ALB pada minyak dan tingkat konversi minyak semakin kecil. Ini
membuktikan bahwa banyak katalis yang digunakan berbanding lurus dengan
kadar ALB pada minyak dan berbanding terbalik dengan tingkat konversi minyak.

50 46.5
45
40
33.44
35
30 26.2
Konversi
25
Yield
20
11.84 12.9
15 10.78
10
5
0
1 1.5 2

Grafik 3.1 : Pengaruh jumlah katalis terhadap konversi dan yield

Grafik 3.2: Grafik kadar ALB

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Reaksi esterifikasi yang terjadi akibat menambahkan metanol dan katalis


asam pada minyak goreng kemasan mengakibatkan kadar asam lemak
bebas berkurang.
2. Dalam titrasi menggunakan KOH menunjukkan semakin sedikit volume
KOH yang terpakai maka semakin sedikit kadar ALB yang terkandung
didalam minyak.
4.2 Saran

1. Praktikan harus teliti dalam melakukan titrasi.


2. Dalam merangkai alat, sebaiknya kita harus menggunakan vaselin.

16

Anda mungkin juga menyukai