Emg Kasus 3
Emg Kasus 3
Penyakit Jantung
KELOMPOK 2
030.05.172 Putri Melati
030.08.102 Ferdy
1
SENIN, 28 Maret 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Pada diskusi dengan topik Seorang laki-laki yang merasa khawatir mempunyai
penyakit jantung yang dilaksanakan dua sesi. Sesi pertama pada hari Rabu, 23 Maret
2011 dan sesi kedua pada hari Jumat, 25 maret 2011. Jumlah peserta lengkap sesuai
dengan jumlah pada daftar anggota yaitu 14 orang. Diskusi berlangsung dengan dr. Reza
Tandean, MHsc(OM), Sp.Ok. sebagai tutor, ketua diskusi Azhari Ganesha dan Laura
Estelia sebagai sekretaris. Diskusi berjalan dengan baik dan aktif. Para peserta diskusi
miliki.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
a. Identitas pasien
Umur : 25 tahun
Anamnesis
Keluhan utama :
Pemeriksaan fisik :
Data antropometri
TB : 175 cm
BB : 82 kg
Tanda vital
WHO)
3
Nadi : 72x/m
Status generalisata
o Asites (-)
Pemeriksaan penunjang
HDL: 36 mg%
HbA1c: 6,8%
4
b. Penetapan Masalah
HDL: 36 mg% ()
LDL: 266 mg % ()
Faktor Risiko Multipel Riwayat penyakit keluarga Genetik
Hipertensi stage II
Alkoholisme
Tumor metastatik
Toleransi glukosa HbA1C: 6,8% Pola hidup (alkoholisme)
TTGO?
Suspek aterosklerosis Riwayat keluarga Genetik
hipertensi
Obesitas
Laboratorium:
5
TG: 300 mg/dl ()
risti PJK
HDL: 36 mg% ()
LDL: 266 mg % ()
Sindroma metabolik TG > 150 Genetik
HDL < 40 mg %
Anamnesis tambahan
Gejala lain
o Pusing?
o Nyeri dada?
o Berapa lama?
o Sesak nafas?
Lab darah
o TTGO
o SGOT/SGPT
EKG
USG hepatomegali
c. Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
BB ideal: 75 7,5 = 68
Kalori basal:
Koreksi/ Penyesuaian:
=............1143 Kalori
7
Protein : BB ideal x 4 Kalori
Latihan jasmani yang sesuai dengan pasien ini harus memenuhi program CRIPE
o Continous
o Rythmical
Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan
o Interval
o Progressive
8
o Endurance
Contoh olah raga yang sesuai: jogging, berenang, bersepeda, mendayung selama 30
Medikamentosa
Prognosis
Ad vitam: bonam
Ad sanationam: dubia
9
Patofisiologi (McPhee SJ, Hammer GD. Pathophysiology of disease: an introduction of
10
saraf simpatis
Penimbunan TNF-
intake lemak viseral FFA resistin
IL-6 Toleransi
+ RAAS leptin glukosa
terganggu
oksidasi
jantung dihambat etanol
reabsorbsi TG
Na HDL LDL Acetyl - CoA
Pembuluh
darah cardiac
output Fatty liver
pembentukan
atheroma
Vasokonstriksi
Coronary artery
hipertensi disease
11
Hubungan Makanan rendah lemak dan rendah garam dengan kesehatan
Lemak:
VLDL Hepar
LDL
Hipertensi Stroke
Sumber : Minyak kelapa, daging berlemak, kulit ayam, susu full cream, keju,
Sumber : Alpokat, margarine, minyak kacang tanah, minyak zaitun, minyak biji kapas
Sumber : Minyak wijen, margarin, minyak kacang kedelai, minyak jagung, minyak
biji matahari.
12
Garam:
Volume Hipertensi
Karbohidrat:
hiperglikemi
Hiperkolesterolemia
13
BAB III
TI NJAUAN PUSTAKA
Alkohol salah satu obat yang dimetabolisasi di hati. Metabolisme alkohol melalui 2 jaras.
Jaras 1 terjadi di sitoplasma dan mitokondria hepatosit dengan menggunakan enzim
dehidrogenase dan menghasikan produk akhir asetaldehid yang kemudian diubah menjadi
asetat dan ion-ion.
Koenzim lain pada metabolisme alkohol adalah nikotinamid dinukleotida (NAD) (yang
juga banyak digunakan pada metabolisme, termasuk siklus kreb untuk memetabolisasi
zat-zst gizi, pembentukan ATP, dan glkoneogenesis). Tanpa NAD, dapat terjadi
hipoglikemi dan penimbunan asam laktat. Hipoglikemi biasa terjadi pada alkoholik yang
kekurangan gizi dan penimbunan asam laktat dapat menyebabkan gout (peningkatan
asam laktat mengurangi ekskresi asam urat oleh ginjal)
14
Definisi dan Patofisiologi Dislipidemia
Definisi
Dislipidemia,ia adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida; disertai dengan penurunan kolesterol HDL.
Faktor resiko Dislipidemia :
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
Obesitas
Diet kaya lemak
Kurang melakukan olah raga
Penggunaan alkohol
Merokok
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Lipid diangkut dalam plasma sebagai komponen dari lipoprotein kompleks. Liporpotein
adalah partikel kompleks yang berbentuk spherical yang terbuat dari ratusan molekul
lipid dan protein. Protein yang dikenal dengan sebutan apolipoprotein menempati
permukaan lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, berdasarkan densitas, komposisi,
ukuran dan mobilitas elektroforesisnya, lipoprotein diklasifikasikan menjadi :
1. Kilomikron : lipoprotein yang mengangkut trigliserida yang berasal dari makanan dari
usus kecil ke dalam plasma melalui pembuluh limfe.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) : lipoprotein yang mengangkut sintesis
kolesterol dan trigliserida endogen.
3. LDL (Low Density Lipoprotein): lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke reseptor
LDL pada sel hepar dan sel jaringan perifer, sehingga kolesterol dapat digunakan untuk
kepentingan sel-sel tersebut.
15
4. HDL : lipoprotein yang mengangkut kolesterol dari jaringan perifer kembali ke hepar.
Terdapat 3 jalur utama yang bertanggung jawab dalam pembentukan dan pengangkutan
lipid dalam tubuh.
1. Jalur eksogen
Lipid yang berasal dari makanan mengalami proses pencernaan dan penyerapan,
kemudian diangkut dalam bentuk kilomikron dalam sel-sel epitel usus halus. Kilomikron
masuk ke dalam darah melalui pembuluh limfa usus.
Di dalam pembuluh darah, trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas.
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak
(adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati
menjadi bahan untuk pembentukan triglisserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan
sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol
ester dan akan dibawa ke hepar.
2. Jalur endogen
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hepar akan disekresikan ke dalam
sirkulasi sebagai VLDL. Dalam sirkulasi, VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam lemak dan gliserol, kemudian VLDL menjadi IDL
(Intermediate Density Lipoprotein), suatu lipoprotein yang lebih kecil dan lebih padat.
Sebagian dari IDL akan kembali ke hepar ditangkap oleh reseptor LDL, partikel IDL
yang lainnya dihidrolisis menjadi LDL. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke
hepar dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium
yang mempunyai reseptor LDL juga. LDL merupakan pembawa utama kolesterol dalam
sirkulasi tubuh.
3. Jalur Reverse Cholesterol Transport
Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL
merupakan lipropotein yang berperan pada jalur ini.
16
Patogenesis Toleransi Glukosa Terganggu dan Obesitas
Adapun yang mendasari timbulnya toleransi glukosa terganggu dan obesitas yaitu
resistensi insulin. Resistensi insulin ditandai dengan penurunan asupan glukosa di otot,
lipolisis yang tidak terkendali di jaringan adiposit dan produksi glukosa oleh hati yang
meningkat. Jaringan lemak atau adiposa terdiri dari sel-sel adiposit yang mengandung
trigliserid. Dalam keadaan normal otot menggunakan glukosa untuk membentuk energi.
Bila kadar asam lemak meningkat, maka Free Fatty Acid (FFA) banyak masuk dalam
otot.
Pada orang obes atau toleransi glukosa terganggu maka jaringan lemak banyak
mengandung sel adiposit yang mengandung selain lemak juga trigliserid. Dari trigliserid
dengan bantuan enzim lipoprotein lipase akan diubah menjadi asam lemak bebas, asam
lemak tidak jenuh dan gliserol. Asam lemak masuk dalam otot dan hati menyebabkan
siklus dari Rendle yang akhirnya menyebabkan hiperinsulinemi yang pada tahap lanjut
menyebabkan resistensi insulin.
Jaringan lemak yang sebelumnya hanya dianggap sebagai deposit trigliserid,
ternyata mempunyai fungsi endokrin sitokin dengan menghasilkan hormon TNF-alpha,
leptin interleukin 6, resistin dan adiponektin. TNF-alpha, interleukin, resistin
menyebabkan resistensi insulin sedang adiponektin dan leptin menghambat resistensi
insulin. Berdasarkan atas kedua hal tersebut yaitu siklus dari Rendle yang menyebabkan
resistensi insulin serta adanya produksi sitokin yang meningkatkan resistensi insulin
maka dapat dikatakan bahwa resistensi insulin dapat dianggap sebagai denominator
umum dari sindroma metabolik, walaupun WHO menetapkan bahwa tidak semua
komponen metabolik dilatarbelakangi oleh resistensi insulin.
Dengan kelebihan asupan kalori atau menurunnya pengeluaran energi, menyebabkan
keseimbangan energi menjadi positif, akumulasi lemak pada adiposit intraabdominal
meningkatkan pengeluaran FFA, TNF-alpha, leptin, dan produk dari metabolisme
jaringan adiposa. Adiposit visceral menyebabkan proses lipolisis dan inflamasi kronik
17
yang subklinis berhubungan dengan risiko kardiovaskuler dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan sindroma metabolik. Penelitian epidemiologis mengindikasikan
adanya peningkatan nilai prediktif risiko kardiovaskuler dengan meningkatnya hs-CRP,
walaupun hs-CRP tidak dimasukkan dalam komponen sindroma metabolik. Sindroma
metabolik maupun hs-CRP keduanya merupakan prediktor yang independent untuk
serangan penayakit kardiovaskuler yang baru.
Ada 2 kunci yang dianggap sebagai faktor risiko kardiovaskuler pada obesitas:
pertama adalah faktor obesitas sentral sebagai faktor penyakit kardiovaskuler dan kedua
adalah jaringan lemak yang dianggap sebagai organ endokrin karena mengeluarkan atau
mensekresi sejumlah molekul yang mengatur atau memodulasi vaskuler, metabolik,
inflamasi dari sistim kardiovaskuler. Oleh karena itu deposisi lemak didaerah abdomen
adalah merupakan target intervensi klinik pada individu yang obes. Resistensi insulin
dianggap berperan dalam patofisiologi sindroma metabolik. Namun demikian obesitas
dan sindroma metabolik/resistensi insulin tidak selamanya bersama-sama karena subyek
yang obes tidak selalu harus mempunyai resistensi insulin, sebaliknya resistensi insulin
dapat ditemukan pada orang kurus.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Ilmu
2006.
at : http://dokternetworkangk97.blogspot.com/2011/02/obesitas-toleransi-
glukosa-terganggu.html
19
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/09/fungsi-hepar-detoksikasi-toksin-
obat-penyimpanan-vitamin-metabolisme-alkohol/
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan klinis yang kelompok kami dapatkan, pada Tn. Cholid
terdapat Hipertensi stage II (JNC VII), obese kelas I, dislipidemia, faktor risiko multipel
kardiovaskular, hepatomegali, toleransi glukosa terganggu, suspek aterosklerosis, dan
sindroma metabolik.
Kami merencanakan penatalaksanaan pada pasien berupa tatalaksana
medikamentosa yang sifatnya kausatif. Tatalaksana non-medikamentosa juga sangat
penting yakni memodifikasi pola atau gaya hidup dan diet sesuai kebutuhan gizi yang
cukup dan seimbang dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Diharapkan gejala-gejala
penyakit yang timbul dapat berkurang maupun menghilang sehingga pasien dapat
menjalankan aktivitasnya dan tidak lupa pasien rutin mengontrol kesehatannya.
Secara keseluruhan kasus ini sangat memicu setiap mahasiswa untuk berpikir dan
memicu kondisi diskusi yang kondusif. Kami menyadari bahwa diskusi dan laporan ini
masih ada kekurangan, dengan bimbingan dan arahan dari para dosen, kami akan
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan, kontributor
modul, baik kepala modul, sekretaris, para tutor, dan seluruh staf Universitas Trisakti
Kampus B.
20