Anda di halaman 1dari 1

Nama : NURUL FITRI

NIM : 16/402044/PEK/21579

Analisis Kinerja/ Sistem Pengendalian Internal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Buton
Latar belakang

Salah satu sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dalam komponen pembangunan infrastruktur/
prasarana dasar yang meliputi air minum, sanitasi perumahan dan ketenagalistrikan yaitu
tercapainya 100% pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia diantaranya melalui
peningkatan status seluruh PDAM menjadi sehat.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) secara umum menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun
1962, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah bertujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian,
kemanfaatan umum berupa penyedia barang atau jasa untuk pemenuhan hidup masyarakat sesuai
kondisi, karakteristik, dan potensi daerah yang bersangkutan dengan tata kelola perusahaan yang
baik dan memperoleh laba.
Pemerintah daerah dalam mengelola BUMD bertujuan untuk memperoleh profit yang
disetor ke kas daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dialokasikan untuk pembiayaan
pembangunan daerah melalui basis APBD (Harahap, 2011). Namun, PDAM Kabupaten Buton
dari tahun 2012-2016 tidak menyumbangkan PAD untuk Kabupaten Buton (tegas.co, 2017).

Hasil penilaian kinerja PDAM Kabupaten Buton masih berstatus kurang sehat pada tahun 2016
(bppspam, 2016) dan dari wawancara awal yang dilakukan, selama ini PDAM Kabupaten Buton
masih menderita kerugian yang mengakibatkan seringnya keterlambatan pembayaran gaji
pegawai dan tidak adanya kenaikan gaji pegawai dalam 3 tahun terakhir. Hal ini perlu dilakukan
kajian lebih mendalam pada PDAM Kabupaten Buton untuk peningkatan kinerja dan tercapainya
RPJMN 2015-2019.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana usaha peningkatan kinerja PDAM Kabupaten dari sisi finansial dan non finansial?
2. Hal-hal apa saja yang menghambat peningkatan kinerja PDAM Kabupaten Buton?

Anda mungkin juga menyukai