Anda di halaman 1dari 16

kurikulum KBK, KTSP, dan kurikulum 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak
sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan sampai kurikulum
modern.
Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013.
Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam pendidikan di
Indonesia.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum ini
hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang
digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat
dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-kurikulum yang
ada sebelumnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang kurikulum KBK, KTSP dan
kurikulum 2013. Yang mana tiga kurikulum inilah yang banyak menjadi permasalah dalam ranah
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum?

C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, dapat disebutkan beberapa tujuan pembahasan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani.1[1] Pada awalnya
istilah ini digunakan untuk dunia olahraga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Pada masa Yunani dahulu kala istilah kurikulum digunakan untuk menunjukkan tahapan-
tahapan yang harus dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam perlombaan estafet yang
dikenal dalam dunia atletik, proses lebih lanjut istilah ini ternyata mengalami perkembangan,
sehingga penggunaan istilah ini merambah ke dunia pendidikan. Sejauh ini belum diketahui
secara pasti kapan istilah kurikulum masuk dalam ranah pendidikan. Persoalan ini memerlukan
penelitian sejarah kurikulum yang lebih mendalam untuk melihat lebih jauh mengenai sejarah
istilah kurikulum yang dari awalnya telah berkembang dari bahasa Yunani.
Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa
Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere yang berarti
berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Dari sudut terminologi,
pengertian kurikulum menurut S. Nasution2[2] ialah sebagai sejumlah mata pelajaran yang atau
bahan ajar yang harus dikuasai murid dan diajarkan oleh guru untuk mencapai suatu tingkatan
atau ijazah.

Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli kurikulum adalah perangkat


pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli
yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald;
Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner,
1980).
Dan berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:3[3]
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok,
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh
yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil
pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua
pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen
tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui
berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan
kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Hakikat Kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013


1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Untuk memahami tentang pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ini, perlu
dikemukakan terlebih dahulu pengertian dari kompetensi itu sendiri, Surat Keputusan Mendiknas
nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan Kompetensi
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu. Kay (1977) mengemukakan bahwa kompetensi selalu dilandasi oleh
rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran mengapa dan bagaimana perbuatan
tersebut dilakukan.4[4]
Berdasarkan pengertian dari kurikulum dan kompetensi di atas, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu.5[5]
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil
dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan
kebutuhannya.
Dalam KBK, proses pembelajaran difokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi
oleh peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan
seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya
dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik sekurang-
kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Karakteristik KBK
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) memiliki sejumlah kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus oleh peserta didik,
sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik, pembelajaran lebih
menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan.6[6]
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.

Selanjutnya Mulyasa menjelaskan bahwa sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik


kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
1. Sistem belajar dengan modul.
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar.
3. Pengalaman lapangan.
4. Strategi belajar individual personal.
5. Kemudahan belajar.
6. Belajar tuntas.

c. Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kerangka pokok yang memiliki
empat komponen yaitu:
1. Kurikulum dan hasil belajar, di dalamnya berisi perencanaan pengembangan kompetensi peserta
didik yang perlu dicapai secara keseluruhan dari sejak lahir hingga selesai di sekolah tingkat
menengah (kira-kira pada umur 18 tahun).
2. Penilaian berbasis kelas, di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih pasti dan akurat serta konsisten.
3. Kegiatan belajar dan mengajar, di dalamnya berisi gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran
dan pengajaran untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
4. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, di dalamnya berisi berbagai bentuk pola
pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga berdampak baik bagi nasib bangsa dan Negara
kedepannya.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu,
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, bahasa Indonesia,
matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan
yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a. Konsep Dasar KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15) dikemukakan bahwa
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.7[7]
1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan
Tujuan Pendidikan Nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, petensi daerah, dan peserta didik.

b. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP yang merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan/sekolah. 8 [8] KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
c. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam
pengembangan kurikulum.9[9]

Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah.

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputussan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
d. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks
desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap
system yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan depat membawa dampak terhadap
peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,
profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian. Berdasrkan uraian di atas, dapat
dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut; pemberian otonomi luas kepada
sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan
yang demokratis dan professional, serta tim-kerja yang kompak dan transparan.10[10]
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat 11 mata pelajaran yang diajarkan,
sebagai berikut; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika,
IPA, IPS, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, seni budaya dan keterampilan,
mulok, dan pengembangan diri.

e. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


1. Kelebihan.

Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.


Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa..
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20%.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
2. Kekurangan.

Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya,
penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru.

3. Kurikulum 2013

a. Pengertiaan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat
ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari
struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan salah satu
upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.

Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan


pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan
para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam
memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon
(termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.

b. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

1. Kelebihan.
Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter
juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali
anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-
pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.
2. Kekurangan.
Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.
Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti, untuk SD yang
semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajarann yakni Matematika, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di
pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per minggu.
Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mata
pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran
seni budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya
(muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
c. PRO KONTRA PUBLIC TERHADAP KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum
baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa,
lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal
karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di
sejumlah sekolah sebelum diterapkan. Masa sosialisasinya juga terlalu pendek, kata David
Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis
(20/12).11[11]
C. Persamaan dan Perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan, tetapi
juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu.
1. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KBK dengan Kurikulum KTSP
a. Persamaan.
Sama sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah dimana setiap daerah diberikan
kesempatan yng seluas-luasnya untuk mengembangkanya.
Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Sama sama adanya sistem evaluasi dalam penenentuan hasil belajar siswa.
Adanya kebebasan dalam pengembngan yang dilakukan oleh guru waluapun di KTSP itu guru
diberikan kebebasan yang lebih.
Sama -sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat.
Sama- sama memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
b. Perbedaan.
KBK KTSP
Kurang operasional Lebih operasional
Guru cenderung tidak kreatif Guru lebih kreatif
Guru menjabarkan kurikulum yang Guru membuat kurikulum sendiri
dibuat Depdiknas
Sekolah kurang diberi kewenangan untuk Sekolah diberi keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulum mengembangkan kurikulum
Kurang relevan dengan otonomi daerah Lebih relevan
2. Persamaan dan Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013.
a. Persamaan.
Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir
KD.
Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau dirancang
oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya
berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
b. Perbedaan.
No KTSP Kurikulum 2013
1 Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi tertentu kompetensi (Sikap, Keteampilan, Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan
sendiri dan memiliki kompetensi yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang
dasar sendiri diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain
mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan berbeda pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar
5 Tiap jenis konten pembelajaran Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan
diajarkan terpisah terkait dan terpadu satu sama lainKonten ilmu
pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan
pengetahuan carrier of knowledge
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran
kelas XI wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib
kompetensi yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai
bidang studi, didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli
kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan
tantangan masyarakat. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan
mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah
suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP yang merupakan penyempurnaan
dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat
ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari
struktur kurikulum KTSP.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan, tetapi
juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu. Antara kurikulum KBK dengan KTSP
terdapat beberapa persamaan seperti, sama-sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus
dimiliki oleh siswa dan sama-sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat. Dan
juga persamaan antara KTSP dan Kurikulum 2013, seperti, Kurikulum 2006 (KTSP) dan
Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD.

B. SARAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami
bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan bergantinya
kurikulum pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar pendidikan di Indonesia
ini bisa lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat
dibilang sangat minim dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini publik yang kontra
terhadap kurikulum 2013 ini.
http://jayharianto83.blogspot.co.id/2013/12/kurikulum-kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.html

Anda mungkin juga menyukai