oleh
Kelompok 1
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KEPERAWATAN BENCANA
oleh
Kelompok 1
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ii
Tugas 1
3
Dalam rencana ini, diperlukan mapping wilayah rawan bencana di
Rumah sakit, data mengenai dampak-dampak bencana diperlukan
dalam menyusun rencana pencegahan, membangun prosedur reaksi
terhadap bencana, mulai dari kewaspadaan membaca signal-gejala dini
bahaya sampai prosedur evakuasi, membangun prosedur penyampaian
berita bencana kepada para pengambil keputusan, pilihan sarana
berdasar sasaran berita.
2. Memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.
Data/ mapping yang diperlukan dalam perencanaan ini yakni data
mengenai jumlah penduduk, peta jalur evakuasi dan administrasi untuk
menjaga keselamatan dalam penanganan tanggap darurat bencana serta
mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang
berbahaya, mengidentifikasi dan menguasai medan dengan tehnik
penyelamatan yang benar dan menganilisa kebutuhan dana dalam
rangka penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi.
1. Perencanaan Mitigasi
Perencanaan mitigasi merupakan perencanaan yang disusun pada
kondisi normal atau belum terjadinya bencana dimana rencana ini berisikan
tentang berbagai ancaman, kerentanan, sumber daya yang dimiliki,
pengorganisasian, dan peran/fungsi dari masing-masing petugas yang telah
dibentuk. Dalam hal ini perawat harus memiliki kesiapan yang cukup
dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana.
2. Perencanaan Kontingensi
Perencanaan kontingensi merupakan proses perencanaan ke depan,
dalam keadaan tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disetujui,
tindakan manajerial dan teknis ditentukan, dan sistem untuk menanggapi
bencana disusun agar dapat mencegah atau mengatasi secara lebih baik
4
dalam keadaan darurat yang dihadapi. Perencanaan kontingensi merupakan
perencanaan yang disusun sebelum terjadinya kegawatdaruratan/kejadian
bencana atau biasanya disebut dengan peringatan dini.
3. Perencanaan Operasi
Perencanaan operasi merupakan tindak lanjut dari perencanaan
kontingensi dimana perencanaan ini di titik beratkan pada keiatan tanggap
darurat atau biasanya disebut dengan pemulihan darurat. Pada perencanaan
operasi ini dilakukan ketika terjadinya bencana. Pada perencanaan ini
perawat sebagai koordinator harus benar-benar membagi tugas kerja tim
dengan baik.
4. Perencanaan Pemulihan
Perencanaan pemulihan merupakan perencanaan yang di buat pasca
bencana dimana cakupan kegiatan adalah pemulihan awal (early recovery)
rehabilitasi dan rekonstruksi yang digunakan untuk keperluan jangka
menengah/panjang tergantung dari luasnya dampak bencana. Dalam
perencanaan pemulihan ini koordinator perlu menyusun sumberdaya yang
diperlukan untuk proses rehabilitasi ataupun rekonstruksi.
Tugas 2
5
b. Sebutkan dan jelaskan 5 upaya pencegahan dalam penanggulangan
kebakaran di RS
6
3) Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas
4) Pembentukan unit penanggulangan kebakaran ditempat kerjat kebakaran
dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.
5) Penyelenggaraan latihan dan gladi penangulangan secara berkala
6) Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
7
mengancam akan melukai seseorang atau melukai dirisendiri), ancaman bom
atau ditemukan benca yang dicurigai bom di lingkungan RS dan ancaman lain.
5. Code Orange, kode ini digunakan untuk mengumumkan adanya insiden yang
terjadi diluar RS (emergensi eksternal misalnya kecelakaan missal lalulintas
darat, laut dan udara; ledakan, banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, dll.
6. Code Brown, kode ini digunakan untuk mengumumkan pengaktifan evakuasi
pasien, pengunjung dan karyawan RS pada titik-titik yang telah ditentukan.
Tugas 3
Anda sebagai koordinator tim yang akan berangkat ke tempat bencana . sebut
dan jelaskan 5 tahapan yang harus anda lakukan dalam penanganan bencana
di lapangan?
Langkah-langkah :
8
manusia yang ada dilokasi. Selain itu juga tergantung dari organisasi, fasilitas,
komunikasi, dokumen dan tata kerja. Yang dimaksud dengan fasilitas adalah sarana
dan prasarana yang berguna sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan medik
dilapangan, selama perjalanan dan di puskesmas atau rumah sakit terdekat
(Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Kedaruratan Kompleks,
2001).
9
c. Menyiagakan peralatan & perlengkapan perorangan, Tim, Unit / Satuan
SAR Polri.
d. Mencari data data tambahan, seperti perkembangan situasi terakhir dari
musibah atau bencana yg terjadi, perkembangan keadaan cuaca terakhir
serta kondisi medan, dan lingkungan pd lokasi musibah.
3. Tahap perencanaan (planning stage), merupakan pembuatan rencana
operasi yang efektif berupa :
a. Penentuan titik duga.
b. Penghitungan luas area musibah.
c. Pemilihan & penggunaan peralatan & perlengkapan.
d. Cara bertindak.
e. Pelaksanaan koordinasi dg pihak terkait, seperti mengevaluasi seluruh
data yang telah didapat baik data awal maupun data akhir yang berkaitan
dengan musibah yang terjadi dan membuat rencana pencarian yang
meliputi :
1) Perkiraan kemungkinan posisi musibah atau MPP (The Mt Probable
Position).
2) Luas area pencarian.
3) Pola pencarian.
4) Menentukan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan.
4. Tahap pelaksanaan/Operasi , merupakan saat dilakukannya operasi
pencarian, pertolongan atau pencarian & pertolongan serta penyelamatan
korban manusia, harta benda, kerusakan lingkungan dan psikologis akibat
bencana / musibah, sekaligus menganalisa dan mengevaluasi informasi
perkembangan dari lapangan hingga operasi SAR mencapai tujuan.
Kegiatannya yaitu :
a. Menyiapkan dan memberi briefing kepada personel, meliputi :
1) Informasi tentang peristiwa yang terjadi, dan gambaran permasalahan
yang dihadapi.
2) Pembagian tugas.
3) Cara bertindak :
10
- Melakukan pengecekan peralatan dan perlengkapan.
- Operasi sesuai denag tugas dan cara bertindak yang telah direncanakan dan
disesuaikan dengan keadaan medan yang dihadapi.
b. Setelah menemukan lokasi korban, langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan keadaan terakhhir korban
2) Menstabilkan kondisi korban yang masih hidup sebelum dilakukan
prosedur berikutnya
3) Identifikasi terhadap korban meninggal dengan bantuan ahli
4) Evakuasi terhadap korban hidup maupun yang meninggal dunia
5) Jika korban dalam jumlah banyak, maka dilakukan proses pemilahan
korban (triage) berdasarkan tingkat kegawatan, dengan tujuan untuk
memberikan prioritas pemberian tindakan medis awal.
6) Melaporkan hasil yang didapat kepada OSC oleh pimpinan lapangan
(Katim,Kanit, atau Kasat), tentang tindakan yang telah dilakukan dan
langkah-lamgkah yang akan diambil berikutnya seperti jumlah
korban, kondisi korban, permintaan bantuan jika diperlukan, baik
dukungan medis lanjutan maupun bantuan sementara kemudian
pimpinan lapangan bertanggung jawab penuh atas teknis pelaksanaan
dilapangan, teknik manuver yang akan dilakukan, dan berwenang utk
memutuskan perubahan cara bertindak yang akan dilaksanakan untuk
menjamin keberhasilan operasi SAR. Setelah tugas selesai
dilaksanakan, maka pimpinan lapangan memerintahkan anggotanya
untuk menuju kedaerah yang telah ditentukan untuk konsolidasi pers,
peralatan & perlengkapan yang digunakan & koordinasi dengan OSC
untuk kegiatan selanjutnya.
5. Tahap akhir pelaksanaan tugas, dilakukan pada saat operasi SAR
dinyatakan selesai yang kegiatannya meliputi :
a. Menarik personil,peralatan & perlengkapan dari lapangan.
b. Pimpinan lapangan melakukan konsolidasi dan pemeriksaan terhadap
keadaan pers, peralatan & perlengkapan yg telah dgunakan.
11
c. Pimpinan lapangan membuat laporan akhir tugas secara tertulis dan
melaporkan kepada kesatuan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas.
d. Mengadakan pemberitaan (public inform) oleh SMC
e. Melakukan anev terhadap giat.Ops.SAR yg telah dilaksanakan
f. SMC mengembalikan pers. peralatan dan perlengkapan SAR Polri
kepada instansi Polri, dalam hal SAR Polri bertugas secara gabungan
dengan SAR lain dibawah kendali SMC
12
Stabilisasi merupakan proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita atau
pasien tetap stabil selama pertolongan pertama. Prinsip stabilisasi yaitu :
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Sanjaya, M., dan M. Ulfa. (tanpa tahun). Evaluasi Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit Dalam Menghadapi Bencana Kebakaran (Studi Kasus Di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II).
https://media.neliti.com/media/publications/113890-ID-evaluasi-sarana-dan-
prasarana-rumah-saki.pdf. [Diakses pada 24 Oktober 2017].
Waelah, Hunger. 2013. Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat. [Serial Online]
: https://www.scribd.com/document/120597576/Pertolongan-Pertama-Pada-
Gawat-Darurat [Diakses Rabu, 25 Oktober 2017]
15