Anda di halaman 1dari 6

.

BAB 1

Pendahuluan

Latar Belakang

Air merupakan suatu abiotik yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Air adalah salah satu faktor eksternal yang penting selain nutrien, cahaya, suhu dan
kelembapan. Dalam proses tumbuh kembang tumbuhan, air memiliki banyak fungsi sebagai
berikut :

Pelarut universal
Penentu laju fotosintesis
Pembantu proses perkecambahan biji
Medium berbagai reaksi enzimatis, dan
Pengangkut unsur hara atau hasil fotosintesis.

Air beras sendiri adalah air yang merupakan limbah dari proses pencucian beras sebelum
beras itu dimasak. Air beras ini yang dalam bahasa Jawa sering disebut air Leri diketahui
merupakan bahan organik yang sangat kaya akan kandungan nutrisi. Air cucian beras ini
merupakan bahan baku yang selalu tersedia sepanjang waktu untuk membuat pupuk hayati
atau pupuk organik cair. Limbah ini memiliki manfaat yang sangat baik untuk pertumbuhan
tanaman.

Rumusan Masalah

Apa saja kandungan dari air cucian beras yang bermanfaat untuk pertumbuhan
tanaman?
Bagaimana pengaruh air cucian beras terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji
cabai?

Tujuan

Untuk mengetahui perbedaan proses pertumbuhan dan perkembangan biji cabai yang
menggunakan air biasa dengan air cucian beras.
BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Sekilas Tentang Beras

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang)
secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang menutupi).

Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau
digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang
berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.

Beras umumnya tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi dapat tumbuh hingga
setinggi 1 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang 50 100 cm dan lebar 2
2,5 cm. Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 12 mm dan tebal 2 3 mm.

Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari

aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi,
kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio
disebut sebagai mata beras.

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%).
Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang


amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau
tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya
didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki
kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak
berlekatan) dan keras.
2.2 Air Cucian Beras

Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin karbohidrat ini terdegradasi saat
mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan terpecah menjadi
unsur yang lebih sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan bagi
tanaman.

Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh bekas
cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak
nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang
sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan
tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam
memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan
tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun
(klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain
itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat
berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-
protein untuk mengaktifkan enzim).

Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian
besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses penggilingan dan penyosohan beras.
Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor
(P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses ini.

Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB.
Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri
Pseudomonas fluorescens. Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam
pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman (okezone,
19/10/11). P. fluorescens sangat berperan dalam pengendalian patogen penyebab penyakit
karat dan pemicu pertumbuhan tanaman

Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidrat
berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin
yang tinggi, ujar Yayu.
BAB 3

Metodologi Penelitian

3.1 Alat dan bahan

Gelas Aqua (6 buah)

Biji cabai merah besar (30 biji)

Gelas Siplah (1 buah)

Tanah

Air biasa

Air cucian beras

3.2 Cara Kerja

Membuat 8 lubang padagelas plastik dengan menggunakan paku.

Menaruh tanah dalam gelas plastik tersebut sampai setengahnya.

Meletakkan 4 biji cabai ke tanah tersebut.

Menaruh tanah lagi sampai gelas plastik penuh.

Menyiramnya 1 kali setiap sore hari.

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Waktu: Setiap sore hari, selama penelitian berlangsung.

Tempat: Di rumah salah satu anggota kelompok kami.


BAB 4

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 ke 10
Kode A 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
Kode B
Kode C
Kode D
Kode E 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
Kode F

Kode A sampai C adalah tanaman yang disiram dengan air biasa, sedangkan kode D sampai F
adalah tanaman yang disiram dengan air beras.

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini, dari enam wadah yang diuji, hanya dua wadah yang menunjukkan angka
pertumbuhan. Untuk biji yang disiram dengan air biasa, tanahnya tetap berwarna kecokelatan
dan tumbuh akar sepanjang 1 cm. Sedangkan untuk biji yang disiram dengan air beras,
permukaan tanahnya berubah kering dengan warna agak putih dan tumbuh akar sepanjang 1
mm.

BAB 5

Penutup

5.1 Kesimpulan

Biji yang disiram dengan air biasa, pertumbuhan akarnya lebih panjang dibandingkan
dengan yang disiram dengan air cucian beras.

Penyiraman satu kali setiap sore, ternyata mempengaruhi pertumbuhan biji tidak maksimal.

5.2 Saran

Seharusnya penyiraman dilakukan 2-3 kali dalam satu hari.


Daftar Pustaka

1. http://www.organikilo.co/2014/10/manfaat-air-cucian-beras-untuk-pertanian.html
2. http://www.gagaspertanian.com/2011/10/kandungan-air-cucian-
beras.html#axzz3jpYo0xsh
3. http://zonaorganik.com/pemanfaatan-air-cucian-beras-untuk-budidaya-sayuran/
4. http://news.okezone.com/read/2011/10/18/372/517127/air-%20cucian-beras-bisa-
suburkan%20-tanaman
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Beras
6. Omegawati, W.H. 2015. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai