Anda di halaman 1dari 6

Ada 2 hernia yang sering didapatkan pada anak.

Hernia pada areal pelipatan paha yang disebut


hernia inguinalis dan hernia yang terjadi di areal pusar / udel (medis; umbilicus) yang kemudian
disebut hernia umbilicalis.

Statistik menunjukan bahwa berkisar 3-5% kelahiran bayi yang sehat dan cukup umur beresiko
mengalami hernia. Hernia ingunalis yang terjadi pada anak kebanyakan -hampir 90%-
didapatkan sejak lahir hingga berumur di bawah 5 tahun. Dan sekitar sepertiga nya muncul pada
6 bulan pertama setelah kelahiran. Sedangkan pada bayi prematur kemungkinan terkena hernia
meningkat hingga 35 kasus dari setiap 100 kelahiran hidup.

Hernia ingunalis terjadi karena gagal menutup saluran tempat jalannya testis (buah pelir) yang
bergerak dari bagian perut ke tempatnya menetap di pelir atau kantong zakar atau scrotum.
Kejadian ini berlangsung di saat janin berumur 7 bulan dalam kandungan ibunya. Secara normal
begitu buah pelir mendekati tempatnya yang permanen di scrotum maka saluran yang dilaluinya
pun seharusnya menutup.

Jadi dengan adanya celah pada saluran ini mengakibtkan beberapa bagian organ yang menjadi isi
rongga perut masuk ke dalamnya. Terutama di saat tekanan otot di bagian perut bawah
mengalami peningkatan. Contoh pada saat anak sedang mengejan, menangis, batuk atau bahkan
saat bermain biasa. Tapi ketika tekanan di areal tersebut dikembalikan, seperti saat berbaring,
kaki yang ditinggikan dan saat istirahat lainnya, maka dorongan isi perut tersebut akan kembali
masuk ke dalam sehingga benjolannya pun akan tampak menghilang. Inilah yang menjadi ciri
khas hernia. Hingga bisa dikatakan dengan mendapatkan gejala dan pemeriksaan seperti di atas
saja seorang dokter sudah cukup untuk mendiagnosa hernia, tanpa bantuan pemeriksaan
penunjang lainnya.

Suatu keadaan emergensi dapat terjadi ketika benjolan yang muncul tersebut tidak dapat
dikembalikan lagi ke bagian dalam rongga perut. Ini akibat jepitan di celah keluarnya bagian isi
perut itu ke kantong hernia. Hernia semacam ini disebut hernia incarserata atau hernia
strangulasi. Si anak akan merasakan nyeri hebat dan menangis atau akan menambah tekanan
lagi, sehingga makin memperparah serta mempersulit isi kantong hernia yang terjerat tersebut
untuk dikembalikan. Jika terjadi hal ini, setidaknya dalam waktu kurang dari 8 jam sudah harus
mendapat penanganan bedah. Hal ini untuk menghidari terjadinya kematian atau pembusukan
sebagian organ yang mengalami jepitan tadi.

Dengan alasan di atas, maka dalam perkembangan masa kini sebagain besar ahli berpendapat
sebaiknya penanganan bedah sesegera mungkin dilakukan begitu gejala hernia sudah jelas
ditemukan pada seorang anak, berapa pun umurnya.

Sedangkan hernia umbilicalis sebagain besar justru tidak membutuhkan operasi. Hernia yang
menonjol persis di bagian pusar perut ini akan menutup sendiri pada umur sebelum 3 tahun.
Kecuali jika celah yang terbentuk diameternya lebih dari 1 cm. Tapi dari kasus didapatkan 95%
hernia umbilicalis memiliki diameter celah kurang dari cm sehingga akan secara spontan dapat
menutup dan tidak memerlukan operasi.
HERNIA INGUINALIS

Hernia inguinalis merupakan hernia yang paling sering terjadi. Jenis-jenis hernia inguinalis:
1. Hernia inguinalis indirek atau lateralis
2. Hernia inguinalis direk atau medialis
HERNIA INGUINALIS LATERALIS
Merupakan hernia yang memasuki kanalis inguinalis melalui cincin inguinal interna yang
terletak lateral dari vasa epigastrika inferior dan berjalan sepanjang kanalis di depan korda.
Lapisan-lapisan hernia inguinal indirek/lateralis:
Peritoneum
Lemak ekstraperitoneal
Fasia spermatika interna (berasal dari fasia transversalis pada cincin interna)
Otot dan fasia kremaster (berasal dai m. obliqus interna dan m. transersum abdominis serta
jaringan areolar antara kedua otot tersebut)
Fasia spermatika eksterna
Fasia superfisialis dan kulit

Patogenesis

Hernia indirek bersifat congenital dan disebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus vaginalis
( kantong hernia) sewaktu turun ke dalam skrotum. Kantong yang dihasilkan bisa meluas
sepanjang kanalis inguinalis; jika meluas kedalam skrotum maka disebut hernia lengkap. Karena
processus vaginalis terletak didalam funikulus spermatikus, maka prosessus ini dikelilingi oleh
muskulus kremater dan dibentuk oleh pleksus venosus pampiniformis, duktus spermatikus dan
arteria spermatika. Lubang interna ke dalam kavitas peritonealis selalu lateral terhadap arteria
epigastrica profunda dngan adanya hernia inguinalis indirek, sedangkan lubang interna medial
terhadap pembuluh darah ini bila hernianya direk.
Kanalis inguinalais adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 kehamilan, terjadi
desenden testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke
daerah skrotu sehingga terjadi penonjolan peritoneum yeng disebut prosessus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanlalis
ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih
sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosessus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan
lokkus minoris resistensie, maka pada keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal
meningkat , kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

Hernia inguinalis sering timbul pada pria dan lebih sering pada sisi kanan dibandingkan sisi kiri.
Peningkatan tekanan intra abdomen akibat berbagai sebab, yang mencakup pengejanan yang
mendadak, gerak badan yang terlalu aktif, obesitas, batuk menahun, asites, mengejan pada waktu
buang air besar, kehamilan dan adanya massa abdomen yang besar, mempredisposisi pasienke
perkembangan hernia. Peningkatan tekanan intra abdomen ini akan mendorong bagian dari usus
dan lambung ke dalam kanalis ini, atau bahkan kedalam scrotum.

HERNIA INGUINALIS
(Ilmu Bedah Handbook of Surgery)
DIAGNOSIS
1. Gejala-gejala
Hernia yang tak memperlihatkan gejala-gejala diketemukan pada waktu pemeriksaan rutin. Suatu
penonjolan atau gumpalan pada skrotum, dan pada waktu batuk dan defekasi penonjolan
semakin menonjol. Juga pada waktu menangkat sesuatu atau kegiatan fisik lainnya. Pada
beberapa kasus tertentu massa menjulur sampai ke dalam skrotum, daerah pangkal paha terasa
tidak enak, terutama kalau hernia membesar.
2. Tanda-tanda
a. Suatu masa di daerah pangkal paha, reponibel atau inkarserata, kadang-kadang sampai ke
daerah skrotum. Pada bayi dan wanita adanya masa itu satu-satunya tanda yang ada. Hernia kecil
yang tak memperlihatkan gejala tak akan terlihat dari luar.

b. Pada anak laki yang lebih besar dan pria, maka harus dilakukan penanganan sebagai berikut.
Skrotum dimasuki jari telunjuk dan jari ditempatkan pada atau melalui annulus inguinalis
eksterna. Instrusikan pada pasien untuk menekan (mengedan) seakan-akan hendak buang air
besar. Ini akan meningkatkan tekanan intraabdominal. Kantung hernia merupakan suatu struktur
bagaikan balon yang menekan jari secara langsung atau dari sisi lateral. Annulus eksterna yang
membesar bukan hernia, meskipun kemungkinan hernia yang menyebabkan pembesaran itu dan
hernia harus dicari dengan cermat kalau annulus cukup besar sehingga jari telunjuk dapat masuk.
Hernia inguinalis paling mudah diperagakan kalau pasien berdiri tetapi periksalah pasien baik
dalam posisi berdiri maupun dalam posisi telentang.

c. Indirek vs direk.
Hernia indirek merupakan suatu massa elips yang berjalan turun dan miring ke dalam kanal
inguinalis. Mungkin akan masuk ke dalam skrotum. Massa ini menekan sisi lateral jari yang
dipakai untuk memeriksa. Dengan menekan bagian atas annulus interna dengan satu tangan
maka dapat dicegah jangan sampai hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis.
Hernia direk adalah suatu massa sferis, yang jarang turun sampai ke skrotum. Massa itu menekan
jari yang memeriksa langsung dari sebelah depan. Dengan menekan annulus interna dengan
tangan kita tak dapat mengurangi hernia tersebut.

HERNIA INGUINALIS
(Sabiston Buku Ajar Bedah)
MANIFESTASI KLINIS
Sebagian besar hernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan fisik
rutin dengan palpasti benjolan pada annulus inguinalis superfisialis atau suatu kantong setinggi
annulus inguinalis profundus. Yang terakhir dubuat terasa lebih menonjol bila pasien batuk.
Salah satu tanda pertama adalah adanya massa dalam daerah inguinalis manapun atau bagian atas
skrotum. Dengan berlalunya waktu, sejumlah hernia turun ke dalam skrotum sehingga skrotum
membesar. Pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah ini, yang dapat
dihilangkan dengan reposisi manual hernia ke dalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri
atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi.
PEMERIKSAAN FISIK
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering benjolan muncul dalam lipat
paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk ditempatkan pada sisi lateral kulit skrotum
dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus
inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas oleh batuk biasanya dapat diraba pada titik
ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis profundus karena adanya massa, maka
umumnya diindikasikan adanya hernia. Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba
jaringan yang bergerak turun ke dalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama
batuk.
Walaupun terdapat tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun
umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksaan
bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat waktu operasi. Gambaran yang
menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum, yang sering ditemukan
dalam hernia indirek , tetapi tak lazim dalam bentuk hernia direk. Hernia direk lebih cenderung
timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya
dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Pada
umumnya dengan jari tangan pemeriksa di dalam kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis
indirek maju menuruni kanalis pada samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung
ke ujung jari tangan adalah khas dari hernia direk.
Diagnosis banding hernia inguinalis mencakup massa lain dalam lipat paha seperti
limfadenopati, varikokel, testis yang tidak turun, lipoma, dan hematoma.

HERNIA
(Kapita Selekta Kedokteran)
MANIFESTASI KLINIS & PEMERIKSAAN FISIK
1. Hernia Inguinalis Lateralis (Indirek)
Umumnya pasien pengatakan turun berok, burut, atau kelingsir, atau mengatakan adanya
benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bias mengecil atau menghilang pada
waktu tidur, dan bila menangis, mengejan, atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien
berdiri dapat timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.
Keadaan umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak nampak, pasien dapat disuruh
mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak
benjolan. Bila memang sudah tampak benjolan, harus diperiksan apakah benjolan tersebut dapat
dimasukkan kembali. Pasien diminta berbaring, bernapas dengan mulut untuk mengurangi
tekanan intraabdominal, lalu skrotum diangkat perlahan-lahan. Diagnosis pasti hernia pada
umumnya sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang teliti.
Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa. Melalui skrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas
lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke annulus inguinalis
internus. Pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejan dan
merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa tersebut menyentuh ujung
jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka
diagnosisnya adalah hernia inguinalis medialis.
2. Hernia Inguinalis Medialis (Direk)
Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil
bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali
menjadi irreponibilis.
Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun annulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul
benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum,
sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia.
Bila jari dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding belakang.
Bila pasien disuruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat
meraba ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis. Pada pasien kadang-kadang
ditemukan gejala mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk dinding medial hernia.

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.

Terdapat beberapa poin penting dalam hernia, yaitu : defek/ bagian yang lemah dari dinding
rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin hernia (daerah penyempitan kantung hernia akibat
defek tersebut).

Berdasarkan terjadinya, dibagi atas hernia kongenital/bawaan dan hernia yang didapat. Hernia
diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilical, femoral, dan sebagainya.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi
hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat
dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia irreponibel .

Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada perineum kantong hernia. Bila
tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut
hernia akreta.

Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata .
Disebut hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.

Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata. Sebenarnya gangguan
vaskularisasi sudah terjadi saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari
bendungan sampai nekrosis.
HERNIA INGUINALIS : dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pria > wanita. Faktor yang berperan adalah terbukanya processus vaginalis, peninggian
tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut (pada trigonom Hesselbach).
Tekanan rongga perut yang tinggi secara kronis dapat berupa batuk kronis, hipertrofi prostat,
konstipasi, ascites, kehamilan multipara, obesitas, dll.

Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis maupun hernia inguinalis lateralis .
Hernia inguinalis yang mencapai scrotum disebut hernia scrotalis . Keluhan dan tanda klinik
yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia, ada tidaknya perlekatan, maupun komplikasi
yang telah terjadi.

Pada hernia reponibel, keluhan yang timbul hanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri/ batuk/ bersin/ mengedan, dan menghilang setelah berbaring.

Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di daerah epigastrium
atau para umbilical berupa nyeri visceral akibat regangan pada mesenterium sewaktu satu
segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia. Bila telah timbul inkarserasi atau strangulasi,
dapat timbul nyeri yang hebat dan keluhan mual - muntah.
Pengelolaannya bisa dengan pengobatan konservatif , maupun tindakan definitif berupa operasi .
Tindakan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Jika reposisi tidak berhasil,
dalam waktu 6 jam harus dilakukan operasi segera. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari
herniotomi dan hernioraphy.
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal , fistel atau peritonitis .
Terdapat banyak jenis hernia yang lain, antara lain :
Hernia femoralis : berupa benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Hernia umbilicalis : merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Merupakan kelainan
kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin
hernia < 2 cm. Bila lebih dari 2 cm, perlu tindakan operasi.
Hernia paraumbilicalis : hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.
Hernia epigastrika : hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan
processus xyphoideus.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1893705-hernia/#ixzz1aNct9lo6

Anda mungkin juga menyukai