Anda di halaman 1dari 23

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

(PLTN)
Mata Kuliah: Teknik Pembangkitan

Dosen: Zuraidah,S.T.,M.T.

Disusun Oleh:

Fariza Amalia (C010316067)

Rezki Septiani (C010316072)

Kelas : 2A4

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2017
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
(PLTN)
Mata Kuliah: Teknik Pembangkitan

Dosen: Zuraidah,S.T.,M.T.

Disusun Oleh:

Fariza Amalia (C010316067)

Rezki Septiani (C010316072)

Kelas : 2A4

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT.Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah swt
yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,berkah serta inayah-Nya kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ini guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik
Pembangkitan
Makalah dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang PLTN,
tidak sedikit rintangan yang penyusun hadapi dalam menyusun makalah
ini,namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini rasa terimakasih kami sampaikan kepada :

Ibu Zuraidah,S.T.,M.T. selaku dosen mata kuliah Teknik Pembangkitan


Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah
ini
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Untuk itu,
kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Banjarmasin, 10 Mei
2017

Penyusun
Daftar Isi
Judul ............................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ......................................................................................... iv

A. Latar Belakang .................................................................................... iv


B. Rumusan Masalah ............................................................................. iv
C. Tujuan ................................................................................................. iv
D. Manfaat .............................................................................................. v

Bab II Pembahasan ......................................................................................... 1

A. Pengertian PLTN ................................................................................. 1


B. Prinsip Kerja PLTN .............................................................................. 2
C. Komponen Utama Reaktor Nuklir ...................................................... 6
D. Keamanan dari Penggunaan PLTN .................................................... 8
E. Peranan PLTN dalam Kelistrikan Dunia ............................................. 9
F. Keuntungan dan Kerugian PLTN......................................................... 11

Bab III Penutup ............................................................................................... 14

A. Kesimpulan ......................................................................................... 14

Daftar Pustaka ................................................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom
atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II
tahun 1945. Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom
tersebut sehingga pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang.
Di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang
telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk
kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat
radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain
bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi
dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang
merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi.
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini
sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan
untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak
mencemari lingkungan.
Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan
secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR),
dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi
(VVER = PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun
1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR +
Reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh
dunia baik di negara maju maupun negara sedang berkembang telah
dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dengan
kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total
pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang
dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Di negara kita, pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir
atau umum disebutkan dengan istilah PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir) masih belum banyak dimanfaatkan karena di mata masyarakat limbah
dari pembangkit listrik ini sangat mengancam ekosistem disekitarnya.
Namun, seiring dengan krisis energi yang sedang menimpa Indonesia
saat ini yang ditandai dengan semakin menipisnya cadangan minyak yang
dimiliki Indonesia, maka pemerintah berniat membangun PLTN (Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia. Pemerintah merasa pembangkit-
pembangkit listrik yang sudah ada sekarang dirasa masih kurang untuk
memenuhi konsumsi listrik di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa itu PLTN?
2. Bagaimana prinsip kerja PLTN?
3. Apa saja komponen utama reaktor nuklir?
4. Apakah PLTN aman digunakan?
5. Apa peranan PLTN dalam kelistrikan dunia?
6. Apa saja keuntungan dan kekurangan PLTN?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian PLTN
2. Untuk mengetahui prinsip kerja PLTN
3. Untuk mengatahui komponen utama reaktor nuklir
4. Untuk mengetahui keamanan dari penggunaan PLTN
5. Untuk mengetahui peranan PLTN dalam kelistrikan dunia
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan PLTN
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat dari penulisan makalah ini
adalah
1. Mengetahui pengertian PLTN
2. Mengetahui prinsip kerja PLTN
3. Mengetahui komponen utama reaktor nuklir
4. Mengatahui keamanan dari penggunaan PLTN
5. Mengetahui peranan PLTN dalam kelistrikan dunia
6. Mengetahui keuntungan dan kekurangan PLTN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTN


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun
pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari
satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat
bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling
water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari).
Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe
hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005
mempunyai daya 600-1.
Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit
listrik konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran. Ulang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan
bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Satu gram
U-235 setara dengan 2650 batu bara.
Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang
sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam
reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang
disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses
pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan
partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau
debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan.
Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN,
adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar
bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN.
2.2 Prinsip Kerja PLTN

Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik


konvensional, yaitu ; air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak
apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.

Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar


untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ;
batubara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini,
akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa
pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan berpotensi
mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan
peningkatan suhu global.

Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan


uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan
air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak
melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak
mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas
ke lingkungan.

Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui


PLTN. Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari
reaksi fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang
atau diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas
hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde
ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk
menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan
energy dalam bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk
menguapkan air pendingin, bisa pendingin primer maupun
sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga
dihasilkan energi gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar
generator sehingga dihasilkan arus listrik.

Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air


mendidih, boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya,
yakni setelah ada reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor,
maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya.
Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.

Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat


dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain
reaktor nuklir merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses
reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa berhenti atau tempat terjadinya
reaksi pembelahan inti (nuklir). Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu:
elemen bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal),
moderator dan elemen kendali.
Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis
antara lain :
Uranium-235 (U235),
Uranium-233 (U233),
Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan
sebagai bahan bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).

Reaksi nuklir ini terjadi di dalam reaktor nuklir. Reaktor dirancang


untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN, dan hanya
memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi. Sedangkan
kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap
menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi,
reaktor tersebut dirancang berdaya termal tinggi dari orde ratusan hingga
ribuan MW. Terdapat dua jenis reaktor fisi nuklir, antara lain :
1. thermal reactor powerplant;
2. fast-breeder-reactor powerplan.

Pada reaktor termal untuk pembangkit komersial terdapat empat jenis


reaktor, antara lain :
1. Pressurized-water-reactor (PWR);
2. Boiling Water Reactor (BWR);
3. Gas Cooled Reactor (GCR);
4. Pressurized Heavy Water Reactor (PHWR).

Dua jenis PLTN yang banyak digunakan di dunia, yaitu jenis


reaktor air tekan / RAT (Pressurized Water Reactor/PWR) dan reaktor air
didih / RAD (Boiling Water Reactor / BWR), yang skemanya bisa kita
lihat di Gambar a dan b .
Gambar a. Skema cara kerja Pressurized water reactor (PWR)
atau reaktor air tekan.

Pada PLTN jenis RAT, kita bisa melihat bahwa uap yang
kemudian akan masuk ke turbin ternyata dihasilkan di steam generator
(SG) atau pembangkit uap. Jadi di sini yang bertindak sebagai boiler
adalah SG.

Bahan bakar nuklir berada di dalam teras reaktor (reactor core),


dan teras reaktor berada di dalam bejana reaktor (reactor vessel). Bahan
bakar akan mengalami reaksi fisi dan menghasilkan energi termal yang
berada di material bahan bakar itu sendiri. Agar energi tersebut dapat
dimanfaatkan, maka bahan bakar harus didinginkan menggunakan air
pendingin. Jadi air pendingin ini akan mengalir ke dalam teras reaktor dari
bawah, selanjutnya mengambil kalor dari bahan bakar, dengan demikian
suhunya akan naik, dan selanjutnya keluar ke atas dari teras untuk
selanjutnya masuk ke SG. Di dalam SG energi yang dikandung oleh air
akan digunakan untuk menguapkan air yang akan masuk ke turbin. Air
yang sudah dingin selanjutnya akan dikembalikan ke teras reaktor. Pada
PLTN jenis ini, air pendingin reaktor dijaga jangan sampai mendidih,
caranya dengan mempertahankan tekanan air tetap tinggi. Agar tujuan ini
tercapai digunakan komponen yang disebut pressurizer (PRZ).

ciri khas dari PLTN tipe PWR ini:

1. PWR mempunyai dua aliran pendingin yang terpisah, yaitu air untuk
mendinginkan reaktor (istilahnya adalahsistem pendingin primer) dan
air yang akan menjadi uap untuk memutar turbin (istilahnya adalah
sistem pendingin sekunder).
2. Proses pendidihan air terjadi di SG, di mana energi ditransfer dari
pendingin primer ke pendingin sekunder.
3. Pada sistem pendingin primer tidak terjadi pendidihan karena tekanan
dijaga tetap tinggi oleh PRZ.
4. Batang kendali yang mengatur berlangsungnya reaksi fisi terletak di
bagian atas bejana reaktor.

Gambar 4. Skema cara kerja Boiling water reactor (BWR)


atau reaktor air didih.

Tampak dari Gambar 4 di atas bahwa pada BWR hanya ada satu
jenis air pendingin saja. Proses pendidihan terjadi di dalam bejana reaktor,
atau dengan kata lain yang bertindak sebagai boiler ya bejana reaktornya
itu sendiri. Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi akan digunakan secara
langsung untuk mendidihkan air dan uap yang dihasilkan dari bejana
reaktor akan langsung dialirkan menuju ke turbin.

Ciri khas dari reaktor ini adalah:

1. Hanya ada satu jenis aliran pendingin.


2. Proses pendidihan berlangsung di dalam bejana reaktor.
3. Karena terjadi pendidihan pada sistem pendingin maka tekanan
pendingin lebih rendah daripada PLTN jenis PWR.
4. Karena uap akan mengumpul di bagian atas bejana, maka batang
kendali ditempatkan di bagian bawah bejana reaktor.

2.3 Komponen Utama Reaktor Nuklir


a. Bahan bakar
Biasanya bahan bakar berupa butir uranium oksida (UO2) yang
dalam tabung sehingga terbentuk batang bahan bakar. Batang ini diatur
sedemikian rupa di dalam inti reaktor.
b. Moderator
Material ini memperlambat pelepasan netron fisi yang
menyebabkan lebih banyak reaksi fisi. Biasanya yang dipakai adalah air,
namun bisa juga air berat atau grafit.
c. Tangki kendali
Bagian ini dibuat dari material yang menyerap netron, seperti
cadmium, hafnium atau boron. Material ini bisa dimasukkan atau terlepas
dari inti untuk mengontrol kecepatan reaksi hingga menghentikan reaksi.
Selain itu ada sistem pemadaman kedua dengan menambahkan penyerap
netron yang lain, biasanya terdapat dalam sistem pendingin utama.
d. Pendingin
Berupa cairan atau gas yang mengalir sepanjang inti reaktor dan
memindahkan panas dari dalam keluar. Dalam reaktor yang memakai air
biasa, fungsi moderator biasanya merangkap sebagai pendingin.

e. Bejana bertekanan
Biasanya berupa bejana baja kuat dan didalamnya ada inti reaktor
dan moderator/pendingin. Namun bisa juga berupa serangkaian tabung
yang menampung bahan bakar dan menyalurkan cairan pendingin ke
sepanjang moderator.
f. Generator uap
Ini adalah bagian dari sistem pendinginan di mana panas dari
reaktor digunakan untuk membuat uap dari turbin.
g. Containment (penahan)
Yaitu struktur di sekitar inti reaktor yang dirancang untuk
melindunginya dari gangguan luar dan melindungi bagian luar dari efek
radiasi jika ada kesalahan. Bagian ini dibuat dari struktur beton dan baja
dengan tebal mencapai 1 m.
Kebanyakan reaktor perlu dimatikan saat pengisian bahan bakar.
Dalam hal ini pengisian bahan bakar dilakukan pada interval 1-2 tahun dan
seperempat atau tigaperempat pasang bahan bakar diganti dengan yang
baru. Pada tipe CANDU dan RBMK yang memliki tabung bertekanan
(bukan bejana tekan yang menutup inti reaktor), pengisian ulang bahan
bakar bisa dilakukan saat generator bekerja dengan memutus tabung
bertekanan itu.

2.4 Keamanan dari Penggunaan PLTN


Dibandingkan pembangkit listrik lainnya, PLTN mempunyai faktor
keselamatan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh studi banding
kecelakaan yang pernah terjadi di semua pembangkit listrik. Secara
statistik, kecelakaan pada PLTN mempunyai persentase yang jauh lebih
rendah dibandingkan yang terjadi pada pembangkit listrik lain. Hal
tersebut disebabkan karena dalam desain PLTN, salah satu filosofi yang
harus dipunyai adalah adanya pertahanan berlapis (defence in-depth).
Dengan kata lain, dalam PLTN terdapat banyak pertahanan berlapis untuk
menjamin keselamatan manusia dan lingkungan. Jika suatu sistem operasi
mengalami kegagalan, maka masih ada sistem cadangan yang akan
menggantikannya. Pada umumnya, sistem cadangan berupa suatu sistem
otomatis pasif. Disamping itu, setiap komponen yang digunakan dalam
instalasi PLTN telah didesain agar aman pada saat mengalami kegagalan,
sehingga walaupun komponen tersebut mengalami kegagalan, maka
kegagalan tersebut tidak akan mengakibatkan bahaya bagi manusia dan
lingkungannya.
Dari sisi sumber daya manusia, personil yang mengoperasikan
PLTN harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, dan wajib
mempunyai sertifikat sebagai operator reaktor yang dikeluarkan oleh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Untuk mendapatkan
sertifikat tersebut, mereka harus mengikuti dan lulus ujian pelatihan.
Sertifikat tersebut berlaku untuk jangka waktu tertentu dan setelah lewat
masa berlakunya maka akan dilakukan pengujian kembali.
2.5 Peranan PLTN dalam Kelistrikan Dunia

Pada Nopember 2005, di seluruh dunia terdapat 441 buah


pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di 31 negara,
menghasilkan tenaga listrik sebesar lebih dari 363 trilyun watt. Reaktor
yang dalam tahap pembangunan sebanyak 30 buah dan 24 negara
(termasuk 6 negara yang belum pernah mengoperasikan reaktor nuklir)
merencanakan untuk membangun 104 reaktor nuklir baru. Saat ini energi
listrik yang dihasilkan PLTN menyumbang 16% dari seluruh kelistrikan
dunia, yang secara kuantitatif jumlahnya lebih besar dari listrik yang
dihasilkan di seluruh dunia pada tahun 1960.

Negara-negara di Eropa merupakan negara yang paling tinggi


persentase ketergantungannya pada energi nuklir. Perancis, Lithuania dan
Slovakia merupakan tiga negara yang memiliki ketergantungan listrik pada
energi nuklir yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar 78%, 72% dan
55%.
Di masa mendatang, pemakaian energi nuklir akan berkembang
lebih maju lagi, tidak hanya sekedar untuk pembangkit listrik saja, tetapi
juga untuk keperluan energi selain kelistrikan, seperti produksi hidrogen,
desalinasi air laut, dan pemanas ruangan.

2.6 Keuntungan dan Kekurangan PLTN


2.6.1 Keuntungan
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama
lainnya adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) -
gas rumah
kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan
hanya
sedikit menghasilkan gas)
2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti
karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida,
partikulate atau asap
fotokimia
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat
sedikit
bahan bakar yang diperlukan
6. Baterai nuklir
7. Dapat menghasilkan daya listrik yang cukup besar sehingga pada saat
terjadi beban puncak pemakaian daya listrik, kita tidak perlu khawatir
lagi
akan adanya pemadaman bergilir.

2.6.2 Kekurangan
1. Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah
kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building)
2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat
bertahan hingga ribuan tahun. AS siap menampung limbah ex PLTN
dan Reaktor Riset. Limbah tidak harus disimpan di negara pemilik
PLTN dan Reaktor Riset. Untuk limbah dari industri pengguna zat
radioaktif, bisa diolah di Instalasi Pengolahan Limbah Zat Radioaktif,
misal yang dimiliki oleh BATAN Serpong.

3. Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan


jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua,
yaitu :

a). Radiasi langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radioaktif yang
dipancarkan
mengenai langsung kulit atau tubuh manusia.
b). Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan
minuman
yang tercemar zat radioaktif, baik melalui udara, air, maupun media
lainnya.

Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi


fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organ-organ tubuh
yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar
radioaktif uraiannya sebagai berikut : terjadinya ionisasi akibat radiasi
dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel
kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah
fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya.

Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh


pada sel, antara lain :

a) Sel akan mati.


b) Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat
menimbulkan kanker.
c) Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan
memulai
proses bayi-bayi cacat.

Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah atau sampah nuklir


terhadap tingkat kesuburan tanah limbah/sampah nuklir merupakan semua
sisa bahan (padat atau cair) yang dihasilkan dari proses pengolahan
uranium, misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak digunakan lagi, dan
bersifat radioaktif, tidak bisa dibuang atau dihilangkan seperti jenis
sampah domestik lainnya (sampah organik dan lain-lain.) Sampah nuklir
ini harus ditimbun dengan cara yang paling aman. Hal yang saat ini dapat
dilakukan oleh manusia hanyalah menunggu sampai sampah nuklir
tersebut tidak lagi bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu ribuan
tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa PLTN merupakan
suatu pembangkit listik yang dapat menghasilkan daya listik yang cukup
besar dan tidak menghasikan limbah karena siklusnya tertutup. Tetapi
dampak negatif yang dihasilkan juga cukup besar, karena adanya radiasi
yang bisa ditimbulkan oleh zat radioaktif nuklir sangat membahayakan
ekosistem yang ada disekitarnya (termasuk manusia).
Prinsip kerja PLTN berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh
suplai panas dari reaksi nuklir. Pemanfaatan energi panas tersebut tidak
dapat dihasilkan apabila kurangnya bahan bakar.

3.2 Saran
1. Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan
ekonomi bagi Negara tersebut.
2. Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan.
3. Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam
pengembangan PLTN di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Hardianto, Toto. Kuliah Pembangkitan : Opsi Nuklir Dalam Kebijakan Energi


Nasional. ITB : 2009.
Hardianto, Toto. Kuliah Pembangkitan : Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
Kelompok Keahlian Konversi Energi, ITB : 2009
www.batan.go.id
NN. Pemanfaatan PLTN sebagai Pembangkit Listrik Indonesia.
(Sumber: Andang Nugroho dan Hindro Mujianto - Permias)
Ir. Nanan Tribuana, Subdirektorat Pengawasan Lingkungan Ketenagalistrikan
Ditjen LPE

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/07/tim
e/104539/idnews/814179/idkanal/4
22

Anda mungkin juga menyukai