PENGANTAR PENDIDIKAN
Disusun oleh:
KELOMPOK 6
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni
pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini,
dan aspirasi serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan
melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya
dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan
dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik
tuntutan dari dalam maupun tuntuan karena pengaruh dari luar masyarakat yang
bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang
dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.
Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
telah ditetapkan antara lain bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbinga, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan dating. Penekanan pada bagian terakhir tersebutlah yang menyebabkan
pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan masa depan. Oleh karena itu, di samping
dimensi horizontal, pendidikan harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi
vertikal, terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini
dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Peserta didik yang sedang belajar di
lembaga-lembaga pendidikan, termasuk mahasiswa yang sedang membaca paparan ini,
akan menempati kedudukannya serta memainkan peranannya kelak pada awal abad ke-21
yang akan dating. Oleh karena itu, keterkaitan program pendidikan dengan prognosis
masyarakat masa depan perlu mendapat perhatian dengan semestinya (Hameyer, 1979:
67-78; Sulo Lipu La Sulo, 1990: 28-29).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkiraan masyarakat masa depan?
2. Bagaimana upaya pendidikan dalam mengantisipasi masa depan?
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan salah satu unsur dari unsur-unsur tersebut akan mempunyai dampak
pada keseluruhan unsur-unsur kebudayaan lainnya.
1. Kecenderungan Globalisasi
Isitilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal bats
administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan
antarbangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain: Menjadikan dunia sebagai suatu
keutuhan, satu kesatuan. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang
globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK,
ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya
dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
tingkat Internasional.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional
dan budaya-budaya nusantara.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang
berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang
berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Dewasa ini, kita tidak mungkin menutup
diri terhadap pengaruh kebuayaan lain. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah
memperkuat ketahanan budaya, sehina dapat memanfaatkan pengaruh positif serta
menghindar pengaruh negatif dari kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan
merupakan faktor menentukan dalam membangun dan memperkuat ketahanan budaya
tersebut. UNESCO telah menetapkan konsep dasawarsa kebudayaan sedunia yang
menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat
dimensi (Makaminan Makagiansar, 2990: 7) yakni:
1) Afirmasi atau penegasan budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan
akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat/bangsa yang
bersangkutan.
2) Merearfimasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia
berhak diakui identitas budayanya.
3) Partisipasi, yakni dalam pembangunan suatu bangsa adalah mutlak perlu.
4) Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak dalam
era globalisasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik termasuk masyarakat di masa depan.
Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya
berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut. Ciri masyarakat masa depan antara lain
adalah:
1) Globalisasi, utamanya dalam iptek, ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, dan
sebagainya.
2) Perkembangan iptek yang makin cepat.
3) Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat yang mengubah masyarakat menjadi
masyarakat informasi.
4) Peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Berdasakan perkiraan masyarakat di masa depan tersebut, pendidikan telah/sedang
mengambil langkah-langkah mengantisipasinya, baik pada lapis sistem maupun
institusional dan individual. Secara khusus dapat dikemukakan beberapa upaya
anstisipasi masa depan itu antara lain: Perubahan nilai dan sikap, pengembangan
kebudayaan, dan pengembangan sarana pendidikan.
B. Saran
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut akan sangat penting
sebagai latar depan segala kebijakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang
akan datang. Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa
pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA