Tugas Pendidikan Pancasila
Tugas Pendidikan Pancasila
Nama Kelompok :
1.5 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Dasar Spiritual dan
Moral serta Kewajiban Negara
Sila Ketuhan Yang Maha Esa harus terwujud secara jujur dan
bertanggung jawab dalam praktek kehidupan pribadi, dalam
kehidupan berkeuarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan kehidupan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan
mempersyaratkan adanya toleransi, baik toleransi didalam kelompok
agama itu sendiri maupun antar kelompok serta antar agama. Hal ini
perlu menjadi perhatian, kesadaran dan tanggung jawab masing-
masing agama bahwa semuanya adalah menuju pada yang satu yaitu
TYME.
3. Persatuan Indonesia
3.1 Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang
dipegang erat oleh kedua kaki Garuda. Kebinekaan merupakan
karakteristik bangsa Indonesia, baik dilihat dari sudut ras, suku, agama,
sosial, maupun seni dan budaya. Kebinekaan adalah berkah dan nikmat,
hal ini semestinya tetap menjadi pegangan dalam hati sanubari, sikap dan
perilaku bangsa Indonesia, bukan hanya secara formal atau verbal
melainkan secara aktual dalam praktik kehidupan keseharian. Ini berarti,
apabila terjadi pelecehan atau rongrongan, apalagi hendak mengubah
prinsip Bhineka Tunggal Ika, maka tiap insan Indonesia wajib melawan
dan menindaknya. Karena dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal
Ika perbedaan yang ada di Negara kita ini tidak menjadi halangan untuk
kita tetap bersatu.
3.2 Nasionalisme
Rasa kebangsaan atau nasionalisme terbentuk karena adanya unsur,
yaitu adanya kedekatan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non-fisik,
terancam dari musuh yang sama dan tujuan bersama dengan satu jiwa,
kehendak untuk bersatu dan tanah air. Faktor-factor inilah yang
melatarbelakangi lahirnya nasionalisme di Indonesia, yang merupakan
senjata untuk menentang penjajahan dan selanjutnya untuk mengisi
kemerdekaan. Nasionalisme Indonesia menurut Bung Karno, timbul dari
rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan sehingga menolak segala
bentuk paham yang sempit, eksklusif, dan bukan tiruan dari nasionalisme
barat.
Nasionalisme seharusnya juga terwujud dalam pola piker, pola
sikap dan pola prilaku tiap warga negara. Hal ini dapat direalisasikan
oleh tiap warga Negara dengan memiliki semangat dan jiwa Pancasila,
siap membela bangsa dan tanah air kapanpun diperlukan demi kebutuhan
NKRI, siap berjuang, bekerja keras, disiplin, dan jujur untuk mencapai
prestasi puncak sesuai dengan kepentingan bangsa dan tanah air.