Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari
pengertian pendidikan menurut undang-undang tersebut dijelaskan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu. Berdasarkan Pasal 9 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, menyebutkan Setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam pendidikan terdapat
faktor-faktor yang menunjang terlaksananya pendidikan dengan baik, salah satunya
yaitu adanya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan.
Bahan ajar merupakan seperangkat sarana yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disusun secara
sistematis untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berperan
penting bagi terlaksananya pembelajaran. Bahan ajar menurut Majid (2007:174)
adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.
Bahan ajar non-cetak telah berkembang seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan bahan ajar non-cetak bukan lagi
hal yang sulit bagi pendidik dan peserta didik. Fasilitas pendukung yang yang
diperlukan untuk menyebarkan bahan ajar non-cetak sudah banyak tersedia dan
mudah digunakan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyebarkan bahan
ajar non-cetak, salah satu contohnya melalui internet.

1
Salah satu media yang dapat digunakan dalam penyebaran bahan ajar non-
cetak adalah e-learning. Penggunaan e-learning dapat digunakan baik secara online
maupun offline. Pengunaaan secara offline yaitu dengan mengunduh bahan ajar
non-cetak yang disediakan dalam Learning Management System (LMS) suatu e-
learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat
dipadukan dengan model pembelajaran konvesional yang dilakukan di kelas.
Perpaduan antara pembelajaran konvensional di kelas dengan e-learning biasa
disebut dengan blended learning. Penggunaan model pembelajaran blended
learning dapat menambah jam belajar peserta didik yang awalnya hanya terbatas di
kelas menjadi bertambah dengan jam di luar kelas.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Elektronika Digital pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang didapati pelaksanaan
pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana waktu
untuk proses pembelajaran masih banyak digunakan untuk ceramah, sedangkan
waktu untuk proses pembelajaran sangat terbatas. Pada pembelajaran konvensional
juga memiliki dampak yang kurang baik karena aktifitas pendidik lebih dominan
dan sebaliknya peserta didik menjadi kurang aktif karena lebih cenderung menjadi
pendengar.
Sementara itu dari hasil observasi dan wawancara terhadap dosen pengampu
mata pelajaran Elektronika Digital yaitu bapak Drs. Suwasono., M.T dan ibu Dyah
Lestari, S.T., M.Eng didapati bahwa ketersediaan bahan ajar yang sesuai dalam
bentuk non-cetak didalam e-learning masih minim, dengan adanya bahan ajar non-
cetak didalam e-learning diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam
mencari referensi sumber belajar dan dapat digunakan belajar secara mandiri.
Adapun bahan ajar yang digunakan pada proses belajar mengajar mata kuliah
Elektronika Digital untuk prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro di Universita Negeri
Malang yaitu modul elektronika digital, file power point, buku teks elektronika
digital, datasheet dan modul praktikum, akan tetapi belum atau kurang efektif di
sisi memberi gambaran bekerjanya rangkaian sehingga peserta didik sulit dalam
pemahaman. Diharapkan ada bahan ajar yang dapat dengan mudah digunakan
peserta didik untuk belajar secara mandiri di luar jam pelajaran.

2
Menyikapi permasalahan di atas, bahan ajar non-cetak dipandang dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Bahan ajar non-cetak atau elektronik dapat
dengan mudah dalam penyebarannya karena dapat diakses dimana saja dan kapan
saja serta efektif dan efisien dalam segi waktu dan tenaga. Selain itu peserta didik
juga tidak merasakan adanya kesulitan dalam menggunakan bahan ajar non-cetak
karena sebaggian besar dapat mengoperasikan baik personal computer atau
smartphone untuk mengaksesnya.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mewujudkan pembelajaran Elektronika
Digital yang efektif dan efisien perlu dikembangkan kuliah daring berupa blended
learning serta bahan ajar e-learning yang dapat mengisi Learning Management
System (LMS) e-learning yang nantinya dapat menjadi rujukan bagi semua
pengguna. Oleh karena itu, disusunlah proposal penawaran pengembangan bahan
ajar dengan judul Matakuliah Daring Untuk Blended Learning Elektronika Digital
Bagi Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.

B. TUJUAN

Tujuan dari pengembangan matakuliah Elektronika Digital ini adalah


mengembangkan konten pembelajaran online untuk matakuliah Elektronika Digital
agar dapat diakses oleh berbagai pihak serta untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mahasiswa dalam menempuh matakuliah Elektronika Digital.

C. SASARAN

Sasaran pengembangan matakuliah daring ini adalah


1. Mahasiswa di Universitas Negeri Malang yang belajar atau sedang
menempuh matakuliah wajib Elektronika Digital program studi Pendidikan
Teknik Elektro.
2. Praktisi termasuk dosen dan asisten dosen, serta
3. Peneliti.

3
D. RUANG LINGKUP

Matakuliah : Elektronika Digital


Deskripsi kompetensi : Menelaah Sistem bilangan, aljabar Boole, dan Karnough
map. Menelaah konsep gerbang logika dasar: AND, OR, NOT, XOR, dan
kombinasinya. Merencanakan rangkaian aritmatika: half adder, full adder, half
substractor, full substractor, serta penjumlahan dan pengurangan komplemen.
Merencanakan rangkaian encoder, decoder, dan multiplexer. Merencanakan
rangkaian Flip-flop: RS, D, JK, pulsa clock, serta timing flip-flop. Merencanakan
rangkaian Register: register buffer, register geser, three state register, seri-al load
shift register, paralel load shift register, serta universal shift register. Merencanakan
rangkaian sekuensial. Merencanakan rangkaian multivibrator: astable dan
monostable vibrator. Menganalisis rangkaian Counter: asinkron, sinkron, up-down,
self-stipping, counter sebagai pembagi frekuensi, ripple, serta ring counter.
Merencanakan rangkaian digital untuk keperluan instrumentasi dan kontrol.
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro

4
BAB II

PROSES PENGEMBANGAN KONTEN

A. Blended Learning

Daring matakuliah Elektronika Digital ini dirancang dilakukan dengan


blended learning. Penjelasannya adalah sebagai berikut : untuk mencapai tujuan
kompetensi dasar (seperti pemaparan materi pokok) dilakukan dengan
memanfaatkan e-learning. Sedangkan untuk mencapai tujuan kompetensi utama
dilakukan menggunakan metode tatap muka antara mahasiswa dengan dosen
masing-masing. Kompetensi utama tidak dapat dilakukan dengan e-learning karena
wajib tatap muka dengan dosen pengampu (seperti praktikum, dan lainya).

MATERI
MATAKULIAH
DARING
TUJUAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN
MATAKULIAH
TATAP MUKA
TERJADWAL

Untuk tahap mengembangkan konten berupa bahan ajar dan video dilakukan secara
bertahap, yaitu sebagai berikut.

1. Metode Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan bahan ajar e-learning elektronika digital pada matakuliah


elektronika Digital menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementstion, dan Evaluation). Alasan penggunaan model
pengembangan ADDIE adalah karena model pengembangan ADDIE sesuai
digunakan untuk pengembangan suatu produk seperti yang dikemukakan oleh R.
Branch (2009:2) yaitu ADDIE is product development concept. Konsep model
pengembangan ADDIE diterapkan untuk menciptakan produk pembelajaran.

5
Selain itu, pada model pengembangan ADDIE, kegiatan evaluasi dilakukan
pada setiap tahapan yang disebut sebagai evaluasi formatif. Pada beberapa jenis
model pengembangan, tahap evaluasi hanya dilakukan ketika produk yang
dikembangkan sudah siap digunakan. Sedangkan pada model pengembangan
ADDIE, evaluasi dilakukan mulai tahap awal yaitu analisis (analyze) sampai tahap
yang terakhir yaitu evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang
mencakup keseluruhan proses pada model pengembangan ADDIE sehingga dengan
adanya evaluasi pada setiap tahap maka ketika tahap evaluasi sumatif akan
meminimalisir kesalahan dalam pengembangan produk yang dilakukan.
Model penelitian dan pengembangan ADDIE memiliki 5 tahapan, yaitu (1)
analisis kebutuhan dan masalah pada media pembelajaran Elektronika Digital, (2)
desain matakuliah daring Elektronika Digital, (3) pengembangan matakuliah
daring, (4) implementasi atau penerapanl, dan (5) evaluasi.

2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

1. Analisis (Analyze)

Langkah awal yang dilakukan sebelum memulai tahap pengembangan


adalah analisis kebutuhan. Salah satunya adalah kebutuhan akan media. Media yang
dapat digunakan dalam penyebaran bahan ajar non-cetak adalah e-learning.
Penggunaan e-learning dapat digunakan baik secara online maupun offline.
Pengunaaan secara offline yaitu dengan mengunduh bahan ajar non-cetak yang
disediakan dalam Learning Management System (LMS) suatu e-learning. E-
Learning menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dipadukan
dengan model pembelajaran konvesional yang dilakukan di kelas. Perpaduan antara
pembelajaran konvensional di kelas dengan e-learning biasa disebut dengan
blended learning. Penggunaan model pembelajaran blended learning dapat
menambah jam belajar peserta didik yang awalnya hanya terbatas di kelas menjadi
bertambah dengan jam di luar kelas.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Elektronika Digital pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang didapati pelaksanaan

6
pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana waktu
untuk proses pembelajaran masih banyak digunakan untuk ceramah, sedangkan
waktu untuk proses pembelajaran sangat terbatas. Pada pembelajaran
konvensional juga memiliki dampak yang kurang baik karena aktifitas pendidik
lebih dominan dan sebaliknya peserta didik menjadi kurang aktif karena lebih
cenderung menjadi pendengar.
Berdasarkan analisis masalah dari hasil observasi dan wawancara serta
potensi yang ada di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, perlu
adanya matakuliah daring Elektronika digital yang dapat membantu pemahaman
mahasiswa baik di dalam maupun di luar jam perkuliahan secara mandiri.
Langkah berikutnya pada model pengembangan ADDIE adalah evaluasi
formatif yang dilakukan pada tahap analisis. Evaluasi formatif dilakukan dengan
menganalisis kesesuaian antara data yang dikumpulkan yaitu berdasarkan
observasi dan wawancara dengan dosen pengampu matakuliah Elektronika Digital
dengan kondisi nyata di lapangan. Setelah data dinyatakan valid, maka langkah
selanjutnya adalah tahap desain. Data yang telah dihasilkan pada tahap analisis
digunakan sebagai dasar untuk menyusun desain produk yang akan
dikembangkan.

2. Desain (Design)

Modul pembelajaran atau modul ajar merupakan modul yang disusun secara
sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Pada penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan, format
penyusunan modul mengacu pada Daryanto (2013:125), dikarenakan format modul
yang dikemukakan Daryanto (2013:125) sesuai dengan rancangan modul yang akan
dibuat dan sistematika penyusunan modul sangat jelas dan rinci sehingga akan
mempermudah mahasiswa dalam memahami materi.
Bahan ajar yang dikembangkan juga disertai dengan video simulasi yang
menampilkan tutorial simulasi untuk topik bahasan yang memerlukan video
simulasi. Video simulasi dibuat sebagaimana seperti video tutorial pada umumnya.
Video simulasi yang dikembangkan dilengkapi dengan suara penjelasan serta
berjenis file MP4 dengan durasi dan ukuran file yang dibuat seefisien mungkin

7
sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap topik bahasan. Setelah desain awal untuk produk
yang dikembangkan dibuat, akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dibuat.

3. Pengembangan (Develop)

Desain yang telah melewati proses evaluasi kemudian dilanjutkan dengan


mengembangkan menjadi produk bahan ajar yang sebenarnya. Langkah awal dalam
tahap pengembangan yaitu mengumpulkan berbagai referensi yang menunjang atau
sesuai dengan materi atau isi modul yang dikembangkan. Selanjutnya materi dari
berbagai referensi tersebut disusun secara sistematis sesuai dengan struktur modul
yang dibuat.
Video simulasi dibuat dengan cara merekam tampilan layar komputer. Isi
video menunjukkan langkah-langkah berjalannya rangkaian yang memang
memerlukan penunjukan langkah-langkah secara terperinci, sehingga peserta didik
dapat memahami dengan melihat video simulasi yang berisi pemaparan langkah
bekerjanya suatu rangkaian tersebut.
Di tahap pengembangan juga dilakukan evaluasi, dengan tujuan agar bahan
ajar yang dihasilkan benar-benar siap digunakan. Evaluasi pada tahap ini dilakukan
dengan pemberian angket kepada subjek validasi yaitu ahli media dan ahli materi.
Angket yang digunakan merupakan jenis angket terbuka dan angket tertutup.

4. Implementasi (Implement)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan yang telah
dibuat pada tahap development dalam situasi nyata. Bahan ajar yang telah di
evaluasi oleh ahli, kemudian dimasukkan ke e-learning hingga dapat di akses oleh
mahasiswa.
Bahan ajar yang telah dikembangkan diimplementasikan kepada mahasiswa
yang sedang/telah menempuh matakuliah Elektronika Digital. Tujuan pada langkah
implementasi adalah untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap pembelajaran
yang telah dikembangkan dengan memberikan angket. Melalui tahap ini akan
diketahui tingkat kelayakan yang telah dikembangkan untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran di lapangan.

8
5. Evaluasi (Evaluate)

Tahap evaluasi merupakan proses untuk menganalisis hasil produk yang


dikembangkan. Tahap evaluasi pada model penelitian dan pengembangan ADDIE
terdapat 2 jenis evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan setiap selesai melaksanakan setiap tahapan pada model penelitian dan
pengembangan ADDIE. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk menentukan
potensi kelayakan modul pembelajaran dan video yang dikembangkan dan untuk
mengidentifikasi modul pembelajaran dan video atau bagiannya yang dibutuhkan
untuk direvisi. Apabila pada setiap tahapan pengembangan masih terdapat
ketidaksesuaian produk yang dikembangkan dengan tujuan penelitian dan
spesifikasi produk, maka akan dilakukan evaluasi dan revisi.
Tahap evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari modul dan video yang dikembangkan berdasarkan hasil
implementasi di kelas pada subjek implementasi yaitu mahasiswa. Dari hasil
evaluasi akan diketahui tingkat kelayakan dari modul dan video yang
dikembangkan. Tahap evaluasi ini merupakan tahapan terakhir untuk merevisi
produk yang dikembangkan agar siap digunakan pada proses pembelajaran
matakuliah Elektronika Digital.

9
BAB III

PROSES PENYELENGGARAAN

A. Rancangan Teknik Penyelenggaraan

Penyelenggaraan penggunaan bahan ajar e-learning Elektronika Digital


dalam kuliah daring melibatkan Learning Management System (LMS) berupa e-
learning yang digunakan untuk mengunggah serta menyebarkan bahan ajar yang
telah dikembangkan. Untuk dapat menggunakan bahan ajar e-learning tersebut
secara runtut diperlihatkan dalam Gambar 3.1.

Validasi Ahli

Rancangan Produk Validasi Ahli


Proses Mengakses E-Learning

Dosen Log In ke Upload Upload


E-Learning Bahan Ajar Video
Simulasi
Bahan
Ajar
Admin Menyetujui

Hasil

Dapat digunakan

Gambar 3.1. Rancangan Teknis Penyelenggaraan

Proses teknik penyelenggaraan dimulai dari rancangan produk yang telah


dikembangkan akan divalidasi oleh ahli, selanjutnya diserahkan kepada dosen atau
admin. Dosen yang telah menerima file rancangan produk akan Log In pada e-
learning yang selanjutnya akan mengunggah bahan ajar serta video simulasi.
Admin akan menyetujui dan jadilah sebuah file pada e-learning yang dapat di
unduh dan digunakan. Bahan ajar berupa modul ajar dan video simulasi dapat
digunakan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro maupun
dosen pengampu matakuliah tersebut.

10
BAB IV

ANGGARAN REALISASI BIAYA

Realisasi pembiayyaan pengembangan matakuliah daring Elektronika Digital.

Tahap Pengembangan
No Kegiatan Biaya Total
1 Honor pengembangan materi power point dan 7.500.000
video
2 Honor pengembangan materi berbasis pdf 3.500.000
JUMLAH 11.000.000

Tahap Pelaksanaan
No Kegiatan Biaya Total
1 Honor pengambilan data 4.000.000
TOTAL 15.000.000

11
BAB V
JADWAL KEGIATAN

JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis Materi

Desain Materi
Pengembangan
Materi Video, PPT
dan PDF
Implementasi dan
Evaluasi

12
Lampiran 1. Tim Pelaksanaan Program

Tim Pengampu Matakuliah


a. Nama Lengkap : Triyanna Widiyaningtyas, S.T., M.T
b. NIDN : 0015127405
c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

Tim Pelaksanaan Program


a. Nama Lengkap : Dyah Lestari, S.T., M.Eng.
b. NIDN : 0011117404
c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

Tim Pengambilan Data (1)


a. Nama Lengkap : Anjar Puguh Syayekti
b. NIM : 130534608407
c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

Tim Pengambilan Data (2)


d. Nama Lengkap : R. Aj. Siti Fatimah Daniar Syahputri
e. NIM : 130534608365
f. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

13
Lampiran 2. Daftar Perkiraan Jumlah Mahasiswa

No Kelas yang Jumlah No Kelas yang Jumlah


Telah Mahasiswa Sedang Mahasiswa
Menempuh Menempuh
1 S1 PTE A 2014 44 1 S1 PTE A 2016 34
2 S1 PTE B 2014 44 2 S1 PTE B 2016 36
3 S1 PTE C 2014 34 3 S1 PTE C 2016 32
4 S1 PTE D 2016 37
4 S1 PTE A 2015 37
5 S1 PTE B 2015 35
6 S1 PTE C 2015 34
7 S1 PTE D 2015 39
Jumlah 267 Jumlah 139

14
13

Anda mungkin juga menyukai