Anda di halaman 1dari 6

MEMAHAMI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Oleh
Wahyudi
(IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstrak: Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh


berbagai faktor antara lain; kelengkapan sarana prasarana
sekolah, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, motivasi
berprestasi. Dari beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti
dalam bidang pendidikan ditemukan bahwa faktor motivasi
berprestasi memunyai kontribusi lebih besar dari faktor-faktor
lainnya. Karena itu, seorang guru perlu mengetahui kebutuhan
siswanya untuk berprestasi, guru diharapkan dapat memanipulasi
motivasi, atau memberikan tugas-tugas yang sesuai untuk tiap-tiap
siswa.

Kata kunci: Kebutuhan berprestasi, motivasi berprestasi, teori motivasi

A. Pendahuluan
Tingkah laku seseorang Motivasi yang berasal dari dalam diri
didorong ke arah suatu tujuan tertentu seseorang disebut motivasi intrinsik.
karena adanya sutu kebutuhan. Sedangkan motivasi yang datangnya
Kebutuhan dapat menyebabkan adanya dari luar diri seseorang disebut
dorongan internal yang menggerakkan motivasi ekstrinsik.
seseorang melakukan suatu ke arah Dengan demikian motivasi
tercapainya tujuan. Tenaga pendorong merupakan keadaan batin seseorang
atau penarik yang menyebabkan yang mendorong dan mengarahkan
adanya tingkah laku ke arah suatu perilaku ke arah tujuan. Seseorang
tujuan tertentu disebut motivasi akan termotivasi melakukan pekerjaan
(Morgan, 1986). Hal senada untuk mencapai sasaran yang dianggap
dikemukakan oleh Wlodkowski (dalam lebih berharga, maka ia akan berusaha
Suciati, 1994) mendefinisikan secara maksimal demi tercapainya
motivasi sebagai suatu kondisi yang tujuan yang diinginkan. Dalam konteks
menyebabkan atau menimbulkan pendidikan di sekolah, maka siswa
perilaku tertentu dan yang memberi akan belajar di sekolah dengan tekun,
arah dan ketahanan (persistence) pada mengerjakan tugas yang diberikan
tingkah laku tersebut. Tidak berbeda guru secara sungguh-sungguh, hadir di
dengan dua pendapat di atas, Koontz, sekolah sebelum jam pelajaran
ODonnell, dan Weihrich, (1986) dimulai, berdiskusi dengan teman-
mengartikan motivasi sebagai suatu teman di kelas, memanfaatkan waktu
keadaan di dalam diri seseorang (inner luang untuk membaca buku
state) yang mendorong, mengaktifkan, diperpustakaan, dan berusaha memiliki
atau menggerakkan dan yang buku yang dianjurkan oleh guru.
mengarahkan atau menyalurkan
perilaku ke arah tujuan. Motivasi B. Teori-teori Motivasi
dipandang sebagai tenaga pendorong Teori dapat membimbing
kegiatan seseorang, sedangkan faktor seseorang dalam menganalisis dan
pendorong aktivitas seseorang dapat menyelesaikan persoalan. Dikemuka-
berasal dari dalam dan dari luar. kan oleh Winardi (1990), kekuatan
1
terbesar sebuah teori terletak pada kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya
manfaatnya sebagai sebuah model akan menjadi kebutuhan utama, yaitu
umum untuk menghadapi aneka kebutuhan keamanan dan rasa aman
macam problema. Teori dapat (Safety and security). Kebutuhan
mengatasi keraguan terhadap suatu ketiga akan muncul setelah kebutuhan
penyelesaian masalah dan meyakinkan terpenuhi. Proses ini berjalan terus
pada rencana tindakan yang akan sampai terpeunhinya kebutuhan
dilaksanakan. Walaupun teori-teori aktualisasi diri (Self-Actualization).
tentang motivasi tidak dapat Akan tetapi seseorang akan merasa
memberikan petunjuk bagaimana kecewa, tertekan, dan timbul konflik
seorang harus berperilaku dalam pada dirinya jika kebutuhannya tidak
situasi tertentu, namun teori terpenuhi sehingga tidak bersemangat
merupakan petunjuk bagi langkah- dalam belajar.
langkah yang perlu dipertimbangkan Realitas menunjukkan bahwa
dalam pengambilan keputusan. Teori setiap individu mempunyai tingkat
dapat menunjukkan proses yang paling kebutuhan yang berbeda-beda sesuai
mungkin memperoleh hasil yang dengan keadaan dan cita-citanya.
diinginkan. Dikemukakan oleh Graves (Hersey dan
Siswa sebagai individu akan Blanchard, 1986), manusia hidup pada
belajar dengan baik kalau mereka tingkatan yang berbeda sesuai dengan
mendapat motivasi yang tinggi dalam kemampuan dalam mencapai
pelaksanaan tugasnya. Dengan kebutuhan. Orang pada tingkatan hidup
demikian, motivasi belajar sebagai tertentu memiliki perilaku dan nilai-
kondisi yang mempengaruhi, nilai yang bercirikan sesuai dengan
mengarahkan, dan memelihara tingkatan hidupnya. Sebagaimana
perilaku siswa untuk penyelesaian diungkapkan oleh Stoner dan Freeman
tugas-tugas belajar yang diberikan (1992) bahwa Alderfer sepakat dengan
guru. Maslow dalam mengukur motivasi
Maslow mendasarkan konsep pekerja menurut hirarki kebutuhan.
hirarki kebutuhan atas dasar dua Namun demikian hirarki kebutuhan
prinsip. Pertama, kebutuhan- yang diusulkan hanya terdiri dari tiga
kebutuhan manusia dapat disusun peringkat kebutuhan yaitu: Pertama,
dalam suatu hirarki dari kebutuhan kebutuhan eksistensi (existence needs)
terendah sampai yang tertinggi. Kedua, disingkat dengan huruf E mencakup
suatu kebutuhan yang telah terpuaskan seluruh bentuk hasrat material dan
menjadi motivator utama bagi perilaku fisiologis dengan segala variasinya
berikutnya. Dalam teori ini, manusia yaitu, makanan, gaji, dan kondisi
akan terdorong untuk memenuhi kerja. Kedua, kebutuhan hubungan
kebutuhan yang paling kuat sesuai (relatedness needs) diberi lambang
dengan keadaan dan pengalaman huruf R yaitu, kebutuhan untuk
masing-masing mengikuti suatu berhubungan dengan orang lain; rekan
hirarki. Terdapat lima tingkatan kerja, bawahan, atasan atau dengan
kebutuhan dalam diri seseorang mulai keluarga dan masyarakat. Ketiga
dari yang paling dasar sampai pada kebutuhan pertumbuhan (growth
tingkatan tertinggi, yaitu kebutuhan needs) disingkat dengan huruf G
jasmaniah (Psysiological), kebutuhan yaitu kebutuhan-kebutuhan yang
memperoleh rasa aman, kebutuhan mendorong seseorang untuk memiliki
sosial, kebutuhan memperoleh harga pengaruh yang kreatif dan produktif
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. terhadap diri sendiri atau lingkungan.
Setelah kebutuhan pertama tercapai, Tiga kebutuhan Aldelfer terdapat
kesamaan dengan hirarki Maslow perlu diciptakan suatu lingkungan yang
misalnya, kebutuhan eksistensi serupa kondusif sehingga dapat menyelesai-
dengan kebutuhan fisiologis dan kan pekerjaan secara baik.
keamanan dari Maslow, kebutuhan Kebutuhan afiliasi (n-Aff) pada
hubungan, serupa dengan kebutuhan dasarnya identik dengan hirarki afiliasi
sosial (afiliasi), dan kebutuhan Maslow. Orang merefleksikan keingin-
pertumbuhan mirip dengan kebutuhan an untuk memunyai hubungan-
akan penghargaan dan aktualisasi diri. hubungan yang harmonis, kooperatif,
Kebutuhan untuk prestasi (n- dan sikap persahabatan dengan pihal
Ach) ini bersifat intrinsik dan relatif lain. Orang yang memiliki kebutuhan
stabil (Soekamto, 1994). McCleland afiliasi tinggi, pada umumnya berhasil
(Handoko, 1992) menjelaskan bahwa, dalam pekerjaan yang memerlukan
orang yang berorientasi pada prestasi interaksi sosial tinggi terutama jenis-
mempunyai karakteristik-karakteristik jenis pekerjaan yang memerlukan
sebagai berikut, (1) menyenangi situasi hubungan antar perorangan yang
yang menuntut tanggung jawab bersifat kritikal bagi hasil pekerjaan.
pribadi untuk pemecahan masalah, (2) Kebutuhan akan kekuasaan (n-
cenderung mengambil resiko yang Pow) merupakan ekspresi dari
moderat dibanding dengan resiko keinginan seseorang individu untuk
rendah atau tinggi, dan (3) selalu mengendalikan dan mempengaruhi
mengharapkan balikan nyata dapat pihak lain. Kebutuhan akan kekuasaan
berupa saran dan kritikan terhadap sangat dekat berhubungan dengan
kinerja yang telah dilakukan. keinginan untuk mencapai suatu posisi
Kebutuhan akan prestasi menurut kepemimpinan.
Winardi (1990) terletak pada hirarki Selanjutnya ditampilkan perbe-
Maslow antara kebutuhan-kebutuhan daan dan kesamaan empat teori
penghargaan dan aktualisasi diri. motivasi yang dapat menjadi kajian
Untuk menumbuhkan motivasi dalam meningkatkan motivasi
berprestasi yang lebih tinggi, maka berprestasi siswa/warga belajar.
Hirarki Kebutuhan Teori Dua-Faktor Teori Motiv. Teori ERG
Maslow Herzberg Berprestasi Alderfer
McCleland
Prestasi, peker- Kebutuhan utk
Akrualisasi diri jaan itu sendiri, berprestasi
Tanggung Jawb (A-Ach)
Pertumbuhan Kebutuhan
akan pertum-
buhan (growth
Penghargaan Kemajuan, Kebutuhan akan needs) G
Pengakuan, kekuasaan
Status (N-Pow)

Afiliasi/sosial Hub.antar pri- Kebutuhan Kebutuhan


badi, kualitas akan Afiliasi hubungan
supervisi (N-Aff) (relatedness
needs) R

Keamanan kebijakan org


dan administra-
si, Kondisi dan
Jaminan kerja Kebutuhan Ek-
sistensi (exis-
tence needs)
Fisiologi E
Upah, Gaji,
Bonus

Gambar: Perbandingan Empat Teori Motivasi

C. Motivasi Berprestasi Siswa hasil terbaik, oleh David Mc Cleland


Siswa sebagai individu akan (dalam Suciati, 1994) disebut
belajar dengan baik kalau mereka kebutuhan untuk berprestasi (need for
mendapat motivasi yang tinggi dalam achievement). Hal ini disadari bahwa
belajarnya. Dengan demikian, motivasi sebagian orang mempunyai kualitas
sebagai kondisi yang mempengaruhi, tingkatan motivasi berprestasi tinggi,
mengarahkan, dan memelihara sebagian yang lain tidak, dengan
perilaku untuk penyelesaian tugas- demikian setiap manusia berbeda
tugas belajar di sekolah. Untuk dalam motivasi berprestasi. Teori
membangkitkan motivasi berprestasi motivasi beprestasi (Achievement
siswa perlu kondisi dan mengetahui motivation) dari McCleland
faktor-faktor yang perlu diperhatikan. mengidentifikasi tiga jenis kebutuhan
Pada dasarnya dalam diri setiap dasar yaitu, kebutuhan berprestasi (n
orang terdapat kebutuhan untuk Ach), kebutuhan berafiliasi (n-Aff),
melakukan perbuatan yang bertujuan dan kebutuhan berkuasa (n Pow).
memperoleh hasil yang sebaik- Kebutuhan untuk berprestasi
baiknya. Kebutuhan untuk mencapai (n-Ach) ini bersifat intrinsik dan
relatif stabil (Soekamto, 1994). dan hasil belajar siswa. Tokoh-tokoh
Motivasi disini merupakan fungsi dari pendidikan yang bernama Mc Clelland
tiga variabel, yaitu (1) harapan untuk (1985), Bandura (1977), Blomm
melakukan tugas dengan berhasil, (2) (1980) melakukan berbagai penelitian
persepsi tentang nilai tugas dimaksud, tentang motivasi dalam belajar, dan
(3) kebutuhan untuk keberhasilan atau menemukan hasil yang menarik.
sukses. Orang yang mempunyai n- Sebagai contoh, dalam studi yang
Ach tinggi ingin menyelesaikan tugas dilakukan Fyans dan Maehr (1987)
dan meningkatkan penampilan mereka, diantara 3 faktor, yaitu: latar belakang
dan berorientasi kepada tugas dan keluarga, kondisi//konteks sekolah dan
masalah-masalah yang memberikan motivasi, faktor yang terakhir
tantangan, di mana penampilan mereka merupakan prediktor yang paling baik
dapat dinilai dan dibandingkan dengan untuk prestasi belajar. Studi yang
suatu patokan/standar atau dilakukan Suciati (1990)
dibandingkan dengan orang lain. menyimpulkan bahwa kontribusi
Orang dengan n-Ach tinggi selalu motivasi sebesar 36 persen, sedangkan
memilih bekerja untuk tugas-tugas Mc Clelland menunjukkan bahwa
yang penuh tantangan, mereka tidak motivasi berprestasi (achievement
menyenangi tugas yang mudah dan motivation) mempunyai kontribusi sa
tidak memberikan tantangan. Dengan mpai 64 persen terhadap prestasi
demikian terlihat bahwa di dalam belajar.
melaksanakan tugas mereka tidak Seorang guru perlu mengetahui
bersifat untung-untungan, dan semua sejauh mana kebutuhan siswanya
tujuan mereka adalah realistis. Apabila untuk berprestasi, guru diharapkan
berhasil, maka mereka akan cenderung dapat memanipulasi motivasi, atau
untuk meningkatkan aspirasinya memberikan tugas-tugas yang sesuai
sehingga dapat meningkat ke arah untuk masing-masing siswa.
tugas-tugas yang lebih menantang. Kebutuhan afiliasi (n-Aff) pada
McCleland (Handoko, 1992) dasarnya identik dengan kebutuhan
menjelaskan bahwa, orang yang afiliasi Maslow. Orang merefleksikan
berorientasi pada prestasi mempunyai keinginan untuk mempunyai
karakteristik-karakteristik sebagai hubungan-huungan yang harmonis,
berikut, (1) menyenangi situasi yang kooperatif, dan sikap persahabatan
menuntut tanggung jawab pribadi dengan pihal lain. Orang yang
untuk pemecahan masalah, (2) memiliki kebutuhan afiliasi tinggi,
cenderung mengambil resiko yang pada umumnya berhasil dalam
moderat dibanding dengan resiko pekerjaan yang memerlukan interaksi
rendah atau tinggi, dan (3) selalu sosial tinggi terutama jenis-jenis
mengharapkan balikan nyata dapat pekerjaan yang memerlukan hubungan
berupa saran dan kritikan terhadap antar perorangan yang bersifat kritikal
kinerja yang telah dilakukan. Untuk bagi hasil pekerjaan.
menumbuhkan motivasi berprestasi Kebutuhan akan kekuasaan (n-
yang lebih tinggi, maka perlu Pow) merupakan ekspresi dari
diciptakan suatu lingkungan yang keinginan seseorang individu untuk
kondusif sehingga seseorang dapat mengendalikan dan mempengaruhi
menyelesaikan pekerjaan secara baik. pihak lain. Kebutuhan akan kekuasaan
Beberapa penelitian tentang sangat dekat berhubungan dengan
prestasi belajar siswa menunjukkan keinginan untuk mencapai suatu posisi
bahwa motivasi sebagai faktor yang kepemimpinan.
banyak berpengaruh terhadap proses
D. Penutup dengan cara mengolah bahan belajar
Seseorang siswa yang sedang sehingga terjadi peningkatan pengeta-
melaksanakan kegiatan belajar, huan, sikap, dan keterampilan pada diri
dipengaruhi oleh beberapa faktor. seseorang yang belajar.
Faktor-faktor dominan yang
memengaruhi proses belajar antara DAFTAR PUSTAKA
lain; kemampuan siswa, motivasi, Handoko, T.H. (1992). Manajemen.
perhatian, persepsi, ingatan, retensi, Yogyakarta: Badan Penerbit
dan transfer. Dengan demikian Fakultas Ekonomi Universitas
motivasi merupakan salah satu faktor Indonesia.
yang mempengaruhi proses belajar Hersey, P. & Blanchard, K. (1986).
siswa, karena motivasi merupakan Management of Organizational
keadaan batin seseorang yang Behavior: Utilizing Human
mendorong dan mengarahkan perilaku Resources ( 4th Edition).
ke arah tujuan. Seseorang akan Englewood Cliffs, N. J.: Prentice-
termotivasi belajar untuk mencapai Hall, Inc.
sasaran yang dianggap lebih berharga, Koontz, S., O Donnel, C. & Weihrich,
maka ia akan berusaha secara H. (1990). Essentials of
maksimal demi tercapainya tujuan Management. (5th Ed). New
yang diinginkan. Untuk York: Mc-Graw-Hill
membangkitkan motivasi berprestasi International Book Company.
siswa perlu kondisi yang Morgan, C. (1986). Introduction to
memungkinkan untuk melakukan Psychology. Palo Alto C.A. :
aktivitas belajar dengan penuh Fearman Publication. Inc.
semangat dan antusias secara terus
menerus menambah wawasan dan Soekamto, T. (1994). Teori Belajar.
pengetahuan, baik yang secara langsung Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti,
berkaitan dengan kepentingan dirinya PPAI-PAU Universitas Terbuka.
maupun untuk orang lain. Stoner. J.A.F. & Freeman, R.E. (1992).
Makna belajar, akhir-akhir ini Management. Fifth Edition.
tidak hanya berlandaskan satu aliran Englewood Cliffs, Struktur dan
tertentu misalnya aliran tingkah laku, proses. (edisi kedelapan), Alih
aliran kognitif, aliran humanis, atau Bahasa: Nunuk Ardiani, Jakarta:
teori sibernetik akan tetapi lebih Suciati. (1994). Teori Motivasi dan
bersifat konvergensi (gabungan). penerapannya dalam proses
belajar adalah suatu proses yang belajar-mengajar (ARCS-
ditandai dengan adanya perubahan pada Model). Jakarta: Depdikbud-
diri seseorang, perubahan sebagai hasil Dirjen Dikti, PPAI-PAU
dari proses belajar dapat ditunjukkan Universitas Terbuka.
dalam berbagai bentuk seperti berubah Winardi. (1990). Asas-asas
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan Manajemen. Bandung: Penerbit
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, Mandar Maju
kebiasaan, serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu yang
belajar. Dari beberapa pendapat
mengenai pengertian belajar diatas
dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah adalah kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan

Anda mungkin juga menyukai