Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-
fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair
pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air,
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan
zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair
dengan bahan lain. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Suatu molekul dalam fase cair dapat
dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami
daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah
ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar
partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik
oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya
tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya
atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.

Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh
molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul
pada permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di
dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang diatas
permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung mengerut untuk mencapai luas yang
sekecil mungkin. Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki
tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air

1
membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air
membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa serangga dapat berjalan
diatasnya. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam
anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan
senyawa organik tertentu antara lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan
emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada
bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur.

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu
model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah
pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak
ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-
menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). Molekul biasanya saling tarik-menarik.
Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di
samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan
tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada
molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya,
pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total
yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas
permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan
pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

Bila beberapa bentuk saling berhubungan, terjadi ikatan antara bentuk tersebut.

Keadaan permukaan dari bentuk molekul selalu berbeda.hubungan ini disebut hubungan antar

muka.

2
Sifat hubungan antar muka ini banyak manfaatnya. Sebagai contoh hubungan antar muka:

bentuk cair dengan gas, cairan dengan padatan, padatan dengan padatan, padatan dengan gas.

Hubungan ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan antar muka. Hubungan antar muka

ini banyak kepentinganya terutama dalam pembuatan obat dan pengobatan Sebagai contoh

sifat granule, pembuatan tablet lapis, pembuatan emulsi dan suspensi, serta pengobatan diare,

dan penyerapan macet.

Bila fase-fase berada bersama-sama, batas antara keduanya disebut suatu antar muka.

Sifat dari molekul-molekul yang membentuk antar muka tersebut sering cukup berbeda dari

sifat fase antar muka. Beberapa jenis antar muka dapat terjadi bergantung pada apakah

kedua fase yang berdekatan adalah dalam keadaan padat, cair atau gas .Untuk mudahnya kita

bagi ke dalam dua kelompok yakni antar muka cairan dan antar muka padatan. Dalam

kelompok pertama membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase cair dengan suatu

fase gas atau dengan fase cair lain. Bagian antar muka padat membicarakan sistem antar muka

padat/gas dan antarmuka padat/cair. Walaupun antar fase padat/padat mempunyai makna

praktis dalam farmasi (sebagai contoh adhesi antar granul, pembutan tablet berlapis) hanya

sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur besarnya interaksi ini. Sehinga sistem padat-

padat tidak dibicarakan.

B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis membatasi masalah masalah yang akan di bahas diantarannya :

1. Bagaimana Antar muka cairan ?

2. Bagaimana Adsorpsi pada antar muka cairan ?

3. Bagaimana Adsorpasi pada antar muka padatan ?

3
4. Bagaimana Sifat listrik antar muka ?

C. Maksud Dan Tujuan


Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Penulis ingin mengetahui Antar muka cairan ?

2. Penulis ingin mengetahui Adsorpsi pada antar muka cairan ?

3. Penulis ingin mengetahui Adsorpasi pada antar muka padatan ?

4. Penulis ingin mengetahui Sifat listrik antar muka ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu keadaan dimana fase-fase berada bersama-sama, batas antara keduanya disebut
suatu antar muka. Sifat dari molekul-molekul yang membentuk antar muka tersebut sering
cukup berbeda dari sifat fase antar muka. Beberapa jenis antar muka dapat terjadi
bergantung pada apakah kedua fase yang berdekatan adalah dalam keadaan padat, cair atau
gas (tabel 1) Untuk mudahnya kita bagi ke dalam dua kelompok yakni antar muka cairan dan
antar muka padatan. Dalam kelompok pertama membicarakan tentang penggabungan dari
suatu fase cair dengan suatu fase gas atau dengan fase cair lain. Bagian antar muka padat
membicarakan sistem antar muka padat/gas dan antarmuka padat/cair. Walaupun antar fase
padat/padat mempunyai makna praktis dalam farmasi (sebagai contoh adhesi antar granul,
pembutan tablet berlapis) hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur besarnya
interaksi ini. Sehinga sistem padat-padat tidak dibicarakan.

Istilah pemukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antar muka gas/padat atau
gas/cair dan setiap permukaan adalah suatu antarmuka. Fenomena antarmuka dalam farmasi
dan kedokteran adalah faktor-faktor yang berarti yang mempengaruhi :

5
adsorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk sediaan
penetrasi molekul melalui membran biologis
pembentukan dan kestabilan emulsi
dispersi (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk
membentuk suspensi.

A. ANTAR MUKA CAIRAN

Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka Dalam keadaan cair, gaya kohesif
antara molekul-molekul yang berdekatan dikembangkan dengan baik. Dalam satu tetes cairan
yang tersuspensi dalam udara (lihat ganbar), molekul-molekul dalam bulk cairan dikelilingi
oleh molekul lain dari segala arah yang mempunyai gaya tarik menarik yang sama.
Sebaliknya molekul pada permukaan (yakni pada antar muka cairan/udara) hanya dapat
mengembangkan gaya tarik menarik kohesif dengan molekul cair lain yang terletak dibawah
atau disamping mereka. Molekul itu dapat mengembangkan gaya tarik menarik adhesive
dengan molekul yang menyusun fasa lain yang terlibat dalam antarmuka tersebut, walaupun,
dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesive tarik-menarik adhesive ini kecil. Efek bersih
adalah molekul pada permukaan cairan tersebut mengalami suatu gaya kearah dalam kearah
bulk. Gaya seperti itu menarik molekul antarmuka bersama-sama, sehingga mengecilkan
(menyusutkan) permukaan. Tetes cairan karenanya cenderung berbentuk bola, karena sebuah
bola mempunyai luas permukaan yang paling kecil per satuan volume.

"Tegangan" dalam permukaan ini adalah gaya per satuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini, tegangan permukaan,
mempunyai satuan dyne/cm dalam sistem cgs.

Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung di
pinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang yang memegang tali tersebut dan
berjalan menjauhi tepi jurang. Tegangan antar muka, adalah gaya per satuan panjang yang
terdapat pada antar muka dua fase cair yang tidak bercampur dan, seperti tegangan
permukaan, mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada
tegangan permukaan karena gaya adhesive.

6
TABEL 2. Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka (Terhadap Air) pada 20oC
antara dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu
fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi, bila dua cairan ber-campur dengan

7
sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Sejumlah harga tegangan permukaan
dan tegangan antar-muka disusun dalam Tabel ini.

Tegangan permukaan itu adalah gaya per satuan_panjang bisa- juga digambarkan dengan
suatu kerangka kawat tiga sisi di mana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan (Gambar
dibawah) :

Suatu film (lapisan tipis) sabun dibentuk di daerah ABCD dan dapat direntangkan dengan
menggunakan suatu gaya f (seperti suatu massa yang menggantung) pada batang yang dapat
bergerak tersebut dengan panjang L, yang bekerja melawan tegangan per-mukaan dari film
sabun tersebut. Bila massa diangkat, film tersebut akan mengkerut karena tegangan
permukaannya. Tegangan permukaan, g, dari larutan yang membentuk film tersebut kemudian
adalah suatu fungsi dari gaya yang harus dipakai untuk me-mecah film dan fungsi dari
panjang batang yang dapat bergerak yang berhubungan dengan film tersebut. Karena film
sabun ter-sebut mempunyai dua antarmuka cair/gas (satu di atas dan satu di bawah bidang
kertas), panjang total bidang yang berhubungan nyatanya sama dengan dua kali panjang
batang tersebut.

Jadi g = fb/2L

di mana :

fb adalah gaya yang dibutuhkan untuk memecah film

L adalah panjang,dari ba-tang yang dapat bergerak.

8
Energi Bebas Permukaan

Untuk menilai kerja yang dilakukan (energi) dalam memperbesar luas permukaan, persamaan
(1) bisa di tuliskan sebagai

y x 2L = f (1)

Bila batang tersebut pada suatu posisi AD dalam Gambar 2 dan suatu massa ditambahkan
untuk memperbesar luas permukaan dengan jarak ds, kerja dW (gaya dikalikan dengan jarak)
adalah : dW = f x ds = g x2L x ds dan karena 2L x ds sama dengan kenaikan luas
permukaan dA yang dihasilkan dengan memperluas film sabun, maka : dW = g dA

untuk suatu perubahan yang terbatas,

W = g DA (2)

dimana W adalah kerja yang dilakukan atau kenaikan energi bebas permukaan yang
dinyatakan dalam erg, y adalah tegangan permu-kaan dalam dyne/cm dan DA adalah kenaikan
luas dalam cm2.

Setiap bentuk energi dapat dibagi dalam faktor intensitas dan faktor kapasitas (hlm. 185 Jilid
I). Tegangan permukaan adalah factor intensitas, daft perubahan luas permukaan adalah faktor
kapasitas dan energi bebas permukaan. Jadi, tegangan permukaan dapat di-definisikan sebagai
perubahan energi bebas permukaan per satuan kenaikan luas sesuai dengan persamaan (2)

B. Pengukaran Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka


Dari beberapa metode (cara) yang ada untuk mendapatkan tegang-an permukaan dan
tegangan antarmuka, hanya metode kenaikan kapiler dan Du Nouy ring yang akan diuraikan
di sini. Tegangan permukaan dari kebanyakan cairan turun hampir se-cara linear dengan
naiknya temperatur, yaitu dengan naiknya energi kinetik dari molekul tersebut. Pada daerah
temperature kritisnya, tegangan permukaan suatu cairan menjadi nol. Tegangan permukaan
dari air pada 0C adalah 75,6 dan pada 75C adalah 63,5 dyne/cm. Oleh karena itu perlu untuk
mengontrol temperature dari sistem bila melakukan penentuan tegangan permukaan dan
tegangan antar muka.

Metode Kenaikan Kapiler, Bila suatu tabung-kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah
baker (gelas piala), biasanya cairan itu naik ke pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini
disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler
lebih besar daripada kohesi antara melekul-molekul cairan, sehingga cairan itu membasahi
dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini dalam
kapiler, memungkinkan kita dapat menentukan tekanan permukaan caran itu. Namun dengan
menggunakan metode kenaikan kapiler tidak dapat diketahui tekanan-tekanan antarmuka.
Bayangkan suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam r dicelupkan dalam suatu
cairan yang membasahi permukaannya, seperti dilihat dalam Gambar dibawah ini.

9
Cairan tersebut, terus naik dalam tabung karena adanya tegangan permukaan, sampai
pergerakan ke atas persis diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah karena bobot dari cairan
tersebut. Komposisi gaya vertikal ke atas yang dihasilkan dari tegangan permukaan cairan
tersebut pada setiap titik pada keliling lingkaran permukaan batas, adalah :

a = g cos q

Total gaya ke atas sekeliling lingkaran dalam tabung tersebut adalah :

2prg cos q

di mana q adalah sudut kontak antara permukaan cairan dan din-ding kapiler, dan 2pr adalah
keliling lingkaran dalam dari kapiler tersebut. Untuk air dan cairan-cairan yang umum dipakai
lainnya, sudut q tidak berarti, yakni, cairan tersebut membasahi dinding kapiler sehingga cos q
dianggap sama dengan satu untuk tujuan--tujuan praktis. Gaya gravitasi yang bekerja
melawan (massa < percepatan) adalah luas penampang-melintang kolom pr2, kali tinggi
kolom cairan sampai titik terendah dari meniskus h, dikalikan dengan perbedaan bobot jenis
cairan p dan uapnya po kali percepatan gra-vitasi, yaitu:

pr2h (p - po) g + w.

Bagian peisamaan terakhir yaitu w, ditambahkan untuk memperhitungkan bobot cairan di atas
h dalam meniskus. Bila cairan telah naik sampai tinggi mak-simumnya, yang bisa dibaca dari
kalibrasi dari tabung kapiler, gaya-gaya yang melawan berada dalam kesetimbangan, dan
dengan demikian tegangan permukaan dapat dihitung. Bobot jenis dari uap, sudut kontak, dan
w biasanya dapat diabaikan; jadi.

2prg = pr2hrg dan akhirnya

g = rh rg (8)

10
Kenaikan kapiler bisa juga diterangkan sebagai akibat adanya perbedaan tekanan antara kedua
lengkungan meniskus cairan dalam kapiler. Lihat dalam persamaan (7)

Dp = 2g/r

bahwa tekanan dari sisi yang cekung dari permukaan yang lengkung adalah lebih besar
daripada tekanan pada sisi cembung. Ini berarti bahwa tekanan dalam cairan yang langsung di
bawah meniskus lebih kecil daripada tekanan di luar tabung pada ketinggian yang sama.
Akibatnya, cairan akan menaiki kapiler sampai tekanan hidrosta-tika yang dihasilkan
menyamai perbedaan antara kedua lengkung-an meniskus. Dengan menggunakan simbol yang
sama seperti se-belumnya dan mengabaikan sudut kontak,

DP = 2ylr = rgh (9)

di mana rgh adalah tekanan hidrostatik: Dengan menyusun kembali persamaan (9)
memberikan :

y = rpgh/2

yang identik dengan persamaan (8) yang diturunkan berdasarkan gaya-gaya adhesife melawan
gaya-gaya kohesif.

C. ADSORPSI PADA ANTARMUKA CAIRAN

Energi bebas permukaan didefinisikan sebagai kerja yang harus dilakukan untuk
memperbesar permukaan dengan satu satuan luas. Sebagai akibat pengembangan seperti itu,
lebih banyak molekul-molekul harus dibawa dari bulk ke antarmuka. Semakin besar kerja
yang harus diberikan untuk mencapai ini, semakin besar energi bebas permukaan.

Molekul-molekul dan ion-ion tertentu apabila terdispersi dalam cairan akan bergerak
sesuai dengan keinginannya sendiri ke antar muka. Konsentrasinya pada antarmuka jadinya
melebihi konsentrasi dalam bulk cairan tersebut. Jelaslah, energi bebas permukaan dan
tegangan permukaan dari sistem tersebut secara otomatis dikurangi. Gejala seperti itu di mana
molekul-molekul membagi diri ke arah antarmuka disebut adsorpsi, atau secara lebih tepat,
adsorpsi positif. Bahan-bahan lain (misalnya, elektrolit-elektrolit anorganik) yang lebih suka
membagi diri ke arah bulk menghasilkan adsorpsi negatif dan kenaikan energi bebas
permukaan dan tegangan permukaan. Adsorpsi, seperti akan terlihat nanti, dapat juga terjadi
pada antarmuka padatan. Adsorpsi jangan dikacaukan dengan absorpsi. Adsorpsi semata-mata
hanyalah suatu efek permukaan, sedangkan dalam absorpsi, zat cair dan gas yang diabsorpsi
menmbus ke dalam ruang-ruang kapiler dari zat pengabsorpsi. Peresapan air oleh busa
(sponge) adalah absorpsi ; memekatkan molekul-molekul alkoloid pada permukaan tanah liat
(clay) adalah adsorpsi.

Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat-aktif permukaan, atau
surfaktan. Pernyataan lain adalah amfifil, yang mengingatkan bahwa molekul atau ion
mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut polar maupun nonpolar, amfifil secara

11
dominan (kuat) bisa hidrofilik (suka air), lipofilik (suka minyak), atau berada tepat di antara
dua ekstrem. Sebagai contoh, alkohol-alkohol rantai lurus, amina-amina dan asam-asam
adalah amfifil yang berubah dari hidrofilik dominan menjadi lipofilik apabila jumlah atom
karbon dalam rantai alkil naik.. Jadi, etil alkohol bercampur dengan air dalam segala
perbandingan. Sebagai bandingan, kelarutan dalam air dari amil alkohol adalah sangat kcil,
sedang setil alkohol bisa dikatakan sangat lipofilik dan tidak larut dalam air. Amfifilik
merupakan sifat dari zat aktif permukaan yang menyebabkan zat ini diadsorpsi pada
antarmuka, apakah ini cair/gas atau cair/cair. Jadi dalam suatu dispersi dalam air dari amil
alkohol, gugus alkoholik polar dapat bergabung dengan molekul-molekul air. Tetapi, bagian
nonpolar ditolak karena gaya adhesif yang dapat terjadi dengan air adalah kecil dibandingakan
dengan gaya kohesif antara molekul-molekul air yang berdekatan. Akibatnya, amfifil tersebut
diadsorpsi pada antarmuka. Keadaan untuk suatu asam lemak pada antarmuka udara/air dan
minyak/air. Pada antarmuka udara/air, rantai lipofilik mengarah ke atas ke udara; pada
antarmuka minyak/air, mereka bergabung dengan fase minyak. Agar amfifil terpusat pada
antarmuka, ia harus diimbangi dengan jumlah yang tepat dari gugus-gugus yang larut dalam
air dan minyak. Bila molekul tersebut terlalu hidrofilik, ia tetap berada dalam bagian dalam
fase air dan tidak memberikan efek pada antarmuka. Demikian pula, bila ia teralu lipofilik, ia
larut secara sempurna dalam fase minyak dan sedikit yang muncul pada antarmuka.

D. ADSORPSI PADA ANTAR MUKA PADATAN

Adsorpsi bahan pada antarmuka padatan bisa terjadi dari fase cair atau fase gas yang
berdekatan. Penelitian adsorpsi gas melibatkan penerapan yang begitu beraneka-ragam seperti
penghilangan bau yang tidak diinginkan dari ruangan dan makanan, kerja dari topeng gas dan
pengukuran dimensi partikel dalam suatu serbuk. Prinsip adsorpsi padat/cair dipakai dalam
larutan penghilang warna, kromatografi adsorpsi, deterjen, dan pembasah. Dalam banyak cara,
adsorpsi bahan-bahan dari suatu gas atau cairan ke atas suatu permukaan padat adalah sama
dengan yang dibicarakan pada perrnukaan cair. Jadi, adsorpsi jenis ini bisa dipandang sebagai
suatu usaha untuk mengurangi energi bebas permukaan dari zat padat tersebut. Tetapi,
tegangan permukaan dari zat padat selalu lebih sukar didapat daripada tegangan-permukaan
zat cair. Di samping itu antarmuka padatan tidak bergerak dibandingkan dengan antarmuka
cairan yang turbulen. Waktu hidup rata-rata dari suatu molekul pada antarmuka air/gas adalah
kira-kira 1 mikrodetik, sedangkan suatu atom pada permukaan zat-padat metalik tidak
menguap mungkin mempunyai umur rata-rata 1037 detik. Seringkali, permukaan dari suatu
zat padat tidak homogen, yang berbeda sekali dengan antarmuka cair.

Hubungan antara banyaknya gas yang diadsorpsi secara fisika pada suatu zat padat dan
tekanan atau konsentrasi kesetimbangan pada temperatur konstan menghasilkan suatu isoterm
adsorpsi bila diplot seperti ditunjukkan dalam Gambar 6-17. Istilah isoterrn menyatakan plot
pada temperatur konstan. Banyaknya molekul gram, atau militer x dari gas yang diadsorbsi
pada m gram adsorben, pada STP (temperatur dan tekanan standar) diplot pada sumbu tegak
terhadap tekanan keseimbangan gas dalam mm Hg pada sumbu horizontal sepert terlihat
dalam Gambar dibawah.

12
Suatu metode untuk memperoleh data adsorpsi adalah dengan menggunakan suatu alat
yang pada pokoknya terdiri dari suatu neraca yang diletakkan dalam suatu sistem vakum. Zat
padatnya, yang sebelumnya telah dihilangkan gasnya, ditaruh pada piring, dan jumlah tertentu
gas dibiarkan masuk. Kenaikan berat pada saat tekanan gas setimbang dicatat. Ini bisa dicapai
dengan mengamati bertambah panjangnya suatu pegas kuartz yang dikalibrasi yang dipakai
untuk menahan piring yang berisi sampel. Data tersebut kemudian dipakai untuk membuat
suatu isoterm. Freundlich menyarankan suatu hubungan yaitu isotherm Freundlich :

13
E. SIFAT LISTRIK ANTAR MUKA

Bagian ini akan membicarakan beberapa prinsip yang melibatkan permukaan yang
bermuatan dalam hubungannya dengan lingkungan cairan sekelilingnya. Partikel-partikel
yang terdispersi dalam media cair bisa menjadi bermuatan terutama dengan salah satu dari dua
cara. Yang per-tama melibatkan adsorpsi selektif dari spesies ionik tertentu yang ada dalam
larutan. Dalam hal ini bisa suatu ion yang ditambahkan pada larutan tersebut atau, dalam hal
air murni, dapat berupa ion hidronium atau ion hiaroksil. Kebanyakan partikel yang
terdis-persi dalam air menjadi bermuatan negatif k.arena adsorpsi yang lebih menyukai ion
hidroksil. Yang kedua, muatan-muatan pada partikel timbul dari ionisasi gugus-gugus (seperti
COOH) yang mungkin terletak pada permukaan partikel. Dalam hal ini, muatan total adalah
suatu fungsi pH. Yang ketiga, yang kurang umum (jarang), asal muatan dari suatu perrnukaan
partikel dianggap timbul bila ada suatu perbedaan konstanta dielektrik antara partikel dan
medium pendispersinya.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEGANGAN


PERMUKAAN

Menurut Cammarata (1995), adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegangan


permukaan yaitu :

1. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya


energy kinetik molekul.

2. Zat terlarut (solute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut
dengan surfaktan.

3. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh
dari surfaktan.

4. Jenis Cairan

Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air,
maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya
tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.

14
5. Konsentrasi Zat Terlarut

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-
sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati
bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya
solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bila ada fase-fase bersamaan, batas antara dua dari fase tersebut diistilahkan
antarmuka.
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka
dua fase cairan yang tidak dapat bercampur (N/m).
Fenomena antarmuka dalam bidang Farmasi yaitu adsorpsi obat pada bahan pembantu
padat dalam bentuk sediaan, penetrasi molekul melalui membran biologis, pembentukan
dan kestabilan emulsi, dispersi (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam
media cair untuk membentuk suspensi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik, jilid I Edisi III. Jakarta: UI-Press.

Cammarata, S. 1995. Farmasi Fisika. Jakarta: UI-Press

17

Anda mungkin juga menyukai