Ischilagia
Ischilagia
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer
yakni N Tibialis dan N poreneus. Nervus ischiadicus keluar dari foramen
ischiadikus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS (Spina
Iliaka Posterior Superior) kebagian dari tuberositas ischii.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
a. Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
b. Lumbal ( Pinggang Atas )
c. Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
d. Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
e. Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
2
Gambar 1. Anatomi Nervus ischiadika
3
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada discuss lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan
sering sekali menghasilkan inti (nukleus) yang kemudian menekan akar saraf.
Gambar 2. Dermatom
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti
katanya,maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus. Jadi
ischialgia didefinisakan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadicus
dan lanjutannya sepanjang tungkai.2
Ischialgia adalah nyeri pada daerah tertentu sepanjang tungkai yang
merupakan manifestasi rangsangan saraf sensoris perifer dan nervus ischiadicus.
Ahli lain berpendapat bahwa ischialgia merupakan salah satu manifestasi dan
nyeri punggung bawah yang dikarenakan adanya penjepitan nervus ischiadicus.
Ischialgia atau skiatika adalah nyeri yang menjalar (hipoestesia, parestesia atau
disastesia) ke bawah sepanjang perjalanan akar saraf ischiadicus.
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang N. Ischiadicus L4-S2.
Ischialgia yang dirasakan berasal dari vertebra lumbosakralis atau daerah
4
paravertebralis lumbosakralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus. Sebelum terjadi ischialgia selalu didahului
dengan Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang bawah itu sendiri seperti
perasaan nyeri, pegal linu, atau terasa tidak enak didaerah pinggang.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan
hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang
perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan
menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan sensorik. Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang perjalanan saraf tepi
dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang disebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena patologik di
sekitarnya.
Ischialgia merupakan keluhan yang sangat umum dan sangat sering terjadi,
dikeluhkan 4 dari 5 orang di Amerika Serikat, dan merupakan salah satu penyebab
ketidakhadiran di tempat kerja. Sisi baiknya, ischialgia sesungguhnya dapat
dicegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan
sederhana di rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan memperbaiki dan
mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan
tindakan yang jarang dilakukan. Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih
tinggi terkena ischialgia dibandingkan dengan pria.3 Onset lebih sering pada usia
30-50 tahun dengan insiden yang terjadi 16,2% dari semua diagnosa penyakit
saraf.4 Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki aktivitas yang monoton dengan
posisi yang statis, misalnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau
pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong.3
5
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain :
kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang
atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara
seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan
radiologi/Rontgen pada tulang belakang.5
6
Makin jauh ketepi nyeri makin tidak begitu hebat, namun parestesia atau
hipoastesia sering dirasakan.
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri pada
punggung bawah selalu mendahului ischialgia, kegiatan yang menimbulkan
peninggian tekanan intraspinal seperti batuk, bersin dan mengejan memprovokasi
adanya ischialgia, faktor trauma hampir selamanya dapat ditelusuri, kecuali kalau
proses neuplasmik atau infeksi yang bertanggung jawab. Adapun data diagnostik
non fisik yang bersifat umum adalah : kurva lordosis pada lumbosakral yang
mendatar, vertebra lumbosakral memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan pada salah
satu ruas vertebra lumbosakralis hampir selalu ditemukan, test laseque hampir
selalu positif pada derajat kurang dari 70, test naffziger dan valsava hampir selalu
positif. Data anamnestik dan diagnostik fisik yang bersifat spesifik berarti
informasi yang mengarah ke suatu jenis proses patologik atau yang
mengungkapkan lokasi didalam vertebra lumbosakralis atau topografi radiks
terhadap lesi yang merangsangnya.6
Unsur-unsur nervus ischiadicus yang dibawakan oleh nervi L4, L5, S1, S2,
dan S3 menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies pelvina os sakri.
Disitu pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal membentuk
nervus ischiadikus, yang merupakan saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam
perjalanannya ke tepi nervus ischiadikus dapat terjebak dalam bangunan-
bangunan yang dilewatinya. Pada pleksus lumbosakral dapat diinfiltrasi oleh sel-
sel karsinoma ovarii, karsinoma uteri atau sarcoma retroperineal digaris
persendian sakroiliaka komponen-komponen pleksus lumbosakralis dapat
membentuk nervus ischiadikus dapat terlibat dalam proses radang (sakroilitis).
Dari foramen infrapiriformis nervus ischiadikus terjebak oleh bursitis otot
piriformis. Dalam hal selanjutnya nervus ischiadikus dapat terlibat dalam bursitis
disekitar trokantor major femoris. Dalam hal itu juga, nervus ischiadikus dapat
terganggu oleh dengan adannya penjalaran atau metastase karsinoma prostat yang
sudah bersarang pada tuber ischii. Simptomatologi entrapment neuritis ischiadica
sebenarnya sederhana yaitu pada tempat proses patologik yang bergandengan
dengan ischialgia.
7
nervus gluteus superior, nervus gluteus inferios, nervus ischiadikus, nervus
kutaneus femoralis superior, nervus pudendus dan ramus muscularis. Nervus
ischiadikus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan
menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permungkaan tungkai
dipertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadikus
bercabang menjadi dua yaitu nervus perineous komunis dan nervus tibialis.
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari
radiks posterior L4-S3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadikus
sebelum sampai pada permungkaan belakang tungkai.2
a. Umur. Serangan pertama dari nyeri pinggang, tipikal terjadi pada usia antara
30-40 tahun an. Kejadiannya nyeri pinggang akan bertambah dengan
bertambahnya umur.
b. Tingkat kebugaran. Nyeri pinggang bawah lebih sering mengenai orang dengan
tingkat kebugaran yang kurang.
c. Diet. Diet tinggi kalori dan lemak yang dipadu dengan gaya hidup yang tidak
aktif, dapat menyebabkan kegemukan.
8
10. Bila mengenai konus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan
fungsi permanen
11. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
9
4. Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari pada sisi yang sehat. Hal
ini disebabkan karena radiks dorsalis yang mengalami kompresi dari
penonjolan nukleus pulposus mengakibatkan tonus otot-otot gluteal bertonus
rendah.
5. Refleks tendon achiles menurun atau menghilang jika radiks antara L5
sampai S1 terkena.
6. Pemeriksaan sensibilitas kulit biasanya tidak menghasilkan defisit sensorik
secara eksplisit. Bila HNP sudah lama terjadi dapat ditemukan dermatom L5-
S1 yang anestettik atau hipestetik.
Pemeriksaan fisik lain yang dapat dilakukan :
1. Tes Laseque
2. Tes Laseque silang atau tes OConell
3. Tes Nafziger
4. Tes Patrick
5. Tes kontra patrick
10
2.12 Penatalaksanaan ischialgia10
Penatalaksanaan
1. Obat-obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dan sebagaianya
2. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi meliputi terapi panas, terapi listrik, terapi latihan atau exercise,
okupasi terapi, psikologi, sosial medik dan edukasi. Program fisioterapi
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan keseimbangan dalam bergerak.
Penguatan otot untuk mencegah pemendekan otot (kontraktur) memerlukan
otot yang spastik, memperlancar aliran darah serta meningkatkan kemampuan
hidup sehari-hari.
Psikologi bertujuan untuk membebaskan seseorang dari masalah tertentu
yang dianggap menganggu kesehatan jiwa dan diharapakan dan memperkuat
pasien dalam menghadapi kesulitan. Sosial medik bertujuan untuk membantu
pasien dan keluarganya dalam menjangkau sumber pelayanan yang optimal
dengan kondisi dan kemampuannya yang mengalami hambatan karena sakit
fisik.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. Y
Umur : 48 tahun
Pekejaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Solok
3.2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Nyeri pinggang kiri menjalar ke kaki sebelah kiri sejak 1 hari SMRS
12
Riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama disangkal
Pasien adalah seorang petani yang sering bekerja mengangkat beban berat,
dan juga memiliki ternak ayam. Setiap harinya pasien memberi makan ternak
sekitar 1 jam berdiri . Pasien sudah menikah dan memiliki 4 orang anak dan
pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi.
Status Generalis
Status Lokalisata
Mata kanan : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Mata Kiri : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
13
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
Palpasi : fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas normal vesikular, ronki dan wheezing di kedua
lapang paru tidak ada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 positif, murmur tidak ada, gallop
tidak ada
Abdomen
Inspeksi : simetris, perut pasien tidak membuncit, tidak ada
pembesaran vena/venektasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas, hepar dan lien
tidakteraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : ada bising usus
Korpus Vertebra
Inspeksi : tidak ada kifosis, lordosis, dan skoliosis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Neurologis
1. Glassgow Coma Scale : E4M6V5 = 15 (Compos Mentis
Cooperatif)
2. Tanda Rangsangan Meningeal :
a. Kaku Kuduk : tidak ada
b. Brudzinki I : tidak ada
c. Brudsinki II : tidak ada
14
d. Tanda kernig : tidak ada
3. Tanda Peningkatan TIK :
a. Pupil : isokhor, diameter 3mm / 3mm
b. Refleks cahaya : +/+
c. Muntah Proyektil : Tidak ada
b. N II : Nervus Opticus
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan Normal Normal
Lapang pandang Normal Normal
Melihat warna Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15
- Reflek cahaya Ada ada
- Reflek akomodasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Reflek konvergen Tidak dilakukan Tidak dilakukan
d. N IV : Nervus Troklearis
Kanan Kiri
Gerakan mata Positif Positif
kebawah
Sikap bulbus Tenang Tenang
Diplopia Tidak ada Tidak ada
e. N V : Nervus Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut Normal Normal
Menggerakkan rahang Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Sensorik
Divisi optalmika
- Reflek kornea Normal Normal
- Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Divisi maksila
- Reflek masseter Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Divisi mandibular Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
f. N VI : Nervus abdusen
16
Kanan Kiri
Gerakan mata lateral Positif Positif
Sikap bulbus Dalam batas normal Dalam batas normal
Diplopia Tidak ada Tidak ada
17
- Siklikal Negatif Negatif
Pengaruh posisi Negatif Negatif
kepala
i. N IX : Nervus Glossofaringeal
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 Positif Positif
belakang
Reflek muntah/ gag Normal Normal
reflek
j. N X : Nervus Vagus
Kanan Kiri
Arcus faring Simetris simetris
Uvula Ditengah Ditengah
Menelan Normal Normal
Artikulasi Positif Positif
Suara Normal Normal
Nadi Reguler reguler
k. N XI : Nervus Assesorius
Kanan Kiri
Menoleh kekanan Normal normal
Menoleh kekiri Normal normal
Mengangkat bahu Normal normal
kekanan
Mengangkat bahu Normal normal
kekiri
18
l. N XII : Nervus Hipoglosus
Kanan Kiri
Kedudukan lidah Simetris Simetris
dalam
Kedudukan lidah Di tengah Di tengah
dijulurkan
Tremor Negatif negatif
Fasikulasi Negatif negatif
Atrofi Negatif negatif
5. Pemeriksaan koordinasi
Cara berjalan Tidak dilakukan Disatria Tidak dilakukan
Romberg test Tidak dilakukan Disfagia Tidak dilakukan
Ataksia Tidak dilakukan Supinasi pronasi Tidak dilakukan
Rebound Tidak dilakukan Tes jari hidung Tidak dilakukan
phenoment
Tes tumit lutut Tidak dilakukan Tes hidung jari Tidak dilakukan
19
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Kekuatan 555 555 555 555
Trofi Eutotrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus
7. Pemeriksaan sensibilitas
Sensibilitas taktil Positif
Sensibilitas nyeri Positif
Sensibilitas termis Positif
Sensibilitas Positif
Sensibilitas kortikal Tidak dilakukan
Streognosis Tidak dilakukan
Pengenalan 2 titik Tidak dilakukan
Pengenalan rabaan Tidak dilakukan
8. Pemeriksaan reflek
1. Fisiologis Kanan Kiri Kanan Kiri
Kornea Normal normal Biseps ++ ++
Berbangkis Tidak Tidak Triseps ++ ++
dilakukan dilakukan
Laring Tidak Tidak APR ++ +
dilakukan dilakukan
Masseter Tidak Tidak KPR ++ +
dilakukan dilakukan
Dinding perut Tidak Tidak Bulbo - -
dilakukan dilakukan cavernosus
Atas Tidak Tidak Cremater Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Tengah Tidak Tidak Spingter Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
20
Bawah Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
2. Patologis
Lengan Tungkai
Hoffman- - - Babinski Tidak ada Tidak ada
tromer
Chaddoks Tidak ada Tidak ada
Oppenheim Tidak ada Tidak ada
Gordon Tidak ada Tidak ada
Schaeffer Tidak ada Tidak ada
Klonus Tidak Tidak
paha dilakukan dilakukan
Klonus kaki Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Fungsi Luhur
Kesadaran Tanda Demensia
Reaksi Bicara Normal Refleks glabela Tidak dilakukan
Fungsi Normal Refleks Snout Tidak dilakukan
intelektual
Reaksi emosi Normal Refleks Tidak dilakukan
menegang
21
Refleks Tidak dilakukan
palmomental
Kimia klinik
LDL kolesterol :153 mg %
Trigliserida : 176 mg %
Ad random : 110 mg %
22
Rontgen Lumbosacral AP dan Lateral
Kesan :
Kelengkungan vertebrae melurus
Copus vertebrae lian memipi (proses degenerative)
Discus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1 menyempit
Jaringan lunak paravertebrae kesan baik
Densitas tulang baik
Kompresi aspek anterior corpus vertebrae L1 dan L3
3.5. diagnosa
diagnosa klinis : Ischialgia Sinistra
diagnosa topik : Radix Dorsalis Sinistra setinggi dermatom vertebra
L3-S1
diagnosa etiologi :Trauma mekanik + Degeneratif
diagnosa sekunder : hipertensi stage II tidak terkontrol +
hiperkolesterolemi
23
3.6. Prognosa
a. Quo at vitam : Bonam
b. Quo at fungtional : Dubia ad Bonam
c. Quo at sanationam : Bonam
3.7. Penatalaksanaan
terapi umum :
- IVFD RL 20 tetes/menit
- Bed rest Total 2-4 hari
- Tidur dengan alas keras
- Fisioterapi
- Diet makan biasa
- berenang
terapi khusus :
- NSAID : Meloxicam Tablet 2x7,5 mg
- Muscle relaxan : diazepam tablet 3x2 mg
- Analgetik Adjuvan : Paracetamol tablet 3x500 mg
- Neutropik : Mekobalamin tablet 3 x 500 mg
24
BAB IV
ANALISIS KASUS
25
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Ischialgia adalah nyeri pada daerah tertentu sepanjang tungkai yang
merupakan manifestasi rangsangan saraf sensoris perifer dan nervus ischiadicus.
Ahli lain berpendapat bahwa ischialgia merupakan salah satu manifestasi dari
nyeri punggung bawah yang dikarenakan adanya penjepitan nervus ischiadicus.
Ischialgia atau skiatika adalah nyeri yang menjalar (hipoestesia, parestesia atau
disastesia) ke bawah sepanjang perjalanan akar saraf ischiadicus.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain :
kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang
atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara
seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan
radiologi/Rontgen pada tulang belakang.
Siatika atau ischialgia biasanya mengenai hanya satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan
kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan
meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan istirahat
atau duduk.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21. 2006. Jakarta:
EGC.
2. Mardjono M, Sidharta P.2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
rakyat, hal: 95-105.
3. Rifqi Nurul Minaryanti. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia
Dengan Short Wave Diathermy Dan Terapi Latihan Di Rsud Sragen.2009.
Fakutas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
4. Lippincot Wiliams & Wilkens. Clinical Primer of Rheumatology, edited
by William Koopman, et al, 2003. Annual Scientific Meeting.
5. Markam S. 1982. Neurologi. Jakarta: EGC
6. Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Iimu Pentyakit Saraf.
Surabaya: Airlangga University Press
7. Angliadi L.S, Sengkey L, Gessal J, Mogi T.I. Ilmu kedokteran Fisik dan
Reahabilitasi. 2006. Manado.
8. Jarvik JG, Deyo RA.2002. Diagnostic evaluation of low back pain with
emphasis on Imaging. Ann Intern Med, 137, pp 586-97.
9. Govind J.2004. Lumbar Radicular Pain. Aus Fam Phys.33, pp 409-12.
10. Award JN, Moskovich R. 2008. Lumbar disc herniations : surgical versus
nonsurgical treatment. Clin Orthop Res, 443, pp 183-97.
27