Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SINUSITIS

Topik Penyuluhan : Penyakit System Pengindraan

Pokok Bahasan : Sinusitis

Tempat : Poli THT Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

Sasaran : Pasien yang berkunjung ke Poli THT

Waktu Pertemuan : 30 Menit

Hari/tanggal : Jumat, 4 Desember 2009

Waktu : Pukul 09.00 09.30 WIBB

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah dilakaukan penyuluhan tentang penyakit sinusitis selama 30 menit
diharapkan individu serta keluarga dapat menegrti dan memahami tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan penyakit sinusitis sehingga angka resiko terserang
penyakit dapat diturunkan.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, Peserta mampu :
- Menjelaskan definisi sinusitis
- Menjelaskan penyebab dari sinusitis
- Menjeaskan gejala klinis sinusitis
- Menjelaskan cara pemeriksaan sinusitis
- Menjelaskan penatalaksanaan medis

B. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
2. Flip Chart

C. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. KEGIATAN
No. Tahapan Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta Metode Media
1 Pembukaan Membuka Penyuluhan 1. Menjawab Cerama, Flip
(10 menit) dengan mengucapkan salam salam Tanya Chart
Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan jawab
Menyebutkan materi yang 3. Mendengarkan
akan diberikan 4. Mendengarkan
Mendiskusikan dan dan
memeberi penjelasan materi memperhatikn
yang diberikan

2 Penyajian Menyampaikan materi : Mendengarkan Ceramah, Flip cart


(15 menit) Mengemikakan tujuan dan bertanya Tanya
Menjelaskan definisi jawab
sinusitis
Menjelaskan factor
penyebab sinusitis
Menyebutkan tanda dan
gejala sinusitis
Menyebutkan klasifikasi
sinusitis
Menjelaskan
penatalaksanaan sinusitis

3 Penutup Memberikan kesimpulan Mengikuti Tanya Leaflet


(10 menit) materi penyuluhan evaluasi secara jawab
Memberikan kesempatan seksama dan
peserta untuk bertanya menjawab
Mengevaluasi, menanyakan pertanyaan yang
kepada peserta tentang diberikan
materi penyuluhan petugas
Membagikan leaflet
Mengucapkan terimakasih
Mengucapkan salam
penutup
Materi Penyuluhan Sinusitis Maksilaris

A. PENGERTIAN

Sinusitis Maksilaris adalah penyakit infeksi yang terjadi pada rongga maksilaris yang
disebabkan oleh virus atau kuman /bakteri

B. PENYEBAB

1. Rinogen

Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :

Rinitis Akut (influenza)


Polip, septum deviasi
Alergi
2. Dentogen
Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas, adapun kuman penyebab :

- Streptococcus pneumonia
- Hamophilus influenza
- Steptococcus viridans
- Staphylococcus aureus
- Branchamella catarhatis

C. PEMBAGIAN BERDASARKAN WAKTU

1. Akut

Sinusitis akut biasanya terjadi mendadak (kurang dari 3 minggu atau kurang) yang
terjadi karena adanya infeksi saluran pernapasan atas yang ringan, dan paling sering di
sebabkan oleh penyebab detogen.
Penyebab sinusitis akut :

Infeksi virus.
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian atas (misalnya pilek).
Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan
normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase
dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang
sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam
sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Infeksi jamur.
Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita
gangguan sistem kekebalan.
Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi
terhadap jamur.
Trauma pada kepala atau hidung sehingga terjadi perdarahan pada rongga
maksilaris, kemudian bercampur dengan bakteri kemudian menjadi kental dan
banyak sehingga membentuk eksudat.

2. Kronis

kronis (berlangsung selama 8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan


bahkan bertahun-tahun) yang disebabkan karena tidak ada penanganan awal pada kasus
sinusitis.

Penyebab sinusitis kronis:

Kebanyakan terjadi karena p enyakit alergi terhadap makanan atau lingkungan


dan suhu yang tidak segera ditindaklanjuti (misalnya alergi pada suhu dingin atau
kering, polusi lingkungan, rinitis alergika, asma).
Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan
penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik/jumlah yang
dikeluarkan melebihi dari keadaan biasa).

D. GEJALA KLINIS :
a. Demam
b. Pilek kental dan berbau, bisa bercampur darah
c. Nyeri :
- Pipi : Nyeri yang khas yang tumpul dan menusuk, biasanya pada saat disentuh.
- Kepala : Sebagai akibat dari kelelahan mata, biasanya pada satu sisi terutama
pada sorehari akan menjalar ke bagian lain dan biasanya bersifat menetap.
Nyeri yang terasa tajam,menusuk-nusuk dan makin terasa pada saat badan
bungkuk ke depan.
- Gigi (geraham atas) : biasanya terasa nyeri pada saat terjadi gerakan kepala
mendadak (misl, sewaktu naik turun tangga).
- Nyeri bila disentuh atau ditekan didaerah dekat sinus maksilaris dekat sudut
medial rongga orbita, dilakukan dengan menekan ke arah atas.
d. Hidung :
- buntu akibat secret yang kental di salah satu atau kedua lubang hidung.
- Hilangnya indra penghidu.
- Suara bindeng.

E. PEMERIKSAAN SINUSITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Transiluminasi :
- Cahaya dalam mulut :
1. Reflek pupil merah
2. Bayangan sinar bulan sabit tidak ada atau tampak redup
- Cahaya di bagian dalam bola mata :
1. Reflek pupil tampak merah pada yang sehat dan hilang pada sisi
yang terkena/sakit.
PEMERIKSAAN KLINIS
a. Rinoskopi anterior :
- Mukosa merah
- Mukosa bengkak
- Mukopus di meatus medius.
- Nyeri tekan pipi yang sakit.

b. Rinoskopi postorior
- mukopus nasofaring.
c. X Foto sinus paranasalis
- Kesuraman
- Gambaran airfluidlevel
- Penebalan mukosa

F. PENATALAKSANAAN :
a. Medis
- Analgetik
Pemberian obat anti nyeri (aspirin asetaminofen )

- Antibiotik
Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- ampisilin 4 X 500 mg
- amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Diksisiklin 100 mg/hari

- simtomatik
Dekongestan local : efedrin 1% (dewasa) % (anak)
Dekongestan oral : Psedoefrdrin 3 x 60 mg
Paracetamol, metampiron 3 x 500 mg
Pemberian obat tetes hidung efedrin 1% untuk mengurangi obstruksi
hidung.
b. Operasi
c. Non medis
Menghirup uap air panas
Kompres hangat pada daerah yang terkena peradangan
Mandi dengan air hangat. Saat mandi gunakan air hangat, usap dahi,
hidung dan dagu dengan kain yang hangat, agar lubang hidung terbuka
lebar. Rongga hidung yang kering lebih mudah terinfeksi dari pada yang
basah

H. KOMPLIKASI
1.infeksi mata : selulitis dan abses pada mata
2. Nyeri Orbita atau mata
3. Tumor Hidung
4. Meningitis
5. Efipora ; Peradangan hidung yang berkepanjangan
I. DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, ed 3. Jakarata : EGC

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga,Hidung dan Tenggorok FK Unair. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo. Surabaya : FK Unair

Ballenger, John Jacob. 1994. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, ed 13,
jilid satu. Jakarta : Binarupa Aksara

Higler, Adam Bioes. 1997. BIOES : Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai