Anda di halaman 1dari 21

BAB III

TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT KEPRESIDENAN RSPAD


GATOT SOEBROTO

3.1 Status Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto


Nama : Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Kelas : Kelas A
Alamat : Jl. Abdul Rachman Saleh No. 24 Jakarta Pusat
Luas lahan : 125.000 m2
Luas bangunan : 115.010 m2
Kapasitas : 773 tempat tidur
Akreditasi : Akreditasi Joint Commission International (JCI).
Dengan akreditasi nasional tingkat paripurna bintang lima dari KARS, dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan daya saing, Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto mengikuti akreditasi internasional untuk
mencapai visinya sebagai rumah sakit berstandar internasional. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia menetapkan sistem akreditasi internasional rumah
sakit di Indonesia mengacu pada Joint Commission International (JCI), dan saat
ini, Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto telah terakreditasi Joint
Commission International (JCI) pada Juli 2014.

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto


Struktur organisasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto adalah
sebagai berikut :
(i) Eselon Pimpinan Rumah Sakit, terdiri atas: Kepala Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto disingkat Ka RumKit Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto, dan Wakil Kepala Rumah Sakit Sakit Kepresidenan
RSPAD Gatot Soebroto, disingkat Waka RumKit Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto.

(ii) Eselon Pembantu Pimpinan, terdiri atas: Ketua Badan Penasehat, Ketua
Komite Medik, Ketua Komite Riset, Kepala Satuan Pengawasan Internal
(Ka SPI), Direktur Pembinaan Pelayanan Medis (Dirbinyanmed), Direktur

19
20

Pembinaan Penunjang Medis (Dirbinjangmed), Direktur Pembinaan


Penunjang Umum (Dirbinjangum), Direktur Pembinaan Pengembangan
(Dirbinbang).

(iii) Eselon Pelayanan, terdiri atas: Sekretaris, disingkat Set, dan Kepala
Informasi dan Pengolahan Data (Kainfolahta)

(iv) Eselon Pelaksana, terdiri atas: Kepala Departemen Bedah, Kepala


Departemen Penyakit Dalam, Kepala Departemen Kesehatan Jiwa, Kepala
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan
Anak, Kepala Departemen Jantung, Kepala Departemen Paru, Kepala
Departemen Mata, Kepala Departemen Saraf, Kepala Departemen Telinga,
Hidung dan Tenggorokan, Kepala Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin,
Kepala Departemen Gigi dan Mulut, Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik,
Kepala Instalasi Radiologi dan Kedokteran Nuklir., Kepala Instalasi
Patologi, Kepala Instalasi Gawat Darurat, Kepala Instalasi Kamar Operasi,
Kepala Instalasi Rawat Jalan, Kepala Instalasi Rawat Inap, Kepala Instalasi
Anestesi dan Reanimasi, Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Unit Kedokteran
Militer, Kepala Unit Rikkes, Kepala Unit Gizi, Kepala Unit Gudang
Material, Kepala Unit Kesehatan Lingkungan, Kepala Unit Tekhnik, Kepala
Unit Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kepala Unit Jang Sus.

(v) Komite Medik


Komite Medik Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto adalah
staf fungsional yang memiliki integritas, otonomi dan profesionalisme sesuai
dengan keahliannya dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka RumKit dalam
penentuan standar pelayanan, pengawasan serta penilaian mutu
pelayanan kesehatan.
b. Memberikan saran dan pertimbangan medik dalam rangka rujukan
pasien ke rumah sakit lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
21

c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka RumKit dibidang


pendidikan, pelatihan serta pengembangan tenaga kesehatan di Rumah
Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.
d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka RumKit dalam
menegakkan etika profesi dan etika Rumah Sakit serta hukum
kedokteran di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.
e. Memberikan saran dan pertimbangan dalam supervisi perumahsakitan
terhadap Rumah Sakit tingkat Kodam.

(vi) Komite Riset


Adapun Komite Riset Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
diketuai oleh seorang Pakar Ahli Fungsional yang memiliki kemampuan dan
integritas di bidang riset ilmu kesehatan dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Terhadap rencana kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan
dilaksanakan oleh setiap cabang ilmu kesehatan di Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto..
b. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi setiap pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto.

(vii) Komite Farmasi dan Terapi


Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD
Gatot Soebroto mulai dirintis sejak diterapkannya Farmasi Rumah Sakit
pada tahun 1982 melalui penyusunan Daftar Obat Esensial (DOE) Rumah
Sakit edisi I. Daftar Obat Esensial (DOE) edisi II diterbitkan pada tahun
1982, DOE edisi V diterbitkan pada tahun 1997, DOE edisi VI diterbitkan
pada tahun 2002 dan DOE edisi VII diterbitkan pada tahun 2007, DOE edisi
VIII diterbitkan pada tahun 2009, dan DOE edisi IX diterbitkan pada tahun
2012. Daftar Obat Esensial merupakan suatu perwujudan tekad Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto agar pasien mendapatkan pelayanan
22

obat-obatan yang bermutu dan memadai. Kemudian pada tanggal 1 Agustus


2013 diterbitkanlah Formularium Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto oleh KFT Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto dan
saat ini telah dilakukan revisi.

3.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto


3.3.1 Pendahuluam
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto merupakan
salah satu bagian dari rumah sakit yang melakukan pekerjaan kefarmasian,
dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu oleh Kepala Sub Instalasi Pelayanan
Materiil Kesehatan (Kasub Instal Yanmatkes), Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan
Alat Kesehatan (Kasub Instal Haralkes), dan Kepala Sub Instalasi Penunjang dan
Informasi (Kasub Instal Jang Info), yang masing-masing dipimpin oleh seorang
apoteker. Pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan antara lain adalah
penyediaan, penyiapan, dan pengelolaan semua aspek mengenai obat dan
perbekalan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan tersebut berintikan pelayanan
produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik untuk penderita baik penderita
rawat jalan atau penderita rawat inap.

3.3.2 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan


RSPAD Gatot Soebroto
(i) Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
adalah :
a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etika profesi.
c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
23

g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.


h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.

(ii) Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot


Soebroto adalah :
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah
sakit.
2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian.
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.
b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan alat kesehatan.
3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan
alat kesehatan.
4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan.
5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
6) Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
7) Melakukan pencampuran obat suntik.
24

8) Melakukan penanganan obat kanker.


9) Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
10) Melaporkan setiap kegiatan.

3.3.3 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan


RSPAD Gatot Soebroto
Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mencakup
penyelenggaraan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan bersifat dinamis
dapat direvisi sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga mutu.

Struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot


Soebroto terdiri dari Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Kelompok Administrasi
(Kapokmin), dan 3 Kepala Sub Instalasi (Kasub).
(i) Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus seorang Apoteker yang
merupakan Apoteker penanggung jawab seluruh Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit di utamakan telah
memiliki pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit minimal 3
(tiga) tahun.

Kepala Instalasi Farmasi mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:


a. Merencanakan, menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan
kefarmasian.
b. Merencanakan dan menyediakan material kesehatan meliputi obat dan
medical supply.
c. Melaksanakan kegiatan informasi obat dan material kesehatan serta
monitoring efek samping obat.
d. Menyelenggarakan pemeliharaan alat kesehatan meliputi pemeliharaan
berkala dan perbaikan tingkat ringan, sedangkan untuk perbaikan tingkat
sedang dan berat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak ketiga.
25

e. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan


obat dan medical supply serta pemeliharaan alat kesehatan.
f. Melaksanakan pembinaan personel dalam lingkup instalasi farmasi.
g. Melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Ka RumKit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto.

(ii) Kepala Kelompok Administrasi (Kapokmin)


Kapokmin mempunyai tugas pokok yaitu mengurusi semua administrasi
yang berkaitan dengan instalasi farmasi.
(iii) Kepala Sub Instalasi Pelayanan Materiil Kesehatan (Ka Sub Instal
Yanmatkes)
Ka Sub Instal Yanmatkes dijabat oleh seorang Perwira menengah TNI AD
berkualifikasi Apoteker berpangkat minimal Letnan Kolonel CKM atau
PNS golongan IV dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Memimpin semua kegiatan pelayanan obat dan medical supply baik
untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
b. Mengatur dan mengawasi persediaan obat dan medical supply di unit
pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
c. Memantau dan mengawasi penggunaan obat dan medical supply di
lantai-lantai perawatan.
d. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para Kepala
Seksi di lingkungan Sub Instal YanMatKes.
e. Membuat laporan pemakaian obat, medical supply dan obat narkotika
serta mengevaluasi dan menindaklanjutinya.
f. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kewajiban para
kepala seksi.
g. Melaksanakan pembinaan personil dalam lingkup Sub Instal
YanMatKes.
h. Melaporkan pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Kepala
Instalasi Farmasi.
26

Sub Instalasi Yanmatkes membawahi Seksi Pelayanan Rawat Jalan, Seksi


Pelayanan Rawat Inap, Urusan Pelayanan Khusus.
a. Seksi Pelayanan Farmasi Rawat Jalan
Seksi Pelayanan Farmasi Rawat Jalan dipimpin oleh seorang apoteker
yang bertanggung jawab kepada Kasub Instal Yanmatkes. Sumber daya
manusia yang bertugas di unit pelayanan rawat jalan berjumlah 20
orang, terdiri dari 1 orang apoteker pelaksana, 1 orang apoteker
pendamping, 23 asisten apoteker. Seksi Pelayanan Rawat Jalan melayani
pasien BPJS dinas dan pasien BPJS non dinas.
b. Seksi Pelayanan Rawat Inap
Seksi Pelayanan Rawat Inap dalam struktur organisasi berada di bawah
Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang di dalamnya dipimpin oleh seorang
Apoteker yang bertanggung jawab kepada Kasub Instal Farmasi. Unit
pelayanan rawat inap terdiri dari pelayanan rawat inap pusat/utama,
pelayanan rawat inap perawatan umum (PU), pelayanan rawat inap
kedokteran militer (dokmil), pelayanan rawat inap ICU (Intensive Care
Unit), dan pelayanan rawat inap intalasi kamar operasi (OK).

Depo farmasi yang terdapat di rawat inap meliputi :


1) Depo Rawat Mondok
Depo Rawat Mondok terletak dilantai 1 gedung instalasi farmasi,
berada di bawah pelayanan rawat inap yang dipimpin seorang
apoteker dibantu oleh 5 asisten apoteker dan 1 juru resep. Depo
Rawat Mondok melayani distribusi obat ke ruang perawatan yaitu
IKA (Instalasi Kamar Anak) 1 dan 2, ruang bayi, lantai 1 paru, lantai
4 paru, lantai 2 jantung, obsgyn, jiwa, dan kamar bersalin
2) Depo Perawatan Umum
Depo Perawatan Umum terletak di lantai 1 gedung perawatan umum,
berada di bawah pimpinan seorang apoteker yang dibantu oleh 6
asisten apoteker. Depo ini melayani semua kebutuhan obat-obatan di
ruangan perawatan umum dari lantai 1,2,3,4,5 dan 6. Pelayanan
27

resep obat diberikan kepada pasien yang dirawat di gedung


perawatan umum terdiri dari pasien rawat inap :
a. Lantai 1 untuk TNI berpangkat Brigjen, Mayjen dan Kolonel
b. Lantai 2 untuk TNI berpangkat Letnan Kolonel dan Mayor
c. Lantai 3 untuk TNI berpangkat Letnan, Lettu, Kapten dan PNS
golongan III A-C.
d. Lantai 4 yang dikhususkan untuk pasien BPJS mandiri.
e. Lantai 5 yang dikhususkan untuk pasien perempuan yang berasal
dari TNI berpangkat Bintara, Tamtama dan PNS golongan I dan
II.
f. Lantai 6 lantai yang dikhususkan untuk pasien laki-laki yang
berasal dari TNI berpangkat Bintara, Tamtama dan PNS
golongan I dan II.
3) Depo Kedokteran Militer
Depo Kedokteran Militer terletak di lantai 6 gedung Departemen
Bedah. berada di bawah pimpinan seorang apoteker yang dibantu
oleh 3 Asisten Apoteker. Unit kedokteran militer Depo dokmil
melayani pasien yang berasal dari daerah konflik seperti pada
operasi militer yang memerlukan perawatan luka tembak, luka
tempur, dan luka pada saat latihan militer. Depo dokmil juga
melayani permintaan obat dari unit stroke.
4) Depo Instalasi Kamar Operasi (IKO)
Depo farmasi IKO terletak di lantai 2 gedung bedah, dibawah
pimpinan seorang apteker dan dibantu 6 asisten apoteker. yang
hanya melayani perbekalan farmasi pasien IKO yang sedang
menjalani operasi. Depo IKO memiliki tugas khusus melayani dan
memenuhi seluruh perbekalan farmasi yang dibutuhkan selama
proses operasi. Di depo IKO terdapat 10 kamar operasi dimana
masing-masing kamar memiliki fungsi yang berbeda yaitu kamar
operasi bedah syaraf, bedah penyakit dalam, bedah gigi dan mulut,
28

bedah THT, bedah tumor-plastik dan digestif, bedah mata, bedah


kandungan, bedah jantung-paru-ginjal, bedah orthopedi, dan bedah
urologi.
5) Depo Intensive Care Unit (ICU)
Depo farmasi unit ICU terletak di lantai 2 gedung reanimasi dan
anestesi satu ruangan dengan perawatan ICU. Pasien yang masuk ke
ruang perawatan ICU seperti pasien yang telah menjalankan operasi
bedah, hemodialisa, dan pasien stroke. Depo ini hanya melayani
perawatan ICU dengan pimpinan seorang apoteker dan dibantu 2
asisten apoteker. Depo ini melayani perbekalan farmasi dengan
sistem persediaan di ruangan (floor stock), dan Unit Dose
Dispensing (UDD).
6) Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Depo farmasi IGD terletak di lantai satu gedung IGD yang hanya
melayani perbekalan farmasi pasien IGD baik swasta maupun BPJS.
Depo IGD melayani resep dan permintaan obat untuk pasien-pasien
di IGD. Depo IGD menyiapkan segala obat-obat yang biasa
diperlukan untuk penanganan pasien gawat darurat.
c. Urusan Pelayanan Khusus (Yansus)
Pelayanan khusus terdiri atas Unit Pelayanan Jaga Cito (unit pelayanan
farmasi diluar jam dinas), dan Unit Pelayanan Aseptic Dispensing (unit
pelayanan obat kanker)
1) Unit Pelayanan Jaga Cito
Unit Pelayanan Jaga Cito adalah unit pelayanan farmasi diluar jam
kerja, dibuka 24 jam pada hari libur dengan 3 shift, dan 2 shift pada
hari senin-jumat. Resep yang dilayani berasal dari Gadar (gawat
darurat) atau ruang perawatan, masuk ke Unit Pelayanan Jaga Cito.
Obat yang ada disiapkan, sedangkan obat yang tidak ada dapat
diajukan ke Yanmasum Farmasi yaitu PKM (Pelayanan Kesehatan
Masyarakat).
29

2) Unit Pelayanan Produksi Aseptic Dispensing


Unit pelayanan ini melakukan dispensing obat-obat sitotoksik (obat-
obat kanker) yang perlu perlakuan khusus karena dapat menimbulkan
efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik bagi petugasnya.
Petugas yang bekerja di Unit Pelayanan Produsi Aseptic Dispensing ini
harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang baik dan benar
agar tidak terpapar oleh obat-obatan tersebut. Petugas di bagian ini
juga perlu memiliki pengetahuan khusus tentang teknik aseptik
dispensing yang benar.

Ruang lingkup dari Unit Pelayanan Produksi Aseptic Dispensing


Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto yaitu :
- Intravena Admixture, antara lain melakukan pengenceran,
melarutkan, dan meracik obat-obatan khusus.
- Handling Cytotoxic, antara lain melakukan penanganan obat-obat
sitotoksik (obat-obat kanker) secara aman dan benar.

(iv) Kepala Sub Instal Jang & Info (Kasub JangInfo )


Kasub Instal Jang & Info membawahi Kepala Seksi Instalasi Penunjang
(Kasi Penunjang), Kepala Seksi Informasi dan Monitoring Efek Samping
Obat (Kasi Infomeso), Kepala Urusan Perbekalan Kesehatan dan Gudang
(Kaur Bekkes & Gudang), Kepala Urusan Produksi (Kaur Produksi).
Kepala Sub Instal Jang &Info membawahi Gudang Farmasi. Unit Gudang
Farmasi mempunyai tugas pokok yaitu menerima, menyimpan, memelihara
dan mendistribusikan perbekalan kesehatan ke depo-depo farmasi yang ada
di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto. Perbekalan
kesehatan terdiri dari obat-obatan dan medical supply.

(v) Kasub Instal Haralkes


Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Alat Kesehatan membawahi 2 Kepala
Urusan yaitu:
30

a. Kepala Urusan Pemeliharaan Alat Kesehatan.


Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Alat Kesehatan. Pelayanan oksigen
diberikan ke pasien yang berhak. Tabung oksigen yang diminta
diberikan sesuai dengan pengembalian jumlah tabung kosong yang
diterima. Gas oksigen digunakan untuk kebutuhan pasien seperti bagian
polikinik paru, anak, kebidanan dan gawat darurat, sedangkan nitrogen
untuk kebutuhan kamar operasi.
b. Kepala Urusan Pemeliharaan Instalasi Gas Medik.
Gas medik yang terdapat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yaitu, O2
(tabung warna putih), N2O (tabung warna biru leher putih) dan CO2
(tabung warna abu-abu). Pendistribusiannya dilakukan selama 24 jam
oleh instalasi farmasi. Jumlah personilnya adalah 7 orang.

3.4 Unit Gudang Materiil (GudMat)


Unit Gudang Materiil mempunyai tugas pokok yaitu menerima, menyimpan,
memelihara dan mendistribusikan Materiil kesehatan dan Materiil umum. Materiil
kesehatan terdiri dari alat kesehatan, obat-obatan, medical supply, dan gas medik
sedangkan Materiil umum terdiri dari alat tulis kantor (ATK), administrasi kantor,
alat-alat rumah tangga, pakaian dan makanan.

Mekanisme kegiatan di Unit Gudang Materiil


(i) Mekanisme penerimaan Materiil :
a. Berdasarkan Perintah Penerimaan Materiil (PPM) disertai dengan
kontrak atau Surat Pesanan Dalam Negeri (SPDN)/Surat Perintah
Pengeluaran (SPP)/Nota Pembelian (NP)/Bukti Penyerahan (BP).
b. Diterima oleh tim komisi penerimaan barang, disaksikan oleh Kepala
Unit GudMat dan rekanan.
c. Dibuat berita acara penerimaan (BA).

(ii) Mekanisme penyimpanan Materiil :


a. Disimpan di gudang penyimpanan Materiil sesuai dengan jenisnya.
b. Dicatat di buku penerimaan Materiil.
31

c. Dicatat dikartu persediaan Materiil dan kartu pertanggungjawaban.

(iii) Mekanisme pemeliharaan Materiil :


a. Materiil ditempatkan pada suhu yang sesuai, sirkulasi udara baik dan
cukup penerangan listrik.
b. Aman dari pencurian, kebakaran, kebocoran air dan hewan pengerat.

(iv) Mekanisme pengeluaran materiil kesehatan :


a. Berdasarkan PPM dan dibuat BP
b. Dicatat dibukti pengeluaran, dikeluarkan dari kartu persediaan dan kartu
pertanggungan jawab.

(v) Mekanisme pengembalian materiil :


a. Kepala departemen membuat nota dinas pengembalian materiil ke
direktur pembinaan dan penunjang medik (untuk materiil kesehatan) dan
direktur pembinaan dan penunjang umum (untuk materiil umum).
b. Kepala bagian rencana pengadaan bekal kesehatan memeriksa tingkat
kerusakan alat kesehatan dan dibuat berita acara kerusakan.
c. Berdasarkan BA yang telah disetujui direktur pembinaan dan penunjang
medik atau direktur pembinaan dan penunjang umum, kepala
departemen mengisi formulir mutasi inventaris.
d. Materiil kesehatan dikembalikan ke gudang materiil disertai BA dan
formulir mutasi inventaris.

(vi) Mekanisme penghapusan materiil :


a. Kepala Unit GudMat mengajukan usulan penghapusan ke direktur
pembinaan dan penunjang medik atau direktur pembinaan dan
penunjang umum.
b. Tim panitia pencelaan atau penghapusan memeriksa dan membuat berita
acara pencelaan atau penghapusan.
c. Berdasarkan BA tersebut, direktur pembinaan dan penunjang medik atau
direktur pembinaan dan penunjang umum membuat surat usulan
32

penghapusan materiil ke direktur kesehatan angkatan darat yang


ditandatangani oleh Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

(vii) Mekanisme penerimaan gas medik :


a. Diterima oleh tim komisi penerimaan barang, disaksikan oleh Kepala
Unit Gudmat dan rekanan.
b. Dibuat berita acara penerimaan (BA).
c. Diserahkan ke instalasi farmasi sesuai dengan materiil kesehatan yang
diterima oleh Kepala Unit Gudmat.
d. Pendistribusian ke pemakai dilaksanakan oleh instalasi farmasi
Penyimpanan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan
disusun secara alfabetis, terdiri atas :
1) Golongan A1 kering seperti serbuk, tablet, kapsul dan lain-lain.
2) Golongan A1 basah seperti sirup (potio), cream, injeksi dan lain-
lain.
3) Golongan A2 medical supply.
4) Golongan A3 pembalut seperti perban, kapas dan lain-lain.
5) Golongan B1 alat kesehatan seperti spuit, jarum suntik dan lain-lain.

Untuk obat-obatan GudMat membuat laporan setiap 6 bulan sekali,


sedangkan untuk alat kesehatan GudMat membuat laporan 3 bulan sekali.
Obat diterima dan disesuaikan dengan surat kontrak oleh GudMat,
kemudian dibukukan dan disimpan di gudang obat dan alat kesehatan.
Sistem pengeluaran barang yang digunakan adalah sistem FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Setiap barang yang keluar
dan masuk harus dicatat dikartu stok.

3.5 Unit Kesehatan Lingkungan (KesLing)


Tugas KesLing sebagai pelaksana pengelolaan lingkungan meliputi:
(i) Pengelolaan limbah cair limbah cair berasal dari berbagai macam unit,
seperti laboratorium, ruang perawatan, dapur, laundry. Di Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto terdapat 6 unit IPAL, yaitu IPAL
33

Laundry, IPAL Rehabilitasi Medik, IPAL Paru, IPAL IKA (anak), IPAL
Jiwa, IPAL Kartika

(ii) Pengelolaan limbah padat


Limbah padat dibedakan menjadi :
a. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari ruangan perawatan,
laboratorium radiologi, kedokteran, kamar operasi, dan UGD.
Penanganannya dilakukan dengan proses pembakaran menggunakan
incenerator dengan suhu 1000C - 1300C.
b. Limbah nonmedis terdiri dari:
1) Limbah organik seperti sampah dapur, kertas.
2) Limbah anorganik seperti botol plastik, botol infus, vial dan ampul.
Penanganannya dilakukan dengan membuang limbah ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir), kemudian oleh Dinas Kesehatan DKI
dalam 1 minggu diambil 2 kali.

(iii) Pengelolaan limbah gas


Agar tidak terjadi polusi udara maka hasil pembakaran limbah padat yaitu
limbah gas yang dihasilkan harus dibakar lagi dengan api suhu 1000C,
sehingga gas yang keluar tidak membahayakan atau sesuai dengan standar
baku.

(iv) Pengawasan makanan Dilakukan, oleh unit gizi

(v) Pengelolaan dan pengawasan kualitas air bersih.

(vi) Sterilisasi ruangan dengan menggunakan desinfektan untuk ruangan pasien


yang terinfeksi dan kamar operasi.

(vii) Pengawasan kualitas kebisingan dan pencahayaan.

(viii) Pemberantasan serangga dan binatang pengganggu. Pemberantasan ini


dilakukan dengan 3 cara:
a. Fisik : ditangkap dengan menggunakan perangkap.
34

b. Kimia : menggunakan bahan kimia, misal racun tikus dan lainnya.


c. Biologi: memelihara ikan dalam selokan untuk memakan jentik nyamuk.

(ix) Penyuluhan untuk pencegahan nosokomial.


Dilakukan setahun 4 kali, materi mencakup tentang kesehatan lingkungan
dan higiene rumah sakit dengan adanya interaksi baik dengan diskusi
ataupun ceramah. Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto sudah
mempunyai laboratorium kesehatan lingkungan sendiri.

3.6 CSSD (Central Sterile Supply Departement)


Departemen ini bertanggung jawab untuk pembersihan, dekontaminasi dan
sterilisasi semua instrumen perlengkapan yang akan digunakan dalam operasi.
Dalam tindakan operasi banyak digunakan alat-alat, alat-alat yang digunakan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
(i) Critical
Alat-alat untuk bedah seperti membuka pembuluh darah. Sterilisasi yang
dilakukan dengan memakai autoklaf dengan teknik uap panas dengan suhu
rendah (60C) dan suhu tinggi (121C) atau (136C).

(ii) Semi Critical


Untuk alat-alat yang hanya bersentuhan dengan mukosa, seperti endoskopi,
lensa, dll. Sterilisasi yang dilakukan memakai desinfektan DTT
(Desinfektan Tingkat Tinggi) zat yang digunakan berupa alkasid (Glutaral
Dehid) alat-alat yang direndam selama 15 menit dikeringkan dibilas
dengan aquades dan dikeringkan kembali.

(iii) Non Critical


Untuk alat-alat yang tidak bersentuhan langsung dengan organ hanya sebatas
kulit seperti tensimeter, termometer,dll. Sterilisasi yang dilakukan memakai
alkohol atau clorin 0,05% dibilas dengan aquades lalu dikeringkan.
Alat-alat yang digunakan memiliki batasan waktu sterilisasi, batasan waktu
berlaku hanya tiga hari untuk pembungkus kain, kertas 1 bulan dan 6 bulan
35

untuk plastik. Proses sterilisasi membutuhkan waktu 1,5-2 jam. Dalam


sterilisasi digunakan berbagai macam zat, yaitu untuk sterilisasi pasien
menggunakan Betadine (povidone iodin), sedangkan Hibiscrub (cloridine
glucoanat) digunakan untuk mencuci tangan para petugas yang akan ikut
dalam proses operasi yang efektif hingga 1 jam.

Kualitas produk yang disterilkan dapat di nilai dengan menggunakan


indikator, jenis-jenis indikator sterilisasi yang tersedia di CSSD yaitu :
a. Indikator mekanik
Indikator mekanik adalah bagian dari instrumen mesin sterilisasi seperti
gauge, table, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan
apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Kegunaan indikator mekanik
untuk pengukuran temperature dan tekanan, yang merupakan fungsi
penting dari sistem monitoring sterilisasi.
b. Indikator kimia
Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan
sterilisasi (misalnya uap panas atau gas etilen oksida) pada objek yang
disterilkan, dengan adanya perubahan warna.
c. Indikator biologi
Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik
dalam bentuk bakteri yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter
yang terkontrol dan terukur dalam proses sterilisasi tertentu. Pinsip
kerjanya dengan mensterilkan bakteri hidup mikroorganisme yang non
patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu. Bila selama proses
sterilisasi mikroba tersebut terbunuh, maka dapat diasumsikan bahwa
mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh dan benda yang kita
sterilkan sudah di sebut steril.
36

3.7 Bagian Perencanaan, Pengendalian dan Pengadaan Bekal Kesehatan


(Rendal Ada Bekkes)
Bagian Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan Bekal Kesehatan (Rendal Ada
Bekkes) berada di bawah Direktorat Bina Penunjang Medis (DirBinJangMed)
yang bertugas merencanakan, mengendalikan, dan mengadakan perbekalan
kesehatan, obat-obatan dan alat kesehatan sekali pakai. Kepala Bagian
Administrasi Rendal Ada Bekkes membawahi Urusan Perencanaan Perbekalan
Kesehatan dan Urusan Pengendalian Pengadaan Perbekalan Kesehatan.
(i) Urusan Perencanaan Perbekalan Kesehatan
a. Tugas dan kewajiban bagian ini adalah:
1) Menyusun dan menghimpun permintaan dari pemakai untuk dasar
pembuatan program tahunan.
2) Menyusun rencana program pengadaan per triwulan.
3) Menyusun program pelaksanaan per triwulan yang disesuaikan
dengan plafon dana.
4) Mengadakan koordinasi dengan lembaga terkait mengenai dropping
perbekalan kesehatan dan obat.
5) Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Rendal Ada Bekkes.

Rencana kebutuhan disusun berdasarkan data kebutuhan satu tahun dari tiap
departemen. Pengajuan kebutuhan dilakukan sebelum tahun anggaran baru.
Program induk data perencanaan kebutuhan satu tahun disesuaikan dengan
dana yang tersedia.

(ii) Urusan Pengendalian Pengadaan Perbekalan Kesehatan


Tugas dan kewajiban dalam proses pengadaan perbekalan kesehatan adalah:
a. Menyusun perjanjian-perjanjian kontrak / Surat Perjanjian Kontrak
pesanan material sesuai peraturan yang berlaku dengan rekanan yang
disetujui.
37

b. Menyelenggarakan kontrak pesanan kepada rekanan yang ditunjuk


sesuai dengan keputusan panitia lelang/panitia penilai harga.
c. Meneliti kelengkapan administrasi pengadaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Melakukan pengarsipan terhadap segala kegiatan pengadaan.
e. Membuat laporan tiap triwulan, kepada IrJenAD (Inspektorat Jenderal
Angkatan Darat) dan tembusan Ditkesad (Direktorat Kesehatan
Angkatan Darat).
f. Menyiapkan persiapan TBCK (Tanda Bukti Salinan Kontrak) untuk tim
IrJenAD sampai penyelesaian.
Sumber dana diperoleh dari klaim BPJS, Pelayanan Masyarakat Umum
(Yan-Mas-Um), RBK (Rencana Bekal Kesehatan)

Manajemen logistik merupakan sistem pengelolaan persediaan perbekalan


kesehatan di rumah sakit agar sesuai dengan tujuan yang dicapai dan berjalan
dengan optimal, fungsi menajemen logistik meliputi fungsi pokok dan fungsi
pendukung. Fungsi pokok menajemen logistik meliputi:
(i) Perencanaan
Pengajuan kebutuhan dilakukan sebelum tahun anggaran baru. Dasar
penyusunan perencanaan dibuat oleh Rendal Ada BekKes mengacu pada
kebutuhan user (instalasi/unit/departemen), stok obat di gudang material,
rencana pengiriman obat dari pusat (Pusat Kesehatan TNI dan Ditkesad),
dan anggaran dana yang akan turun. Untuk anggaran dari YanMasUm,
perencanaan perbekalan kesehatan melalui Ketua Instalasi Farmasi dengan
membuat daftar perencanaan perbekalan kesehatan dengan melihat data
pemakaian di tiap depo farmasi dan gudang farmasi di rumah sakit setiap
tahun yang kemudian ditujukan kepada kepala rumah sakit dengan
tembusan pada bagian perencanaan dan pengadaan perbekalan kesehatan di
rumah sakit.
38

(ii) Pengadaan
Pengadaan obat merupakan suatu proses untuk mendapatkan perbekalan
farmasi untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengadaan yang dilakukan di RSPAD berdasarkan:
a. Pembelian
Pembelian dilakukan untuk obat-obat yang sesuai dengan DOE Rumah
Sakit diluar obat-obat pemberian. Pengadaan melalui tender terbuka
dengan nilai sesuai dengan anggaran yang ada setiap tahun. Kebijakan
dalam pengadaaan obat adalah menggunakan obat generik dan melalui
tender terbuka. Dalam pengadaan barang harus mempertimbangkan
jumlah buffer stock dan lead time barang yang ada di gudang
penyimpanan. Buffer stock dan lead time yang digunakan adalah
persediaan barang untuk 3-4 bulan, fungsi untuk adanya buffer dan lead
time adalah mencegah kekosongan barang. Pengadaan dilakukan oleh
ULP (Unit Layanan Pengadaan). Pengadaan barang yang fast moving
dengan harga mahal dilakukan dengan cara pembelian dengan jarak
waktu pendek dan tetap berdasarkan tingkat prioritas obat tersebut.
b. Dropping
1) Direktorat Kesehatan (DitKes) TNI, yaitu Obat-obatan dari LAFI-
AD, infuse dari Labiomed, dan alat kesehatan tertenru dari Lapalkes
2) Pusat kesehatan TNI (integrasi dengan seluruh TNI yaitu AD, AL
dan AU), yaitu obat kanker, supplai medis untuk hemodialisa,
implant orthopedic, dan cath jantung.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan.
d. Pengendalian dilakukan disetiap fungsi logistik.
Pengendalian dilakukan dengan cara audit internal maupun eksternal.
Pendistribusian barang melalui gudang farmasi dan depo farmasi akan
lebih terkendali dan dapat menghindari kebocoran dari pada
pendistribusian barang langsung ke user. Pendistribusian obat ke pasien
menggunakan sistem desentralisasi dikarenakan terdapat beberapa depo
39

farmasi untuk memudahkan pelayanan kefarmasian dan menghindari


kebocoran barang di unit pelayanan kesehatan.
e. Penghapusan
f. Distribusi

Anda mungkin juga menyukai