(ii) Eselon Pembantu Pimpinan, terdiri atas: Ketua Badan Penasehat, Ketua
Komite Medik, Ketua Komite Riset, Kepala Satuan Pengawasan Internal
(Ka SPI), Direktur Pembinaan Pelayanan Medis (Dirbinyanmed), Direktur
19
20
(iii) Eselon Pelayanan, terdiri atas: Sekretaris, disingkat Set, dan Kepala
Informasi dan Pengolahan Data (Kainfolahta)
Laundry, IPAL Rehabilitasi Medik, IPAL Paru, IPAL IKA (anak), IPAL
Jiwa, IPAL Kartika
Rencana kebutuhan disusun berdasarkan data kebutuhan satu tahun dari tiap
departemen. Pengajuan kebutuhan dilakukan sebelum tahun anggaran baru.
Program induk data perencanaan kebutuhan satu tahun disesuaikan dengan
dana yang tersedia.
(ii) Pengadaan
Pengadaan obat merupakan suatu proses untuk mendapatkan perbekalan
farmasi untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengadaan yang dilakukan di RSPAD berdasarkan:
a. Pembelian
Pembelian dilakukan untuk obat-obat yang sesuai dengan DOE Rumah
Sakit diluar obat-obat pemberian. Pengadaan melalui tender terbuka
dengan nilai sesuai dengan anggaran yang ada setiap tahun. Kebijakan
dalam pengadaaan obat adalah menggunakan obat generik dan melalui
tender terbuka. Dalam pengadaan barang harus mempertimbangkan
jumlah buffer stock dan lead time barang yang ada di gudang
penyimpanan. Buffer stock dan lead time yang digunakan adalah
persediaan barang untuk 3-4 bulan, fungsi untuk adanya buffer dan lead
time adalah mencegah kekosongan barang. Pengadaan dilakukan oleh
ULP (Unit Layanan Pengadaan). Pengadaan barang yang fast moving
dengan harga mahal dilakukan dengan cara pembelian dengan jarak
waktu pendek dan tetap berdasarkan tingkat prioritas obat tersebut.
b. Dropping
1) Direktorat Kesehatan (DitKes) TNI, yaitu Obat-obatan dari LAFI-
AD, infuse dari Labiomed, dan alat kesehatan tertenru dari Lapalkes
2) Pusat kesehatan TNI (integrasi dengan seluruh TNI yaitu AD, AL
dan AU), yaitu obat kanker, supplai medis untuk hemodialisa,
implant orthopedic, dan cath jantung.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan.
d. Pengendalian dilakukan disetiap fungsi logistik.
Pengendalian dilakukan dengan cara audit internal maupun eksternal.
Pendistribusian barang melalui gudang farmasi dan depo farmasi akan
lebih terkendali dan dapat menghindari kebocoran dari pada
pendistribusian barang langsung ke user. Pendistribusian obat ke pasien
menggunakan sistem desentralisasi dikarenakan terdapat beberapa depo
39