PENDAHULUAN
Hipertensi dengan atau tanpa penyakit iskemik merupakan penyebab gagal jantung
yang terbanyak. Sebaliknya, penyakit jnatung iskemik merupakan penyebab gagal
jantung yang terbanyak di Eropa. Perbedaan ini mungkin akibat adanya perbedaan
definisi, bukan karena perbedaan yang sesungguhnya di dalam populasi. Studi lain di
Inggris juga membuktikan pentingnya penyakit arteri koroner sebagai penyebab gagal
jantung. Sejumlah 41% klien yang dirawat karena gagal jantung menderita penyakit
jantung iskemik, 26% di antaranya baru saja menderita infark miokardium, 49% dengan
infark miokardium yang telah lama diderita, dan 24% angina. Hipertensi dan
Aldosteron
Suplai darah Hipertrofi
Suplai O ke meningkat
ke jaringan ventrikel kanan
menurun otak menurun
ADH meningkat
Metabolisme Sinkop
anaerob
Retensi Na +
Resiko HO
Asidosis
metabolik penurunan
perfusi jaringan Tekanan vena
Kelebihan pulmonalis
volume cairan meningkat
ATP menurun
Tekanan kapiler
Fatigue paru meningkat
Intoleransi
aktifitas Gangguan Beban
Edema paru
pertukaran gas ventrikel
Iritasi
Kerusakan Ronchi mukosa
Pitting edema integritas kulit basah paru
Ansietas
Sesak nafas Ketidakefektifan pola nafas
Deficit perawatan diri
Ansietas
1.7 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gagal Jantung Kongestif
1. Pengkajian Keperawatan
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai sejumlah gejala dan
tanda, serta disebabkan oleh berbagai kelainan jantung, seperti: gangguan irama
jantung; gangguan endokardial, perikardial, palvular, dan miokardial. Kelainan
miokardial dapat bersifat sistolik (berhubungan dengan kontraksi dan pengosongan
ventrikel), diastolik (berhubungan dengan relaksasi dan pengisian ventrikel) atau
kombinasi keduanya.
Pengkajian pada klien dengan gagal jantung merupakan salah satu aspek dalam
proses keperawatan. Hal ini penting untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
Perawat mengumpulkan data dasar mengenai informasi status terkini klien tentang
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis yang mungkin muncul adalah:
1) Aktual/resiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan
kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi , irama, dan konduksi elektrikal
4) Aktual/ risiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan
pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru.
6) Aktual/ risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan
penurunan perfusi organ.
8) Aktual/ risiko tinggi perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan penurunan intake, mual, dan anoreksia.
10) Aktual/ risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan pusing dan kelemahan.
11) Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
kesehatan, situasi krisis, ancaman, atau perubahan kesehatan.
3. Perencanaan.
1) Aktual/risiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan
penurunan kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama dan
konduksi elektrikal.
Ditandai dengan: peningkatan frekuensi jantung (takikardia), disritmia: perubahan
gambaran pola EKG, perubahan tekanan darah (TD) (hipotensi/hipertensi), bunyi
jantung ekstra (S3, S4), penurunan pengeluaran urine, nadi perifer tidak teraba, kulit
dingin (kusam: diaforesis,ortopnea, krakles, distensi vena jugularis, pembesaran hepar,
edema ekstremitas, nyeri dada.
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam penurunan curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan
tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang dan bebas
gejala gagal jantung (seperti parameter hemodinamik dalam batas normal, keluaran urin
adekuat).
Kriteria: - klien akan melaporkan penurunan episode dipsnea, berperan dalam aktivitas
mengurangi beban kerja jantung. Tekanan darah dalam batas normal. (120/80mmHg).
Nadi 80x/menit, tidak terjadi aritmia. Denyut jantung, dan irama jantung teratur, CRT
kurang dari 3 detik dan produksi urun > 30ml/jam.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji dan laporkan tanda Kejadian mortalitas dan morbiditas sehubungan dengan ml
penurunan curah jantung yang lebih 24 jam pertama.
Periksa kejadian klien Biasanya terjadi takikardia meskipun pada istirahat untuk
dengan mengauskultasi mengkompensasi penurunan kontraktilitas vena ventrikel,
nadi apikal: kaji KAP,PAT, MAT, PVC, dan AF disritmia umum berkenaan
frekuensi, irama jantung dengan GJK meskipun lainnya juga terjadi.
(dokumentasi disritmia, Catatan: disritmia ventrikel tidak responsif terhadap obat
bila tersedia telemetri) yang diduga aneurisme ventrikel.
Catat bunyi jantung S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa,
irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
darah ke dalam serambi yang distensi mur-mur dalam
menunjukkan inkompetensi atau stenosis mitral.
Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung menunjukkan menurunnya nadi,
radial poplitea, dorsalis pedis, postibial. Nadi mungkin cepat
hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi, dan pulsus alteran
(denyut kuat lain denyut lemah) mungkin ada.
Pantau adanya keluaran Ginjal berespons untuk menurunkan curah jantung dengan
urine, catat pengeluaran menambah cairan dan natrium. Keluaran urin biasanya
dan kepekatan, menurun selama 3 hari karena perpindahan cairan ke jaringan
konsentrasi urin tetapi dapat meningkat pada malam hari sehingga cairan
terpindah kembali ke sirkulasi bila pasien tidur.
10) Aktual/resiko tinggi cidera yang berhubungan dengan pusing dan kelemahan
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi cidera pada klien
Criteria : klien tidak terjatuh, TTV dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Catat pola istirahat dan Variasi penampilan dan prilaku klien dalam pemenuhan
tidur klien siang dan istirahat dan tidur sebagai temuan pengkajian
malam hari
Pantau adanya Tempat tidur dengan adanya pengaman /pagar tempat tidur
pengaman pada tempat dapat mencegah klien jatuh pada saat gelisah dan mengalami
tidur klien kelemahan
Atur posisi fisiologis Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 dan rasa
nyaman
Manajemen lingkungan : Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri
lingkungan tenang dan ekstermitas dan pembatasan pengunjung akan membantu
batasi pengunjung klien dapat melakukan istirahat psikologis
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan gagal jantung.
a. Bebas nyeri.
b. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari.
c. Menunjukkan adanya peningkatan curah jantung.
1) Tanda-tanda vital kembali normal.
2) Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer.
3) Tidak terjadi kelebihan volume cairan.
4) Tidak sesak.
5) Edema ekstremitas tidak terjadi.
d. Menunjukkan penurunan kecemasan.
e. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
1) Mematuhi semua aturan medis.
2) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau
sifatnya berubah.
3) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas
dari komplikasi.
4) Menjelaskan proses terjadinya gagal jantung.
5) Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi.
6) Mematuhi program perawatan diri.
7) Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi.
8) Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Yunyati
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Kp Lontar Rt 007/002 Kabupaten Tangerang
Nomor Telfon : 0858 1120 9565
Diagnosa Penyakit : Gagal jantung kongestif
Tanggal Masuk : 6 April 2016
Tanggal Pengkajian : 11 April 2016
Pemberi Jaminan : BPJS
Sumber Data : Auto Anamnesa
Nomor Rekam Medis : 00066112
Genogram:
+ +
+ +
:laki laki
:perempuan
:Pasien
+ : Meninggal
: Sakit yg sama
e. Pola Aktifitas Sehari-hari
NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
1. Nutrisi dan Hidrasi Diet/Jenis :Tidak pernah Diet/Jenis: Diet Hipertesi danCHF
melakukan diet Porsi Yang dihabiskan: Porsi
makan saat sakit tidak mengalami
Porsi Yang dihabiskan: Klien perubahan dan asupan klien
dapat menghabiskan 1 piring melebihi keluaran
makan
Minum : 4 gelas/hari
Minum : 8 gelas sehari
2. Eliminasi (BAB& BAB: Biasanya 1x/hari dan BAB :Hanya sekali ,berwarna
BAK) konsistensinya padat, berwarna cokelat, konsistensinya padat dan
coklat, tidak berbau tidak berbau
4.. Istirahat Tidur Pasien tidur selama 8 jam/hari. Pasien tidur selama 8 jam/hari.
5. Latihan Olahraga Pasien hanya berjalan-jalan saja Selama dirumah sakit tidak pernah
di dekat rumahnya olahraga.
6. Gaya Hidup Pasien suka makan makanan Pasien tidak makan makanan yang
yang cepat saji cepat saji
5. Data Psikologis
Status Emosi : Pasien selalu berharap agar cepat sembuh
Kecemesan : Tidak mengalami cemas
6. Data Sosial
Pasien selama dirumah dia selalu berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan tetap
ramah, terlihat saat ia sakit banyak tetangga yang menjenguknya di rumah sakit dan
menghiburnya di ruangan.
7. Data Spiritual
Selama sakit pasien selalu melaksanakan ibadah sholat dan saat sebelum sakit pasien
adalah seseorang yang taat dalam menjalankan ibadah dia selalu optimis terhadap
penyakitnya.
8. Data Penunjang
Echocardiography
Elektrokardiogram
Pemeriksaan Urine
Makroskopik : warna Kuning, keruh Nilai Normal
kekeruhan
Carik : leukosit ++ 0-0
Nitrit Negative 0-0
Urobilinogen Negative 0.1-1
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah +++ Nilai Normal
Berat Jenis 1015 1003 1030
Keton Negative 00
Bilirubin Negative 00
Glukosa Negative 0 < 180
Sedimen Leukosit 70-80/LPB 0<5
Eritrosit Penuh/LPB 0 < 10
Epitel ++
Silinder Positif 00
Kristal Negative 00
Bakteri Negative 00
Pemeriksaan Elektrolit
Hasil Nilai Normal
Natrium 13.1 mEq/L 135 - 147
Kalium 4.8 mEq/L 3.5 - 5
Chloride 10.7 mEq/L 96 - 105
Obat lain-lain
> IUFD 0,9%
> Aminofluid /12 jam
> Ventolin /8 jam
C. Perencanaan
5.Istirahatkan klien
5.Tirah baring merupakan
dengan tirah bagian yang penting
dari pengobatan gagal
baring optimal
jantung kongestif
khususnya pada tahap
akut dan sulit
disembuhkan. Selain
itu, untuk menurunkan
seluruh kebutuhan kerja
pada jantung, tirah
baring membantu dalam
menurunkan beban
kerja dengan
menurunkan volume
42 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
intravaskular melalui
induksi diuresis
berbaring. Istirahat akan
mengurangi kerja
jantung, meningkatkan
tenaga cadangan
jantung, dan
menurunkan tekanan
darah. Lamanya
berbaring juga
merangsang diuresis
karena berbaring akan
memperbaiki perfusi
ginjal.
- Lingkungan tenang
akan menurunkan
- Manajemen stimulus nyeri
eksterna dam
lingkungan:
pembatasan
lingkungan pengunjung akan
membantu
tenang dan batasi
meningkatkan kondisi
pengunjung. O2 ruangan yang akan
berkurang apabila
banyak pengunjung
yang berada di
ruangan.
- Meningkatkan asupan
- Ajarkan tiknik O2 sehingga akan
menurunkan nyeri
relaksasi
sekunder dari iskemia
pernapasan jaringan otak.
dalam
- Distraksi (pengalihan
- Ajarkan teknik perhatian) dapat
menurunkan stimilus
distraksi pada
internal dengan
saat nyeri. mekanisme
peningkatan produksi
3. Obat-obat
antianginabertujuan
3. Kolaborasi untuk meningkatkan
aliran darah, baik
pemberian terapi
dengan menambah
farmakologis suplai oksigen atau
dengan mengurangi
kebutuhan
miokardium akan
oksigen.
D. Pelaksanaan
Tanggal Tindakan Keperawatan No. Dx Paraf
11 April 2016 07.05 1. Memberikan obat oral: 1
TD : 150/90mmHg N : 88x/menit
S : 37oC Rr :22x/menit
TD : 150/90mmHg N : 88x/menit
S : 37oC Rr :22x/menit
E. Evaluasi
Tanggal No dx Catatan Perkembangan (SOAPIER) Tanda tangan
14 april 1 S=klien mengatakan terasa lelah jika melakukan
2016 aktivitas
O= tidak ada penurunan kesadaran, GCS=15
TD: 160/90
N: 86x/m
Aktivitas dibantu keluarga rentang 6 dari skala 1-10
Bunyi jantung S3
Perubahan ekg
A=masalah belum teratasi
P= Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung,
catat bunyi jantung, pantau adanya keluaran urine, catat
pengeluaran dan kepekatan, konsentrasi urin,
istirahatkan klien dengan tirah baring optimal,
kolaborasi untuk pemberian diet jantung dan pemberian
obat, dan pantau seri EKG.
I= Mengkaji dan laporkan tanda penurunan curah
jantung, mencatat bunyi jantung, memantau adanya
keluaran urine, mencatat pengeluaran dan kepekatan,
konsentrasi urin, mengistirahatkan klien dengan tirah
baring optimal, berkolaborasi untuk pemberian diet
jantung dan pemberian obat, dan memantau seri EKG.
A. Kesimpulan
CHF atau yang sering disebut dengan gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat pada
orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat proses penuaan.
CHF ini dapat menjadi kronis apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti
hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati (kelainan fungsi otot jantung), dan
lain-lain.CHF juga dapat berubah menjadi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada
kasus miokard infark (penyakit serangan jantung akibat aliran darah ke otot jantung).
Gagal jantung juga sering disebut suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan
pengisian darah pada vena normal. Namun, definisi-definisi lain menyatakan bahwa
gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu organ, melainkan suatu
sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan respons hemodinamik,
renal, neural, dan hormonal (Mutaqqin,2009).
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai
makalah ini adalah:
1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah
mengenai asuhan keperawatan pasien dengan gagal jantung.
2. Diharapkan pembaca dapat memahami penjelasan mengenai asuhan
keperawatan pasien dengan gagal jantung yang telah diuraikan.
3. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan ilmu pengetahuan.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular
dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction Publishing.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction Publishing.
Brunner dan Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC
.