Anda di halaman 1dari 13

35

III.9 Uraian Obat


III.9.1 Infus Ringer Laktat (9,11)
a. Komposisi
Setiap 500 ml infus ringer laktat mengandung NaCl 3 g, Na laktat 1,55 g,
KCl 0,15 g, CaCI2 0,1 g.
b. Indikasi
Sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi pada pasien dewasa dan
anak
c. Kontraindikasi
Pemberian natrium, kalium, kalsium, laktat atau klorida secara klinis dapat
berbahaya. Pemberian laktat kontra indikasi pada pasien dengan metabolik
asidosis atau metabolik alkalosis yang parah, dan pada pasien dengan
penyakit hati yang parah atau kondisi anorexia yang mempengaruhi
metabolisme laktat.
d. Mekanisme Kerja
Larutan isotonik ini dapat menyediakan konsentrasi ion-ion ekstraselular
mendekati kondisi fisiologis tubuh yang penting yang diindikasikan untuk
pengobatan deplesi yang mungkin timbul akibat beberapa kondisi seperti
gastroenteritis, diabetik keto-asidosis, ileus dan ascites.
e. Efek Samping
Pemberian dalam jumlah dan dosis yang besar dapat meningkatkan
akumulasi natrium dan dapat timbul udem.
f. Dosis dan aturan pakai
Dalam keadaan kekurangan cairan dan 4-8 liter, dapat diberikan 2 sampai
3 liter larutan NaCl isotonik selama 2-3 jam, selanjutnya pemberian infus
dapat diberikan dengan perlahan. Larutan elektrolit ini diberikan secara
intravena untuk mengembalikan cairan tubuh normal dan memenuhi
kebutuhan elektrolit akibat terjadinya defisit atau kehilangan cairan terus-
menerus saat pasien mengalami mual atau muntah yang tidak
memungkinkan memenuhi dalam cairan jumlah besar, dapat juga
diberikan cairan berkesinambungan melalui hipodermoklisis.
36

g. Perhatian dan Peringatan


Harus diperhatikan tekanan vena jugularis, perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap paru-paru dan pada pasien yang baru mengalami atau yang
penyakitnya telah parah dapat membantu mengamati tekanan vena pada
atrial kanan (pusat).
h. lnteraksi Obat
Karena mengandung ion kalsium jangan diberikan dengan menggunakan
infus set yang sama dengan darah karena kemungkinan terjadi koagulasi.
i. Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar/ruangan (25C-30C).

III.9.2 Neurosanbe (24, 21)


a. Komposisi
Per ampul : Vitamin B1 100 mg, Vitamin B6 100 mg, Vitamin B12 5000
mcg.
b. Indikasi
Kelainan sistem saraf tepi, kekurangan Vitamin B
c. Mekanisme Kerja
Vitamin B1 atau tiamin merupakan vitamin yang banyak terdapat pada
gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati, Di dalam
tubuh manusia vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada proses
dekarboksilasi asam alfa- keto dan berperan dalam proses metabolisme
karbohidrat.
Vitamin B6 atau piridoksin merupakan vitamin yang banyak terdapat pada
zat makanan daging-dagingan, kacang-kacangan, dan pisang. Di dalam
tubuh manusia vitamin B6 akan berubah menjadi piridoksal fosfat dan
piridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam proses metabolisme
protein dan asam empedu.
Vitamin B12 atau kobalamin merupakan vitamin yang banyak terdapat
pada sereal, dan produk kedelai. Di dalam tubuh manusia vitamin B12
berperan dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan
37

sel dan pemeliharaan integritas jaringan saraf. Karena kerjanya tersebut


vitamin B kompleks memiliki manfat yang sangat besar dalam proses
pembentukan sel sel tubuh, proses pembentukan sel darah merah, dan
sebagai nutrisi bagi sel saraf. Selain sebagai nutrisi bagi sel saraf, vitamin
B juga membantu dalam produksi neuro transmiter, yaitu zat yang menjadi
perantara antar sel-sel saraf.
d. Dosis dan aturan pakai
1 ampul setiap hari secara intra muskular (IM)
e. Efek Samping
Sebagai vitamin atau suplemen makanan, obat Neurosanbe pada umumnya
relatif aman dan tidak menimbulkan efek samping. Sejumlah efek samping
yang pernah dilaporkan terkait dengan penggunaannya yang berlebihan
antara lain: reaksi alergi, gatal kulit, bentol-bentol, bengkak kulit, sensasi
rasa hangat, berkeringat berlebih, kebiruan, rasa lelah, mual, muntah, kulit
mati rasa, urine berwarna jingga.
f. Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita yang diketahui memiliki
riwayat hipersensitif atau riwayat alergi terhadap vitamin B kompleks atau
komponen vitamin B1, vitamin B6, atau vitamin B12.
g. Peringatan dan Perhatian
Hati-hati penggunaan obat ini bahkan sebaiknya tidak digunakan pada
pasien yang sedang menerima terapi levodopa. Hati-hati penggunaan
vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu yang lama karena dapat
menyebabakan terjadinya sindroma neuropati.

III.9.3 Novorapid
a. Komposisi
Setiap 1 mL mengandung 100UI Insulin Aspart
b. Indikasi
Terapi diabetes melitus tipe 1 dan 2 (22, 23, 25)
38

c. Dosis dan Aturan Pakai


0,5-1 UI/kgBB/hari (22, 25)
d. Efek Samping
Hipoglikemia, edema, pucat, berkeringat, dan nafsu makan meningkat (24)
Hipoglikemik, urtikaria, ruam, reaksi anafilaksis, neuropatiperifer, gangguan
pembiasan, retinopati diabetes, edema (22).
e. Kontraindikasi
Hipoglikemia, hipersensitifitas (22)
f. Perhatian dan Peringatan
Penyakit atau obat yang dapat memperlambat absorpsi makanan dan atau
meningkatkan kebutuhan insulin. Pengurangan jadwal makan, aktivitas fisik
yang berat. Preparat yang mengandung metacresol yang dapat menyebabkan
reaksi alergi. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan
mesin. Hamil. (24)
Dosis yang tidak mencukupi atau pemberhentian khususnya pada pasien
diabetes mellitustipe 1 dapat menyebabkan hipoglikemik (22)
g. Interaksi Obat
Obat hipoglikemik oral, inhibitor ACE, alkohol, steroid anabolic, alcohol,
steroid anabolikdapat menurunkan kebutuhan insulin (22)
h. Bentuk Sediaan
FlexPen 300UI/mL

III.9.4 Levemir (23, 24, 27)


a. Komposisi
Setiap ml mengandung 100 U insulin detemir
b. Indikasi
Diabetes mellitus
c. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap obat ini, hipoglikemia
39

d. Efek samping
Efek hipoglikemia mungkin terjadi, terjadi reaksi pada tempat penyuntikan
berupa inflamasi
e. Dosis
Dosis sub kutan bersifat individual (1 atau 2 kali/hari). Dosis lazim : 0,2-1
unit/kg BB/hari.
f. Pemberian obat
Untuk pasien yang diterapi dengan rejimen 1 kali/hari, berikan bersamaan
dengan makan malam atau menjelang tidur. Untuk pasien yang memerlukan
pemberian dosis 2 kali/hari, dosis malam dapat diberikan bersamaan makan
atau menjelang tidur atau 12 jam sesudah pemberian dosis pagi.
g. Perhatian
Kondisi infeksi dan demam, hipoalbuminemia berat, dapat mengganggu
kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin, hamil dan laktasi.
h. Efek samping
Hipoglikemia, reaksi pada tempat injeksi
i. Interaksi obat
Obat hipoglikemik oral, oktreotid, penghambat MAO, penyekat
adrenergik non selektif, penghambat ACE, salisilat, alkohol, steroid
anabolik, sulfonamid, kontrasepsi oral, tiazid, glukokortikoid, hormon
tiroid, simpatomimetik, dan dinazol. Berinteraksi dengan produk yang
mengandung tiol atau sulfide. Levemir tidak boleh ditambahkan pada cairan
infus.

III.9.5 Proliver (25, 26)


a. Komposisi
Kurkuminoid 20 mg, silymarin phytosome 70 mg, choline bitartrate 150
mg, vit B6 2 mg
b. Indikasi
Membantu menjaga kesehatan hati
40

c. Mekanisme Kerja
Curcuminoid memiliki manfaat yang besar, berasal dari tumbuhan
Curcuma Xanthorrhiza Roxb. Curcuminoid sangat baik untuk
memelihara kesehatan hati. Sylimarine berasal dari tanaman Silybum
Marianum. Bahan ini merangsang pertumbuhan sel-sel hati, mengganti
sel-sel hati yang rusak. Curcuminoid dan Sylimarine berperan sebagai
hepatoprotektor (pelindung hati) dan antioksidan (menangkal radikal
bebas yang dapat merusak hati). Ekstrak Echinacea juga berasal dari
tumbuhan alami Echinacea Purpurea. Echinacea digunakan untuk
merangsang sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri
yang menginfeksi hati. Suplemen Pro Liver baik untuk melindungi sel
hati dari kerusakan. Produk ini juga efektif untuk pengobatan penyakit
hati dan merangsang regenerasi sel hati
d. Dosis dan aturan pakai
1 tablet 3 kali sehari

III.9.6 Episan Suspensi (23, 24, 25)


e. Komposisi
Tiap 5 ml suspensi mengandung 500 mg sukralfat
f. Indikasi
Terapi jangka pendek tukak duodenum, gastritis kronis, dan profilaksis
stress ulcer
g. Mekanisme Kerja
Sukralfat adalah kompleks antara aluminium hidroksida dan sukrosa
octasulfate. Sukralfat merupakan substansi yang bekerja lokal pada
lingkungan asam (pH<4). Mekanisme kerja sukralfat adalah sukralfat
bereaksi dengan asam hidroklorik dalam lambung membentuk sebuah
cross-linked yang memiliki konsistensi kental seperti bahan perekat yang
mampu bereaksi sebagai buffer asam untuk waktu yang lama, yaitu 6-8 jam
setelah diminum dalam dosis tunggal.
41

h. Dosis dan aturan pakai


1) Tukak duodenum Dewasa: 2 g dua kali sehari atau 1 g 4 kali sehari selama
4-6 minggu, atau dalam kasus resisten sampai 12 minggu, 1 jam sebelum
makan dan menjelang tidur; maksimal 8 g per hari
2) Gastritis kronis Dewasa: 2 g dua kali sehari atau 1 g 4 kali sehari selama 4-6
minggu atau dalam kasus resisten sampai 12 minggu, 1 jam sebelum makan
dan menjelang tidur; maksimal 8 g perhari
3) Profilaksis ulserasi stres Dewasa: 1 g 6 kali sehari; maksimal 8 g per hari
i. Efek samping
Konstipasi, Gangguan pencernaan, Mual, ruam kulit, mulut kering
j. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sukralfat
k. Peringatan dan perhatian
gangguan ginjal (hindari bila berat); kehamilan dan menyusui; pemberian
sukralfat dan nutrisi enteral harus berjarak 1 jam
l. Interaksi Obat
Adanya laporan mengenai pembentukan bezoar pada penggunaan sukralfat.
Oleh sebab itu penggunaan sukralfat harus berhati-hati pada pasien dengan
penyakit yang serius, terutama jika secara bersamaan juga mendapat nutrisi
enteral atau pasien mengalami gangguan pengosongan lambung.

III.9.7 Ambroksol (24, 29)


a. Komposisi
Tiap tablet mengandung ambroksol 30 mg.
b. Indikasi
Terapi pada penyakit saluran nafas akut dan kronik yang disertai dengan
sekresi bronkus yang abnormal, terutama pada bronkitis kronik
eksaserbasi, ashmatik bronkitis, dan bronchial asma.
c. Mekanisme kerja
Ambroksol merupakan metabolit aktif N-desmethyl dari mukolitik
Bromheksin. Meningkatkan kuantitas dan menurunkan viskositas sekresi
42

tracheobronchial. Ambroksol menstimulasi sintesis dan sekresi surfaktan


paru.
d. Dosis dan aturan pakai
Tablet dewasa & anak > 12 tahun 1 tablet 3 x sehari. Pada penggunaan
jangka panjang dapat dikurangi menjadi 2 x sehari.
e. Efek samping
Gangguan ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
f. Kontraindikasi
Absolut kontra indikasi masih belum diketahui
g. Penyimpaan
Disimpan terlindung dari cahaya.

III.9.8 Curcuma (24)


a. Komposisi
Setiap tablet mengandung ekstrak Curcuma xanthorrhiza 200 mg
b. Indikasi
Anoreksia, icterus karena obstruksi, amenore.
Hepoteprotektif
c. Mekanisme Kerja
Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin sebagai
antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai
antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena
peroksidasi lipid dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan yaitu
superoxide dismutase (SOD) diman enzim SOD akan mengonversi O2
menjadi produk yang kurang toksik.
d. Dosis dan Aturan Pakai
Anoreksia dan Amenore 1-2 tablet 3x sehari
Icterus karena obstruksi 1-2 tablet 3x sehari, jika gejala berlanjut,
dilanjutkan dengan dosis -1 tablet3x sehari
1-2 tab.
43

e. Efek Samping
-
f. Kontraindikasi
Hipersensitifitas

g. Perhatian dan Peringatan


Wanita hamil dan laktasi

h. Interaksi Obat
-
i. Bentuk Sediaan
Tablet 200 mg

III.9.9 Ranitidin Injeksi (28)


a. Komposisi
Tiap 2 ml mengandung Ranitidin 50 mg.
b. Indikasi
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia
episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori,
sindrom Zoliinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam
lambung akan bermanfaat.
c. Mekanisme Kerja
Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor-H2 menghambat kerja
histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam
lambung. Kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50%
perangsangan sekresi asam lambung adalah 36-94 mg/dl. Kadar tersebut
bertahan selama 6-8 jam.
d. Dosis dan Aturan Pakai
Injeksi intramuskular: 50 mg setiap 6-8 jam.
Injeksi intravena lambat: 50 mg diencerkan sampai 20 ml dan diberikan
selama tidak kurang dari 2 menit; dapat diulang setiap 6-8 jam. Infus
intravena: 25 mg/jam selama 2 jam; dapat diulang setiap 6-8 jam.
44

Profilaksis tukak stres, pada awalnya injeksi intravena lambat 50 mg


(seperti di atas), kemudian infus berkesinambungan, 125-250 mcg/kg/jam
(dapat diikuti dengan 150 mg 2 kali sehari oral bila dimasukkan makanan
melalui oral mulai dilakukan).
e. Efek Samping
Diare dan gangguan saluran cerna lainnya, pengaruh terhadap pemeriksaan
fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala, pusing, ruam, dan rasa
letih. Efek samping yang jarang adalah pankreatitis akut, bradikardi, AV
blok, rasa bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua atau
orang yang sakit parah, reaksi hipersensitivitas (termasuk demam,
artralgia, mialgia, anafilaksis), gangguan darah dan reaksi kulit.
Dilaporkan juga kasus ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi.
f. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
g. Peringatan dan Perhatian
Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan gangguan ginjal, kehamilan, dan pasien menyusui. Antagonis
reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu
diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan pada pasien
setengah baya atau yang lebih tua.
h. Interaksi Obat
Penghambatan enzim metabolisme P450 lebih sedikit daripada Simetidin.

III.9.10 OAT FDC Kategori 1 (5, 11, 29)


a. Komposisi
Tiap 1 tablet mengandung Rifampizin 150 mg, Isoniazid 75 mg,
Pirazinamid 400 mg, Etambutol 275 mg
b. Indikasi
Untuk pengobatan TBC
45

c. Mekanisme Kerja
Isoniazid : Prodrug yang teraktivasi oleh katalase bacterial dan bekerja
dengan menghmbat sintesis asam mikoloit,komponen esensial dinding
sel bakteri.
Pirazinamid : Bekerja dengan membentuk asam pirazinoat yang
terakumulasi dalam sel bakteri menyebabkan penurunan pH sehingga
terjadi penghambatan terhadap enzim sintesis asan fatty yang
diperlukan bakteri untuk sintesis asam lemak.
Etambutol : Penghambatan terhadap arabinosil transferase yang terlibat
dalam sintesis dinding sel bakteri menyebabkan peningkatan permeasi
dinding sel.
Rifampisin : Penghambatan terhadap DNA-Dependent RNA Polimerase
yang mengarah pada supresi sintesis RNA dan kematian sel.
d. Kontraindikasi
1) Isoniazid
penyakit hati yang akut; hipersensitivitas terhadap isoniazid; epilepsi;
gangguan fungsi ginjal dan gangguan psikis.
2) Pirazinamid
gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas terhadap pirazinamid, gout,
wanita hamil dan menyusui.
3) Etambutol
hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat rambahan obat, neuritis
optik, gangguan visual; ANAK di bawah 6 tahun
e. Efek Samping
Isoniazid : Mual, muntah, konstipasi; neuritis perifer dengan dosis
tinggi (diperlukan profilaksis piridoksin), neuritis optik,
konvulsi,episode psikosis, vertigo.
Rifampisin : Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah,
diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit
kepala, gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock,
46

anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura;


gangguan fungsi liver.
Pirazinamid : Hepatotoksisitas termasuk demam, anoreksia,
hepatomegali, splenomegali, jaundice, gagal hati; mual,
muntah,kemerahan, disuria, atralgia, anemia sideroblastik.
Etambutol : Neuritis optik, buta warna merah/hijau , neuritis perifer,
ruam (jarang terjadi) , pruritus, urtikaria dan trombositopenia.
f. Dosis
untuk pasien dengan bobot badan 37 kg 1 x 2 tablet/hari dengan jam yang
sama.
g. Perhatian dan Peringatan
1) Rifampizin
Kurangi dosis pada gangguan fungsi hati; lakukan pemeriksaan uji
fungsi hati dan hitung sel darah pada pengobatan jangka panjang;
gangguan fungsi ginjal (jika dosis lebih dari 600
mg/hari) lihat Lampiran 3; kehamilan dan menyusui
2) Isoniazid
Gangguan fungsi hati (uji fungsi hati); gangguan fungsi ginjal; risiko
efek samping meningkat pada asetilator lambat; epilepsi; riwayat
psikosis; alkoholisme; hepatitis berat, hepatotoksik, penderita neuropati
perifer, penderita HIV, wanita hamil, menyusui dan post partum, pasien
hipersensitif, diabetes mellitus, intoleransi galaktosa, porfiria.
3) Pirazinamid
Gangguan fungsi hati; gangguan fungsi ginjal; diabetes mellitus; gout;
pasien hipersensitif terhadap etionamid, isoniazid, niasin, serta
pirazinamid.
4) Etambutol
Turunkan dosis pada gangguan fungsi ginjal; lansia; kehamilan;
ingatkan pasien untuk melaporkan gangguan penglihatan.
47

h. Interaksi Obat
1) Rifampizin
Interaksi obat: peggunaan dengan antasida, opiat, antikolinergik dan
ketokonazol, berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal, obat
antiretroviral.
2) Isoniazid
Gangguan fungsi hati: pasien atau keluarganya diberitahu cara
mengenal gejala gangguan fungsi hati dan dinasehatkan untuk segera
menghentikan obat dan memeriksakan diri bila timbul nausea persisten,
muntah-muntah, lesu atau ikterus. Interaksi dengan obat; Peggunaan
bersamaan dengan antikonvulsan, sedatif, neuroleptik, antikoagulan,
narkotika, teofilin, prokainamid, kortikosteroid, asetaminofen,
aluminium hidroksida, disulfiram, ketokonazol, obat bersifat
hepatotoksik dan neurotoksik. Interaksi dengan makanan; tidak
diberikan bersamaan dengan makanan, alkohol, keju dan ikan.
3) Pirazinamid
Gangguan fungsi hati: pasien dan pengantarnya diberitahu cara
mengenal gejala gangguan fungsi hati dan dinasehatkan untuk segera
menghentikan obat dan memeriksakan diri bila timbul nausea persisten,
muntah-muntah, lesu atau ikterus. Penggunaan bersama dengan
probenesid, allopurinol, ofloksasin dan levofloksasin, obat
hepatotoksik. Pirazinamid dapat mengganggu efek obat antidiaberik
oral, serta mengganggu tes untuk menentukan keton urin.
i. Penyimpanan
Disimpan pada suhu kamar.

Anda mungkin juga menyukai

  • J. Lampiran 1-3
    J. Lampiran 1-3
    Dokumen4 halaman
    J. Lampiran 1-3
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • 5 Bab Ii
    5 Bab Ii
    Dokumen41 halaman
    5 Bab Ii
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • Absen
    Absen
    Dokumen2 halaman
    Absen
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • J. Lampiran 1-3
    J. Lampiran 1-3
    Dokumen4 halaman
    J. Lampiran 1-3
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • Biografi Pahlawan
    Biografi Pahlawan
    Dokumen3 halaman
    Biografi Pahlawan
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat
  • Ring Fusion
    Ring Fusion
    Dokumen3 halaman
    Ring Fusion
    Fa-i Faidah
    Belum ada peringkat