BAB III Uraian Obat
BAB III Uraian Obat
III.9.3 Novorapid
a. Komposisi
Setiap 1 mL mengandung 100UI Insulin Aspart
b. Indikasi
Terapi diabetes melitus tipe 1 dan 2 (22, 23, 25)
38
d. Efek samping
Efek hipoglikemia mungkin terjadi, terjadi reaksi pada tempat penyuntikan
berupa inflamasi
e. Dosis
Dosis sub kutan bersifat individual (1 atau 2 kali/hari). Dosis lazim : 0,2-1
unit/kg BB/hari.
f. Pemberian obat
Untuk pasien yang diterapi dengan rejimen 1 kali/hari, berikan bersamaan
dengan makan malam atau menjelang tidur. Untuk pasien yang memerlukan
pemberian dosis 2 kali/hari, dosis malam dapat diberikan bersamaan makan
atau menjelang tidur atau 12 jam sesudah pemberian dosis pagi.
g. Perhatian
Kondisi infeksi dan demam, hipoalbuminemia berat, dapat mengganggu
kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin, hamil dan laktasi.
h. Efek samping
Hipoglikemia, reaksi pada tempat injeksi
i. Interaksi obat
Obat hipoglikemik oral, oktreotid, penghambat MAO, penyekat
adrenergik non selektif, penghambat ACE, salisilat, alkohol, steroid
anabolik, sulfonamid, kontrasepsi oral, tiazid, glukokortikoid, hormon
tiroid, simpatomimetik, dan dinazol. Berinteraksi dengan produk yang
mengandung tiol atau sulfide. Levemir tidak boleh ditambahkan pada cairan
infus.
c. Mekanisme Kerja
Curcuminoid memiliki manfaat yang besar, berasal dari tumbuhan
Curcuma Xanthorrhiza Roxb. Curcuminoid sangat baik untuk
memelihara kesehatan hati. Sylimarine berasal dari tanaman Silybum
Marianum. Bahan ini merangsang pertumbuhan sel-sel hati, mengganti
sel-sel hati yang rusak. Curcuminoid dan Sylimarine berperan sebagai
hepatoprotektor (pelindung hati) dan antioksidan (menangkal radikal
bebas yang dapat merusak hati). Ekstrak Echinacea juga berasal dari
tumbuhan alami Echinacea Purpurea. Echinacea digunakan untuk
merangsang sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri
yang menginfeksi hati. Suplemen Pro Liver baik untuk melindungi sel
hati dari kerusakan. Produk ini juga efektif untuk pengobatan penyakit
hati dan merangsang regenerasi sel hati
d. Dosis dan aturan pakai
1 tablet 3 kali sehari
e. Efek Samping
-
f. Kontraindikasi
Hipersensitifitas
h. Interaksi Obat
-
i. Bentuk Sediaan
Tablet 200 mg
c. Mekanisme Kerja
Isoniazid : Prodrug yang teraktivasi oleh katalase bacterial dan bekerja
dengan menghmbat sintesis asam mikoloit,komponen esensial dinding
sel bakteri.
Pirazinamid : Bekerja dengan membentuk asam pirazinoat yang
terakumulasi dalam sel bakteri menyebabkan penurunan pH sehingga
terjadi penghambatan terhadap enzim sintesis asan fatty yang
diperlukan bakteri untuk sintesis asam lemak.
Etambutol : Penghambatan terhadap arabinosil transferase yang terlibat
dalam sintesis dinding sel bakteri menyebabkan peningkatan permeasi
dinding sel.
Rifampisin : Penghambatan terhadap DNA-Dependent RNA Polimerase
yang mengarah pada supresi sintesis RNA dan kematian sel.
d. Kontraindikasi
1) Isoniazid
penyakit hati yang akut; hipersensitivitas terhadap isoniazid; epilepsi;
gangguan fungsi ginjal dan gangguan psikis.
2) Pirazinamid
gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas terhadap pirazinamid, gout,
wanita hamil dan menyusui.
3) Etambutol
hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat rambahan obat, neuritis
optik, gangguan visual; ANAK di bawah 6 tahun
e. Efek Samping
Isoniazid : Mual, muntah, konstipasi; neuritis perifer dengan dosis
tinggi (diperlukan profilaksis piridoksin), neuritis optik,
konvulsi,episode psikosis, vertigo.
Rifampisin : Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah,
diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit
kepala, gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock,
46
h. Interaksi Obat
1) Rifampizin
Interaksi obat: peggunaan dengan antasida, opiat, antikolinergik dan
ketokonazol, berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal, obat
antiretroviral.
2) Isoniazid
Gangguan fungsi hati: pasien atau keluarganya diberitahu cara
mengenal gejala gangguan fungsi hati dan dinasehatkan untuk segera
menghentikan obat dan memeriksakan diri bila timbul nausea persisten,
muntah-muntah, lesu atau ikterus. Interaksi dengan obat; Peggunaan
bersamaan dengan antikonvulsan, sedatif, neuroleptik, antikoagulan,
narkotika, teofilin, prokainamid, kortikosteroid, asetaminofen,
aluminium hidroksida, disulfiram, ketokonazol, obat bersifat
hepatotoksik dan neurotoksik. Interaksi dengan makanan; tidak
diberikan bersamaan dengan makanan, alkohol, keju dan ikan.
3) Pirazinamid
Gangguan fungsi hati: pasien dan pengantarnya diberitahu cara
mengenal gejala gangguan fungsi hati dan dinasehatkan untuk segera
menghentikan obat dan memeriksakan diri bila timbul nausea persisten,
muntah-muntah, lesu atau ikterus. Penggunaan bersama dengan
probenesid, allopurinol, ofloksasin dan levofloksasin, obat
hepatotoksik. Pirazinamid dapat mengganggu efek obat antidiaberik
oral, serta mengganggu tes untuk menentukan keton urin.
i. Penyimpanan
Disimpan pada suhu kamar.