Anda di halaman 1dari 10

SISTEM REPRODUKSI

Perkembangan prenatal (pra- = sebelum, -natal = lahir) adalah waktu dari


pembuahan hingga lahir dan dibagi menjadi 3 periode dari masing-masing 3 bulan
kalender yang dinamai trimester.

1. Trimester pertama adalah tahap perkembangan paling kritis, saat itu


bebagai cikal bakal semua system organ mayor terbentuk, dan juga
organisme yang tengah terbentuk ini paling rentan terhadap efek obat,
radiasi, dan mikroba.
2. Trimester kedua, ditandai oleh perkembangan system-sistem organ yang
nyaris selesai. Pada akhir stadium ini, janin sudah memperlihatkan
penampilan manusia.
3. Trimester ketiga mencerminkan periode pertumbuhan pesat janin. Selama
tahap-tahap awal periode ini, sebagian besar system organ mulai berfungsi
secara penuh.

TES DIAGNOSTIK PRANATAL

1. Ultrasonografi Janin

Jika ingin memeriksakan perkembangan normal suatu kehamilan, dapat


dilakukan ultrasonografi janin. Pemakaian ultrasonografi janin ini memiliki bbrp
fungsi/ kegunaan:

a) untuk menentukan usia janin secara lebih akurat jika tanggal konsepsi
tidak jelas,
b) untuk memastikan kehamilan,
c) mengevaluasi viabilitas dan pertumbuhan janin,
d) menentukan posisi janin,
e) mengenali kehamilan multiple,
f) mengenali kelainan janin-ibu,
g) dan berfungsi sebagai alat bantu untuk prosedur khusus misalnya
amniosentesis.

Selama ultrasonografi janin, transduser (instrument yang memancarkan


gelombang suara frekuensi tinggi) digerak-gerakkan maju mundur di atas
abdomen. Pantulan gelombang suara dari janin yang sedang berkembang
diserap oleh transduser dan diubah menjadi citra dilayar yang dinamai
sonogram.
Dalam pemeriksaan ini kandung kemih berfungsi sebagai penanda utama.
Olehkarena itu pasien perlu banyak minum sebelum tindakan dan tidak
berkemih untuk mempertahankan kandung kemih yang penuh.

2. Amniosentesis

amnio- = amnion, -sentesis = melubangi untuk mengeluarkan cairan.

adalah pengambilan sebagian cairan amnion yang membasuh janin dan


menganalisis sel-sel janin, dan bahan-bahan terlarut.

metode ini berfungsi/ digunakan:

a) Untuk memeriksa keberadaan penyekit genetic tertentu misalnya


sindrom down, hemofilia, penyakit Tay-Sachs, penyakit sel sabit, dan
distrofi otot tertentu.
b) Untuk menentukan kemampuan hidup janin. Tes ini biasanya dilakukan
pada 14-18 minggu kehamilan.
c) Untuk mengungkapkan jenis kelamin bayi, yang merupakan informasi
penting untuk mendiagnosis penyakit-penyakit terkait-jenis kelamin,
sewaktu gen abnormal yang dibawa oleh ibu hanya mengenai
keturunan laki-laki.

selama pemeriksaan ini, posisi janin dan plasenta mula-mula di identifikasi


dengan menggunakan ultrasonografi dan palpasi. Setelah kulit dipersiapkan
dengan antiseptic dan diberi anestetik local, dilakukan insersi jarum hipodermik
melalui dinding perut ibu dan ke dalam rongga amnion di dalam uterus. Lalu,
dilakukan aspirasi 10-30 mL cairan dan sel-sel yang tersuspensi didalamnya
untuk memeriksan mikroskopis dan uji biokimiawi.
amniosentesis dilakukan hanya jika dicurigai risiko defek genetic, karena
kemungkinana 0,5% setelah tindakan ini terjadi abortus spontan.

Abortus spontan

3. Pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling, CVS)

terdapat 2 cara:

a) Sebuah kateter dimasukan melalui vagina dan servix uteri lalu


dimasukkan ke vilus korion dengan tuntunan ultrasonografi. Dilakukan
pengisapan sekitar 30 mg jaringan yang dipersiapkan untuk analisis
kromosom.
b) Sampel vilus korion dapat diambil dengan memasukkan sebuah jarum
melalui rongga abdomen, seperti yang dilakukan pada amniosentesis.

berfungsi/ digunakan untuk mengenali kelainan-kelainan genetic tertentu


sama seperti yang dideteksi oleh amniosentesis karena sel korion dan sel janin
mengandung genom yang sama.

CVS memiliki keunggulan daripada pemeriksaan amniosentesis yaitu,


tindakan ini dapat dilakukan paling cepat 8 minggu gestasi, dan hasil tes tersedia
hanya dalam bbrp hari sehingga keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri
kehamilan dapat dilakukan lebih dini. Dibandingkan dengan pemeriksaan
amniosentesis bru dapat dilakukan pada 14-15 minggu kehamilan.
Namun CVS memiliki resiko yang lebih besar dari pada pemeriksaan
amniosentesis yaitu terdapat 1-2% setelah tindakan ini terjadi abortus spontan.

4. Tes prenatal non-invasif

Tes ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat, aman, lebih efisien,
dan lebih murah untuk pemeriksaan penyaring populasi dalam skala besar.

Tes semacam ini yang pertama kali dikembangkan adalah tes Alfa fetoprotein
(AFP) ibu. Pada tes ini darah ibu dianalisis untuk keberadaan AFP, protein yang
dibentuk di janin yang dapat masuk ke sirkulasi ibu. Kadar tertinggi AFP tidak
lagi diproduksi dan kadarnya turun ke tingkat yang paling rendah di janin dan di
darah ibu. Kadar AFP yang tinggi setelah 16 minggu biasanya menunjukkan
bahwa janin mengidap defek tabung saraf, misalnya spina bifida atau anensefali.
Karena keakuratannya 95%, tes ini kini dianjurkan untuk semua wanita hamil.

Ada lagi tes yang lebih baru yaitu Quad AFP Plus = memeriksa darah ibu untuk
AFP dan 3 molekul lain. Tes ini memungkinkan penapisan prenatal sindrom
Down, trisomi 18, dan defek tabung saraf. Tes ini juga membantu
memperkirakan tanggal persalinan dan mungkin mengungkapkan keberadaan
bayi kembar.

Sindrom Down adalah


Wanita yang lebih tua lebih besar kemungkinan memiliki anak sindrom down.
Sindrom down ditandai oleh retardasi mental, hambatan pertumbuhan fisik
(tubuh pendek dan jari gemuk), wajah khas (lidah besar, profil datar, tengkorak
lebar, mata sipit, dan kepala bulat), cacat ginjal, penekanan system imun, dan
malformasi jantung, telinga, tangan, dan kaki. Usia harapan hidup lebih singkat.

Trisomi 18 adalah

Defek tabung saraf adalah

PERUBAHAN IBU SELAMA HAMIL

1. Hormon Kehamilan

HCG, PROGESTERON, DAN ESTROGEN

Selama 3-4 bulan korpus luteum di ovarium terus menyekresi progesterone


dan estrogen. Yang mempertahankan lapisan dalam uterus selama kehamilan dan
mempersiapkan kelenjar mamaria untuk menyekresi susu.

hari ke 8 setelah pembuahan, HCG dapat dideteksi di darah dan urine wanita
hamil. Sekresi puncak HCG terjadi pada sekitar minggu ke 9 kehamilan.

korion menyekresi, human chorionic gonadotropin (HCG) ke dalam darah. HCG


merangsang korpus luteum untuk terus memproduksi progesterone dan estrogen
(untuk mencegah haid dan agar mudigah dan janin tetap melekat ke lapisan dalam
uterus).

korion mulai menyekresi estrogen setelah 3 atau 4 minggu pertama kehamilan


dan progesterone pada minggu ke 6. Kedua hormone ini disekresi dalam jumlah
yang terus meningkat sampai kelahiran. Progesterone kadar tinggi memastikan
bahwa myometrium uterus melemas dan servix tertutup rapat.

Selama bulan ke 4 dn 5, kadar HCG turun tajam dan kemudian mendatar hingga
persalinan.

dari bulan ke 3 hingga akhir kehamilan, plasenta itu sendiri yang mengeluarkan
progesterone dan estrogen pada kadar tinggi yang diperlukan.
pada bulan ke 4, ketika plasenta telah terbentuk sempurna, sekresi HCG sangat
menurun, dan sekresi korpus luteum tidak lagi penting.

Setelah kelahiran, estrogen dan progesterone dalam darah menurun ke kadar


nomal.

RELAKSIN

hormone ini diproduksi mula-mula oleh korpus luteum ovarium dan kemudian
plasenta.

hormone ini berfungsi untuk meningkatkan kelenturan simfisis pubis dan lig.
Sendi sakroiliaka, dan sakrokoksigeus serta membantu membuka servix uteri saat
persalinan. Sehingga akan memudahkan kelahiran bayi.

HUMAN CHORIONIC SOMATOMAMMOTROPIN (HCS) / HUMAN PLACENTAL


LACTOGEN (HPL)

laju sekresi HCS mencapai kadar maksimal setelah 32 minggu dan relative
menetap setelahnya.

hormone ini membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi,


meningkatkan pertumbuhan ibu dengan mingkatkan sintesis protein, dan mengatur
aspek tertentu metabolism pada ibu dan janinya. Contohnya, HCS menurunkan
pemakaian glukosa oleh ibu dan mendorong pelepasan as. Lemak dari jar. Adipose
sehingga glukosa lebih tersedia untuk janin.

CORTICOTROPIN-RELEASING HORMON (CRH)

hormone yang baru-baru saja ditemukan diproduksi oleh plasenta. Dimana


hormone ini pada orang yang tdk hamil disekresikan hanya oleh sel neurosekretorik
hipotalamus.

CRH merupakan bagian dari jam yang menentukan waktu persalinan.

sekresi CRH dimulai pada sekitar 12 minggu dan sangat meningkat menjelang
akhir kehamilan.

jika kadar CRH pada wanita meningkat pada awal kehamilan lebih besar
kemungkinan untuk melahirkan premature. Namun jika kadar CRH yang dimiliki
wanita rendah lebih besar kemungkinan melahirkan setelah tanggal perkiran.

dimana hormone CRH juga meningkatkan sekresi kortisol, yang diperlukan untuk
pematangan paru janin dan produksi surfaktan.
(Sumber: Sherwood)
2. Perubahan selama kehamilan

menjelang akhir bulan ke 3 kehamilan, uterus menempati sebagian besar dari


rongga panggul. Seiring dengan pertumbuhan janin, uterus meluas semakin tinggi
ke dalam rongga absomen.

Menjelang akhir kehamilan, uterus mengisi hamper seluruh rongga abdomen,


mecapai diatas batas iga hamper ke prosesus xifoideus sternum.

Uterus mendorong usus, hati, dan lambung ibu ke superior, mengangkat iafragma,
dan memperlebar rongga toraks. Tekanan pada lambung dapat memaksa isi
lambung mengalir ke superior ke dalam esophagus, menimbulkan nyeri ulu hati. Di
rongga panggul, terjadi penekanan ureter dan kandung kemih.

Perubahan yang terjadi pada wanita hamil yaitu

a) Penambahan berat karena janin


b) Cairan amnion
c) Plasenta
d) Pembesaran uterus
e) Peningkatan air tubuh total
f) Peningkatan penyimpanan protein, trigliserida, dan mineral
g) Pembesaran payudara bawah karena lordosis

perubahan pada system kardiovaskular

- Isi sekuncup bertambah sekitar 30%


- Curah jantung meningkat 20-30% karena meningkatnya aliran darah ibu ke
plasenta dan meningkatnya metabolism.
- Frekuensi jantung meningkat 10-15%
- Volume darah bertambah 30-50%, terutama selama paruh kedua
kehamilan.

Peningkatan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tambahan janin akan


nutrien dan oksigen.

Fungsi pernapasan juga berubah selama kehamilan untuk memenuhi


peningkatan kebutuhan oksigen janin.

- Volume tidal meningkat sebesar 30-40%


- Volume cadangan ekspirasi dapat berkurang hingga sebesar 40%
- Kapasitas residual fungsional dapat turun hingga 25%
- Ventilasi semenit (vol. total udara yang dihirup dan dihembuskan setiap
menit) dapat meningkat hingga 40%
- Resistensi sal. Pernapasan di percabangan bronkus dapat menurun 30-40%
- Konsumsi oksigen tubuh total dapat meningkat sebesar 10-20%
- Dispnea (kesulitan bernapas) juga terjadi.

Sistem pencernaan juga mengalami perubahan yaitu

- Wanita hamil mengalami peningkatan nafsu makan karena meningkatnya


kebutuhan nutrisi janin.
- Penurunan umum motilitas saluran GI dapat menyebabkan konstipasi
- Pelambatan pengosongan lambung
- Timbul mual, muntah, dan nyeri ulu hati.

Tekanan pada kandung kemih oleh uterus yang membesar dapat menimbulkan
gejala-gejala sal. Kemih, misalnya

- Peningkatan frekuensi dan urgensi berkemih


- Peningkatan inkontinensia stress
- Peningkatan aliran plasma ginjal hingga 35%
- Peningkatan laju filtrasi glomerulus hingga 40%
- Peningkatan kapasitas filtrasi ginjal
- Eliminasi zat sisa tambahan yang diproduksi oleh janin lebih cepat

Perubahan kulit pada wanita hamil

- Sebagian wanita mengalami peningkatan pigmentasi di sekitar mata dan


tulang pipi dalam pola seperti topeng (kloasma)
- Peningkatan di areola payudara
- Peningkatan di linea alba abdomen bawah (linea nigra)
- Terjadi strie (stretch marks) di atas abdomen saat uterus membesar
- Dan kerontokan rambut bertambah

Perubahan pada system reproduksi mencakup

- Edema
- Peningkatan vaskularisasi vulva
- Peningkatan kelenturan dan vaskularisasi vagina

Anda mungkin juga menyukai