Sistem Reproduksi (Catatan Pribadi Tortora)
Sistem Reproduksi (Catatan Pribadi Tortora)
1. Ultrasonografi Janin
a) untuk menentukan usia janin secara lebih akurat jika tanggal konsepsi
tidak jelas,
b) untuk memastikan kehamilan,
c) mengevaluasi viabilitas dan pertumbuhan janin,
d) menentukan posisi janin,
e) mengenali kehamilan multiple,
f) mengenali kelainan janin-ibu,
g) dan berfungsi sebagai alat bantu untuk prosedur khusus misalnya
amniosentesis.
2. Amniosentesis
Abortus spontan
terdapat 2 cara:
Tes ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat, aman, lebih efisien,
dan lebih murah untuk pemeriksaan penyaring populasi dalam skala besar.
Tes semacam ini yang pertama kali dikembangkan adalah tes Alfa fetoprotein
(AFP) ibu. Pada tes ini darah ibu dianalisis untuk keberadaan AFP, protein yang
dibentuk di janin yang dapat masuk ke sirkulasi ibu. Kadar tertinggi AFP tidak
lagi diproduksi dan kadarnya turun ke tingkat yang paling rendah di janin dan di
darah ibu. Kadar AFP yang tinggi setelah 16 minggu biasanya menunjukkan
bahwa janin mengidap defek tabung saraf, misalnya spina bifida atau anensefali.
Karena keakuratannya 95%, tes ini kini dianjurkan untuk semua wanita hamil.
Ada lagi tes yang lebih baru yaitu Quad AFP Plus = memeriksa darah ibu untuk
AFP dan 3 molekul lain. Tes ini memungkinkan penapisan prenatal sindrom
Down, trisomi 18, dan defek tabung saraf. Tes ini juga membantu
memperkirakan tanggal persalinan dan mungkin mengungkapkan keberadaan
bayi kembar.
Trisomi 18 adalah
1. Hormon Kehamilan
hari ke 8 setelah pembuahan, HCG dapat dideteksi di darah dan urine wanita
hamil. Sekresi puncak HCG terjadi pada sekitar minggu ke 9 kehamilan.
Selama bulan ke 4 dn 5, kadar HCG turun tajam dan kemudian mendatar hingga
persalinan.
dari bulan ke 3 hingga akhir kehamilan, plasenta itu sendiri yang mengeluarkan
progesterone dan estrogen pada kadar tinggi yang diperlukan.
pada bulan ke 4, ketika plasenta telah terbentuk sempurna, sekresi HCG sangat
menurun, dan sekresi korpus luteum tidak lagi penting.
RELAKSIN
hormone ini diproduksi mula-mula oleh korpus luteum ovarium dan kemudian
plasenta.
hormone ini berfungsi untuk meningkatkan kelenturan simfisis pubis dan lig.
Sendi sakroiliaka, dan sakrokoksigeus serta membantu membuka servix uteri saat
persalinan. Sehingga akan memudahkan kelahiran bayi.
laju sekresi HCS mencapai kadar maksimal setelah 32 minggu dan relative
menetap setelahnya.
sekresi CRH dimulai pada sekitar 12 minggu dan sangat meningkat menjelang
akhir kehamilan.
jika kadar CRH pada wanita meningkat pada awal kehamilan lebih besar
kemungkinan untuk melahirkan premature. Namun jika kadar CRH yang dimiliki
wanita rendah lebih besar kemungkinan melahirkan setelah tanggal perkiran.
dimana hormone CRH juga meningkatkan sekresi kortisol, yang diperlukan untuk
pematangan paru janin dan produksi surfaktan.
(Sumber: Sherwood)
2. Perubahan selama kehamilan
Uterus mendorong usus, hati, dan lambung ibu ke superior, mengangkat iafragma,
dan memperlebar rongga toraks. Tekanan pada lambung dapat memaksa isi
lambung mengalir ke superior ke dalam esophagus, menimbulkan nyeri ulu hati. Di
rongga panggul, terjadi penekanan ureter dan kandung kemih.
Tekanan pada kandung kemih oleh uterus yang membesar dapat menimbulkan
gejala-gejala sal. Kemih, misalnya
- Edema
- Peningkatan vaskularisasi vulva
- Peningkatan kelenturan dan vaskularisasi vagina