Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka
berdiri sendiri atau dalam berkas, menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan
tegak, panjang 2-30 cm, anak daun menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat
telur, gundul atau hampir gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat
daun rapat berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air. Biasanya
Klasifikasi
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Marsileaceae
6
7
Genus : Marsilea
Semanggi air (dapat dilihat pada gambar 2.1) merupakan tumbuhan air
yang banyak terdapat di lingkungan air tawar seperti, sawah, kolam, danau, dan
sungai. Tumbuhan ini biasanya tumbuh dengan jenis-jenis tumbuhan air lainnya
seperti exeng kecil, genjer, rumput air, serta teki alit dll. Tumbuhan ini memiliki
beberapa nama seperti jukut calingcingan (Sunda), tapak itek (Malaysia), upat-
upat (Filipina), chutul phnom (Kamboja), pak vaen (Laos), phak waen (Thailand),
dan water clover fern (Inggris). Tumbuhan ini sering dianggap sebagai hama pada
tanaman padi namun memiliki nilai kegunaan yang beraneka ragam (Afriastini,
2003).
marga Marsilea yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi
saluran irigasi. Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk entalnya yang
menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat
8
bentuk daunnya ini, nama Semanggi dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan
heterospor,memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin. Daun tumbuhan ini
(biasanya Marsilea crenata) biasa dijadikan bahan makanan yang dikenal sebagai
pecel semanggi, khas dari daerah Surabaya. Semanggi air (Marsilea crenata)
bioremediasi, karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb. Habitat tumbuhan
ini pada tempat yang terkena sinar matahari atau agak rindang pada dataran
rendah hingga ketinggian 3000 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan adalah
seluruh bagian tumbuhan. Kandungan kimia berupa minyak atsiri; saponin; zat
Semanggi air (Marsilea crenata) merupakan salah satu jenis tumbuhan air
(Johnson, 2011). Kandungan mineral pada daun dan tangkai semanggi air adalah
kalium, fosfor, besi, natrium, kalsium, seng, dan tembaga. Semanggi air juga
2.2 Flavonoid
dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Dapat dilihat pada gambar 2.2) (Madhavi et al.,
9
1985; Maslarova, 2001). Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A,
satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung
oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke
bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid adalah
golongan senyawa fenol terbesar sebagai kandungan khas tumbuhan hijau (zat
warna alami yang disebut antosianin). Flavonoid ada di seluruh bagian tanaman
termasuk polifenol dan mengandung antioksidan. Zat antioksidan adalah suatu zat
2.3 Fitoestrogen
1. Pengertian Fitoestrogen
dapat menstabilkan kadar hormon dalam tubuh karena memiliki struktur yang
mirip dengan estrogen endogen, tetapi memberikan efek campuran antara efek
Menurut Hideki et al., (2003), Fitoestrogen adalah zat yang terdapat pada
efek estrogenik lemah dan bekerja pada reseptor estrogen. Fitoestrogen berasal
dari kata fito yang berarti tanaman dan estrogen karena memiliki struktur dan
bersifat non steroid dan berkhasiat serupa hormon estrogen. Tumbuhan golongan
terlepas dari efek samping yang khususnya disebabkan oleh terganggunya sistem
hormon endokrin dengan masuknya zat yang berikatan dengan hormon estrogen
dilaporkan bersifat karsinogenik terhadap uterus dari tikus. Data pada binatang
dikehendaki. Selain dari pada itu masalah gangguan reproduksi juga banyak
11
tumbuhan yang biasa dimakan binatang dan kelompok binatang ganas yang
banyak.
2. Jenis Fitoestrogen
kedelai, buncis, kacang panjang, daun semanggi dan produk kedele ( termasuk
susu, tahu, tempe, miso, tauco) (Suparman, 2003). Nilai konsumsi fitoestrogen
pengolahan seperti dalam minuman yang diperoleh saat kopi atau daun teh
OH/Hidroksil yang berjarak 11,0-11,5 AO pada intinya, sama persis dengan inti
12
estrogen sendiri. Para peneliti sepakat bahwa jarak 11 AO dan gugus OH inilah
yang menjadi struktur pokok suatu substrak agar mempunyai efek estrogenik
yakni memiliki afinitas untuk menduduki reseptor estrogen. Efek estrogenik akan
muncul bila berikatan dengan reseptor estrogen tersebut. Namun ternyata afinitas
estrogen dan diperlukan jumlah yang besar fitoestrogen untuk memperoleh efek
2003)
tubuh. Estrogen adalah hormon yang berfungsi sebagai molekul sinyal. Prosesnya
dimulai dari masuknya molekul estrogen melalui darah kedalam sel dari
spesifik (spesific site) dimana hanya estrogen atau molekul lain yang berhubungan
receptor complex (ligand adalah molekul yang mengikat protein pada tempat
mempunyai bentuk sama untuk berikatan ibarat kunci yang sesuai dengan
gen spesifik. Gen ini akan memicu pembentukkan protein untuk metabolism sel.
13
2.4 Ekstraksi
diinginkan dari suatu bahan dengan cara pemisahan satu atau lebih komponen dari
akan semakin baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan
pelarut semakin luas. Dengan demikian, semakin halus serbuk simplisia maka
akan semakin baik ekstraksinya. Selain luas bidang, ekstraksi juga dipengaruhi
oleh sifat fisik dan kimia simplisia yang bersangkutan (Ahmad, 2006).
pelarut tertentu sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan
senyawa berdasarkan kaidah like dissolved like yang artinya suatu senyawa akan
larut dalam pelarut yang sama tingkat kepolarannya. Bahan dan senyawa kimia
akan mudah larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Kepolaran suatu
pelarut ditentukan oleh besar konstanta dieletriknya, yaitu semakin besar nilai
Ahmad (2006) beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut
antara lain:
2. Kelarutan, yaitu kemampuan pelarut untuk melarutkan ekstrak yang lebih besar
digunakan dan senyawa yang diinginkan. Metode ekstraksi yang paling sederhana
Metode ini dapat menghasilkan ekstrak dalam jumlah banyak serta terhindar dari
Secara umum metode ekstraksi dibagi dua macam yaitu ekstraksi tunggal
dan ekstraksi bertingkat. Ekstraksi tunggal adalah melarutkan bahan yang akan
diekstrak dengan satu jenis pelarut. Kelebihan dari metode ini yaitu lebih
sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama, akan tetapi rendemen yang
bahan atau sampel dengan menggunakan dua atau lebih pelarut. Kelebihan dari
metode ekstraksi bertingkat ini ialah dapat menghasilkan rendemen dalam jumlah
bertingkat dilakukan secara berturut-turut yang dimulai dari pelarut non polar
berupa kloroform, selanjutnya pelarut semipolar berupa etil asetat dan dilanjutkan
dengan pelarut polar seperti metanol atau etanol (Sudarmadji dkk., 2007).
15
Tikus putih yang memiliki nama ilmiah Ratus novergicus adalah hewan
coba yang sering dipakai untuk penelitian. Hewan ini termasuk hewan nokturnal
dan sosial. Salah satu faktor yang mendukung kelangsungan hidup tikus putih
dengan baik ditinjau dari segi lingkungan adalah temperatur dan kelembaban.
Temperatur yang baik untuk tikus putih yaitu 19C23C, sedangkan kelembaban
40-70 % (Wolfenshon dan Lloyd, 2013). Data taksonomi tikus (dapat dilihat pada
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Klas Mamalia
Ordo Rodensia
Famili Muridae
Subfamili Murinae
Genus Rattus
Spesies Norvegicus
Data tentang fisiologi tikus putih (Rattus norvegicus, L.) menurut Bivin,
Crawford dan Brewer (1979), Ringler dan Dabch (1979), Carr dan Krantz (1949),
Jangka hidup : 2-3 tahun, ada yang dapat hidup selama 4 tahun
2.6 Trombositopenia
penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh
Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat tubuh
mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang menjalani
yang diinduksi obat (Hoffbrand,dkk., 2007). Selain dari mekanisme tersebut, pada
kecil pada pembuluh darah yang sangat kecil, trombosit berperan penting dalam
proses ini. Pada pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti
2.7 Trombopoetin
diperkirakan jumlah produksi TPO oleh hati antara 62-100%. Jumlah produksi
yang lebih sedikit ditemukan pada ginjal, otak dan testis. Thrombopoietin bekerja
et al., 2007).
oleh Wendling et al., (1998), TPO berdampak terhadap proliferasi sel progenitor
lipat, 3-5 hari setelah pemberian. Sedangkan pada manusia pemberian TPO pada
pemberian dan mencapai puncak setelah 12-14 hari (Kuter et al., 2007).
produksi trombosit. Pada keadaan fisiologis, TPO secara konstan diproduksi dan
dan trombosit, kemudian TPO akan masuk dan dihancurkan. Pada situasi dimana
Tidak ada sistem sensor oleh massa trombosit sebagaimana massa eritrosit
sirkulasi dengan kadar TPO. Hal ini mendukung konsep bahwa trombosit
2.8 Trombosit
1. Pengertian Trombosit
Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek (luka)
pembekuan darah, adenosin difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP), kalsium
(Kiswari, 2014).
2. Pembentukan Trombosit
muda besar yang berada dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai
oleh proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma,
dari diferensiasi stem cell sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar
20
10 hari. Umur trombosit pada darah perifer adalah 7-10 hari (Kiswari, 2014).
Jumlah trombosit pada tikus putih normal sebesar 150-460x103/mm3 (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
3. Fungsi Trombosit
terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit
berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat
2.9 Limpa
memproduksi limfosit, menyaring dan menghancurkan sel darah merah yang tua
dan rusak, menjerat benda asing, menghancurkan bakteri dan virus dan pada masa
Struktur utama limpa terdiri atas dua bagian. Satu bagian untuk
penyimpanan eritrosit dan penjeratan antigen, yang disebut pulpa merah. Satu
bagian lagi untuk mekanisme tanggap kebal, yaitu pulpa putih. Keterkaitan antara
pulpa merah dan pulpa putih didasarkan atas penyebaran pembuluh darahnya.
Periarteriolar Limfoid Sheat (PALS). Arteriol ini bermuara secara langsung atau
21
PALS tersebar folikel primer yang kaya akan sel limfosit B. Jika terjadi
center. Setiap folikel kelilingi oleh selapisan sel limfosit T yang disebut zona
mantel. Pulpa putih dan pulpa merah dipisahkan oleh sinus pembatas, yaitu suatu
selubung retikulum dan satu zona pembatas yang terdiri atas sel fibroblastik
normal (dapat dilihat pada gambar 2.3), yaitu pulpa merah (pulpa rubra) yang
terdiri dari sel makrofag, sel plasma, dan elemen darah; dan pulpa putih (pulpa
alba) yang terdiri dari limfosit yang tersusun padat di dalamnya dan arteri sentralis
Adanya kontak erat antara sel-sel ini dalam sirkulasi darah sangat berperan dalam
dalam mengeluarkan eritrosit tua atau abnormal. Jadi, limpa merupakan organ
penting tem-pat sel imun berkonfrontasi dengan mikroba asing dan filter darah
yaitu pada pulpa merah limpa. Menurut Steiniger (2006), Pulpa merah limpa
(dapat dilihat pada gambar 2.4) terdiri dari splenic cord dan splenic sinusoid.
Splenic cord juga dapat dikatakan sebagai bagian yang terbuka dalam sirkulasi
limpa, yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang berisi limfosit, sel plasma,
Gambar 2.4 Gambaran histologi pulpa pada limpa Splenic Sinusoid (SS);
Central Arteria (CA); Marginal Zone (MZ); Pulpar Vein (PV); Splenic Nodule
(SN); Pulpa Merah (RP); dan Pulpa Putih (WP) (Krstic, 1991).
Splenic sinusoid. Sinusoid limpa terdiri dari pembuluh darah yang terjalin
dengan jaringan ikat. Fungsi dari splenic sinusoid ini sebagai kapiler yang
Splenic Cord. Merupakan corda yang ada pada limpa. terdiri dari sinus-sinus
yang fungsinya menyerupai vena dan berisi darah serta saluran jaringan limpa.
Zona Marginal. Zona marginal terletak diantara pulpa merah dan putih, terdiri
atas sinusoid dan kapiler. Sel-sel yang terdapat pada zona marginal diantaranya
Menurut Kiswari (2014), ada empat tugas utama limpa yang berhubungan
pelabuhan dari sepertiga massa trombosit yang beredar dan sepertiga dari
diperlukan. Apabila limpa pecah atau terkena trauma, sejumlah besar trombosit
hemostasis.
Filtrasi. Limpa memiliki mekanisme unik, yaitu inspeksi untuk setiap eritrosit
dan trombosit yang mengalami kelainan. Eritrosit tua yang telah kehilangan
akan difagosit oleh limpa. Bilirubin, zat besi, dan produk samping globin
kemudian akan didaur ulang. Eritrosit dengan benda inklusi (Howell Jolly
body, Heinz body, Pappenheimer body, dll) secara selektif akan dilisis tanpa
Salah satu peran penting limpa adalah peran imunologi, yaitu sebaga organ
permukaan bakteri. Setelah bakteri dalam keadaan tidak berkapsul, maka lebih
untuk menyebabkan infeksi pada hospes. Tanpa adanya limpa yang berfungsi
masalah limpa, namun individu yang tidak memiliki limpa akan memiliki
resiko lain, seperti yang telah diuraian sebelumnya. Sebagai organ dari sistem
alkilasi, dan glikosilasi yang merupakan faktor penting dan berperan terhadap
gugus hidroksil ataupun mengikat gula, oleh karena itu flavonoid umumnya larut
dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol. Flavonoid dapat digunakan
kenaikan jumlah trombosit dan memiliki bioaktivitas sebagai anti kanker, anti
virus, anti bakteri, anti peradangan dan anti alergi (Sudaryono, 2011).
karena terkandung asam amino serin dan threonin yang mampu membentuk
yang bersirkulasi dalam darah. Jika jumlah trombosit dalam darah cukup, maka
jumlah trombopoetin dalam serum tetap rendah, tetapi jika jumlah trombosit
menurun, maka jumlah trombopoetin bebas yang bersirkulasi lebih banyak dan
Hal ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar dengan dosis 25
sebanding dengan kontrol positif dan ekstrak dosis 100 mg/kg BB memberikan
positif (kuersetin). Hal tersebut diduga karena tidak hanya senyawa kuersetin
senyawa golongan flavonoid dan tanin yang mampu bekerja secara sinergis dalam
IL-3 yang dapat memicu pembentukan sel megakariosit serta memiliki efek dapat
darah.
hormon estrogen di dalam tubuh. Menurut penelitian yang dilakukan oleh George
pemberian progesteron dan testosteron yang tidak berbeda nyata dengan kontrol.
tetapi juga terdapat pada tikus yang bunting. Peningkatan hormon estrogen terjadi
(1983) Peningkatan megakariosit dan trombosit terjadi pada limpa dan sumsum