1 Tamarindus indica
2.1.1 Definisi
Tamarindus indica adalah suatu spesies pohon yang hidup di daerah tropis dan
subtropis, termasuk dalam genus monotipik, dan berasal dari subfamily Caesalpinioideae
family-nya Leguminosae (Fabaceae). Berikut adalah klasifikasi Tamarindus indica di dalam
Integrated Taxonomic Information System Plant Data base:
Kingdom: Plantae Sub Class: Risidae
Sub Kingdom: Tracheobionta Ordo: Fabales
Division: Spermatophyta Family: Fabaceae
Sub Division: Magniliophyta Genus: Tamarindus L.
Class: Magnoliopsida Species: Tamarindus indica L.
Provinsi yang dikenal menghasilkan tumbuhan ini adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur termasuk Madura, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Bali dan Sulawesi Selatan.
Tumbuhan ini biasanya tumbuh pada dataran rendah dan menjadi pohon yang ditanam di
pinggir jalan sebagai pohon pelindung.
Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri ini
tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini
telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan
enzim untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh).
Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk batang tak
teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh di udara dan
tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran
antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes memerlukan
oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau anaerob.
Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman.
Akne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-pori
tersumbat. Pori-pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung
rambut dan kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak membantu menjaga kelembaban
kulit dan mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak
minyak, pori-pori akan banyak menimbun kotoran dan juga mengandung bakteri.
Mekanisme terjadinya jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes merusak
stratum corneum dan stratum germinat dengan cara menyekresikan bahan kimia yang
menghancurkan dinding pori. Kondisi ini dapat menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan
minyak kulit tersumbat dan mengeras. Jika jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas
sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang mengeras akan membesar.
Selain itu, di bawah ini juga termasuk dalam perbedaan jenis jerawat menurut
Wasitaatmadja (2007):
1) Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini
menyerang sekitar 20% bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan;
2) Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 3-6 bulan juga ditumbuhi
jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja;
3) Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat ini adalah yang paling umum terjadi
pada remaja dan dewasa sekitar 12-24 tahun;
4) Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria
muda, tergolong serius namun jarang terjadi.
2.3.3 Patogenesis
Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan kadang-
kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya
akne menurut Djuanda, Hamzah dan Aisah (2007):