Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GASTRITIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pencernaan


dengan dosen pembimbing Ibu Ns. S. Dwi Sulisetyawati, M.Kep

Disusun oleh:

Siti Fathimah

(ST2016140)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kam panjakan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesain makalah ini. Makalah
ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pencernaan.

Makah ini membahas tentang GASTRITIS, semoga dengan makalah


yang penulis susun dapat menambah dan memperluas pengetahuan.

Menyadari sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses


pembelajaran, dalam penulisan makalah masih banyak kekurangannya. Tak ada
gading yang tak retak, dan tak ada kata puas dan sempurna dalam setiap hasil
karya. Karenanya kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dimasa
mendatang.

Demikian, selamat membaca, semoga dapat memberikan banyak manfaat


bagi pembaca makalah ini.

Surakarta, 03 Juli 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.....Latar belakang ................................................................................ 1
B.....Rumusan masalah ........................................................................... 2
C........................Tujuan .............................................................................
................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A..................................................................................................Definisi
.................................................................................................................3
B....................................................................................Etiologi Gastritis
.................................................................................................................4
C......................................................................Tanda dan Gejala Gastritis
................................................................................................................ 4
D..............................................Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
............................................................................................................... 5
E............................................................................................Patofisilogis
............................................................................................................... 7
F...................................................................................................Pathway
............................................................................................................... 8
G.......................................Asuhan Keperawatan Gastritis........................
................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP


A.............................................................................................Kesimpulan
............................................................................................................. 15
B.......................................................................................................Saran
............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis merupakan gangguan kesehatan paling sering di jumpai
diklinik karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan
pemeriksaan hispatologi (Priyanto, 2008). Gastritis atau radang lambung
yang juga dikenal dengan sakit radang maag. Meski dirasa sepele,
kenyataannya penyakit ini tetap saja menjadi momok bagi penderitanya.
Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, sakit radang maag justru
dapat berkembang menjadi kanker lambung. Sakit radang maag
merupakan penyakit yang terjadi saat lambung mengalami perubahan
fungsi maupun peradangan (Dewanto, 2012).
Penyakit gastritis yang terjadi pada lambung umumnya disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor infeksi dan non infeksi. Faktor infeksi
umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan protozoa. Kuman
Helicobacter Pylori merupakan penyebab tersering. Faktor non infeksi
disebabkan oleh hadirnya zat asing yang masuk dalam tubuh melalui
makanan atau minuman yang dapat menyebabkan peradangan lambung
(Dewanto, 2012).
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap 8
negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka
kejadian gastritis di dunia, dimulai dari Negara yang angka kejadian
gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu beberapa Negara
lainnya seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%,
Perancis 29,5%, dan Indonesia 40,8% (Nurlina, 2012).
Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh depertemen
kesahatan RI angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada
yang tinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota
lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung
32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal
tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Nurlina, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gastritis ?
2. Apa jenis jenis penyakit Gastritis?
3. Apa saja etiologi yang muncul pada penyakit Gastritis ?
4. Apa saja tanda dan gejala pada penyakit Gastritis ?
5. Apa saja penatalaksanaan medis dan keperawatan pada penyakit
Gastritis?
6. Bagaimana pembuatan asuhan keperawatan pada penyakit Gastritis
?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti konsep dasar tentang
penyakit Gastritis.
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa dapat memahami pengertian dari penyakit
Gastritis.
b) Mahasiswa dapat memahami jenis jenis penyakit
Gastritis.
c) Mahasiswa dapat memehami etiologi yang muncul pada
penyakit Gastritis.
d) Mahasiswa dapat mengenal tanda dan gejala pada penyakit
Gastritis.
e) Mahasiswa dapat mengetahui tentang penatalaksanaan
medis dan keperawatan pada penyakit Gastritis.
f) Mahasiswa dapat belajar pembuatan asuhan keperawatan
pada penyakit Gastritis.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung. (Priyanto, 2008. Hal 69). Dan Menurut Suratun (2010. Hal 59)
gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak
enak pada epigastrium, mual dan muntah. Sedangkan menurut Broker
(2009. Hal 571) gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi lambung
dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada
mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.
Menurut Robbins (2009. Hal: 474) gastritis dibagi kedalam dua
klasifikasi yaitu :
a. Gastritis akut
Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan
biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling
sering berkaitan dengan penggunaan obat obat anti inflamasi
nonsteroid (khususnya, aspirin) dalam waktu yang lama dan dosis
tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan perokok berat. Stress
berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syokjuga
menyebabkan gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia, infeksi
sistemik, tertelan zat asam atau alakali, iradiasi lambung, trauma
mekanik, dan gastrektomi distal.
b. Gastritis kronis
Gastritis kronis di artikan sebagai keadaan terdapatnya perubahan
inflamatorik yang kronis pada mukosa lambung sehingga akhirnya
terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi latar
belakang terjadinya dysplasia dan karsinoma.

2. Etiologi Gastritis
Menurut Suratun (2010. Hal: 60) ada beberapa penyebab yang
dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis antara lain yaitu :
a. Mengkonsumsi obat obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid
kortikosteroid), digitalis. Asetaminofen dan kortikosteroid dapat
mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid
anti inflammation drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis
prostaglandin sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan
suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbulkan iritasi
mukosa lambung.
b. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster.
c. Terapi radiasi, refluk empedu, zat zat korosif (cuka, lada)
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan
perdarahan.
d. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi
HCI lambung.
e. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli,
salmonella dan lain lain.

3. Tanda dan Gejala Gastritis.


Menurut Padila (2012), adapun manifestasi klinis dari penderita
gastritis, yaitu:
a. Gastritis akut meliputi: ulserasi superficial yang dapat
menimbulkan hemoragi, ketidaknyamanan abdomen (sakit kepala,
malaise, mual dan anoreksia), muntah, cekukan, beberapa pasien
asimtomatik, kolik dan diare dapat terjadi bila makanan pengiritan tidak
dimuntahkan tapi mencapai usus besar. Pasien biasanya sembuh dalam
sehari walau nafsu makan mungkin menurun selama 2-3 hari.
b. Gastritis kronik meliputi: Tipe A (gastritis autoimun) biasanya
asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B12 dan pada gastritis Tipe
B (gastritis H. pylori) pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati setelah
makan, bersendawa, rasa pahit dalam mulut, atau mual dan muntah.

4. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Penatalaksanaan Medis
1) Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (antagonis reseptor H2).
Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (obat-obatan
alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung.
2) Gastritis Kronis
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid,
antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
b. Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering,
serta Obat-obatan (Rona, dkk, 2011). Namun secara spesifik dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Gastritis Akut
a) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali,
encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya
aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa
proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
d) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari
buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
e) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena
bahaya perforasi.
f) Kolaborasi dengan dokter, kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti antasida, cimetidin, ranitidin,
nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.
2) Gastritis Kronis
a) Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b) Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu
untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung
dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate
dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur
(karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk
meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat
aktivitas H. Pylori.
c) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis;
tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)
atau terapi H.Phylory.
d) Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen
dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering
digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat
pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth
subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri,
penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik.

5. Patofisiologi
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang
masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada
mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung).
Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan
difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang
meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan.
Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi
peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi
langsung pada sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi.
Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa
panas / terbakar dan nyeri tekan.Spasme lambung juga mengalami
peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga terjadi
mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung
sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga
kontinuitasnya terputus dapat mennimbulkan hematemesis maupun
melena.

6. Pathway
7. Asuhan Keperawatan Gastritis
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien
Adapun pengkajian pada pasien gastritis adalah :
1) Biodata klien
Identitas klien dan identitas penanggung jawab
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
Ada identifikasi penyakit gastritis
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga terdapat riwayat penyakit gastritis.
5) Riwayat kesehatan lainya
Tidak terdapat penyakit yang lain.
6) Observasi dan pemeriksaan fisik
- Keadaan avrium baik
7) Vital sign
- suhu
- temperature
- nadi
- tekanan darah
8) Pola aktifitas sehari hari
- pola nutrisi dan metabolisme
- pola istirahat tidur
- pola aktifitas latihan
- pola persepsi terhadap kesehatan
- pola eliminasi
- pola kognitif perseptual
- pola konsep diri
- pola koping
- pola seksual reproduksi
- pola peran hubungan
- pola nilai dan kepercayaan
9) Pemeriksaan laboratorium
- pemeriksaan darah
- pemeriksaan feses
- pemeriksaan pernafasan
dap
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
2) Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak akurat.
3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebih karena
muntah.
c. Intervensi

No Dx NOC NIC

1 Pain control ( 1605 ) Pain managemen (1400)

Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara


Asuhan keperawatan komperhensif
selama 3 x 24 jam tentang nyeri
diharapkan nyeri pasien
2. Observasi isyarat
berkurang dengan kriteria
isyarat non verbal
hasil :
dari
- (160501) ketidaknyamanan
mengenali faktor
3. Gunakan komunikasi
penyebab
- (160502) terapeutik agar
mengenali lamanya pasien at
obat mengespresikan
- (160503)
nyeri
menggunakan
metode pencegahan 4. Kaji latar belakang
- (160504)
budaya pasien
menggunakan
pencegahaan 5. Kaji pengalaman
nonanalgetik klien tentang nyeri
- (160506) mencari
bantuan tenaga 6. Berikan informasi
medis / kesehatan tentang nyeri
- (160511)
melaporkan nyeri 7. Anjurkan pasien
yang sudah untuk memonitor
nyeri sendiri
terkontrol

Kriteria penilaian NOC

1 = Tidak dilakuakan sama


sekali

2 = Jarang dilakukan

3 = Kadang dilakukan

4 = Sering dilakukan

5 = Selalu dilakukan

2 Fluid balance (0601) Fluid managemen


( 4120 )
Setelah dilakukan tindakan
Asuhan keperawatan 1. Monitor berat
selama 3 x 24 jam di badan / hari
2. Pertahankan
harapkan cairan tubuh
intake dan output
terpenuhi dengan kriteria
yang akurat
hasil :
3. Monitor status
hidroksi ( membrane
- (060101)
mukosa ) yang
tekanan darah
akurat.
dalam waktu yang
4. Monitor hasil
diharapkan
laboratorium
- (060107)
berhubungan dengan
keseimbangan
retensi cairan
intake dan output
(peningkatan BUN,
dalam 24 jam penurunan
- (060110)
hematokrit, dan
tidak ada acites
peningkatan tingkat
- (060115)
asmalatitas urin.
tidak ada kehausan
5. Monitor status
- (060116)
hemodinamik
hidrosil kulit
- (060120) termasuk CUP, MAP,
pengeluaran urine PAP
6. Monitor vital sign
dalam batas normal
7. Monitor indikasi
kelebihan cairan
(endema peningkatan
Keterangan penilaian NOC JUP dan ansietas)

1 = Sangat bermasalah

2 = Cukup bermasalah

3 = Bermasalah sedang

4 = Sedikit bermasalah

5 = Tidak bermasalah

3 Nutritional status : Nutrien Nutrition managemen


intake (1009) (1100)

Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi


Asuhan keperawatan makanan
selama 3 x 24 jam di
harapkan kebutuhan 2. Kolaborasi dengan
nutrien tercukupi dengan ahli gizi untuk
kriteria hasil : menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
- (100901)
yang dibutuhkan
cairan intake
pasien
- (100902)
protein intake
3. Anjurkan pasien
- (100903) fat
untuk meningkatkan
intake
- (100904) intake Fe
carbohiydrat intake
- (100905) 4. Anjurkan pasien
vitamin intake untuk meningkatkan
- (100906)
protein dan vitamin
mineral intake
C
- (100907)
iron intake
5. Berikan Substansi
- (100908)
gula
calcium intake

6. Berikan makanan
yang terpilih (sudah
Keterangan penilaian NOC dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
1 = Tidak pernah
menunjukan 7. Ajarkan pasien
bagaimana menbuat
2 = Jarang menunjukan
catatan makanan
harian
3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan

d. Implementasi
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi
adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, penguasaan keterampilan inter personal, intelektual dan
teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.

e. Evaluasi
Menurut Asmadi (2008. Hal: 178) Evaluasi adalah tahap akhir
dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis
dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasil,
klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebalinya, kajian
ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditunjukkan untuk :
a. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai
tujuan.
b. Menetukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau
belum.
c. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatab belum
tercapai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi lambung dan
gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis. Berdasarkan beberapa
pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis
merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut maupun kronis.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi
oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit
dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat
menyebabkan gastritis, gejala dan tanda tanda penyakit ini sama antara
satu dengan yang lainnya.

B. Saran
Setiap orang hendaknya mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
untuk mencegah penyakit gastritis. Selektif dalam memilih makanan,
karena tidak semua jenis makanan aman atau sehat untuk dikonsumsi,
membiasakan pola hidup serta pola pikir yang sehat, untuk menghindari
stres dan olahraga teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC


Broker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan.Alih bahasa Andry H dkk editor
bahasa Indonesia Estu Tiar. Jakarta :EGC

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Nu Med

Price, Sylvia A. Wilson, L. M.. Patofisiologi Konsep Proses Penyakit, edisi 4,


Alih

Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Priyanto, Agus & Lestari, Sri. 2008. Endoskopi Gastrointestina. Jakarta:


Salemba Medika

Rona, dkk. 2011. Hubungan Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis pada
Pasien di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center
(UMC). Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang.

Suratun dan Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. TIM. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai