Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mitha Adriyani

NPM : 1406568311
Kelas : Praktikum Pelayanan Kefarmasian B2
Narasumber : Dr. Dra. Rina Mutiara, M.Pharm., Apt.

1. Materi apa yang saudara dapatkan selama kuliah tamu?


Materi yang pertama adalah mengenai penyiapan dan penanganan obat sitostatika yang
baik dan benar.
Safe Handling Obat Sitostatika
Kanker merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kanker yaitu genetik, bahan kimia, virus, dan sebagainya. Kanker bahkan bisa
disebabkan oleh penggunaan obat-obat kanker itu sendiri. Sel kanker akan memberikan
gejala-gejala kanker ketika jumlah sel kanker tubuh mencapai angka 109 (satu milyar). Oleh
karena itu, gejala kanker seringkali terlihat bertahun-tahun setelah paparan zat-zat penyebab
kanker.
Terapi kanker dapat dilakukan dengan memberikan kemoterapi kepada pasien kanker,
yaitu memberikan obat sitostatika yang sesuai dengan tipe kanker pasien. Pemilihan obat
sitostatika berdasarkan kepada mekanisme kerja dan reseptor tujuan dari obat tersebut.
Pemberian obat sitostatika juga harus digunakan pada dosis optimal dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, yaitu diberikan dengan interval yang konsisten. Obat
sitostatika pada umumnya diberikan secara kombinasi, oleh karena itu pemberian harus
dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor penting agar kemoterapi yang diberikan
memberikan efek yang baik pada pasien.
Dosis obat kemoterapi berbeda untuk setiap orang, karena dosis ditentukan dengan
luas permukaan tubuh tiap individu. Selain itu, kondisi pasien harus diketahui secara jelas
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika diberikan kemoterapi. Efek samping
dari kemoterapi juga harus di-monitoring dengan baik.
Seorang apoteker, harus mengetahui cara membuat dan menangani obat sitostatika
dengan baik dan benar. Penanganan obat-obat ini harus dilakukan sesuai dengan SOP yang
telah ditentukan. Karena bila tidak mengikuti SOP, apoteker yang menyiapkan obat
sitostatika berisiko untuk terpapar berbagai kondisi yang disebabkan oleh obat sitostatika,
seperti kemandulan, gangguan fungsi organ, kanker, dan sebagainya.
Penyiapan obat sitostatika disiapkan dalam Laminair Air Flow (LAF) kelas II atau
Biological Safety Cabinet (BSC). Limbah dari obat sitostatika juga harus dipisah dari limbah
lain dan diberikan penandaan yang jelas, yaitu diberi label ungu, baik pada limbah maupun
pada obat jadi. Penyiapan obat ini harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara
lengkap. APD juga perlu digunakan ketika pemberian obat sitostatika pada pasien, baik
bentuk parenteral atau pun oral.
Obat sitostatika bersifat iritan dan berbahaya, oleh karena itu apoteker dan petugas
kesehatan lain harus berhati-hati dalam menangani obat sitostatika. Upaya dalam menjaga
keselamatan dan keamanan petugas kesehatan yang menangani obat sitostatika adalah
dengan melakukan monitoring kesehatan. Petugas yang diperbolehkan bekerja menangani
obat ini adalah petugas yang telah terlatih.

Materi kedua adalah mengenai pelayanan nutrisi parenteral.


Pelayanan Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi yang diberikan melalui rute intravena
untuk menjaga atau memperahankan kebutuhan nutisi pasien. Nutrisi yang dibutuhkan
terbagi menjadi dua jenis, yaitu makronutrien, merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan
tubuh, dan mikronutrien, seperti elektrolit, vitamin, dan mineral.
Penyiapan nutrisi parenteral dilakukan dengan melakukan pencampuran nutrien. Jenis
pencampuran yang dilakukan ada dua, yaitu Total Nutrient Admixture (TNA) atau 3-in-1
dan 2-in-1 solution. Pada jenis pencampuran 3-in-1, terdiri atas dekstrosa, asam amino, dan
additives. Sementara, pada jenis 2-in-1, terdiri atas dekstrosa dan asam amino. Pembuatan
nutrisi parenteral dilakukan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Limbah dari
penyiapan nutrisi parenteral dibuang ke dalam wadah pembuangan khusus.
Kandungan nutrisi parenteral disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu, sehingga
pada umumnya nutrisi parenteral ini dibuat sendiri sesuai dengan kondisi pasien yang
membutuhkan. Total Parenteral Nutrition (TNP) dapat diberikan melalui dua rute, yaitu
perifer dan sentral. Pemberian secara sentral (Central Parenteral Nutrition/CPN) dilakukan
kepada pasien yang membutuhkan TNP dalam jangka waktu panjang, seperti pasien yang
berada di ICU, dan sebagainya. Lalu, CPN juga diberikan ketika pembuluh darah perifer
pada pasien sulit ditemukan. Sementara itu, Peripheral Parenteral Nutrition (PPN)
diberikan kepada pasien yang membutuhkan TNP dalam jangka waktu pendek, dan hanya
membutuhkan TNP dalam volume kecil. Penyimpanan dan stabilitas dari TNP harus
diperhatikan.
Pemberian TNP perlu dilakukan monitoring, untuk menghindari infeksi dan hal lain
yang tidak diinginkan kepada pasien. Setelah melakukan monitoring, apoteker perlu
melakukan evaluasi. Hasil evaluasi dapat dijadikan bahan rekomendasi dan saran kepada
Dokter dan Tim Terapi Gizi.

2. Apakah materi tersebut baru saudara dapatkan atau sudah pernah diperoleh? Jika
sudah pernah, jelaskan materi yang pernah diperoleh.
Sudah pernah, namun tidak selengkap yang diberikan pada kuliah tamu kali ini. Materi yang
pernah didapatkan adalah mengenai jenis-jenis obat sitostatika, penyiapan, dan pembuatan
yang baik dan benar, juga penyiapan nutrisi parenteral. Keduanya didapatkan di mata kuliah
Obat Infeksi, Keganasan, dan Imunodefisiensi, serta mata kuliah Sediaan Steril dan Teknik
Aseptic Dispensing.

3. Apakah manfaat yang saudara dapatkan dari kuliah tamu?


Menambah wawasan akan penanganan obat sitostatika yang baik dan benar, pentingnya
keamanan dan keselamatan pasien juga petugas kesehatan dalam penanganan obat
sitostatika, dan berbagai hal penting lain akan obat sitostatika. Selain itu, kuliah tamu ini
juga menambah wawasan mengenai peran apoteker dalam penyiapan dan pemberian nutrisi
parenteral kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai