Anda di halaman 1dari 3

1.

Distilasi (Penyulingan), ada beberapa jenis distilasi :


Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu
campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau
berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat
dua jenis penyulingan yaitu :

a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling
bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air
maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang
diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap langsung.

b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk
satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode
yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.

2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :


a. Maserasi
b. Enfleurage
c. Pelarut mudah menguap
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
Keterangan :
A. PENYULINGAN/DESTILASI AIR (PEREBUSAN)
Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air
mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atau
terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air
dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini disebut juga metode perebusan. Ketika
bahan direbus, minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui
kondensor untuk dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus.
Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar, bunga-bunga jeruk.
Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah 1 atmosfir sehingga air bisa mendidih pada
suhu yang lebih rendah dari 100oC. Biasanya dilakukan bila bahan atau minyak atsiri rentan
terhadap suhu. Contoh : neroli.
B. PENYULINGAN/DESTILASI UAP DAN AIR (PENGUKUSAN)
Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang kontruksinya hampir sama
dengan dandang pegukus, sehingga metode ini disebut juga pengukusan. Air dididihkan pada bagian
bawah alat . Minyak atsiri akan ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke kondensor. Alat
yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling pengukus. Temperatur steam harus dikontrol
agar hanya cukup untuk memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap
yang dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu distilasi bisa lebih cepat
mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri. Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mutu
yang tinggi.
C. PENYULINGAN/DESTILASI UAP LANGSUNG
Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap. Uap yang dihasilkan lazimnya
memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Uap yang dihasilkan kemudian
dialirkan kedalam alat penyulingan sehingga minyak atsiri akan enguap terbawa oleh aliran uap air
yang dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi. Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat
suling uap langsung.
Pada dasarnya ridak ada perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun
pemilihan tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama
penyulingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrodestilasi adalah :
1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput tanaman yang disebut
hidrodifusi.
2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri.
3. Peruraian terjadi oleh panas.
a. Kohobasi
Sistem kohobasi adalah proses penyulingan yang diulang kembali, artinya air keluaran sisa ini
dimasukkan ke ketel lagi untuk diproses ulang menjadi kukus, kemudian kukus dilewatkan pipa ke
tabung destilasi. Dalam tabung destilasi kontak dengan bahan baku menghasilkan kukus air dan
minyak atsiri, kemudian dipisahkan oleh separator menghasilkan minyak atsiri dan air limbah
(sisa).
Bila rose oil dipungut dengan cara water distillation, maka phenyl ethyl alcohol yang dikandungnya
akan larut dalam air. Senyawa ini tidak ikut bersama minyak atsiri. Bau minyak atsiri menjadi
berbeda disebut incomplete oil . Untuk mendapatkan minyak atsiri yang lengkap (complete oil),
phenyl ethyl alcohol dipisahkan dari air dengan cara distilasi kemudian ditambahkan ke dalam
incomplete oil dengan perbandingan yang tepat. Rose oil yang lengkap ini disebut Rose Otto.
f. Rektifikasi
Bila essential oil hasil distilasi mengandung impurities (pengotor), dapat dimurnikan dengan re-
distilasi memakai steam atau vacuum. Pemurnian dengan cara ini disebut rectification. Ct.
eucalyptus oil, dijual sbg double distilled.
g. Destilasi Fraksinasi
Proses distilasi normal, tetapi minyak atsiri dikumpulkan secara batch (menurut fraksinya).
Contohnya Ylang-ylang.

Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan ekstraksi, bahan-bahan minyak atsiri yang akan
diambil minyaknya di tambahkan dengan bahan atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat
minyak yang terdapat dalam bahan atsiri. Zat solven yang bercampur dengan minyak atsiri tersebut
selanjutnya akan dipisahkan untuk diambil minyak atsirinya.
Ekstraksi pelarut untuk memungut minyak atsiri, tidak hanya memakai chemical solvent seperti
hexan, tetapi juga dengan solven padat misalnya fat/ solid oil. Selain itu bisa juga dengan CO2.
Ekstraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak atsiri yang sangat
rendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile. Dengan tipe proses seperti ini senyawa non
volatil misalnya waxe dan pigmen ikut terekstraksi.
a. Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas)
Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang mengandung
minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap minyak atsiri. Minyak yang mengandung
minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan penyaringan atau dekanter.
b. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)
Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan yang tidak berbau
dan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup. Minyak
atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh
dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri
ini disebut Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan
cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan memerlukan tenaga yang
cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini contohnya tuberose dan jasmine.

c. Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)


Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum eter, atau benzen.
Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa menyebabkan kanker). Minyak
atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri
banyak yang dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk
aroma terapi?? Karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6
20%. Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut
concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan solvennya. Bila alkohol
diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak
untuk skin care. Contoh tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus,
tuberose.

d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2


Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO2
menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200 atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau
cair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat
singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan
minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal.

Anda mungkin juga menyukai