1311311070
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan
famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus (infodatin, 2016). Penyakit DBD
dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah
DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100
dan Pasifik Barat memiliki anggka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus
di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus
ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan
terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan
DBD berat.
Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD dan
menglami epidemic sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan banyaknya
genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitas penduduk yang
demam berdarah dengue. Indonesia termasuk dalam salah satu Negara yang
endemic demam berdarah dengue karena jumlah penderitanya yang terus menurus
pertama kali di Surabaya pada tahun 1968 dimana sebanyak 58 orang terinfeksi
dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak
71.668 orang mengalami kasus DBD dan 641 diantaranya meninggal dunia.
Angka Incidence Rate (IR) penyakit DBD dari tahun 1968 sampai saat ini
cendering terus meningkat, kemudian dari tahun 2010-2011 menurun drastic dan
meningkat kembali dari tahun 2012 ke 2013 yaitu 41,25 per 100.000 penduduk.
Tiga provinsi dengan IR tertinggi adalah bali, DKI Jakarta dan Kalimantan timur.
Sedangkan angka Case Fatality Rate (CFR) DBD pada awalnya sangat tinggi.
CFR dari tahun ke tahun di tekan mulai dari 41,4% pada tahun 1968 lalu mulai
Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi
peningkatan kasus pada tahun 2015. Target Renstra Kementerian Kesehatan
untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar < 49 per 100.000 penduduk,
iklim serta musim pancaroba yang cenderung menambah jumlah habitat vector
betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat
penampungan air lainnya (suhendro dkk, 2006) kondisi ini diperburuk dengan
yang baik pula (Sutaryo, 2006). Namun, kendala yang masih sering terjadi di
genangan air (Sungkar dkk, 2010). Penelitian yang dilakukan Purwo Atmodjo
wilayah endemis dan non endemis. Hal ini disebabkan karena masyarakat yang
tinggal di wilayah endemis lebih tahu dan lebih mudah mendapat informasi, dan
DBD.
tinggi dan dataran rendah memiliki perbedaran tinggkat pengetahuan sikap dan
Daerah Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang Tinggi Dengan Rendah
B. Perumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga
2. Tujuan Khusus
2017.
2017.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi keperawatan
anak
5. Bagi keluarga