75 Tahun 2017
Tentang Komite Sekolah dan
Kebijakan Saber Pungli
Bahan Diskusi
Disampaikan dalam Kegiatan Bimtek Program Penguatan
Pendidikan Karakter Bagi Kepala Sekolah Tahun 2017
Kota Malang
Tanggal 25 April 2017
Oleh : MASRUL LATIF, SIP. M.Si., QIA, CFRA.
Auditor Madya pada Inspektorat Jenderal Kemendikbud.
I N S P E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N DA N K E B U DAYA A N
MARAKNYA KASUS OTT PUNGLI DI
SEKOLAH
1. (Merdeka.com LM), Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 6 Mataram, ditahan Polda NTB
dalam kasus dugaan pungutan liar (pungli) kegiatan persiapan
UNBK
2. (news.detik.com/berita) Oknum kepsek dan guru di Jayapura
tertangkap basah melakukan praktik pungli kepada
siswa di sekolah negeri ..
3. makassar.tribunnews.com/2017/02/24/breaking-news- :
Kepala SMAN 5 Makassar Ditahan di Lapas Klas 1 Makassar
ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan
pungli di sekolah.
2
LATAR BELAKANG REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Kepmendiknas Nomor 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sudah tidak
relevan karena tidak mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (masih berdasarkan
UU Sisdiknas sebelumnya: UU Nomor 2 Tahun 1989 yang telah dicabut) dan PP Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu contoh norma yang sudah
tidak relevan adalah komponen keanggotaan Komite Sekolah masih memasukkan unsur Guru dari
sekolah yang bersangkutan.
2. Optimalisasi tugas dan fungsi Komite Sekolah
3. Menghindari praktik pungli (pungutan liar) baik yang dilakukan Sekolah maupun Komite Sekolah
4. Melindungi masyarakat yang kurang mampu
5. Perlunya transparansi alokasi anggaran dari Pemda/Pemerintah Pusat kepada sekolah dan
akuntablitas pertanggungjawaban penggalangan dana oleh Komite Sekolah.
6. Tujuan: Revitalisasi Komite Sekolah dengan Prinsip Gotong Royong
FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PASAL 2 & 3]
SIFAT (SYARAT Disepakati para Sukarela, dan tidak Wajib, mengikat, serta
pihak mengikat satuan jumlah dan jangka waktu
DAN
pendidikan pemungutannya
KETENTUAN) ditentukan
a. Perusahaan rokok dan/atau 1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar,
lembaga yang menggunakan pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di Sekolah
merk dagang, logo, semboyan,
2. Melakukan pungutan kepada siswa & orangtua siswa
dan/atau warna yang
diasosiasikan sbg ciri khas 3. Mencederai integritas evaluasi hasil belajar siswa
perusahaan rokok 4. Mencederai integritas seleksi pada PPDB
b. Perusahaan minuman 5. Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas
beralkohol dan/atau lembaga 6. Mengambil/mensiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan
yang menggunakan merk dagang, kedudukan
logo, semboyan, dan/atau warna
7. Memanfaatkan asset Sekolah untuk kepentingan
yang diasosiasikan sbg ciri khas
perusahaan beralkohol pribadi/kelompok diluar untuk urusan Sekolah
c. Partai politik. 8. Melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah
9. Mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan & tusi
KS
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA
A. UMUM
SK Pengangkatan Komite Sekolah
Profil Pengurus Komite Sekolah
Pasal 14:
Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka
waktu 1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).
1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat Komite Sekolah.
2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang dapat dipungut dan yang
tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.
3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-undangan termasuk PP
Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak memungut dari peserta didik
atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis dan tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik
untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
5. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang telah melaksanakan
penggalangan dana sesuai dengan peraturan perundang-undangan tidak terkena Tim Saber Pungli maupun
penegak hukum lainnya.
TANTANGAN REVITALISASI KOMITE SEKOLAH
1. Keterlibatan aktif peran anggota KS dan Orang tua/wali
2. Peran Dinas Pendidikan untuk :
a. Memastikan adanya Komite Sekolah ada di setiap Sekolah.
b. mencegah adanya Pungli berkedok sumbangan dan memberatkan orang tua.
c. melakukan pengawasan pada saat memasuki tahun ajaran baru (mulai bulan 5-7) agar jangan ada
pungutan oleh sekolah dan sumbangan oleh KS kepada org tua/wali
3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun maka sebaiknya Perda yang mengatur
penetapan APBS (Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah) untuk menetapkan iuran wajib (pungutan) oleh
Sekolah, dengan mengatur antara lain :
a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;
b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan kemampuan wali siswa untuk SMA/SMK
c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk mencermati bahwa APBS tersebut tidak
membebani orang tua/wali siswa.
d. APBS wajib disosialisasikan kepada seluruh orang tua/wali siswa.
Dasar Hukum Saber Pungli
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
17
PERPRES NO 87/2016
K/L/D
1. Koordinasi dan sinergi
BPKP 2. Quality Assurance
TUGAS FUNGSI
INTELIJEN;
MELAKSANAKAN PEMBERANTASAN
PENCEGAHAN;
PUNGUTAN LIAR SECARA EFEKTIF DAN
PENINDAKAN; DAN
EFISIEN DENGAN MENGOPTIMALKAN
YUSTISI.
PEMANFAATAN PERSONIL, SATUAN
KERJA DAN SARANA PRASARANA, BAIK SASARAN
YANG BERADA DI KEMENTERIAN/
SENTRA PELAYANAN PUBLIK DI
LEMBAGA MAUPUN PEMERINTAH KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA
DAERAH.
19
STRATEGI CEGAH & BERANTAS PUNGLI
STRATEGI PRE EMTIF (PEMBINAAN)
MEMBANGUN BUDAYA ANTI PUNGLI BAIK MASY, APARATUR MAUPUN PENGUSAHA
MENIGKATKAN SOSIALISASI KEPADA MASY DLM GERAKAN NASIONAL
PEMBERANTASAN PUNGLI, PEMDA BEBAS DARI PUNGLI
STRATEGI PENCEGAHAN
MELAKSANAKAN PEMETAAN RAWAN PUNGLI DI SETIAP K/L & PEMDA
MENGOPTIMALKAN FUNGSI SAT WAS INTERNAL BAIK WAS MELEKAT WAS
FUNGSIONAL INTERN DGN JADWAL & PRIORITAS YG TERARAH
MENGOPTIMALKAN SISTEM PELAYANAN PUBLIK YG PRIMA BERBASIS TEKNOLOGI &
INFORMASI
STRATEGI REPRESIF (PENEGAKAN HUKUM)
MENINDAK TEGAS THDP OKNUM APARAT PENYELENGGARA NEGARA/PEGAWAI
NEGERI, MASY YG TERLIBAT DLM PUNGUTAN LIAR SESUAI KETENTUAN PER UU YG
BERLAKU
20
STRUKTUR ORGANISASI UPP K/L
SEKRETARIAT
UNIT
PEMBERANTASAN
PUNGLI PD KANWIL
STRUKTUR DISESUAIKAN DGN K/L
Faktor penyebab seseorang melakukan pungli
1. Penyalahgunaan wewenang, Jabatan atau kewenangan
seseorang;
2. Faktor mental, karakter atau kelakuan dari pada seseorang;
3. Faktor ekonomi. Penghasilan yang bisa dikatakan tidak
mencukupi kebutuhan hidup tidak sebanding dengan
tugas/jabatan;
4. Faktor kultural & Budaya Organisasi. Budaya yang berjalan terus
menerus sebagai hal biasa;
5. Terbatasnya sumber daya manusia;
6. Lemahnya sistem kontrol dan pengawasan oleh atasan.
22
7 SEKTOR PELAYANAN PUBLIK YG RAWAN PUNGLI
(Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri)
1. Sektor perizinan;
2. Sektor pendidikan;
3. Hibah dan bantuan sosial (bansos);
4. Kepegawaian;
5. Dana desa;
6. Pengadaan barang dan jasa serta;
7. Peradilan.
Sektor perizinan dan hibah bantuan sosial yang paling
rawan pungli karena langsung bersentuhan dengan
publik. Di seluruh Kementerian/Lembaga di Pusat,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah diharuskan
untuk membentuk Tim Pemberantasan Pungli. (amanah
dari Presiden R.I. Joko Widodo)
23
KEWENANGAN APIP DALAM MENYIKAPI PENYIMPANGAN
PP. No. 48 Tahun 2008 Tentang UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
atas UU No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan
Pendanaan Pendidikan Tindak Pidana Korupsi (pasal 12 huruf e).
Permendikbud No. 44 Tahun
2012 Tentang Pungutan dan Pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang dengan maksud menguntungkan diri
Sumbangan di Satuan sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
Pendidikan Dasar. atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
Permendikbud No. 75 Tahun memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran
2016 Tentang Komite Sekolah dengan potongan, atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;
Contoh Kasus 25
Mengacu pada SK Mendikbud dan SK Irjen dapat menggunakan kegiatan al :
1. Audit
2. Fact Finding
3. Monitoring
4. Pendampingan
5. Fasilitasi
6. Sidak dan Kunker
7. Forum Diskusi Terpumpun (FDT) dan
8. Pengawasan lainnya
AUDIT